Anda di halaman 1dari 110

Konverter AC-DC (Penyearah)

PERCOBAAN 1
KONVERTER AC-DC (PENYEARAH)

1.1 PENYEARAH TIDAK TERKONTROL


1.1.1 Penyearah Tidak Terkendali Satu Fasa
A. Tujuan pecobaan
1. Untuk membandingkan gelombang tegangan keluaran pada penyearah tidak
terkendali satu fasa setengah gelombang dan jembatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi beban R terhadap tegangan keluaran
penyearah tidak terkendali satu fasa setengah gelombang.
3. Untuk mengetahui pengaruh kapsitor terhadap ripple keluaran tegangan
penyearah tidak terkontrol jembatan beban RL.

B. Alat dan Bahan

NO NAMA JUMLAH KETERANGAN

1 LAPTOP/ PC 1 ALAT SIMULASI

2 MATLAB R2015a 1 ALAT SIMULASI

3 Dioda Secukupnya Bahan simulasi (software)

4 Sumber AC 1 Phase 1 Bahan simulasi (software)

5 Beban R 1 Bahan simulasi (software)

6 Beban L 1 Bahan simulasi (software)

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

C. Dasar Teori
1. Penyearah Tidak Terkontrol Setengah Gelombang
Penyearah daya merupakan rangkaian elektronika daya yang berfungsi
untuk mengubah tegangan sumber masukan arus bolak-balik dalam bentuk
sinusoida menjadi tegangan searah yang tetap. Jenis sumber tegangan masukan
untuk mencatu rangkaian penyearah daya dapat digunakan tegangan bolak-balik
satu fasa dan tiga fasa. Penyearah satu fasa merupakan rangkaian penyearah
daya dengan sumber masukan tegangan bolak-balik satu fasa. Rangkaian
penyearahan dapat dilakukan dalam bentuk penyearah setengah gelombang
(halfwave) dan penyearah gelombang penuh (fullwave). Pembebanan pada
rangkaian penyearah daya umumnya dipasang beban resistif atau beban resistif-
induktif. Efek dari pembebanan ini akan memengaruhi kualitas tegangan luaran
yang dihasilkan dari rangkaian penyearah.

2. Penyearah tidak terkontrol satu fasa

Gambar 1.1.1 Rangkaian Penyearah Tidak Terkontrol Satu Fasa

Penyearah tak terkendali pada umumnya menggunakan diode sebagai


saklarnya. Untuk penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkendali
menggunakan satu buah diode. Penyearah tidak terkendali satu fasa terbagi atas
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

3. Penyearah tak terkendali satu fasa setengah gelombang


Penyearah jenis ini menggunakan satu buah diode sebagai komponen
penyearah tak terkontrol. Hasil keluaran dari rangkaian ini adalah hanya
sebagian positif saja dalam satu panjang gelombang dari yang inputannya
adalah gelombang sinus yang memiliki bagian positif dan bagian negatif dalam
satu panjang gelombangnya. Berikut adalah rangkaian dari penyearah satu fasa
setengah gelombang tak terkontrol.

Gambar 1.1.2 Penyearah tak terkendali satu fasa setengah gelombang

Ketika arus input positif, maka dioda dibias maju, sehingga terdapat arus yang
mengalir dari sumber ke beban. Pada gambar kurva kanan bawah, tampak
bahwa terdapat gelombang positif yang menandakan bahwa terdapat arus yang
mengalir pada beban. Beban resistif memiliki faktor daya unity (cos phi = 1),
sehingga tidak ada perbedaan sudut fasa antara kurva tegangan dengan arus.
Ketika arus input adalah negatif, maka diode akan dibias mundur, sehingga arus
tidak dapat mengalir pada beban karena diode memblok aliran arus. Pada
gambar kurva kanan bawah, tampak bahwa tidak ada arus yang mengalir pada
beban. Sehingga kurva berbentuk garis lurus (nol). Untuk rangkaian beban
induktif, hasil keluarannya berbeda dengan rangkaian beban resistif. Induktif
memiliki sifat menyimpan arus. Pada periode positif, induktor di charge.
Sehingga meskipun tegangan pada beban telah nol, arus yang mengalir masih
ada. Hal ini dikarenakan arus yang disimpan induktor baru dikeluarkan ke
beban setelah tegangan ke beban habis.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4. Penyearah tidak terkontrol satu fasa gelombang penuh

