PERCOBAAN 1
KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)
C. Dasar Teori
1. Penyearah Tidak Terkontrol Setengah Gelombang
Penyearah daya merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi
untuk mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik dalam bentuk
sinusoida menjadi tegangan searah yang tetap. Jenis sumber tegangan masukan
untuk mencatu rangkaian penyearah daya dapat digunakan tegangan bolak-balik
satu fasa dan tiga fasa. Penyearah satu fasa merupakan rangkaian penyearah
daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu fasa. Rangkaian
penyearahan dapat dilakukan dalam bentuk penyearah setengah gelombang
(halfwave) dan penyearah gelombang penuh (fullwave). Pembebanan pada
rangkaian penyearah daya umumnya dipasang beban resistif atau beban resistif-
induktif. Efek dari pembebanan ini akan memengaruhi kualitas tegangan luaran
yang dihasilkan dari rangkaian penyearah.
Ketika arus input positif, maka dioda dibias maju, sehingga terdapat arus yang
mengalir dari sumber ke beban. Pada gambar kurva kanan bawah, tampak
bahwa terdapat gelombang positif yang menandakan bahwa terdapat arus yang
mengalir pada beban. Beban resistif memiliki faktor daya unity (cos phi = 1),
sehingga tidak ada perbedaan sudut fasa antara kurva tegangan dengan arus.
Ketika arus input adalah negatif, maka diode akan dibias mundur, sehingga arus
tidak dapat mengalir pada beban karena diode memblok aliran arus. Pada
gambar kurva kanan bawah, tampak bahwa tidak ada arus yang mengalir pada
beban. Sehingga kurva berbentuk garis lurus (nol). Untuk rangkaian beban
induktif, hasil keluarannya berbeda dengan rangkaian beban resistif. Induktif
memiliki sifat menyimpan arus. Pada periode positif, induktor di charge.
Sehingga meskipun tegangan pada beban telah nol, arus yang mengalir masih
ada. Hal ini dikarenakan arus yang disimpan induktor baru dikeluarkan ke
beban setelah tegangan ke beban habis.
D. Prosedur Percobaan
D.1 penyearah tidak terkontrol setengah gelombang
1. Membuka software MatLab
2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah 1 fase setengah
gelombang :
E. Data Hasil
Arus Keluaran
Tegangan
Input
Keluaran Rectifier Rectifier
Hasil Osiloskop
0.89 1.40
60 53.48 84.28
F. Analisa Data
1. Analisa Rangkaian
3. Analisa Perhitungan
Diketahui :
Vref = 120 V
R = 40 Ω
Vdc ukur = 53.49 V
Vrms ukur= 84.28 V
Idc ukur = 1.34 A
Penyelesaian :
Vm
Vdc=
π
120 √ 2
Vdc=
π
120 √ 2
Vdc=
π
Vdc=54.01V
Vdc
Idc=
R
54.01
Idc=
40
Idc=1.35 A
Vm
Vrms=
2
120 √2
Vrms=
2
Vrms=84.85 V
Vm
Irms=
2R
120 √ 2
Irms=
2 x 40
Irms=2.12 A
Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
54.01−53.49
Vdc=| |x 100 %
54.01
Vdc=0.96 %
Vrms=|Vrms hitung−Vrms
Vrms hitung
ukur
|x 100 %
84.85−84,28
Vrms=| |x 100 %
84.85
Vrms=0.67 %
Idc=0,74 %
Irms=0.47 %
Tabel 1.1.2 : Hasil perhitungan Tegangan Keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V), R berubah
Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier
40 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 1,34 1,35 0,74 2,11 2,12 0,47
50 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 1,07 1,08 0,92 1,69 1,70 0,58
120
60 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 0,89 0,90 1,11 1,40 1,41 0,70
Dari tabel 1.1.2 dapat dianalisa bahwa seiring bertambahnya nilai resistor didapatkan nilai tegangan average (Vdc) adalah
Vm
tetap. Karena Vref yang digunakan konstan. Hal ini sesuai dengan persamaan V DC = . Nilai % Error yang didapatkan juga tetap
π
V DC hitung−V DC ukur
dan sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % Error VDC = x100%.
