Anda di halaman 1dari 26

TEKNIK KOMUTASI THYRISTOR

A. Tujuan Umum :

1. Memahami tentang beberapa teknik komutasi dengan thyristor

B. Tujuan Khusus :

1. Mengetahui pengertian/definisi teknik komutasi dengan thyristor


2. Mengetahui prinsip kerja dan cara kerja masing-masing rangkaian
komutasi
3. Menggambarkan bentuk gelombang tegangan masing-masing
komutasi
4. menghitung parameter masing-masing komutasi
5. Merancang suatu bentuk rangkaian komutasi

C. Teori Dasar :

1 Pengertian dan Definisi Teknik Komutasi dengan Thyristor

Komutasi adalah proses untuk membuat thyristor off yang biasanya dicapai
dengan mengalirkan arus kebagian lain dari rangkaian. Begitu thyristor di-
onkan dan kebutuhan output telah terpenuhi, thyristor kemudian di-offkan.
Rangkaian komutasi biasanya memerlukan komponen tambahan lain untuk
menjadikan turn-off.
Terdapat beberapa teknik untuk meng-komutasi thyristor yang
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

1. Komutasi alami (natural commutation)

2. Komutasi paksa (forced commutation)

2 -1
Komutasi Alami

Dengan tegangan sumber ac, tegangan balik negative akan muncul sepanjang
thyristor. Ini menyebabkan devais menjadi off. Komutasi alami biasa juga dikenal
dengan line commutation.

Gambar rangkaian komutasi natural dan bentuk gelombangnya dapat dilihat pada
gambar 2.1 a) dan b). dengan sudut delay   0 .

Aplikasi :

Kontroller tegangan ac, penyearah phasa terkendali, cylokonverter..

Gambar 2.1 a) Rangkaian dan b) gelombang tegangan masukan - keluaran dan arus

keluaran untuk sudut tunda   0 o komutasi alami

Komutasi Paksa

Beberapa thyristor yang dimanfaatkan untuk rangkaian tertentu menggunakan


sumber dc sehingga thyristor tidak dapat mencapai off. Untuk memaksa arus
forward thyristor menjadi nol adalah dengan menambahkan rangkaian komutasi
agar thyristor menjadi off.

2 -2
Aplikasi :

Digunakan pada converter dc-dc (chopper) dan converter dc-ac (inverter)

Komutasi dibagi menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Self Commutation

2. Impulse Commutation

3. Resonant Pulse Commutation

4. Complementary Commutation

5. External Pulse Commutation

6. Load-side Commutation

7. Line-side Commutation

Pembagian didasarkan pada pengaturan komponen rangkaian komutasi dan pada


perilaku arus thyristor yang dipaksa berharga nol.

Self Commutation

Tipe komutasi ini akan meng-offkan thyristor melalui karakteristik natural


rangkaian. Untuk prinsip kerja dapat dilihat berdasarkan gambar 2.2.

Prinsip Kerja :

Dari gambar 2.2 dapat dianalisa bahwa asumsi kapasitor mula-mula kosong.
Ketika thyristor T1 di-onkan, arus pengisian kapasitor diberikan oleh :

di 1
Vs  VL  VC  L  i dt  VC t  0 
 (2-1)
dt C

Dengan VC t  0  =0 dan i  t  0   0 maka :

C
i(t)  Vs sin m t (2-2)
L

Tegangan kapasitor :

2 -3
VC (t)  Vs 1  cos  m t  (2-3)

m  1 / LC (2-4)

Setelah waktu t = to =  LC , arus pengisian menjadi nol dan thyristor

menjadi off. Ketika thyristor T1 fire, terdapat delay sebesar to sebelum T1 di-
offkan lagi.

to = waktu komutasi rangkaian

Ketika arus rangkaian menjadi nol, kapasitor diisi menjadi 2 Vs

Jika kapasitor diasumsikan memiliki tegangan awal –Vo, ketika T1 di trigger


arus yang mengalir melalui rangkaian adalah :

di 1
L  i dt  VC t  0   0
 (2-5)
dt C

Dengan VC t  0  = -Vo dan i  t  0   0 maka :