Terdapat dua jenis rangkaian penyearah tidak terkontrol satu fasa


gelombang penuh, diantaranya penyearah dengan Tap Tengah (Center Tap)
yang menggunakan 2 dioda dan penyearah jembatan (bridge/4 dioda).
Keduanya memiliki hasil keluaran yang sama, yaitu berupa dua buah bagian
positif dalam satu panjang gelombang dari yang inputannya adalah nerupa
setengah bagian positif dan setengah bagian negatif dalam satu panjang
gelombang. Berikut adalah rangkaian dari penyearah satu fasa gelombang
penuh tak terkontrol.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

D. Prosedur Percobaan
D.1 penyearah tidak terkontrol setengah gelombang
1. Membuka software MatLab
2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah 1 fase setengah
gelombang :

4. Mencatat semua hasil yang didapat ke dalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

D.2 penyearah tidak terkontrol jembatan


1. Membuka software MatLab
2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah 1 fase jembatan :

4. Mencatat semua hasil yang didapat ke dalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

E. Data Hasil

E.1 Penyearah tidak terkontrol setengah gelombang 1 fasa

Tabel 1.1.1 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap

(120 V), R berubah

Arus Keluaran
Tegangan
Input
Keluaran Rectifier Rectifier
Hasil Osiloskop

Vref R Average RMS Average RMS

(V) (ohm) (V) (V) (A) (A)

40 53.48 84.28 1.34 2.11

50 53.48 84.28 1.07 1.69


120

0.89 1.40
60 53.48 84.28

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

F. Analisa Data

F.1. Penyearah Tidak Terkontrol Setengah Gelombang Beban R 1 Fasa

1. Analisa Rangkaian

Gambar 1.1.3 Rangkaian Penyearah tidak terkontrol setengah gelombang

Pada gambar 1.1.3 terdapat sumber tegangan AC yang dimana positf


sumber dirangkai seri dengan dioda. Sedangkan beban R dirangkai paralel
dengan tegangan sumber. Untuk mengukur Idc dan Irms digunakan
ampermeter yang dirangkai seri dengan dioda. Sedangkan untuk mengukur
Vdc dan Vrms digunakan voltmeter yang dirangkai paralel dengan beban R.
untuk mengukur nilai RMS pada nilai tegangan dan arus di tambahkan
komponen RMS. Scope digunakan untuk melihat gelombang keluaran dari
nilai arus dan nilai tegangan. Filter C dihubung terbuka sehingga tidak
mempengaruhi nilai keluaran dari arus maupun tegangan.

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2. Analisa sinyal keluaran tegangan dan arus

Gambar 1.1.4 Gelombang Keluaran Penyearah tidak terkontrol

Dari gambar 1.1.4 terdapat gelombang tegangan dan arus keluaran


yang dihasilkan oleh penyearah tak terkontrol. Adapun glombang yang
dihasilkan dengan pemasangan dioda adalah setengah glombang pada setiap
fasenya. Dengan menggunakan satu dioda pada rangkain sumber tegangan
AC, maka diode akan dalam kondisi ON pada saat polaritas tegangan positif.
Sedangkan pada saat polaritas tegangan negatif, dioda akan OFF. Saat
polaritas tegangan positif, kaki anoda akan mendapat tegangan positif
menyebabkan dioda bias maju dan akan mengalirkan arus, maka rangkaian
menjadi close circuit. Pada saat polaritas tegangan negatif, kaki katoda akan
mendapat tegangan negatif menyebabkan dioda bias mundur dan tidak akan
mengalirkan arus, maka rangkaian menjadi oppen ciruit.