V DC hitung
Semakin besar nilai resistor, nilai arus average (Idc) ukur dan arus average (Idc) hitung yang dihasilkan akan semakin kecil.
Vdc
Hal ini disebabkan karena nilai R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Dimana hal tersebut sesuai dengan persamaan IDC =
2
Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091
Konverter AC-DC (Penyearah)
Nilai % Error yang didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error I DC =
I DC hitung−I DC ukur
x100%.
I DC hitung
Semakin besar nilai resistor, nilai arus rms (Irms) ukur dan arus rms (Irms) hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. . Hal ini
Vm
disebabkan karena R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Dimana hal tersebut sesuai dengan persamaan Irms = .
2R
Nilai %Error yang didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error Irms =
Vm
Vrms = . Nilai % Error juga akan tetap dan nilainya sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error Vrms =
2
Vrms hitung−Vrmsukur
x100%.
Vrmshitung
5.Analisa Grafik
40
30
Vdc
20
10
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
Vdc
Vm
VDC =
π
b. Perbandingan R TerhadapVrms
40
30
20
10
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
VRMS
1.2
1.07
1 0.89
0.8
Idc
0.6
0.4
0.2
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
Idc
Vm
IDC =
π xR
1.5 1.4
IRMS
0.5
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
IRMS
Vm
Irms =
2 xR
Tabel 1.1.3 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),
F. Analisa Data
1. Analisa Rangkaian
Dari gambar 1.1.10, dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang
dihasilkan oleh penyearah tak terkontrol jembatan satu fasa. Pada rangkaiannya
menggunakan empat dioda dengan sumber tegangan AC. Saat siklus positif, kaki
anoda D1 akan mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju
(forward bias) D3 OFF dan akan mengalirkan arus menuju beban menyebabkan
D4 forward bias sedangkan D2 OFF. Pada saat siklus negatif, kaki anoda D2 akan
mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju (forward bias) D4 OFF
dan akan mengalirkan arus menuju beban menyebabkan D3 forward bias
sedangkan D1 OFF. Pada saat siklus positif maupun negative, gelombang input
akan bisa disearahkan karena ada dua diode yang ON pada masing-masing siklus.
3. Analisa Perhitungan
Diketahui :
Vref = 120 V
R = 40 Ω
Vdc ukur = 165,02 V
Vrms ukur = 165 V
Idc ukur = 4,96 A
Irms ukur = 15,83 A
Ditanya:
Vdc
Idc
Vrms
Irms
%Error Vdc, Idc, Vrms, Irms
Penyelesaian :
2Vm
Vdc=
π
2 x 120 √ 2
Vdc=
π
Vdc=108,03 V
Vdc
Idc=
R
108,03
Idc=
40
Idc=2,70 A
Vrms=Irms . R
Vrms=3,5 . 40
Vrms=140 V
ℑ
Irms=
√2
4,96
Irms=
√2
Irms=3,5 A
Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
108,09−165,02
Vdc=| |x 100 %
108,09
Vdc=52,66 %
Vrms=|Vrms hitung−Vrms
Vrms hitung
ukur
|x 100 %
140−165
Vrms=|
140 |
x 100 %
Vrms=17,85 %
Idc=83,70 %
Tabel 1.1.4 : Hasil Perhitungan Gelombang Penyearah tidak terkontrol jembatan (R berubah)
Vre R(ohm Averag Averag % RMS RMS % Averag Averag % RMS RMS % Dari
tabel e e e e 1.1.4
f ) error ukur hitun error error ukur hitun erro
dapat ukur hitung g ukur hitung g r
(V) (V) (I)
(V) (V) (I) (I)
(V) (I)
40 108,03 52,66 140 17,85 4,96 2,70 83,70 15,8 3,5 35,2
165,02 165
3
120
50 108,03 53,66 165. 135 22,66 3,98 2,16 84,25 13,3 2,7 39,5
166,00
6 7
60 108,03 54,12 102 62,74 3,32 1,80 84,44 11,7 1,7 58,9
166,50 166
2
dianalisa bahwa Vdc hitung yang didapatkan bernilai konstan. Semakin besar nilai resistor, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan selalu
2Vm
sama karena Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yaitu V dc = . Nilai % error yang didapatkan cenderung besar, karena
π
V dc hitung−V dc ukur
selisih antara vdc hitung dengan vdc ukur cukup besar sesuai dengan persamaan % error Vdc = x100%.
