BAB II
RANGKAIAN DIODE DAN PENYEARAH
2-1 Pendahuluan
Diode adalah merupakan saklar elektronik yang lidak dapat dikendalikan
(tidak terdapat sinyal kendali untuk menyalakan ataupun memadamkan).
Komponen tersebut dapat bereaksi tergantung pada tegangan dan arus dari
rangkaian yang menghubungkannya. Diode semikonduktor banyak
ditemukan dalam berbagai aplikasi bidang rekayasa elektronika dan elektrik,
disamping itu diode secara luas juga dipakai dalam rangkaian elektronika
daya untuk mengkonversi daya elektrik. Dalam bab ini beberapa rangkaian
diode yang sering digunakan dalam rangkaian elektronika daya untuk
pemrosesan daya (power processing). Deperkenalkan juga aplikasi diode
untuk konversi ac ke dc ( ac to dc convertion) atau yang dikenal dengan nama
penyearah (rectifiers), yaitu penyearah yang dapat meghasilkan tegangan
keluaran dc yang tetap. Dalam mempermudah analisisnya, diode selalu
dianggap ideal yang berarti waktu reverse recovery (t rrr r ) dan drop tegangan
maju (VD) diabaikan atau t rrr r = 0 dan VD = 0.
(2-1)
U R = Ri (2-2)
Dengan kondisi awal V CC (t =
= 0) = 0, solusi persamaan (2.1) (yang diturunkan
pada lampiran D. 1) menghasilkan arus muatan i adalah
(2-3)
keadaan tunak (steady-state) I s = V s /R. Jika saklar S1 dibuka, energi yang
2
tersimpan dalam induktor (=0,5Li ) akan ditransformasikan
ditr ansformasikan menjadi sebuah
tegangan balik yang tinggi melalui saklar dan diode. Energi tersebut akan
didisipasikan dalam bentuk percikan api melaui saklar, dan diode D 1 akan
rusak selama proses tersebut. Untuk mengatasi kondisi yang demikian pada
beban dipasangkan paralel sebuah diode yang dikenal sebagai freewhelling
diode seperti pada gambar 2-10a.
Catalan : Bila arus i pada gambar 2-1 a dan 2-2a menuju satu arah dan tidak
mengalami perubahan polaritas, diode tidak mempunyai pengaruh pada
operasi rangkaian.
Contoh 2-1
Sebuah rangkaian diode seperti ditunjukkan pada gambar 2-3a dengan R =
44Ω dan C = 0,1 µF . Kapasitor memiiiki tegangan awal, V0 = 220 V. Jika
saklar S1 ditutup pada t = 0, hitunglah (a) arus puncak diode, (b) energi yang
didisipasikan pada resistor R, dan (c) tegangan
t egangan kapasitor pada t = 2µs.
Solusi: Bentuk gelombang ditunjukkan pada gambar 2-3b.
(a) Persamaan (2-3) dapat digunakan dengan Vs = V0 dan arus
puncak diode Ip adalah
Dimana ω =
= 1 / dan arus puncak lp adalah
(2-15)
Laju peningkatan arus diperoleh dari persamaan (2-13) sebagai berikut
(2-16)
dan persamaan (2-16) laju peningkatan arus awal (pada t = 0) sebagai berikut
(2-17)
tegangan yang melalui kapasitor dapat diturunkan
dit urunkan sebagai berikut
(2-18)
Pada saat t =
= t 1 = π , arus diode i turun menjadi nol dan kapasitor terisi
menjadi 2VS. Bentuk gelombang tegangan vL dan arus I ditunjukkan pada
gambar 2-4b.
Contoh 2-2
Sebuah rangkaian diode dengan beban LC seperti ditunjukkan pada gambar
2- 5a dengan tegangan awal kapasitor V 0 = 220 V, kapasitansi C =
= 20µF. Dan
L = 80µ H .
induktansi L . Jika saklar S 1 ditutup pada t = 0, hitunglah (a) arus
puncak yang melaui diode, (b) waktu konduksi dari diode, dan (c) tegangan
kapasitor pada kondisi stedy slate.
Solusi: (a) Dengan menggunakan
menggunakan hukum Kirchhoff tegangan, kita dapat
dan arus i dengan kondisi awalnya i (t=0) = 0 dan v c (t=0) = -V0
diselesaikan menjadi
6
dimana ω = 1 / = 10 / = 25.000 rad / s Arus
puncak Ip adalah
(b) Pada t =
= t 1, = π , arus diode menjadi nol dan waktu
konduksi ti diode adalah
Sebuah rangkaian diode dengan beban RLC ditunjukkan pada gambar 2-6.