3. Analisa Perhitungan

Diketahui :

Vref = 120 V
R = 40 Ω
Vdc ukur = 53.49 V
Vrms ukur= 84.28 V
Idc ukur = 1.34 A

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Irms ukur = 2.11 A


Ditanya:
Vdc
Idc
Vrms
Irms
%Error Vdc, Idc, Vrms, Irms

Penyelesaian :
Vm
Vdc=
π
120 √ 2
Vdc=
π
120 √ 2
Vdc=
π
Vdc=54.01V

Vdc
Idc=
R

54.01
Idc=
40
Idc=1.35 A

Vm
Vrms=
2
120 √2
Vrms=
2
Vrms=84.85 V

Vm
Irms=
2R
120 √ 2
Irms=
2 x 40

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Irms=2.12 A

Menghitung persentase error

Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
54.01−53.49
Vdc=| |x 100 %
54.01
Vdc=0.96 %

Vrms=|Vrms hitung−Vrms
Vrms hitung
ukur
|x 100 %
84.85−84,28
Vrms=| |x 100 %
84.85
Vrms=0.67 %

Idc=| Idc hitung−Idc


Idc hitung
ukur
|x 100 %
1.35−1.34
Idc=|
1.35 |
x 100 %

Idc=0,74 %

Irms=| Irms hitung−Irms


Irms hitung
ukur
|x 100 %
2.12−2.11
Irms=|
2.12 |
x 100 %

Irms=0.47 %

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4. Analisa Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 1.1.2 : Hasil perhitungan Tegangan Keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V), R berubah
Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier

Vre R Average Averag % RMS RMS % Averag Average % RM RMS %


e e
f ukur erro ukur hitung erro hitung erro S hitung error
(ohm)
hitung r r ukur r ukur
(V) (V) (V) (V) (A) (A)
(V) (A)
(A)

40 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 1,34 1,35 0,74 2,11 2,12 0,47

50 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 1,07 1,08 0,92 1,69 1,70 0,58
120
60 53,48 54,01 0,96 84,28 84,85 0,96 0,89 0,90 1,11 1,40 1,41 0,70

Dari tabel 1.1.2 dapat dianalisa bahwa seiring bertambahnya nilai resistor didapatkan nilai tegangan average (Vdc) adalah

Vm
tetap. Karena Vref yang digunakan konstan. Hal ini sesuai dengan persamaan V DC = . Nilai % Error yang didapatkan juga tetap
π

V DC hitung−V DC ukur
dan sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % Error VDC = x100%.
V DC hitung

Semakin besar nilai resistor, nilai arus average (Idc) ukur dan arus average (Idc) hitung yang dihasilkan akan semakin kecil.

Vdc
Hal ini disebabkan karena nilai R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Dimana hal tersebut sesuai dengan persamaan IDC =
2
Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091
Konverter AC-DC (Penyearah)

Nilai % Error yang didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error I DC =

I DC hitung−I DC ukur
x100%.
I DC hitung
Semakin besar nilai resistor, nilai arus rms (Irms) ukur dan arus rms (Irms) hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. . Hal ini

Vm
disebabkan karena R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Dimana hal tersebut sesuai dengan persamaan Irms = .
2R
Nilai %Error yang didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error Irms =

Irms hitung−Irms ukur


x100%.
Irms hitung
Nilai tegangan rms (Vrms) yang didapatkan adalah tetap. Karena Vref yang digunakan tetap. Hal ini sesuai dengan persamaan

Vm
Vrms = . Nilai % Error juga akan tetap dan nilainya sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error Vrms =
2

Vrms hitung−Vrmsukur
x100%.
Vrmshitung

Praktikum Elektronika Daya / 2020 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

5.Analisa Grafik

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Vdc


60
53.48 53.48 53.48
50

40

30
Vdc

20

10

0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

Vdc

a. Perbandingan R Terhadap Vdc

Gambar 1.1.5 Grafik Perbandingan tahanan R terhadap Vdc

Berdasarkan Gambar 1.1.5 dapat diketahui bahwa penambahan nilai


tahanan (R) tidak mempengaruhi besarnya nilai Vdc yang dihasilkan konstan.
Karena yang mempengaruhi besarnya vdc adalah Vref yang tetap. Persamaan
yang digunakan adalah

