1605490
Pendidikan Teknik Elektronika Industri
Dioda sebagai pelipat tegangan terdiri beberapa jenis, diantaranya adalah doubler,
tripler, dan quarter. Cara kerja berbagai jenis rangkaian di atas dijelaskan sebagai
berikut.
Selama siklus setengah gelombang positif pertama dari input sinyal AC,
Dioda D1 terbias maju dimana diode D2 dan D3 dibias terbalik. Karena itu,
diode D1 melewatkan arus listrik. Arus akan mengalir menuju C1 dan mengisi
hingga mencapai nilai puncak tegangan input.
Selama siklus setengah positif kedua, diode D3 adalah bias maju dan
diode D1 dan D2 bias terbalik. Dioda D1 dibias balik karena tegangan pada X
negative, oleh karena pengisian tegangan Vm melewati C1 dan diode D2 di
bias balik karena orientasinya. Sebagai hasil, tegangan 2Vm yang melewati C2
dikosongkan. Muatan itu mengalir menuju C3 dan tegangan muatan ini
bernilai 2Vm.
Selama siklus setengah negatif pertama, diode D2 terbias maju dan diode
D1, D3, dan D4 dibias terbalik. Dioda D2 dialiri oleh arus listrik. Arus listrik
masuk dan mengisi ke C2. Kapasitor C2 diis 2 kali tegangan input puncak
(2Vm). Ini karena yang Vm disimpan dalam C1 habis selama siklus setengah
negatif. Tegangan C1 (Vm) dan tegangan input (Vm) dijumlahkan ke C2.
Sehingga tegangan C2 = Vm + Vm = 2Vm.
Selama siklus setengah positif kedua, diode D3 terbias maju dan diode
D1, D2, dan D4 adalah terbias balik. Dioda D1 terbias balik karena tegangan
pada X negatif akibat tegangan muatan Vm, melalui C1 dan, diode D2 dan D4
terbias balik karena orientasinya. Sebagai hasil, tegangan (2Vm) yang melalui
kapasitor C2 dikosongkan. Muatan ini akan mengalir ke C3 dan mengisinya
dengan tegangan yang sama sebesar 2Vm.
b. Astabil Multivibrator
1. Rangkaian Astabil Multivibrator
Rangkaian ini dibangun dengan IC pembangkit gelombang 555. IC ini
merupakan chip yang didesain khusus untuk keperluam pembangkitan pulsa pada
multivibrator dan timer. Rangkaian tank digunakan untuk membuat multivibrator
astabil dengan IC 555.
Pada saat sumber tegangan pertama kali diberikan, kapasitor akan terisi
melalui RA dan RB. Ketika tegangan pada pin 6 naik dari 2/3 VCC, maka terjadi
perubahan kondisi dari komparator 1. Hal ini menyebabkan flip-flop reset dan
outputnya menjadi positif. Output (pin 3) berubah LOW dan basis Q1 mendapat bias
maju. Q1 mengosongkan muatan C lewat RB menuju ground.
Saat VC turun 1/3 VCC, energy diberikan pada komparator 2. Antara trigger
(pin2) dan pin 6 terhubung bersama. Komparator 2 menyebabkan tegangan positif
pada input set flip-flop dan memberi output negatif. Output akan kembali seharga
+VCC. Terjadi proses pengosongan di pin 7. C kembali terisi dengan harga berkisar
1/3 s/d 2/3 VCC.
T adalah waktu total pengisian dan pengosongan kapasitor. Waktu pengisian
adalah t1 dan t3. Waktu pengosongan adalah t2 dan t4. Dengan demikian, frekuensi
1
output dapat diperoleh dengan f = T. RA dan RB bertujuan mengoperasikan astabil
multivibrator. Jika RB > ½ RA, rangkaian tidak berosilasi. Harga ini menghalangi
sinyak trigger turun dari 2/3 jadi 1/3 VCC. Ini berarti bahwa IC tidak akan dapat
beroperasi untuk kondisi selanjutnya.
3. Penurunan Rumus
a. Waktu naik (TRise)
t
Vc = Vfinal – Vinitial (1 − 𝑒 −RC ) + Vinitial
t
2 1 − 1
Vcc = (Vcc – Vcc)(1 − 𝑒 RC ) + Vcc
3 3 3
t
2 2 − 1
Vcc = Vcc (1 − 𝑒 RC ) + Vcc
3 3 3
t
2 1 2 −
Vcc - Vcc = Vcc (1 − 𝑒 RC )
3 3 3
t
1 2 −
Vcc = Vcc (1 − 𝑒 RC )
3 3
t 1 2
−
1−𝑒 RC = :
3 3
t 1 3
−
1−𝑒 RC = :
3 2
t 1
−
1−𝑒 RC =
2
t 1
−
−𝑒 RC = -1
2
t 1
−
−𝑒 RC =−
2
t
− 1
ln(𝑒 RC ) = ln(2)
𝑡
− 𝑅𝐶 = -0,693
t = 0,693RC
t = 0,693(RA+RB)C
t
= 3 Vcc 𝑒 −RC
1 2
V
3 cc
t
1 2
𝑒 −RC = :
3 3
t
− 1 3
𝑒 RC = :
3 2
t
− 1
𝑒 RC =
2
t
− 1
ln(𝑒 RC ) = ln(2)
𝑡
− 𝑅𝐶 = -0,693
t = 0,693RC
t = 0,693RBC
c. Frekuensi Output
1
fo =
T
1
fo =
TR + TD
1
fo =
0,693(R A + R B )C + 0,693(R B )C
1
fo =
0,693C[(R A + R B ) + (R B )]
1
fo =
0,693C(R A + 2R B )
1,44
fo =
C(R A + 2R B )
d. Duty Cycle
t on t RISE
DC = × 100% = × 100%
T T
0,693C(R A + R B )
DC = × 100%
0,693C(R A + 2R B )
0,693C(R A + R B )
DC = × 100%
0,693C(R A + 2R B )
(R A + R B )
DC = × 100%
(R A + 2R B )