C
i(t)  Vo sin m t (2-6)
L

Tegangan kapasitor :

VC (t)   Vo cos  m t  (2-7)

Setelah t = tr = to =  LC arus menjadi nol dan tegangan kapasitor akan

membalik menjadi Vo. Bentuk gelombang dapat dilihat pada gambar 2.2 d).

tr = reversing time

2 -4
(c) (d)

Gambar 2.2 a) Rangkaian dan; b) gelombang tegangan keluaran dan arus kapasitor pada
Vc (t=0) = 0; c) rangkaian pada Vc (t=0) = -Vo d) gelombang tegangan keluaran dan arus
kapasitor pada Vc (t=0) = -Vo Self commutation

2 -5
Impulse Commutation

Rangkaian komutasi jenis ini dapat dilihat berdasarkan gambar 2.3.

Prinsip Kerja :

Asumsi bahwa mula-mula kapasitor diisi hingga bertegangan sebesar –Vo


dengan polaritas seperti terdapat pada gambar 2.3 a).

Dengan thyristor pada kondisi awal adalah terkonduksi dan membawa arus
Im, maka ketika thyristor tambahan T2 dihidupkan, thyristor T1 akan
mengalami reverse bias oleh tegangan kapasitor dan T1 akan di-offkan. Arus
yang melalui T1 akan berkurang dan kapasitor akan membawa arus beban.
Kapasitor akan dikosongkan dari –Vo menjadi nol dan kemudian diisi menjadi
tegangan input dc Vs ketika arus kapasitor turun menjadi nol dan thyristor T2
off. Pengisian dari Vo (=Vs) ke –Vo dilakukan dengan membuat T3 on.
Thyristor T3 merupakan self commutation thyristor seperti pada gambar 2.2
c).

Rangkaian ekivalen selama periode komutasi dapat dilihat dari gambar 2.3
b), sedangkan gambar tegangan thyristor dan kapasitor seperti terlihat pada
gambar 2.3 c). Waktu untuk mengosongkan kapasitor dari –Vo ke nol
dinamakan waktu turn off rangkaian (toff) dan harus lebih besar dari waktu
turn off thyristor tq.

Waktu pengosongan tergantung pada arus beban. Dengan asumsi arus


beban konstan Im, toff adalah :

toff
1 I m t off
Vo 
C I
0
m dt 
C
(2-8)
V C
t off  o (2-9)
Im

Oleh karena tegangan balik Vo diperoleh sepanjang T1 begitu T2 nyala,


tegangan ini dinamakan tegangan komutasi. Thyristor T1 sebagai pembawa

2 -6
arus beban dinamakan main thyristor . Thyristor T2 sebagai thyristor
tambahan.

Dari gambar 2.3 d) dapat dilihat waktu turn off rangkaian t off akan
proporsional terhadap arus beban. Pada beban yang lebih ringan (arus
beban kecil) waktu turn off juga akan lebih kecil. Pengosongan kapasitor
dipercepat dengan menghubungkan dioda D1 dan induktror L1 disaepanjang
thyristor utama.

(a)

(b) (c)

2 -7
(d)

Gambar 2.3 a) Rangkaian dan; b) rangkaian ekivalen c) gelombang tegangan thyristor


dan kapasitor d) rangkaian percepatan pengosongan Impulse commutation

Resonant Pulse Commutation

Komutasi jenis ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.4.

Prinsip Kerja :

Mula-mula thyristor diisi dengan polaritas sesuai gambar. Thyristor T1


selama konduksi mengalirkan arus beban I m.

Ketika thyristor komutasi T2 dinyalakan, maka rangkaian resonansi akan


terbentuk melalui L, C, T1 dan T2. Besarnya arus resonansi adalah :

i(t)  Vo C sin m t (2-10)


L
 I p sin m t (2-11)

Tegangan kapasitor adalah :

VC (t)   Vo cos  m t 
(2-12)

2 -8
IP merupakan nilai arus resonansi puncak yang diperbolehkan.