Vm
VDC =
π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Perbandingan R TerhadapVrms

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap VRMS


90
84.28 84.28 84.28
80
70
60
50
VRMS

40
30
20
10
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

VRMS

Gambar 1.1.6 Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Vdc

Berdasarkan gambar 1.1.6 dapat diketahui bahwa penambahan nilai


tahanan (R) tidak mempengaruhi besarnya nilai Vdc yang dihasilkan. Karena yang
mempengaruhi besarnya Vrms adalah Vref yang besarnya tetap. Persamaan yang
digunakan adalah
Vm
Vrms =
2

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c. Perbandingan R Terhadap Idc

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Idc


1.6
1.34
1.4

1.2
1.07
1 0.89
0.8
Idc

0.6

0.4

0.2

0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

Idc

Gambar 1.1.7 grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Idc

Berdasarkan gambar 1.1.7 dapat diketahui bahwa penambahan nilai R


mempengaruhi besarnya nilai Idc yang dihasilkan. Semakin besar nilai R, Idc
yang dihasilkan akan semakin kecil. Sesuai dengan persamaan

Vm
IDC =
π xR

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

d. Perbandingan R terhadap Irms

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap IRMS


2.5
2.11
2
1.69

1.5 1.4
IRMS

0.5

0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

IRMS

Gambar 1.1.8 Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Irms

Berdasarkan gambar 1.1.8 dapat diketahui bahwa penambahan nilai R


mempengaruhi besarnya nilai Irms yang dihasilkan. Semakin besar nilai R, Orms
yang dihasilkan akan semakin kecil. Sesuai dengan persaman

Vm
Irms =
2 xR

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

E.2. Penyearah tidak terkontrol jembatan 1 fasa

Tabel 1.1.3 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),

Untuk Beban R berubah

Tegangan Keluaran Arus Keluaran Scope


Input
Rectifier Rectifier

Vref R Average RMS Average RMS

(V) (ohm) (V) (V) (A) (A)

40 165.02 165 4.96 15.83

120 50 166.0 165.6 3.98. 13.37

60 166.50 166 3.32 11.72

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

F. Analisa Data

1. Analisa Rangkaian

Gambar 1.1.9 Rangkaian Penyearah tidak terkontrol jembatan 1 fasa

Dari gambar 1.1.9 terdapat sumber tegangan AC. Terdapat 4


dioda yang dimana dua diode bekerja pada polaritas postif dan dua diode
bekerja pada polaritas negatif. Untuk mengukur Idc dan Irms digunakan
ampermeter yang dirangkai seri dengan dioda. Sedangkan untuk
mengukur Vdc dan Vrms digunakan voltmeter yang dirangkai paralel
dengan beban R. untuk mengukur nilai RMS pada nilai tegangan dan
arus di tambahkan komponen RMS. Scope digunakan untuk melihat
gelombang keluaran dari nilai arus dan nilai tegangan.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2. Analisa Sinyal Keluaran

Gambar 1.1.10 Gelombang Penyearah tidak terkontrol jembatan (R berubah

Dari gambar 1.1.10, dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang
dihasilkan oleh penyearah tak terkontrol jembatan satu fasa. Pada rangkaiannya
menggunakan empat dioda dengan sumber tegangan AC. Saat siklus positif, kaki
anoda D1 akan mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju
(forward bias) D3 OFF dan akan mengalirkan arus menuju beban menyebabkan
D4 forward bias sedangkan D2 OFF. Pada saat siklus negatif, kaki anoda D2 akan
mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju (forward bias) D4 OFF
dan akan mengalirkan arus menuju beban menyebabkan D3 forward bias
sedangkan D1 OFF. Pada saat siklus positif maupun negative, gelombang input
akan bisa disearahkan karena ada dua diode yang ON pada masing-masing siklus.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

3. Analisa Perhitungan

Diketahui :

Vref = 120 V
R = 40 Ω
Vdc ukur = 165,02 V
Vrms ukur = 165 V
Idc ukur = 4,96 A
Irms ukur = 15,83 A
Ditanya:
Vdc
Idc
Vrms
Irms
%Error Vdc, Idc, Vrms, Irms