V dc hitung
ℑ
Karena semakin besar nilai resistor, maka nilai Irms hitung yang dihasilkan semakin kecil sesuai dengan persamaan I rms =
√2 .
sehingga menyebabkan Nilai Vrms hitung yang didapatkankan juga semakin kecil sesuai dengan persamaan Vrms=Irms . R. Nilai % error
juga semakin meningkat dan cenderung besar karena selisih antara Vrms hitung dengan Vrms ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan
Vdc
karena R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Sesuai dengan persamaan I dc = . Nilai % error didapatkan cenderung besar karena
R
I DC hitung−I DC ukur
selisih antara IDC hitung dengan IDC ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan % error IDC = x100%.
I DC hitung
Semakin besar nilai resistor, nilai Irms ukur dan Irms hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan karena
ℑ
R berbanding terbalik terhadap Irms. Sesuai dengan persamaan Irms=
√ 2 . Nilai % error didapatkan cenderung besar karena selisih antara
Irms hitung−Irms ukur
Irms hitung dengan Irms ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan persamaan % error Irms = x100
Irms hitung
5.Analisa Grafik
a. Perbandingan R terhadap Vdc
165.5
Vdc
165.02
165
164.5
164
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
Vdc
Dari gambar 1.1.11 dapat diketahui nilai Vdc yang dihasilkan semakin
meningkat seiring bertambahnya nilai tahanan, karena nilai tahanan
mempengaruhi nilai Vdc. Hal ini sesuai dengan persamaan
2Vm
VDC =
π
165.2
165
165
164.8
164.6
164.4
40 50 60
VRMS
Dari gambar 1.1.12 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai beban R,
nilai Vrms yang didapatkan semakin besar, hal ini disebabkan karena, nilai
tahanan mempengaruhi nilai vrms.
4.96
5
3.98
4
3.32
3
Idc
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
Idc
V dc
IDC =
R
8
6
4
2
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)
IRMS
Im
Irms =
√2
Tabel 1.1.5 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),
C berubah Untuk Beban R = 40 Ω, L= 4 mH
F. Analisa
1. Analisa Rangkaian
Dari gambar 1.1.16, dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang
dihasilkan oleh penyearah tak terkontrol jembatan satu fasa beban RL
dengan filter C. Adapun rangkaianya menggunakan empat diode sebagai
penyearah gelombang penuh dengan sumber tegangan AC. Adapun cara
kerja rangkaian ini adalah saat polaritas positif, D1 ON diakrenakan kaki
anodanya mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju,
sedangkan D2 OFF. Selanjutnya arus menuju beban menyebabkan D3 bias
maju sedangkan D4 OFF. Pada saat polaritas negatif, D2 ON dikarenakan
kaki katodanya akan mendapat tegangan negatif menyebabkan dioda bias
mundur, sehingga D1 OFF. Selanjutnya arus akan mengalirkan menuju
beban menyebabkan D4 ON bias mundur sedangkan D3 OFF. Dengan
adanya filter C pada rangkaian sebagai filter dan peredam, ripple tegangan
output akan dapat diperbaiki sehingga lebih mendekati bentuk gelombang
DC murni.
3. Analisa Perhitungan
Diketahui :
Vref = 120 V
R = 40 Ω
C= 2 mH
Vdc ukur = 159,74 V
Vrms ukur = 159,8 V
Idc ukur = 4,84 A
Irms ukur = 11,94 A
Ditanya:
Vdc
Idc
Perhitungan rippe
%Error Vdc, Idc
Penyelesaian :
Vm
Vdc=Vm−
4 fRC
120 √ 2
Vdc=120 √2−
4.50 .40.2
Vdc=169,70−0,01V
Vdc=169,69 V
Vdc
Idc=
R
169,69
Idc=
40
Idc=4,24 A
Perhitungan ripple
Vm
∆ V 0=
2 fRC
1
∆ V 0=
2 πfRC
∆V0 1
=
Vm 2 πfRC
∆V0 1 1
= = =0,03
Vm 2 πfRC 2 πx 50 x 40 x 2 x 10−3
Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
169,69−159,74
Vdc=| |x 100 %
169,69
Vdc=5,8 %
Idc=14,15 %
Dari table 1.1.6 dapat dianalisa bahwa Vref yang digunakan konstan
sehingga nilai Vdc hitung yang didapatkan bernilai konstan seiring bertambahnya
Vm
nilai beban C, sesuai dengan persamaan Vdc=Vm− . Nilai % error yang
4 fRC
didapatkan kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % error V dc =
V dc hitung−V dc ukur
x100%.
