Anda di halaman 1dari 9

Penyearah Pulsa Tunggal Tidak Terkendali

I. Tujuan percobaan

Setelah selesai melakukan pratikum, Mahasiawa diharapkan mampu:


1. Mampu menjelaskan prinsip kerja penyearah pulsa tunggal (gelombang
setengah)tak terkendali
2. Mampu menggunakan diode sebagai katup satu arah
3. Mampu menentukan daya maksimum yang dapat dikonversikan dari ac ke dc
4. Mampu membedakan fungsi alat harga rata-rata dan alat ukur harga efektif
5. Mampu membedakan daya searah nyata (Pm) dan daya searah imajiner (Pi)
6. Mampu mengukur factor tegangan denyut

II. Dasar teori

Penyearah mempunyai peranan sangat penting di industry yang terdapat


peralatan listrik dan menggunakan arus searah sebagai sumber energinya, sedangkan
sumber listrik yang tersedia adalah sumber arus bolak-balik.

Penyearah pulsa tunggal (setengah gelombang ) tidak terkontrol adalah


penyearah yang hanya memanfaatkan setengah gelombang AC yang disearahkan dan
keluarannya tidak dapat dikontrol atau konstan. Terminology tak terkontrol dipakai
untuk membedakan dengan penyearah semi terkontrol atau terkontrol penuh .
Penyearah tak terkontrol menggunakan diode sebagai katup penyearah. Penyearah
semi terkontrol menggunakan diode dan thiristor (SCR) secara bersama-sama, dan
penyearah terkontrol scara penuh menggunakan SCR (Silicon Controlled Rectifier),
GTO (Gate Turn On).

Proses Peyearah
Diagram proses penyearah secara sederhana dapat di tunjukan pada gambar dibawah
ini:

Iac Trafo Idc

Sumber AC VP Pm Vm Vdc R

Gambar 2.1 Proses Penyearah

1
Energi mengalir dari sisi arus bolak-balik (trafo) masuk keunit penyearah
(diode) dan keluar ke beban R. keluaran DC penyearah adalah pulsa tidak rata atau
denyut. Oleh karena itu, daya pada sisi DC disebut daya campuran (mixed power). V
dan P adalah tegangan efektif (rms) dan daya pada sisi AC , VM dan PM adalah
tegangan efektif dan daya campuran pada sisi DC, VDC dan IDC adalah tegangan dan
arus DC (harga rata-rata).

Berdasarkan diagram penyearah dengan adanya perubahan bentuk energy


listrik AC menjadi DC, merupakan adanya transfer energy (daya) dari sisi AC ke sisi
DC. Konfigurasi penyearah ini yang akan menentukan besarnya energy yang bias
ditansfer dari sisi DC akan sama dengan daya masuk pada sisi AC (P) atau PM = P.

Konfigurasi unit penyearah yang menentukan kualitas hasil penyearah.


Akhirnya dikenal bermacam-macam konfigurasi penyearah,seperti penyearah pulsa
ganda, pulsa tiga, pulsa enam, baik yang tidak terkontrol, semi terkontrol atau
terkontrol penuh.

Penyearah Pulsa Tunggal (Gelombang Setengah)


Penyearah pulsa tunggal atau gelombang setengah sangat jarang digunakan
dalam elektronika daya, akan tetapi dari penyearah ini dapat dipelajari fenomena-
fenomena dasar yang sangat bermanfaat bagi pengembangan teknik penyearah lebih
lanjut. Rangkaian penyearah setengah gelombang dapat dilihat pada gambar 2.2 a.
Bila tegangan masukkan adalah Sinussoidal, maka tegangan keluarnya berupa
tegangan pulsa.

Jika masukan penyearah sinyal sinusoidal dengan polaritas seperti yang


ditunjukkan pada gambar, maka diode maka akan konduksi (menghantarkan) pada
setengah gelombang pertama. Pada setengah gelombang berikunya diode tidak
konduksi karena mendapatkan tegangan balik. Sehingga diperoleh keluaran seperti
ditunjukan pada gambar 2.2 b.