Penyelesaian :
2Vm
Vdc=
π
2 x 120 √ 2
Vdc=
π
Vdc=108,03 V

Vdc
Idc=
R

108,03
Idc=
40
Idc=2,70 A

Vrms=Irms . R
Vrms=3,5 . 40
Vrms=140 V

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)


Irms=
√2
4,96
Irms=
√2
Irms=3,5 A

Menghitung persentase error

Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
108,09−165,02
Vdc=| |x 100 %
108,09
Vdc=52,66 %

Vrms=|Vrms hitung−Vrms
Vrms hitung
ukur
|x 100 %
140−165
Vrms=|
140 |
x 100 %

Vrms=17,85 %

Idc=| Idc hitung−Idc


Idc hitung
ukur
|x 100 %
2,70−4,96
Idc=|
2,70 |
x 100 %

Idc=83,70 %

Irms=| Irms hitung−Irms


Irms hitung
ukur
|x 100 %
3,5−15,83
Irms=| |x 100 %
3,5
Irms=35.2 %

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4.Analisa Tabel Hasil Perhitungan

Tabel 1.1.4 : Hasil Perhitungan Gelombang Penyearah tidak terkontrol jembatan (R berubah)

Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier

Vre R(ohm Averag Averag % RMS RMS % Averag Averag % RMS RMS % Dari
tabel e e e e 1.1.4
f ) error ukur hitun error error ukur hitun erro
dapat ukur hitung g ukur hitung g r
(V) (V) (I)
(V) (V) (I) (I)
(V) (I)

40 108,03 52,66 140 17,85 4,96 2,70 83,70 15,8 3,5 35,2
165,02 165
3
120
50 108,03 53,66 165. 135 22,66 3,98 2,16 84,25 13,3 2,7 39,5
166,00
6 7

60 108,03 54,12 102 62,74 3,32 1,80 84,44 11,7 1,7 58,9
166,50 166
2

dianalisa bahwa Vdc hitung yang didapatkan bernilai konstan. Semakin besar nilai resistor, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan selalu

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2Vm
sama karena Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yaitu V dc = . Nilai % error yang didapatkan cenderung besar, karena
π

V dc hitung−V dc ukur
selisih antara vdc hitung dengan vdc ukur cukup besar sesuai dengan persamaan % error Vdc = x100%.
V dc hitung

Karena semakin besar nilai resistor, maka nilai Irms hitung yang dihasilkan semakin kecil sesuai dengan persamaan I rms =
√2 .
sehingga menyebabkan Nilai Vrms hitung yang didapatkankan juga semakin kecil sesuai dengan persamaan Vrms=Irms . R. Nilai % error
juga semakin meningkat dan cenderung besar karena selisih antara Vrms hitung dengan Vrms ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan

Vrms hitung−Vrms ukur


% error Vrms = x100%.
Vrmshitung
Semakin besar nilai resistor, maka nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan

Vdc
karena R berbanding terbalik terhadap Idc hitung. Sesuai dengan persamaan I dc = . Nilai % error didapatkan cenderung besar karena
R

I DC hitung−I DC ukur
selisih antara IDC hitung dengan IDC ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan % error IDC = x100%.
I DC hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Semakin besar nilai resistor, nilai Irms ukur dan Irms hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan karena


R berbanding terbalik terhadap Irms. Sesuai dengan persamaan Irms=
√ 2 . Nilai % error didapatkan cenderung besar karena selisih antara
Irms hitung−Irms ukur
Irms hitung dengan Irms ukur cukup besar, sesuai dengan persamaan persamaan % error Irms = x100
Irms hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

5.Analisa Grafik
a. Perbandingan R terhadap Vdc

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Vdc


167
166.5
166.5
166
166

165.5
Vdc

165.02
165

164.5

164
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

Vdc

Gambar 1.1.11 Grafik Perbandingan Pengaruh R terhadap Vdc

Dari gambar 1.1.11 dapat diketahui nilai Vdc yang dihasilkan semakin
meningkat seiring bertambahnya nilai tahanan, karena nilai tahanan
mempengaruhi nilai Vdc. Hal ini sesuai dengan persamaan