V dc hitung
Karena semakin besar nilai beban C, maka nilai Idc hitung yang
Vdc
dihasilkan konstan sesuai dengan persamaan Idc= . sehingga menyebabkan
R
Nilai % error yang didapatkan kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan
Vm
persamaan ∆ V 0 =
2 fRC
5.Analisa Grafik
a.
Grafik Perbandingan kapasitor (C) terhadap Vdc
166
165.02
165
164 163.62
163
162
Vdc
161
159.74
160
159
158
157
2 4 6
Kapasitor (C)
Vdc
4.9
Idc
4.854.84
4.8
4.75
2 4 6
Kapasitor (C)
Idc
Vdc
IDC =
z
c.
Grafik Perbandingan Kapasitor (C) terhadap Ripple
0.05
0.04
0.04
0.04
0.03
0.03
Ripple
0.02 0.02
0.02 0.01
0.01
0.01
0
2 4 6
Kapasitor (C)
Ripple
∆V 0 1
=
Vm 2 fRC
G. Kesimpulan
A. Tujuan pecobaan
1. Untuk membandingkan gelombang tegangan keluaran pada penyearah
tidak terkontrol tiga fasa gelombang penuh ketika beban R dan L di
variasikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi beban R dan L terhadap nilai tegangan
keluaran
C. Dasar Teori
1. Penyearah tidak terkontrol tiga fasa
VDC
Idc=
R
3 v 2 m + 3 = 0,84Vm
√ 4π
¿
√ 2
¿
Tengangan dan arus output rata – rata untuk beban R sebagai berikut
2π
6 3
VDC= ∫ 3 √ 3 Vm sin ωt dωt= √ 3 Vm = 1,64 Vm
2π ❑ R
3
vdc
IDC=
R
Tegangan dan arus rms output dirumuskan sebagai berikut
V 9
rms=
√ π¿ ¿
¿¿
Irms
Irms
r
D. Prosedur Percobaan
Tabel 1.1.7 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),
30 279,08 279,33
80 3,49 3,49
F. Analisa Data
3. Analisa Perhitungan
Untuk Data 1
Diketahui: Vref = 120 Vrms
Vm = 120√ 2 V
R = 40 Ω
L= 10 mH
Ditanya: VDC, IDC, Vrms, Irms, %Error
Penyelesaian:
Z = √ R2 + XL2= √ R2 +¿ ¿
=√ 402 +¿ ¿
=40
3√3 3√3
VDC = xVm = x 120 √ 2= 280,69 V
π π
Vdc 280,69 280,69
IDC = = 2 2 = = 7,01 A
Z √ R +( 2 πfL) 40
3 9√3 3 9√3
Vrms = Vm
√ +
2 4π
=120√ 2 +
2 4π √
= 280,93 V
280,93 280,93
Irms= 2 2 = = 7,02 A
√ R +( 2 πfL) 40
Vrmshitung−Vrms ukur
Error Vrms = | |x100%
Vrmshitung
280,93−279,33
=| |x100% =0.56%
280,93
Irms hitung−Irms ukur
%Error Irms = | |x100%
Irms hitung
=|7,02−6,92
7,02 |
x100%=0,56%
Vre R L Vdc Vdc %Error Vrms Vrms %Error Idc Idc %Error Irms Irms %Error
f (Ω) (V) hitung hitung uku hitun hitun
(mH) (%) (V) (%) (A) (%)
(V) (V) r g g
(V)
(A) (A) (A)
80 30 279,0 280,6 0,57 279,3 280,9 0.56 3,49 3,50 0,28 3,49 3,51 0,56
8 9 3 3
Dari tabel 1.1.8 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan adalah tetap. Semakin besar nilai beban R dan L, nilai Vdc hitung
yang dihasilkan selalu sama hal ini dikarenakan Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu
3√3
VDC = xVm. Nilai %Error yang didapatkan juga tetap dan sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC
π
= |V DC hitung−V DC ukur
V DC hitung |x100%. Untuk nilai beban R dan L terhadap nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan semakin kecil.