Dengan arus resonansi, arus maju dari thyristor T1 berkurang menjadi nol
saat t = t1, ketika arus resonansi sama dengan arus beban I m. Waktu t1
harus memenuhi kondisi i ( =t1)=Im dan diperoleh sebagai berikut :

I L
t 1  LC sin 1  m  (2-13)
 Vo C 

Nilai yang berhubungan dengan kapasitor adalah :

VC (t  t 1 )   Vo   Vo cos m t 1  (2-14)

Arus melalui thyristor T1 dikurangi dan kapasitor diisi ulang dengan


kecepatan yang ditentukan oleh arus beban Im. Kapasitor dikosongkan dari –
Vo ke nol dan kemudian tegangannya akan meningkat menuju tegangan
sumber dc Vs.

Energi yang tersimpan pada inductor L ditransfer ke kapasitor melalui arus


beban puncak Im sehingga menyebabkan kapasitor kelebihan muatan dan
tegangan kapasitor adalah :

L
Vc (t  t o )  Vc  Vs  I m (2-15)
C
 Vs  V (2-16)

Tegangan kapasitor dibalik dari Vc (=Vo) menuju –Vo dengan membuat T3


on. T3 merupakan komutasi sendiri (self commutation).

Rangkaian ekivalen perioda pengisian sama dengan gambar 2.3 b).

Waktu turn off rangkaian :

CV1 (2-17)
t off 
Im

Jika x merupakan sebuah parameter yang menyatakan rasio arus resonansi


puncak Ip dengan arus beban puncak Im.

2 -9
Ip Vo C
x  (2-18)
Im Im L

Untuk mengurangi arus forward dari T1 menjadi nol, nilai x harus lebih besar
dari 1. Nilai L dan C dapat diatur agar syarat ini memenuhi. Pada waktu t2,
arus kapasitor jatuh ke arus beban I m. Selama tc, kapasitor C dikosongkan
dan diisi kembali oleh sumber Vs. Selama to, energi yang tersimpan di
inductor L dikembalikan ke kapasitor C yang menyebabkan kapasitor
kelebihan muatan terhadap tegangan sumber Vs.

Pulsa arus resonansi digunakan untuk mengurangi arus dari thyristor T1 ke


nol. Jenis komutasi ini dikenal dengan current commutation. Dari rumusan
yang ada, dapat dilihat bahwa waktu turn off rangkaian t off bergantung pada
arus beban. Proses pengosongan kapasitor dapat dipercepat dengan
menghubungkan dioda D2 seperti terlihat pada gambar 2.4 c). Begitu arus
thyristor T1 berkurang menjadi nol, tegangan balik yang akan muncul di T1
berupa tegangan jatuh maju dari D1 yang kecil. Ini menyebabkan waktu
reverse bias lebih lama dibandingkan jika D2 ditiadakan. Arus kapasitor ic(t)
dan tegangan kapasitor Vc(t) seperti terlihat pada gambar 2.4 d).

2 - 10
Gambar 2.4 a) Rangkaian dan b) gelombang arus dan tegangan kapasitor c) rangkaian
percepatan pengosongan d) arus kapasitor ic(t) dan tegangan kapasitor Vc(t) Resonant
Pulse commutation

Complementary Commutation

Complementary commutation digunakan untuk melakukan transfer arus


antara dua beban seperti terlihat pada gambar 2.5. Penyalaan dari satu
thyristor akan mematikan thyristor yang lain.