Ketika S1 ditutup pada t = 0, kila dapat menggunakan KVL untuk
menuliskan persamaan arus beban i sebagai berikut
(2-19)
Pada keadaan tunak, kapasitor terisi oleh tegangan sumber V s dan arus
dalam keadaan tunak adalah nol. Arus komponen paksa pada persamaan
(2-20) nol pula. Arus yang ada disebabkan komponen natural.
(2-22)
(2-23)
2-24
(2-25)
Solusi untuk arus, yang tergantung pada nilai α dan ω0, akan mengikuti salah
satu dari ketiga kemungkinan kasus dibawah ini.
Kasus 1. Jika a = α = ω0, maka akar-akarnya sama S1=S2, dan rangkaian
tersebut disebut critically damped Penyelesaiannya akan berbentuk
2-26
Kasus 2. Jika a > ω 0 , maka akar-akarnya riil dan rangkaian tersebut disebut
over- damped Penyelesaiannya
Penyelesaiannya akan berbentuk
2-27
Kasus 3. Jika a < ω 0, akar-akarnya kompleks dan rangkaian tersebut disebut
under damped. Akar-akarnya adalah
2-28
dengan ωr disebut ringing frequency (frekuensi resonansi teredam) dan
Solusi akan berbentuk
(2-29)
Yaitu sinyal sinusoidal yang teredam dan terpotong.
Catatan: konstanta A1 dan A2 dapat ditentukan dari kondisi awal rangkaian.
Perbandingan , biasanya disebut damping rasio,δ. Rangkaian
elektronika daya biasanya underdamped sehingga arus rangkaian mendekati
sinusiodal yang menyebabkan keluaran ac sinussoidal dan/atau dapat
memadamkan komponen semikonduktor daya.
Contoh 2-3
Sebuah rangkaian orde dua RLC seperti pada gambar 2-6 meniiliki sumber
tegangan Vs = 220 V, induktansi L = 2 mH, kapasitansi C = 0,05 µ F
F, dan
resistansi R = 160 Ω. Nilai awal tegangan kapasitor V 0 = 0, Jika saklar S1
ditutup pada t = 0, tentukan (a) persamaan arus i (t), (b) waktu konduksi
diode, (c) gambarkan sketsa arus i (t), (d) gunakan Pspice untuk memplot
arus I untuk R = 50 Ω, 160 Ω, dan 320 Ω.
3
Solusi: (a) dari persamaan (2-23), α = R/2L = 160X 10 (2X2) = 40.000
5
radd/s, dan dari persamaan (2-24), ω0 = 1 / = 10 rad/s
Bila saklar ditutup pada t=0, kapasitor memberikan impedansi yang rendah
dan induktor memberikan impedansi yang tinggi. Laju awal kenaikan arus
dibatasi hanya oleh induktor L. maka pada t=0, di/dt rangkaian adalah V /L.
s /L.
Maka
(d) Rangkaian untuk simulasi Pspice [3] ditunjukkan pada gambar 2-8.
Daftar file rangkaian sebagai berikut:
Jika saklar S1 pada gambar 2-2a ditutup pada saat t 1, arus mengalir pada
beban, dan bila saklar dibuka, diperlukan lintasan untuk arus pada beban
induktif. Hal ini biasanya dilakukan dengan memasangkan diode D m seperti
ditunjukkan pada gambar 2-1 0a, dan diode ini biasanya disebut diode
freewheeling. Operasi rangkaian dapat dibagi menjadi dua mode. Mode 1
dimulai ketika saklar ditutup pada t = 0, dan mode 2 dimulai ketika saklar
dibuka. Rangkaian ekivalen untuk mode-mode tersebut ditunjukkan pada
gambar 2-10b. i1 dan i2 didefinisikan berturut-turut sebagai arus sesaat untuk
mode 1 dan mode 2, t 1 dan t2 adalah waktu yang bersesuaian dengan
mode-mode tersebut.
adalah
-tRL
I 1 (t) = (1 – e ) (2-30)
Ketika saklar dibuka pada t = t1 (akhir dari mode ini), arus pada saat tersebut
menjadi
-tRL
I 1 (t) = i1 (t = t1) = (1 – e ) (2-31)
Bila waktu t1 cukup lama, arus mencapai pada keadaan tunak dan arus
keadaan tunak dari ls= Vs /R mengalir melalui beban.
beban.