Vdc
Hal tersebut disebabkan karena beban RL berbanding terbalik terhadap Idc hitung yang sesuai dengan persamaan IDC = . Nilai %Error yang
Z
didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error IDC = | I DC hitung−I DC ukur
I DC hitung | x100%.
Nilai Vrms ukur yang didapatkan adalah tetap. semakin besar nilai beban R dan L, nilai Vrms hitung yang didapat adalah tetap,
3 9√3
hal ini dikarenakan nilai dari Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu Vrms = Vm
√ +
2 4π
. Nilai %Error
juga akan tetap. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % Error Vrms = |Vrmshitung−Vrms
Vrmshitung
ukur
|x100%.
Semakin besar nilai beban R dan L, nilai Irms ukur dan Irms hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
Vrms
karena berbanding terbalik terhadap Irms. Sesuai dengan persamaan Irms= Nilai %Error yang didapatkan kecil. Didapat
Z
200
150
V dc
100
50
0
40 60 80
Tahanan R
Dari gambar 1.1.25 di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban
R, nilai Vdc yang dihasilkan selalu sama atau konstan. Hal ini di karenakan Vref
yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu
3√3
V DC = xVm
π
200
V rms
150
100
50
0
40 60 80
Tahanan R
4
I dc
3.49
3
2
1
0
40 60 80
Tahanan R
V dc
I DC =
Z
4
I rms
3.49
3
2
1
0
40 60 80
Tahanan R
Dari gambar 1.1.28 di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban
R, nilai Irms yang dihasilkan semakin kecil. Hal tersebut dikarenakan Z
berbanding terbalik terhadap Irms yang Sesuai dengan persamaan.
V rms
I rms =
Z
V Vm
out= (1+cos a)
2 π 91
3. Analisa Perhitungan
Data 1
Diketahui: Vref = 10 Vrms
Vm = 10√ 2 V
R=9Ω
∝=¿30= 0.52 rad
Ditanya: VDC
IDC
Vrms
Irms
%Error VDC, IDC, Vrms, Irms
Penyelesaian:
Vm 10 √ 2
VDC = (1+ cos ∝) = (1+ cos 20)= 4,2 V
2π 2π
Vdc 4 ,2
IDC = = = 0.47 A
R 9
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
Vrms = [ (π −∝+ )]
2 π 2
10 √ 2 1 sin 2 x 0 , 52 1/2
= [ (π −0. 52+ )] = 6,47 V
2 π 2
Vrms 6 , 97
Irms= = = 0,718 A
R 9
V DC hitung−V DC ukur
%Error VDC = x100%
V DC hitung
4 ,2−4 , 2
= x100% = 0%
4,2
I DC hitung−I DC ukur
%Error IDC = x100%
I DC hitung
10 60 3,36 3,37 0,3 6,34 5,798 9,35 0,375 0,374 0,2 0,7046 0,7044 0,02
9
90 2,25 2,25 0 5,00 5,04 0,79 0,250 0,25 0 0,5565 0,5555 0,18
Dari tabel 1.2.3, dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R yang tetap, nilai
Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil
Vm
sesuai dengan persamaan VDC = (1+ cos ∝). Nilai %Error yang didapatkan bersifat flukluatif. Didapat dari perhitungan menggunakan
2π
V DC hitung−V DC ukur
persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung
Vdc
disebabkan karena nilai Vdc semakin kecil, karena Vdc berbanding lurus terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan IDC = . Nilai %Error
R
I DC hitung−I DC ukur
yang didapatkan semakin kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error IDC = x100%.