2Vm
VDC =
π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Perbandingan R terhadap Vrms

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap VRMS


166.2
166
166
165.8
165.6
165.6
165.4
VRMS

165.2
165
165
164.8
164.6
164.4
40 50 60

Tahanan Resistansi (R)

VRMS

Gambar 1.1.12 Grafik Perbandingan Pengaruh R terhadap Vrms

Dari gambar 1.1.12 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai beban R,
nilai Vrms yang didapatkan semakin besar, hal ini disebabkan karena, nilai
tahanan mempengaruhi nilai vrms.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c. Perbandingan tahanan R terhadap Idc

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap Idc


6

4.96
5
3.98
4
3.32
3
Idc

0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

Idc

Gambar 1.1.13 Grafik Perbandingan pengaruh R terhadap Idc

Berdasarkan gambar 1.1.13, dapat diketahui bahwa semakin besar


nilai R maka semakin kecil nilai Idc yang dihasilkan. Hal ini menunjukkan
nilai R berbanding terbalik dengan Idc. Dimana hal ini sesuai dengan
persamaan

V dc
IDC =
R

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

d. Perbandingan Tahanan R terhadap Irms

Grafik Perbandingan Tahanan R terhadap IRMS


18
15.83
16
14 13.37
11.72
12
10
IRMS

8
6
4
2
0
40 50 60
Tahanan Resistansi (R)

IRMS

Gambar 1.1.14 Perbandingan Pengaruh R terhadap Irms

Berdasarkan gambar 1.1.14 dapat diketahui bahwa, semakin besar nilai


beban R, nilai Irms yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya nilai R seiring semakin kecilnya nilai Idc. Sehingga idc berbanding
lurus dengan Irms. Sesuai dengan persamaan

Im
Irms =
√2

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Tabel 1.1.5 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),
C berubah Untuk Beban R = 40 Ω, L= 4 mH

Tegangan Keluaran Arus Keluaran Scope


Input
Rectifier Rectifier

Vref C Average RMS Average RMS

(V) (mF) (V) (V) (A) (A)

2 159.74 159.8 4.84 11.94

120 4 163.62 163.6 4.93 14.26

6 165.02 165 4.96 15.73

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

F. Analisa
1. Analisa Rangkaian

Gambar 1.1.15 Rangkaian Penyearah tidak terkontrol jembatan 1 fasa

Dari gambar 1.1.15 terdapat sumber tegangan AC. Terdapat 4 dioda


yang dimana dua diode bekerja pada polaritas postif dan dua diode bekerja
pada polaritas negatif. Untuk mengukur Idc dan Irms digunakan ampermeter
yang dirangkai seri dengan dioda. Sedangkan untuk mengukur Vdc dan
Vrms digunakan voltmeter yang dirangkai paralel dengan beban R. untuk
mengukur nilai RMS pada nilai tegangan dan arus di tambahkan komponen
RMS. Scope digunakan untuk melihat gelombang keluaran dari nilai arus
dan nilai tegangan. Filter C dihubung terbuka sehingga tidak mempengaruhi
nilai keluaran dari arus maupun tegangan.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2. Analisa Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Gambar 1.1.16 Gelombang Penyearah tidak terkontrol Jembatan (C Berubah)

Dari gambar 1.1.16, dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang
dihasilkan oleh penyearah tak terkontrol jembatan satu fasa beban RL
dengan filter C. Adapun rangkaianya menggunakan empat diode sebagai
penyearah gelombang penuh dengan sumber tegangan AC. Adapun cara
kerja rangkaian ini adalah saat polaritas positif, D1 ON diakrenakan kaki
anodanya mendapat tegangan positif menyebabkan dioda bias maju,
sedangkan D2 OFF. Selanjutnya arus menuju beban menyebabkan D3 bias
maju sedangkan D4 OFF. Pada saat polaritas negatif, D2 ON dikarenakan
kaki katodanya akan mendapat tegangan negatif menyebabkan dioda bias
mundur, sehingga D1 OFF. Selanjutnya arus akan mengalirkan menuju
beban menyebabkan D4 ON bias mundur sedangkan D3 OFF. Dengan
adanya filter C pada rangkaian sebagai filter dan peredam, ripple tegangan
output akan dapat diperbaiki sehingga lebih mendekati bentuk gelombang
DC murni.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