Sisi Arus Bolak-Balik

Iac D1 Idc
Trafo

Sumber AC V Vdc R

Gambar 2.2 Penyearah pulsa tunggal tak terkontrol

2
Jika tegangan masukkan adalah v= Vm sin ɷt dan dengan mengabaikan rugi-rugi pada
diode maka tegangan pada beban R adalah:

v= Vm sin ɷt pada 0 ≤ ɷt ≤ π

v= 0 pada π ≤ ɷt ≤ 2π …………………………....….............................…….(2.1)

Sehingga dapat ditentukan tegangan DC dan tegangan efektif (rms) pada sisi DC :
1 Vm
Vdc=2π ʃ Vm sin (ɷt)d(ɷt) = ………......……………………………...….. (2.2)
π

1 π
Vm (rms) = √2π ∫0 Vm2 sin (ɷt)d(ɷt)

Vm
= ……………………………………………………………………….……... (2.3)
2

𝑉𝑚
(Tegangan efektif Vm tidak sama dengan tegangan efektif pada sisi AC (V= )
√2
Vm 𝑉𝑚
hubungan antara Vdc = , karena V = ………………….……………….……..(2.4)
π √2

Maka

𝑣√2
Vdc = =0.45 * V ....……………………………………………..……………..(2.5)
π

Dan

Vm 𝑣√2
Vm = = 0.70 ∗ 𝑉…………………………………………...………….…..(2.6)
2 2

Factor denyut ( Ripple Factor)


Factor denyut didefinisikan sebagai perbandingan antara harga efektif
komponen AC dan harga rata-rata hasil penyearah. Perhitungan factor denyut dapat
dilakukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perhitungan berdasarkan harga
efektif dan harga rata-rata pada sisi DC atau perhitungan berdasarkan penetapan daya
terbuang (dump power) yang merupakan selisih antara daya masukkan ke penyearah
dan daya hasil perkalian antara arus DC dan tegangan DC.

3
A. Metode 1
Jika parameter tegaangan yang kita lihat maka faktor tegangan denyut (Rv)
dapat dirumuskan;
V′m
Rv= Vdc …....................………………...........……………………………………(2.7)

V’m adalah harga tegangan efektif komponen AC. Jika v adalah harga tegangan
sesaat komponen AC maka dapat dituliskan bahwa;

Vʹ= v−Vdc ..................……………………............……………………………….(2.8)

Sehingga

1 2π
VʹM =√2π ∫0 (𝑣 − Vdc)2 d(ɷt)

1 2π
=√2π ∫0 (𝑣 − 2Vdc + I2dc) 2 d(ɷt)

=√Vm2 − 2𝑉 2 𝑑𝑐 + 𝑉 2 𝑑𝑐

=√Vm2 − 2𝑉 𝑑𝑐 ...........………………………..………………………………..(2.9)

Maka

√Vm2 −𝑉 2 𝑑𝑐 𝑣𝑚 2
Rv= =√(𝑉𝑑𝑐) − 1………………………..………………………….(2.10)
𝑣𝑑𝑐

Karena
𝑣𝑚 𝑣𝑚/2 𝜋
= = 2 = 1.57……………………………………....…………………….(2.11)
𝑉𝑑𝑐 𝑣𝑚/𝜋

Maka faktor tegangan denyut adalah ;

Rv=√1.572 + 1 = 1.21 atau 121%.........................................................................(2.12)

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada penyearah gelombang setengah, tegangan
denyut efektif adalah lebih besar dari tegangan keluaran DC.

4
B. Metode 2
Daya yang dkonersikan ke sisi DC adalah hasil perkalian tegangan dan arus
efektif pada sisi DC;

PM= VM*IM ..........………………………………......……………………………(2.13)

Daya imajiner adalah hasil kali antara arus dan teganga DC;

Pi=Idc*Vdc……….……………………………………........……………………..(2.14)

Daya yang dikonversikan Pm lebih besar dari daya imajiner pi.Selisih daya ini
disebut daya terbuang pd (dump power ). Adanya daya terbuang ini akibat adanya
faktor denyut yang terkandung dalam sisi DC yang menentukan kualitas penyearah.
Semakin besar faktor denyut penyearah,maka semakin rendah kualitas hasil
penyearah. Sesuai dengan definisi faktor denyut, yakni perbandingan antara harga
efektif tegangan denyut (komponen AC)dan tegangan searah yang dapat dituliskan
sebagai;
𝑉𝑟
Rv= 𝑉𝑑𝑐 * 100% ……………………………………………....………………….(2.15)

𝑣𝑚 2
Vr=√𝑃𝑑 ∗ 𝑅= (𝑉𝑑𝑐 ) - 1 ……………………………………....……………….(2.16)