I DC hitung
4. Analisa Grafik
a. Perbandingan α terhadap Vdc
2
1.5
1
0.5
0
30 60 90
sudut alfa
vdc (V)
Vrms (V)
4
0
30 60 90
sudut alfa
Vrms)
Dari gambar grafik 1.2.10, dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai
α, nilai Vrms yang dihasilkan akan semakin kecil. karena α yang
digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil
sesuai persamaan yang digunakan adalah
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
Vrms = [ (π −∝+ )] .
2 π 2
Idc (A)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
30 60 90
sudut alfa
Idc
Irms (A)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa
Irms
Beban RL
1. Analisa Rangkaian
Dari gambar 1.2.14 dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan oleh
penyearah terkontrol setengah gelombang satu fasa beban RL. Adapun gelombang
tegangan keluaran dapat dilihat akan mulai menyala sesuai pada sudut penyalaanya
yakni 30o. Pada rangkaiannya menggunakan sebuah Thyristor yang dapat dikontrol
sudut penyalaannya dengan sumber tegangan AC, ketika gate pada Thyristor
mendapat arus maka thyristor akan nyala pada saat siklus positif. Sedangkan pada
saat siklus negatif, Thyristor akan mati. Saat siklus positif, kaki anoda akan mendapat
tegangan positif menyebabkan Thyristor bias maju dan akan mengalirkan arus, maka
rangkaian seperti close circuit. Pada saat siklus negatif, kaki katoda akan mendapat
tegangan positif menyebabkan Thyristor bias mundur dan tidak akan mengalirkan
arus, menyebabkan Thyristor seperti open circuit.
Pengaruh L terhadap arus keluaran (Iout) pada gambar gelombang di atas adalah
arus menjadi tidak kontinyu dikarenakan terdapat nilai arus yang ada di bawah nol.
3. Analisa Perhitungan
Untuk Data 1
Diketahui: Vref = 10 Vrms
Vm = 10√ 2 V
R=9Ω
L = 4 mH = 4x10-3 H
∝=¿300
β = 189,640
Ditanya: VDC, IDC, Vrms, Irms dan %Error VDC, IDC, Vrms, Irms
Penyelesaian:
Z = √ R2 + XL2= √ R2 +¿ ¿
=√ 92 +¿ ¿
=9,12
Vm
VDC = (cos ∝−cos β ) = 10 √ 2 (cos 3 0−cos 189,64)= 4,168 V
2π 2π
Vdc 4,168
IDC = = = 0.45 A
z 9,12
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
Vrms = [ (π −∝+ )]
2 π 2
10 √ 2 1 sin 2 x 0,523 1/2
= [ (π −0.523+ )] = 6,47 V
2 π 2
Vrms 6,49
Irms= = = 0,71 A
z 9,12
V DC hitung−V DC ukur
%Error VDC = ¿ ∨¿x100%
V DC hitung
4,168−4,178
=¿ ∨¿x100% = 0,23%
4,168
I DC hitung−I DC ukur
%Error IDC =| ∨¿ x100%
I DC hitung
0,46−0,45
=¿ ∨¿x100% = 2,2 %
0,46
Vrmshitung−Vrmsukur
%Error Vrms =| |x100%
Vrmshitung
6,4 7−6,97
=¿ ∨¿x100% =7,7 %
6 , 97
Irms hitung−Irms ukur
%Error Irms =| ∨¿x100%
Irms hitung
0,7 64−0,76
=¿ ∨¿x100%=0,5 %
0,7 64
mH
60 3,36 3,344 0,47 6,34 5,8 9,31 0,37 0,36 2,7 0,66 0,69 4,3
10 9 4
90 2,22 2,219 0,045 5,00 5,04 0,7 0,24 0,243 1,2 0,52 0,54 3,7
Dari tabel 1.2.4 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang
tetap, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α
Vm
semakin kecil sesuai dengan persamaan Vdc= (cos ∝−cos β ). Nilai %Error yang didapatkan bersifat flukluatif. Didapat dari
2π
V DC hitung−V DC ukur
perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung
Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang tetap, nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal
Vdc
tersebut disebabkan karena nilai Vdc semakin kecil, karena Vdc berbanding lurus terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan I DC = .