3. Analisa Perhitungan
Diketahui :

Vref = 120 V
R = 40 Ω
C= 2 mH
Vdc ukur = 159,74 V
Vrms ukur = 159,8 V
Idc ukur = 4,84 A
Irms ukur = 11,94 A
Ditanya:
Vdc
Idc
Perhitungan rippe
%Error Vdc, Idc

Penyelesaian :
Vm
Vdc=Vm−
4 fRC
120 √ 2
Vdc=120 √2−
4.50 .40.2
Vdc=169,70−0,01V
Vdc=169,69 V

Vdc
Idc=
R

169,69
Idc=
40
Idc=4,24 A

Perhitungan ripple

Vm
∆ V 0=
2 fRC

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

1
∆ V 0=
2 πfRC

∆V0 1
=
Vm 2 πfRC

∆V0 1 1
= = =0,03
Vm 2 πfRC 2 πx 50 x 40 x 2 x 10−3

Menghitung persentase error

Vdc=|Vdc hitung−Vdc
Vdc hitung
ukur
|x 100 %
169,69−159,74
Vdc=| |x 100 %
169,69
Vdc=5,8 %

Idc=| Idc hitung−Idc


Idc hitung
ukur
|x 100 %
4,24−4,84
Idc=|
4,24 |
x 100 %

Idc=14,15 %

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Tabel 1.1.6 : Hasil Perhitungan Penyearah tidak terkontrol jembatan (C


berubah)

Vref C Average Average % RMS Averag Average % RMS Rippl


e
ukur hitung error ukur hitung error ukur e(
(V) (mF)
ukur
(V) (V) (V) (I) (I) ∆V0
(I) ¿
Vm

2 159,74 169,69 5,8 159,8 4,84 4,24 13,44 11,94 0,039

4 163,62 169,69 3,5 163,6 4,93 4,24 16,27 14,26 0,019


120
6 165,02 169,69 2,7 165 4,96 4,24 16,98 15,73 0,013

Dari table 1.1.6 dapat dianalisa bahwa Vref yang digunakan konstan
sehingga nilai Vdc hitung yang didapatkan bernilai konstan seiring bertambahnya

Vm
nilai beban C, sesuai dengan persamaan Vdc=Vm− . Nilai % error yang
4 fRC
didapatkan kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % error V dc =

V dc hitung−V dc ukur
x100%.
V dc hitung

Karena semakin besar nilai beban C, maka nilai Idc hitung yang

Vdc
dihasilkan konstan sesuai dengan persamaan Idc= . sehingga menyebabkan
R
Nilai % error yang didapatkan kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan

Idc hitung−Idc ukur


persamaan % error Idc = x100%.
Idc hitung

Semakin besar nilai beban C, nilai Ripple yang di dapatkan semakin


kecil. Nilai beban C berbanding terbalik dengan nilai Ripple. Sesuai dengan

Vm
persamaan ∆ V 0 =
2 fRC

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

5.Analisa Grafik

a.
Grafik Perbandingan kapasitor (C) terhadap Vdc
166
165.02
165
164 163.62
163
162
Vdc

161
159.74
160
159
158
157
2 4 6
Kapasitor (C)

Vdc

Perbandingan C terhadap Vdc

Gambar 1.1.17 grafik perbandingan C terhadap Vdc

Berdasarkan gambar 1.1.17 dapat diketahui bahwa, semakin besar nilai


beban C, nilai Vdc yang dihasilkan akan semakin meningkat. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai beban C mempengaruhi nilai Vdc, dimana beban C
berbanding lurus dengan Vdc.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Perbandingan C terhadap Idc