Karena metode perhitungan yang akan digunakan dalam pratikum ini adlah metode 2
untuk memperjelas analisis, berikut ini akan disajikan contoh perhitungan yang
memakai metode ini seperti yamg terdapat pada(1);

Sirkit penyearah gelombang setengah seperti yang ditunjukkan pada diagram,


dicatu dengan sumber bolak-balik, V=220V. Resisintasi beban adalah 220
ohm.Konversi daya pada resistor (beban), jika resistor itu dihubungkan ke tegangan
bolak-balik termaksud adalah;
𝑉 2 2202
P= = 200 =242 W
𝑅

Jika resistor dihubungkan pada sis keluaran arus searah;

Vdc=0,45 * 220V =99 W


VM= 0.707 * 220V =1556V

Daya yang dikonversi adalah ;

5
𝑉 2 𝑚 155,62
PM= = =121 W
𝑅 200

Dibandingkan dengan hubungan tegangan bolak-balik, daya turun 50% karena hanya
setengah periode dari tegangan sinusoidal yang digunakan.

Daya imajiner searah;


𝑉 2 𝑑𝑐 992
Pi= =200=49 W
𝑅

Daya terbuang akibat kandungan arus boalk-balik dalam tegangan searah adalah;

Pd= PM −Pi = 121-49 =72 W

Harga tegangan denyut efektef dapat diperoleh dari;


𝑉2 𝑟
Pd= 𝑅

Vr = √𝑃𝑑 ∗ 𝑅= √72 ∗ 200 = 1.21 atau Rv= 121 %

Jadi, pada sirkit penyearah gelombang setengah, faktor denyut sama dengan 1,21 atau
Rv= 121 %

III. Daftar Alat Dan Bahan

1 Osiloskop

1Voltmeter universal (harga efektif dan harga rata-rata)

1Wattmeter (universal)

1Ammeter (universal)

1Trafo Isolasi 1 fasa

1Beban resistif, 2×100 ohm/ 2 A

1Dioda

1Set 3 sekring super cepat

6
IV. Diagram Rangkaian

V. Langkah Percobaan

1. Buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada diagram rangkaian. Pada sis
arus searah (keluaran penyearah), ukur daya PM yang dikonversikan pada
beban R dengan menggunakan Wattmeter. Hubung singkatkan dioda V10 dan
ulangi pengukuran.
2. Tampilkan pada layar Osiloskop tegangan pada beban R dan gambarkan di atas
lembaran kerja pada saat;
-Dioda digunakan (efektif)
-Diode dihubungkan singkat
3. Ukuran VM dan IM pada sisi arus searah dengan alat ukur harga efektif.
4. Ulangi pengukuran dengan menggunakan alat ukur harga rata-rata.Selain itu,
catatlah tegangan dan arus DC,VDC dan IDCserta hitung daya imajiner PI.
5. Ukur tegangan bolak-balik V(efektif), pada keluar trafo isolasi dan kemudian
𝑣𝑑𝑐 𝑉𝑚
hitung; 𝑑𝑎𝑛
𝑉 𝑉
6. Hitung daya terbuang PD, tentukan tegangan denyut efektif V, dari persamaan
(2.16).
7. tentukan faktor denyut berdasarkan persamaan (2.15).

7
VI. Data Percobaan

VII. Analisa

VIII. Kesimpulan

IX. Jawaban Pertanyaan Dan Tugas


Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas:
1. Bandingkan daya terukur diode difungsikan (dihubung singkat) pada langkah
percobaan 2. Jelaskan komentar anda.
2. Apakah perbedaan tegangan terukur ketika diode tidak difungsikan dan
difungsikan. Jelaskan mengapa perbedaan itu terjadi?
3. Berikan komentar tentang faktor denyut yang anda peroleh dari hasil
percobaan.

X. Daftar Pustaka

Lucas-Nulle, 1998, elekreonika daya, LFI (E) Kerpen-Sindort

8
Dewan S.B and Straughen.A, 1975, Power Semiconductor Circuit, John Willey and
Sons
Bird B.M, King K.E & Pedder D.A.G, 1983, An Instruction to Power Electronics, 2nd
Edition, Jhon Willey & Sons, Boffius Loss England
Fisher M. J, 1991, Power Electronics, Boston : PWS-KENT Publishing Co.
Klemens, Henmon,1987, Basic Principles of Power Electronics. Berlin : Spinger
Verlog
Samir K. Datta, 1985, Power Electronic & Control, USA : prentice-hall, Virginia

Anda mungkin juga menyukai