Mode 2. Mode ini dimulai ketika saklar dibuka dan arus beban mengalir
melalui diode freewhweeling Dm. Dengan mendifinisikan ulang waktu mulai
awal pada permulaan mode, arus yang mengalir melalui diode freewhweeling
dan arus ini menurun secara eksponensial menuju nol pada t = t 2 menytakan
bahwa L/R. Bentuk gelombang arus ditunjukkan pada gambar 2-10c.
Contoh 2-4
Pada gambar 2-10a, resitansi diabaikan (R = 0), sumber tegangan adalah
Vs=220 V, dan induktansi beban L=220 µ H. (a) Gambarlah bentuk
gelombang arus beban dengan saklar ditutup selama waktu = 100 µs dan
kemudian dibuka. (b) Tentukan energi yang tersimpan dalam beban induktor.
: (a) Diagram rangkaian ditunjukkan pada gambar 3-11a dengan arus
awal nol. Bila saklar ditutup
dit utup pada t=0, arus beban meningkat secara linier dan
dituliskan sebagai berikut
Dan pada t = t 1,
(b) Bila saklar S1 dibuka pada saat t = t1, arus beban mulai mengalir melalui
Dm. Bila tidak ada elemen disipasi (resistansi) pada rangkaian, arus
beban akan tetap konstan pada I0=100 A dan energi yang tersimpang
2
pada induktor adalah 0,5 Li =l,l J. Bentuk gelombang arus ditunjukkan
pada gambar 2-11b.
Mode 1. Untuk mode ini saklar Si ditutup pada t = 0. Diode Dj terbias balik
(reverse biased) dan arus yang melui diode (arus
( arus sekunder) adalah ai1 = 0 dan
i2=0. Dengan menggunakan KVL pada gambar 2-13a untuk mode 1,
Vs=(VD-Vs)/a, dan ini memberikan tegangan balik pada diode
Mode ini berlaku untuk 0 ≤ / ≤ t1, dan berakhir ketika saklar dibuka pada t =
t1. Diakhir mode ini, arus primer menjadi
Mode 2. Selama mode ini saklar terbuka, tegangan pada induktor membalik,
sehingga diode D1 mengalami bias maju. Arus yang mengalir pada sekunder
trafo dan energi yang tersimpan pada induktor dikembalikan ke sumber.
Dengan menggunakan KVL dan dengan mendefinisikan waktu awal pada
permulaan mode ini, arus primer dinyatakan
din yatakan sebagai
Waktu konduksi dari diode D1 ditentukan dari kondisi i1 (t = t2) dari
persamaan (2- 40) yaitu
Mode 2 ini berlaku untuk 0 ≤ t ≤ t 2 . Pada akhir mode ini yaitu t = t 2, semua
energi yang tersimpan pada induktor Lm dikembalikan ke sumber.
Bermacam-macam bentuk gelombang arus dan tegangan ditunjukkan pada
gambar 2-13b untuk a = 10/6
Contoh 2-5
Untuk rangkaian pengembalian energi pada gambar 2-12a, induktansi
magnetik trafo Lm = 250 µH. N1=10, dan N2=100. Induktansi bocor dan
resistansi trafo diabaikan. Tegangansumber Vs=220 V dan tidak ada arus
awal pada rangkaian.
Dengan Vs dan Is adalah nilai rms tegangan dan arus sekunder trafo. Sekarang
dengan memperhatikan bentuk gelombang pada gambar 2-15, dengan v s
adalah tegangan masukan sinusiodal, ls arus masukan sesaat, dan i si adalah
komponen fundamentalnya.
Jika φ adalah sudut yang dibentuk antara komponen fundamental arus dan
Crest Factor CF, yang mesngukur arus masukan puncak I s (puncak) yang
dibandingkan
dibandingkan dengan nilai rms-nya 1s digunakan untuk menspesifikasi rating
arus puncak komponen dan divais. CF untuk arus masukan didefinisikan oleh
Catatan:
(a) Faktor harmonisa HF adalah ukuran distorsi bentuk gelombang dan biasanya
disebut Total Harmonic Dislorsion (THD).