2 - 11
Prinsip Kerja :

Ketika thyristor T1 konduksi, beban R1 dihubungkan melalui tegangan


sumber Vs dan waktu yang bersamaan kapasitor C diisi hingga Vs melalui
beban lain R2. Polaritas kapasitor seperti dilihatkan pada gambar 2.5
tersebut. Ketika thyristor T2 dinyalakan, kapasitor diletakkan sepanjang
thyristor T1 dan beban R2 dihubungkan ke sumber tegangan Vs . T1 berada
dalam keadaan reverse bias dan di-offkan dengan komutasi impulse. Ketika
T1 off, kapasitor akan dibalik ke –Vs melalui R1, T2 dan sumber. Ketika
thryristor T1 dinyalakan lagi, T2 off dan siklus akan berulang. Dua thyristor
akan tersambung pada interval waktu yang sama. Bentuk gelombang
tegangan dan arus untuk R1=R2=R dapat dilihat pada gambar 2.5 b).
Dikarenakan setiap thyristor off terhadap komutasi impulse, tipe komutasi ini
dinamakan juga Complementary Impulse Commutation.

Dengan asumsi kapasitor diisi oleh tegangan sumber Vs pada siklus


komutasi dari thyristor komplementer sebelumnya, rangkaian ekivalen
selama perioda komutasi adalah :

Gambar 2.4 e) Rangkaian ekivalen perioda komutasi

Arus yang melalui kapasitor adalah :

1
Vs 
C 
i dt  VC (t  0)  Ri (2-19)

Dengan VC(t=0) = -Vo = -Vs solusi persamaan diatas memberikan arus


kapasitor I adalah :
(2-20)

2 - 12
2 Vs  t / RC
i(t)  e
R

Tegangan kapasitor :
(2-21)
VC (t)  V 1  2e
S
 t / RC

Waktu turn off, toff ditentukan jika kondisi VC(t = tq) = 0 dipenuhi. Untuk itu
maka :

toff = RC ln(2) (2-22)

(a)

(b)

2 - 13
Gambar 2.5 a) Rangkaian dan b) bentuk gelombang rangkaian Complementary
commutation

External Pulse Commutation

Gambar 2.6 memperlihatkan rangkaian thyristor menggunakan external pulse


commutation dan dua sumber daya. Vs adalah sumber utama dan V adalah
tegangan dari sumber tambahan. Pulsa arus diperoleh dari tegangan
eksternal untuk membuat thyristor off.

Prinsip kerja :

Jika T3 dinyalakan, kapasitor akan diisi dari sumber tambahan. Asumsi


C
kapasitor mula-mula kosong, pulsa arus resonansi dengan puncak V akan
L

mengalir melalui T3 dan kapasitor diisi hingga 2V. Jika T1 tersambung dan
arus beban disuplai dari sumber utama Vs, membuat T2 nyala akan
memberikan tegangan balik Vs -2V pada thyristor T1, sehingga thyristor T1
akan off. Begitu T1 off, kapasitor akan dikosongkan melalui beban dengan
kecepatan yang ditentukan oleh besarnya arus beban Im.

Gambar 2.6 Rangkaian External Pulse Commutation

2 - 14
Load-Side Commutation

Beban akan membentuk rangkaian seri dengan kapasitor, pengisian serta


pengosongan kapasitor dilakukan melalui beban. Ini berarti Kinerja
bergantung pada beban dan tambahan rangkaian komutasi tidak dapat dites
tanpa menghubungkan beban. Gambar 2.7 merupakan contoh-contoh dari
load side commutation.

2 - 15
Gambar 2.7 Rangkaian Load-Side Commutation

Line-Side Commutation

2 - 16
2.8
2.2

2.9

(2-23)

Gambar 2.8 Rangkaian Line -Side Commutation

2 - 17
Gambar 2.9 Rangkaian ekivalen selama perioda komutasi

Perancangan Rangkaian Komutasi

Perancangan rangkaian komutasi memerlukan penentuan nilai kapasitor C


dan induktor L. Dari rangkaian komutasi impuls, induktor reversal Lr dihitung
dari arus reversabel maksimum yang diizinkan sebagai berikut :

(2-24)

2 - 18
2.4 Contoh Soal

Contoh soal 2.1

Suatu rangkaian komutasi dengan thyristor jenis self commutation seperti


gambar berikut :

Jika thyristor T1 di-onkan saat t =0, tentukan waktu tersambungnya T1 dan


tegangan kapasitor setelah T1 di-offkan. Parameter rangkaian L = 10 H , C =
50 F dan Vs = 200 V. Induktor mengalirkan arus awal sebesar Im = 250 A.

