Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM LAB.

ELEKTRONIKA DAYA

PENYEARAH PULSA GANDA TAK TERKENDALI

Kelompok IV :

Muh. Rafli Hidayat Achmad/42119040

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Lab. Elektronika D4 Teknik


Penyearah Pulsa Ganda Tak Terkendali
Daya Listrik/2B

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membangun penyearah jembatan pulsa ganda
2. Mengamati dan mengukur tegangan dan arus pada daerah-daerah tertentu
dalam rangkaian
3. Mengenal arti faktor bentuk
4. Membedakan antara rasio arus dioda di sisi AC dan DC
5. Membuktikan bahwa faktor denyut tegangan (RV) adalah lebih kecil
dibandingkan faktor denyut tegangan yang ada pada penyearah pulsa tunggal
(gelomban setengah).

II. Dasar Teori


Penyearah adalah suatu alat yang terdiri dari sakelar-sakelar daya yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat merubah energi listrik tegangan arus
bolak-balik (AC) menjadi energi listrik tegangan arus searah (DC). Ada dua jenis
penyearah dioda satu fasa yang mengubah supply AC satu fasa menjadi tegangan
DC, yaitu penyearah setengah gelombang fasa tunggal dan penyearah
gelombang penuh fasa tunggal. Dalam sub bagian berikut, operasi rangkaian
penyearah ini diperiksa dan kinerjanya dianalisis dan dibandingkan dalam bentuk
tabel. Demi kesederhanaan, dioda dianggap ideal, yaitu memiliki penurunan
tegangan maju nol dan waktu pemulihan mundur. Asumsi ini umumnya berlaku
untuk kasus penyearah dioda yang menggunakan sumber listrik, sumber
frekuensi rendah, sebagai input, dan ketika penurunan tegangan maju kecil
dibandingkan dengan tegangan puncak sumber listrik. Selanjutnya diasumsikan
bahwa beban tersebut murni resistif sehingga tegangan beban dan arus beban
memiliki bentuk gelombang yang serupa.
Ada 2 jenis rangkaian penyearah gelombang penuh satu-fasa, yaitu
penyearah titik tengah (center tap - CT) dan penyearah jembatan
Gambar 2.1 Bentuk Rangkaian Penyearah Satu Fasa Center Tap dan Bentuk
Gelombang Arus dan Tegangan

Gambar 2.1 merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa CT


dengan beban R. Pada sisi sekunder trafo, polaritas positif terjadi pada setengah
perioda pertama dan kedua, sehingga dioda D1 akan ON saat setengah perioda
pertama sedangkan dioda D2 akan OFF. Sebaliknya, pada setengah perioda
kedua dioda D2 akan ON sedangkan dioda D1 akan OFF. Tegangan luaran searah
dihasilkan ketika dioda D1 dan D2 ON yang memiliki nilai tegangan searah rerata
(Vdc) dan tegangan efektif (VL). Tetapi, ketika dioda D1 dan D2 OFF, nilai
tegangan pada dioda D1 dan D2 sebesar – 2 Vm.
Gambar 2.2 Bentuk Rangkaian Penyearah Satu Fasa Jembatan dan Bentuk
Gelombang Arus dan Tegangan
Gambar 2.2 merupakan rangkaian penyearah gelombang-penuh satu fasa
jembatan dengan beban R. Jumlah dioda dalam rangkaian penyearah ini
sebanyak empat buah, yaitu: D1, D2, D3, dan D4. Pada setengah siklus pertama
dengan polaritas positif, dioda D1 dan D2 pada rangkaian penyearah akan ON
sedangkan dioda D3 dan D4 dalam kondisi OFF.
Selanjutnya, pada setengah siklus kedua dengan polaritas negatif, dioda D3
dan D4 pada rangkaian penyearah akan ON sedangkan D1 dan D2 dalam kondisi
OFF. Tegangan luaran searah dihasilkan ketika dioda D1 dan D2, serta D3 dan D4
dalam kondisi ON yang memiliki nilai tegangan searah rerata dan efektif. Tetapi,
ketika dioda D1 dan D2, serta D3 dan D4 dalam kondisi OFF, nilai tegangan pada
dioda D1 dan D2 sebesar -Vm. Jadi, perbedaan mencolok dari kedua jenis
penyearah ini adalah nilai tegangan pada dioda ( Vd ) saat kondisi “OFF”, yaitu
sebesar -2Vm untuk penyearah CT dan sebesar -Vm untuk penyearah jembatan.
Dengan bentuk gelombang hasil penyerahan seperti ditunjukkan pada Gambar
2.1 dan Gambar 2.2 dapat ditentukan nilai tegangan luaran rerata (Vdc) dan arus
rerata (Idc) yang mengalir sebagai berikut
T
V dc =∫ V L ( t ) dt
0