(b) Bila arus masukan Is berupa sinusoidal murni, Is1 = Is dan faktor daya PF sama
Dari persamaan (2-42)., Pdc = (0,318Vm)2/R, dan dari persamaan (2-43), Pac
= (0,5Vm)2/R.
Nilai rms arus sekunder trafo sama dengan nilai rms arus beban
pada saat digunakan mengirim daya dari tegangan ac murni. Penyearah ini mempunyai
faktor ripple yang tinggi, 121%, efisiensi yang rendah, 40,5%, dan TUF yang buruk, 0,286.
Sebagai tambahan, bahwa pada trafo akan menglir arus dc sehingga menghasilkan masalah
kejenuhan pada
pada inti trafo.
Sekarang kita perhatikan rangkaian seperti pada gambar 2-14a dan dengan beban RL seperti
pada gambar 2-16a. Adanya beban induktif menyebabkan periode konduksi diode D1
bertambah hingga melebihi 180° sampai arus nya menjadi nol pada ω1 = µ + σ. Bentuk
gelombang arus dan tegangan ditunjukkan pada gambar 16b. Perlu di catat bahwa
teganganrata-rata
teganganrata-rata vi, induktor nol dan tegangan keluaran rat-rata adalah
(2-57)
akan meningkat. Pada t = t1 = µ / ω, arus diode Dj dipindahkan ke Dm . Proses ini disebut
komutasi pada diode. Bentuk gelombangnya ditunjukkan pada gambar 2-16c. Tergantung
pada konstante waktu beban, arus beban dapat tidak kontinyu. Arus beban I L menjadi tidak
kontinyu bila ada beban resistif dan akan kontinyu dengan beban induktif. Kekontinyuan
Bila keluaran dihubungkan dengan baterai, penyearah dapat digunakan sebagai pengisi
baterai (charger). Ini ditunjukkan pada gambar 2-17a. Untuk vs > E, diode D1 akan konduksi.
Sudut pada saat diode mulai konduksi dapat ditentukan melalui kondisi
Vmsinα = E
Yang menghasilkan
β = π - α
Arus pengisian iL seperti yang diperlihatkan pada gambar 2-17b, dapat ditentukan
Contob 2-7
Tegangan baterai pada gambar 2-17a adalah E = 12 V dan kapasitasnya adalah 100 Wh. Arus
pengisian rata-rata Idc = 5 A. Tegangan masukan primer Vp = 120 V, 60 Hz dan trafo memilki
perbandingan belitan n = 2 : 1. Hitungalah (a) sudut konduksi diode 8, (b) resistansi pembatas
arus, (c) rating daya resiatansi R PR> (d) waktu pengisian h dalam jam, (e) efisiensi penyearah
dan (f) tegangan balik puncak (PIV) diode.
Solusi: E = 12 V, Vp = 120 V, Vs = Vp/n = 120/2 = 60 V, dan V m = 1,414 x Vs 1,414 x 60 =
=
-1
84,85 V (a) Dari persamaan (2-58), a = sin ( 12/84,85) = 8,13° = 0,1419 rad. β = 180 - 8,13 =
2
atau I mt = V67,4 = 8,2 . Rating daya R adalah PK - 8,2 x 4,26 = 286,4 W.
mt
Contoh 2-8
Penyearah setengah gelombang satu fasa seperti pada gambar 2-14a dihubungkan dengan sumber V5
= 120 V, 60 Hz. Nyatakan tegangan keluaran sesaat viXt) dalam deret Fourier.
Solusi: Tegangan keluaran penyearah vL dapat dinyatakan dalam deret Fourier adalah sebagai berikut
gambar 2-18a. Tiap bagian setengah trafo terhubung dengan diode membentuk penyearah
setengah gelombang. Keluaran penyearah gelombang penuh ditunjukkan pada gambar 2-18b.
Karena tidak ada arus dc yang mengalir melaui trafo maka tidak ada masalah saturasi dc pada
inti trafo. Tegangan keluaran rat-rata adalah
Selain menggunakan trafo tap tengah, kita dapat menggunakan empat buah diode seperti pada
gambar 2-19a. Selama tegangan masukan mengalami
mengalami setengah siklus positif, daya disuplai ke
beban melaui D1 dan D2. Pada saat siklus negatif, diode D3 dan D4 yang akan konduksi. Bentuk
gelombang tegangan keluaran ditunjukkan pada gambar 2-19b yang serupa dengan gambar
2-18b. Tegangan balik puncak diode hanya Vm. Rangkaian ini dikenal sebagai penyearah
jembat
jembatan
an (bridge
(bridge rectifi
rectifier)
er),, da
dan
n umum
umumnya
nya banyak
banyak diguna
digunaka
kan
n dala
dalam
m apli
aplikas
kasii indus
industri.
tri.