Penyelesaian :

Arus kapasitor diberikan oleh :

Dengan arus awal i (t=0) = Im dan Vc (t=0) = Vo = Vs. Tegangan dan arus
kapasitor adalah :

2 - 19
Untuk C = 50 F , dan nilai inductor L

L=

Gambar rangkaian dan dan gelombang tegangan dan arus contoh soal 2.1

2 - 20
Contoh soal 2.2

Rangkaian komutasi dari gambar berikut :

2 - 21
seperti gambar dibawah
dengan

Rangkaian ekivalen selama periode komutasi

2 - 22
2.5 Latihan

2.1 Rangkaian resonan pulsa seperti gambar berikut : dengan tegangan sumber
Vs = 200 V, arus beban Im = 150 A. induktansi komutasi L = 4 H dan C =
20 F . Tentukan arus resonant reversing maksimum dari thyristor T3, x dan
waktu turn-off, toff.

x = Vo/Im√C/L, t off = CV/Im

2.2 Pada soal 2.1, jika dioda dihubungkan ke thyristor T1 dan kapasitor
mengalami kelebihan muatan, tentukan nilai L dan C. Tegangan sumber Vs =
200 V arus beban Im = 350 A waktu turn off 20  s dan rasio arus peak
resonant dengan arus beban x = 1,5.

2.3 Pada rangkaian self commutation, tegangan awal kapasitor Vo = 600 V, C =


40 F dan L = 10 H . Tentukan nilai arus resonant maksimum dan waktu
konduksi thyristor T1.

2.4 Pada rangkaian komutasi impuls, C = 20 F , tegangan masukan Vs bervariasi


180 – 220 V, arus beban Im bervariasi 50 - 200 A. Tentukan waktu turn-off
maksimum dan minimum.

2 - 23
2.5 Jelaskan operasi dari rangkaian berikut dan tentukan tipe komutasi yang
berlaku dari rangkaian ini.

2.6 Rangkuman

1. Komutasi thyristor adalah proses untuk membuat thyristor cepat off

2. Terdapat dua jenis komutasi yaitu :

a. Komutasi alami
b. Komutasi paksa

3. Komutasi alami adalah rangkaian thyristor dengan sumber arus bolak-balik

4. Sedangkan komutasi paksa adalah rangkaian thyristor dengan sumber arus


searah

5. Dalam melakukan perancangan rangkaian komutasi memerlukan penentuan


nilai kapasitor C dan induktor L.

6. Selain parameter L dan C, proses komutasi juga ditentukan oleh beban.

2 - 24
2.7 Soal-soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan komutasi dengan thyristor.

2. Menurut pendapat anda manakah jenis komutasi yang lebih baik? Jelaskan
dengan alasan.

3. Sebutkan alasan menghubungkan dioda antiparalel dengan thyristor dengan


atau tanpa inductor seri

4. Sebutkan perbedaan antara load side commutation dengan line side


commutation.

5. Terangkanlah gelombang keluaran rangkaian komutasi masing-masingnya


yang anda ketahui

6. Suatu rangkaian komutasi dengan thyristor jenis self commutation seperti


gambar berikut :

Jika thyristor T1 di-onkan saat t =0, tentukan waktu tersambungnya T1 dan


tegangan kapasitor setelah T1 di-offkan. Parameter rangkaian L = 20 H , C =
70 F dan Vs = 220 V. Induktor mengalirkan arus awal sebesar Im = 250 A.

2.8 Kegiatan

1. Menerangkan tujuan umum dan tujuan khusus dari Bagian II

2. Menerangkan isi Bagian II

2 - 25
3. Menerangkan dan membahas beberapa contoh soal

4. Mahasiswa mengerjakan latihan

5. Mahasiswa diberi tugas mengerjakan soal-soal

2 - 26

Anda mungkin juga menyukai