Berdasarkan Gambar 2.2 diperoleh bahwa nila V L adalah V L ( t ) =V m∨sin ωt ∨¿ ¿


Untuk sisi positif dan negatif. Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh
π
1
V dc = ∫ V m sin ωt d ( ωt)
π 0
2Vm
V dc = =0,632Vm
π
Berdasarkan rumus tersebut dengan melihat Gambar 2.2, maka diperoleh nilai
tegangan rata rata adalah
V dc
I dc =
R
Selanjutnya, nilai tegangan luaran efektif (VL) dan arus efektif (IL) yang mengalir
adalah
T
V L=
[ 1
∫ V 2 t( dt)
T 0 L ]
1/2
Berdasarkan Gambar 2.2 diperoleh bahwa nila V L adalah V L ( t ) =V m∨sin ωt ∨¿ ¿
Untuk sisi positif dan negatif. Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh
π
1

V L= ∫ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
π 0
Sehingga diperoleh
Vm
V L= =0,707Vm
√2
Berdasarkan rumus tersebut dengan melihat gambar 2.2, maka diperoleh nilai
tegangan rata rata adalah
VL
I L=
R
Jadi daya keluaran rata-rata dan daya keluaran efektif adalah
Pdc= VdcIdc
PL = VLIL
Faktor daya penyearahan (cos ϕ) rangkaian ditentukan dengan persamaan:
PL P
cos φ= = L
S V s IL

2.1 Faktor denyut


Untuk memperoleh gambaran tentang kualitas hasil penyederahan, maka
berikut ini akan ditinjau kembali persamaan-persamaan dasar dan analisis
perhitungan faktor denyut. Pada penyearah gelombang penuh berlaku
persamaan-persamaan sebagai berikut
2 Im I
I dc = : I= m
π √2
Dengan mengabaikan rugi-rugi pada dioda akan berlaku
2V m V
V dc = :V = m :V dc =0,9 V rms
π √2
Vm = tegangan maksimum sekunder trafo
Rf = tahanan dioda pada saat konduksi
Faktor denyut hasil penyearahan adalah
R = (harga efektif komponen bolak-balik yang terdapat pada keluaran
searah)/(harga rata-rata keluaran searah)
Sehingga diperoleh

I 2 I I /√2
√(
Ri= {
I dc }
¿ −1 : = m
I dc 2 I m / p
=1.11

Atau bila persamaan menggunakan parameter tegangan dan dengan


mengabaikan rugi-rugi pada dioda, maka persamaan di atas dapat dianalogikan
secara langsung sebagai faktor denyut tegangan.
Vm
2
Rv =
√{( I
) }
I dc
−1
V 2
= √ =1,11
V dc 2V m
p
Sehingga
R v =√ ¿ ¿
Perbandingan antara harga efektif (rms) dan harga rata-rata disebut sebagai
faktor bentuk (form factor). Untuk gelombang sinusioidal, faktor bentuk ini
adalah 1,11. Berdasarkan kenyataan ini terbukti bahwa kualitas keluaran
penyearah ini jauh lebih baik kalau dibandingkan hasil penyearah gelombang
setengah yang faktor denyutnya 1,21. Dengan demikian berlaku rumusan untuk
arus yang mengalir pada tiap-tiap dioda sebagai berikut
I dc
I Fdc = dan I F =0,7851dc (bebanresistif murni)
2
IFdc = harga rata-rata arus maju dioda (dioda forward current)
IF = harga efektif arus maju diode