Contoh 2-9
Bila penyearah pada gambar 2-18a memiliki beban resistif murni R, (a) tentukan et'isiensi, (b)
faktor bentuk, (c) faktcr ripple, fd) faktor guna trafo, (e) tegangan puncak balik (PIV) diode D u
CF arus masukan. Solusi: Dari persamaan (2-62), tegangan keluaran rata-rata adalah
2 2
Dari persamaan (2-42) Pdc = (0,6366Vm) /R, dan dari
dari p
persa
ersama
maan
an (2-43)
(2-43) Pac =(0,707Vm) /R
/R..
(c) Dari persamaan (2-48), faktor ripple RF = V1,11 -1 = 0,482 (48,2%)
2
Catatan : Unjuk kerja penyearah gelombang penuh lebih baik bila dibandingkan dengan penyearah
setengah gelombang.
Contoh 2-10
Penyearah seperti pada gambar 2-18a memiliki beban RL. Gunakan metode deret Fourier
untuk mendapatkan tegangan keluaran vL,(t). Solusi : Tegangan keluaran penyearah dapat
dinyatakan dengan deret Fourier (diulang pada lampiran E) sebagai brikut
Catatan : Keluaran penyearah gelombangpenuh hanya memiliki harmonisa genap dan harmonisa
kedua merupakan yang paling dominan yang memilki frekuensi 2f(=120 Hz). Tegangan
keluaran pada persamaan (2-63) dapat diturunkan dengan perkalian spektrum fungsi
saklaring (switching function), lihat lampiran C.
Contoh 2-11
Penyearah jembatan satu fasa yang mensuplai beban induktif yang sangat tinggi seperti
motor dc ditunjukkan pada gambar 2-20a. Perbandingan belitan trafo adalah 1. Beban
adalah motor sedemikian rupa hingga keluaran arus jangkar I a seperti ditunjukkan pada
gambar 2-20b. Tentukan (a) faktor harmonisa, HF arus masukan, dan (b) faktor daya
masukan, PF penyearah.
Solusi : Biasanya motor dc mengandung beban induktif yang tinggi dan berlaku sebagai
filter untuk mengurangi arus ripple beban.
(a) Bentuk gelombang arus dan tegangan masukan penyearah ditunjukkan pada gambar 2-20b.
(b) Sudut pergeseran φ = 0 dan faktor pergeseran DF = cos φ = 1. Dari persamaan (2-52),
ditambahkan untuk membentuk persamaan yang umum. Bila tegangan masukan Vs = VmSinωt =
-1
dengan impedansi beban Z = dan sudut impedansi beban φ = tan (ωL/R)
Kasus 1 : Arus beban kontinyu. Konstanta A| pada persamaan (2-35) dapat ditentukan melaltii
Dengan kondisi keadaan tunak, il.(ωt = 0)= il.( ωt = π), yaitu il .( ωt = 0 )= 1l, maka diperoleh nilai
I1 sebagai berikut
dan arus keluaran rms dapat ditentukan dengan menggabungkan arus rms tiap- tiap diode
β dapat ditentukan dari persamaan transendeltal ini melalui metode penyelesaian iterasi (cara
coba-coba) yang dibahas pada bab berikutnya. Dimulai saat β = 0, dan nilainya
nilai nya meningkat
perlahan-lahan
perlahan-lahan sampai bagian scbelah kiri persamaan
persamaan ini menjadi nol.
Arus rms diode dapat ditentukan dari persamaan (2-68) yaitu
Dapat diperliatikan dari gambar 2-22b bahwa arus yang mengalir pada belitan sekunder trafo
adalah searang dan mengandung komponen dc. Maka untuk menghilangkan komponen dc
pada bagian masukan trafo bagian kumparan primer harus dihubungkan secara delta. Hal ini
untuk mengurangi kandungan harmonisa pada jala-jala.
penyearah ke q diberikan
Contoh 2-13
Penyearah hubungan bintang fasa banyak memiliki beban resistif mumi yaitu R ohm.