Z
3.5
3.36
2.5 2.22
Vdc (V)
1.5
0.5
0
30 60 90
sudut
Vdcalfa
6.97
8
7 6.34
6 5
Vrms (V) 5
4
3
2
1
0
30 60 90
sudut alfa
Vrms
0.46
0.5
0.37
0.4
0.3 0.24
Idc (A)
0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa
Idc
0.76
0.8 0.66
0.7
0.6 0.52
Irms (A) 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa
Irms
Rectifier Rectifier
R Average RMS
Vref L Average RMS
α0
(ohm (A) (A)
(V) (mH) (V) (V)
)
Dari gambar 1.2.26 tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan oleh
penyearah terkontrol tiga fasa gelombang penuh. Pada rangkaiannya
menggunakan 6 thyristor dengan 3 sumber tegangan AC yang terdiri dari fasa R,
fasa S, dan fasa T. Fasa R terdiri dari thyristor T1 dan T4, fasa S terdiri dari
thyristor T3 dan T6, dan fasa T terdiri dari thyristor T5 dan T2. Sudut konduksi
setiap dioda sebesar 2π/3, sehingga urutan kerja thyristor adalah 12, 23, 34, 45,
56, dan 61.
3 9 √3 3 9 3
Vrms= Vm.
√ +
2 4π √
.Cos α = 120√ 2 . + √ cos(30)=272,28
2 4π
Vrms 272,28
Irms = = =6,8 A
Z 40
V DC hitung−V DC ukur
%Error VDC = ¿ ∨¿x100%
V DC hitung
243,08−171,9
=¿ ∨¿x100% = 29,2 %
243,08
I DC hitung−I DC ukur
%Error IDC =| ∨¿ x100%
I DC hitung
6,077−4,29
=¿ ∨¿x100% = 29,4 %
6,077
Vrms hitung−Vrmsukur
%Error Vrms = x100%
Vrmshitung
272,8−174,7
= x100% = 35,9 %
2 72,8
4mH
Dari tabel 1.2.6 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang
semakin meningkat, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan
3√3
nilai cos α semakin kecil sesuai dengan persamaan Vdc= Vm x cos ∝. Nilai %Error yang didapatkan juga semakin kecil. Didapat
π
V DC hitung−V DC ukur
dari perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung
Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang semakin meningkat, nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan
semakin kecil. Karena semakin kecil nila Vdc pengaruh dari meningkatnya α , dan nilai Idc yang berbanding terbalik dengan Z. Sesuai
I DC hitung−I DC ukur
x100%.
I DC hitung
Adapun nilai Vrms semakin menurun seiring meningkatnya nilai α , hal ini dikarenakan nilai Vdc berbanding terbalk dengan
nilai α, sesuai rumus Vrms= Vm. 3 + 9 √ 3 .Cos α. Nilai %Error yang didapat semakin kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan
√2 4π
Vrmshitung−Vrmsukur
persamaan %Error Vrms = x100%.
Vrmshitung
Adapun nilai Irms semakin kecil seiring bertambahnya nilai α dan Z. Karena semakin kecil nila Vdc pengaruh dari
Vrms
meningkatnya α , dan nilai Idc yang berbanding terbalik dengan Z. Sesuai dengan persamaan Irms = . Nilai %Error yang
Z
4. Analisa Grafik
a. Perbandingan α terhadap Vdc
100
80
60
40
20
0
30 40 50
Sudut Alfa
Vdc (V)
2.5
2 1.59
1.5
1
0.5
0
30 40 50
Sudut Alfa
Idc (A)
100
80
60
40
20
0
30 40 50
Sudut Alfa
Vrms (V)
Dari grafik 1.2.29 dapat dianalisa bahwa dari grafik di atas, dapat
dianalisa bahwa semakin besar nilai α, maka nilai Vdc yang dihasilkan
akan semakin kecil karena sesuai dengan persamaan
2.5
2 1.68
1.5
1
0.5
0
30 40 50
Sudut Alfa
Irms (A)
G. Kesimpulan
1. Pengaruh perubahan sudut penyalaan thyristor dan beban RL yang diatur
semakin meningkat menyebabkan tegangan keluaran hasil penyearah
semakin kecil.
2. Tegangan keluaran yang dihasilkan pada saat sudut penyalaan thyristor
dan beban RL divariasikan semakin meningkat adalah semakin menurun.
Daftar Pustaka