III. Daftar Alat dan Bahan


 Osiloskop : 1 buah
 Avometer : 1 buah
 Wattmeter : 1 buah
 Alat Ukur Harga Efektif (r.m.s meter) : 1 buah
 Trafo Isolasi 1 fasa : 1 buah
 Beban Resistif (2x100 W/ 2 A) : 1 buah
 Dioda : 1 buah
 3 Sekering Super Cepat : 1 set
 Kabel Jumper : Secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 4.1 Rangkaian Percobaan Penyearah Pulsa Ganda Tak Terkendali

V. Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Mengukur
daya pada masukan penyearah (P) dan daya pada layar osiloskop penyearah
(PM). Memunculkan tegangan DC pada beban R pada layar osiloskop dan
menggambarkan osilogram tersebut pada kertas yang telah disediakan.
Menghubung singkat dioda (D1) dan mengulangi pengukuran.
2. Mengukur tegangan efektif V pada sisi AC dan tegangan efektif V M pada sisi
DC (beban R) dengan menggunakan alat ukur harga efektif (besi putar).
Mengukur juga tegangan DC (VDC) pada beban R dengan menggunakan alat
ukur harga rata-rata (DC) (kumparan putar yang diset pada daerah ukur DC).
3. Memindahkan fungsi alat ukur ke AC dan mengukur tegangan efektif pada sisi

V V
masukan penyearah (V). Menghitung perbandingan dan dimana
VM V DC

V
=¿ f = faktor bentuk.
V DC
4. Mengukur arus beban IDC dan arus maju pada dioda IFav dengan menggunakan
alat ukur harga rata-rata (alat ukur kumparan putar).
5. Menghitung daya imajiner Pi dan daya terbuang (dump power) Pd.
6. Menghitung tegangan denyut Vr dan faktor denyut RV.
V r =√ P i x R
Vr
RV =
V DC

VI. Tabel Hasil Percobaan


Tabel 6.1 Data Hasil Percobaan Untuk Langkah 2

Dengan Alat Ukur Harga Efektif (rms meter)

V Vrms

   

Dengan Alat Ukur Harga Rata-Rata (VDC)

Tabel 6.2 Data Hasil Percobaan Untuk Langkah 3

Dengan Alat Ukur Harga Efektif (AC)


V  
V/Vrms  

V/Vav  

Tabel 6.3 Data Hasil Percobaan Untuk Langkah 4

Dengan Alat Ukur Harga Rata-Rata


IDC   IFrms  
I   IFdc  
IDC/IDCa
v   I/IDCrms  

Tabel 6.4 Data Hasil Percobaan Untuk Langkah 5

Daya Imajiner Daya Terbuang

Pi
Pd  

Tabel 6.5 Data Hasil Percobaan Untuk Langkah 6

Tegangan Denyut Faktor Denyut

Vr   Rv  
VII. Pertanyaan dan Tugas
V V
1. Beri komentar tentang hasil perhitungan perbandingan dan langkah
VM V DC
percobaan 3!
2. Beri komentar tentang hasil pengukuran dan perhitungan pada langkah
percobaan 4!
3. Bagaimana menurut pendapat anda tentang faktor denyut pada sistem
jembatan ini dibandingkan dengan faktor denyut pada penyearah gelombang
tunggal?

VIII. Keselamatan Kerja


1. Perhatikan pada saat anda menggunakan osiloskop (2-kanal) bahwa hanya
boleh ada satu titik bersama (common point) untuk menghindari adanya
hubung singkat. Untuk menghindari hal ini, disarankan untuk
mengoperasikan osiloskop dengan pentanahan atau menggunakan trafo
isolasi. Akibat tidak memfungsikan pentanahan, maka kemungkinan rumah
osiloskop menjadi bertegangan. Hal ini hendaknya diperhatikan.
2. Perhatikan pemasangan amperemeter anda, dan perharikan pula batas
ukurnya yang tepat.
3. Perhatikan daerah ukur yang tepat, harga rata-rata (DC) atau harga efektif
(AC) agar data yang anda peroleh tidak salah.

IX. Daftar Pustaka


Jobsheet Laboratorium Mesin-Mesin Listrik dan Elektronika Daya. Makassar :
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Djatmiko, Istanto W. 2010. Elektronika Daya. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rashid, Muhammad H. 2001. Power Electronics Handbook. San Diego: Academic
Press.

Anda mungkin juga menyukai