Tentukan (a) efisiensi, (b) faktor daya, (c) faktor ripple, (d) faktor guna trafo, (e)
tegangan balik puncak (P1V) masing-masing diode, dan (f) arus puncak yang
mengalir pada diode bila penyearah menyalurkan arus Idc = 30 A pada tegangan
keluaran Vac = 140 V.
Solusi : Untuk penyearah tiga fasa q = 3 pada persamaan (2-69), (2-70) dan (2-71)
1. Dari persamaan (2-46), faktor bentuk FF = 0,84068/0,827 = 1,0165 atau 101,65%
2. Dari persamaan (2-48), faktor rippie RF = VU065 -1 = 0,1824 atau 81,245%
2
3. Dari persamaan (2 -56), tegangan rms sekunder trafo, V3 = 0,707Vm. Dari
4. Tegangan balik puncak tiap diode sama dengan nilai tegangan puncak sekunder
antar fasa. Tegangan antar fasa adalah V3 kali tegangan fasa
sehingga PIV = V3 Vra
Untuk q = 3, Id = 0,2757Im, arus rata-rata yang melalui tiap diode adalah Id = 30/3 = 10
A dan ini memberikan arus puncak lm = 36,27 A.
Contoh 2-14
5. Nyatakan tegangan keluaran penyearah q-fasa gambar 2-24a dan deret Fourier.
5. Bila q = 6. Vm = 170 V, dan frekuensi sumber f = 60 Hz, tentukan nilai rms dari
harmonisa yang dominan dan frekuensinya
Solusi:
(a) Bentuk gelombang untuk q-pulsa ditunjukkan pada gambar 2-24b dan frekuensi
keluaran adalah q kali komponen fundamental (qf). Untuk menentukan konstanta
SIN(A + B)
B) = SIN A
A COS B
COS B + COS A
COS A SIN B
B
dan
SIN(A - B)
B) - SIN A
A CO S B
COS B —
— COS A
COS A SIN B
B KITA DAPATKAN
Untuk penyearah dengan q pulsa per siklus, harmonisa tegangan keluarannya adalah yang
ke-q, 2q, 3q, 4q dan persamaan (2-73) berleku untuk n = 0, lq, 2a. 3a. Berlaku untuk n = 0,
1q, 2q, 3q. Bagian sin (nπ /q) = = sin π = 0 dan persamaan (2-73) meniadi
yang temyata sama dengan persamaan (2-69). Deret Fourier tegangan keluaran v L dinyatakan
sebagai
Harmonisa keenam merupakan harmonisa yang dominan. Nilai rms tegangan sinusoidal
adalah 1/ kali besar puncaknya dan rms harminisa keenam adalah V 6
6 =
0,9549Km x
Contoh 2-14 i
Sebuah penyearah
penyearah jembatan tiga fasa memiliki beban resistif R. Tentukan (a) efisiensi,
(b) faktor bentuk, (c) faktor ripple, ((d) faktor guna trafo, (e) tegangan balik puncak
(PIV) tiap diode, dan (f) arus puncak yan melalui diode bila penyearah mengirim = 60 A
pada tegangan keluaran Vdc = 280,7 V dan frekuensi sumber adalah 60 Hz. Solusi:
(a) Dari persamaan (2-77), Vdc = l,654Vm dan Idc = l,654Vra /R. Dari
Dari pers
persam
amaa
aan
n (2-78
(2-78),
),
2
Vrms = l,6554Vm dan Ims = l,6554V
l, 6554Vm /R. Dari
Dari persa
persama
maan
an (2-
(2-42
42),
), Pdc = (l,654Vm) /R,
2
dan darai persamaan (2-43), Pac = (l,6554Vm) /R dan
dan dari
dari persa
persama
maan
an (2-44
(2-44))
diperoleh efisiensi
(d) Dari persamaan (2-57), tegangan rms sekunder trafo, Vs = 0,707 Vm Dari
persamaan (2-80), arus rms sekunder trafo,
(e) Dari persamaan (2-77), tegangan fasa (line to read ) puncak adalah Vm = 280,7/1,654 =
169,7 V. Tegangan balik puncak tiap diode sama dengan nilai tegangan puncak saluran
(line to line) sekunder, PIV = Vm = x 169,7 = 293,9 V.
Arus rata-rata yang melalui tiap diode adalah Id = 60/3 = 20 A, maka arus puncak adalah
Im = 20/0,3183 = 62,83 A.
Catatan :Penyearah ini mempunyai kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan
penyearah fasa banyak yang ditunjukkan pada gambar 2-24 dengan enam pulsa.
2-12 Penyearah Jembatan Tiga Fasa Dengan Beban RL
Persamaan yang diturunkan pada bagian 2-9 dapat digunkan untuk menentukan arus
beban
Dan arus keluaran rms dapat ditentukan dengan menggabungkan arus rms tiap-tiap
diode
Pada penurunan tegangan keluaran dan kriteria kinerja penyearah, diasumsikan| bahwa
sumber tidak memiliki
memiliki induktansi dan resistansi. Akan tetapi pada trafo dan sumbernya
sumbernya
selalu ada dan kineija penyearah berubah secara langsung. Akibat adanya induktansi
pada sumber,
sumber, yang lebih penting dibandingkan
dibandingkan dengan resistansi, dapat dijelaskan
berdasarkan gambar 2-26.
Diode dengan tegangan positif akan konduksi. Bila kita perhatikan pada titik cot = n
dengan Vac dan Vbc sama seperti ditunjukkan pada gambar 2-26. Arus 1dc & masih
mengalir melalui diode D1. Karena induktansi L1, arus tidak dapat turun menjadi nol
secara tiba-tiba dan transfer arus tidak dapat beijalan sesaat. Arus iai berkurang,
menghasilkan tegangan terinduksi pada L1 yaitu Vli dan tegangan keluaran menjadi v1
= Vac + Vu- Pada saat yang sama arus yang melalui diode D1, D3 meningkat dari nol,
menginduksikan tegangan yang sama melaui L2 yaitu l1 dan tegangan keluaran
menjadi Vl = VbC - VL2. Hasilnya adalah tegangan anoda diode D1 dan D3 menjadi
sama. Dan kedua diode konduksi uniuk periode tertentu yang disebut dengan sudut
komutasi (atau overlap) π Pemindahan arus dari satu diode ke diode yang lain disebut
Pengaruh overlap ini mengurangi tegangan keluaran rata-rata dari konverter. Tegangan
pada L2 adalah
Dengan mengasumsikan kenaikan arus i meningkat secara linier dari 0 ke Idc (atau
dan ini diulang sebanyak enam kali untuk penyearah jembatan tiga fasa. Dengan
menggunakan persamaan (2-86) pengurangan tegangan rata-rata karena induktansi
komutasi adalah
Jika semua induktansi bernilai sama dan Lc = Li = L2 = L:„ Persamaan (2-87)J menjadi
Contoh 2-16
Sebuah penyearah jembatan tiga fasa disuplai dari sumber 208 V, 60 Hz yang;
terhubung bintang. Arus beban rata-rata adalah 60 A dan tidak memilikij ripple.
Hitung presentasi reduksi tegangan keluaran karena komutasi bila induktansi saluran
tiap fasanya adalah 0,5 mH.
Solusi: Lc = 0,5 mH, Vs = 208/3 = 120 V, f = 60 Hz, l dc = 60 A, dan Vm= V2 x 120 =
169,7 V. Dari persamaan (2-77), Vdc = 1,654 x 169,7 = 280,7 Vdc Persamaan (2-89)
memberikan reduksi tegangan keluaran,
s
V x = 6x60x0,5 x 10 - x 60 = 10,%V atau 10,8 x 100/280.7 = 3,85%
dan tegangan keluaran efektif adalah (280,7 - 10,8) = 266,9 V
Contoh 2-17
Diode pada penyearah gelombang penuh satu fasa pada gambar 2-19a memilki waktu
pemulihan balik (reverse recovery time) trr = 50 µs dan tegangan masukan rms Vs =
Rever
Reverse
se recove
recovery time akan mempengaruhi tegangan keluaran penyearah. Pada penyearah
ry time
gelombang penuh pada garnbar 2-19a, diode D1 tidak padam pada ωt = π , dan akan terus
/ ω + tn. Hasil dari reverse recovery time, tegangan keluaran rata-rata
konduksi hingga t = π
akan berkurang dan bentuk gelombang tegangan keluaran seperti pada gambar 2-27.
adalah
(a) Untuk trr = 50 µs dan f s = 2000 Hz, reduksi tegangan keluaran
keluaran rata-rata
Catalan : trr memilki pengaruh yang sangat penting untuk sumber frekuensi tinggi dan untuk