Grafik Perbandingan Tahanan C terhadap Idc


5
4.96
4.95 4.93

4.9
Idc

4.854.84

4.8

4.75
2 4 6
Kapasitor (C)

Idc

Gambar 1.1.18 grafik Perbandingan C terhadap Idc

Berdasarkan gambar 1.1.18 dapat diketahui bahwa semakin besar nilai


beban C, maka nilai Idc semakin meningkat. Dimana seahrusnya nilai Idc bernilai
tetap karena tidak dipengaruhi oleh nilai C. Hal ini sesuai dengan persamaan

Vdc
IDC =
z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c.
Grafik Perbandingan Kapasitor (C) terhadap Ripple
0.05
0.04
0.04
0.04
0.03
0.03
Ripple

0.02 0.02

0.02 0.01
0.01
0.01
0
2 4 6
Kapasitor (C)

Ripple

Perbandingan C terhadap Ripple

Gambar 1.1.19 Grafik Perbandingan C terhadap Ripple

Berdasarkan gambar 1.1.19 dapat diketahui bahwa, semakin besar nilai


beban C maka ripple yang didapatkan semakin kecil, hal ini menunjukkan nilai C
berbanding terbalik dengan nilai ripple tegangan dan sinyal keluaran semakin
mendekati bentuk gelombang DC murni. Hal ini sesuai dengan persamaan

∆V 0 1
=
Vm 2 fRC

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

G. Kesimpulan

1. Pada penyearah tidak terkendali satu fasa setengah gelombang beban R,


tegangan keluaran yang dihasilkan hanya setengah gelombang saja karena
diode akan ON pada siklus positif saja karena menggunakan satu dioda.
Sedangkan pada penyearah terkendali jembatan satu fasa beban R pada
siklus negatif atau positif gelombang input tetap bisa disearahkan karena
ada dua dioda yang ON.
Pada penyearah tidak terkendali jembatan satu fasa beban RL dengan filter
C gelombang tegangan yang dihasilkan lebih mendekati gelombang DC
karena adanya pengaruh C yang dapat mengurangi ripple tegangan output
akibat adanya L.
2. Pengaruh variasi beban R terhadap tegangan keluaran penyearah tidak
terkendali satu fasa setengah gelombang adalah semakin besar beban R
yang diberikan maka Vdc dan Vrms yang dihasilkan konstan karena
menggunakan V referensi yang tetap.
3. Pengaruh kapasitor terhadap ripple keluaran tegangan penyearah tidak
terkontrol jembatan beban RL adalah dapat memperbaiki ripple tegangan
output yang dihasilkan sehingga mendekati bentuk gelombang DC murni.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

1.1.2. Penyearah Tidak Terkontrol Tiga Fasa

A. Tujuan pecobaan
1. Untuk membandingkan gelombang tegangan keluaran pada penyearah
tidak terkontrol tiga fasa gelombang penuh ketika beban R dan L di
variasikan.
2. Untuk mengetahui pengaruh variasi beban R dan L terhadap nilai tegangan
keluaran

B. Alat dan Bahan

NO NAMA JUMLAH KETERANGAN

1 LAPTOP/ PC 1 ALAT SIMULASI

2 MATLAB R2015a 1 ALAT SIMULASI

3 Dioda Secukupnya Bahan simulasi (software)

4 Sumber AC 1 Phase 3 Bahan simulasi (software)

5 Beban R 1 Bahan simulasi (software)

6 Beban L 1 Bahan simulasi (software)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

C. Dasar Teori
1. Penyearah tidak terkontrol tiga fasa

Gambar 1.1.20 Rangkaian Penyearah Tidak Terkontrol Tiga Fasa


2. Penyearah tak terkendali tiga fasa setengah gelombang

Gambar 1.1.21 Penyearah setengah gelombang tiga fasa tidak terkendali


Penyearah tiga fasa tidak terkendali setengah gelombang
menggunakan tiga buah dioda sebagai saklar dayanya. Rangkaian
penyearah tiga fasa tidak terkendali setengah gelombang seperti
ditunjukkan pada gambar di atas. Masing-masing dioda konduksi selama
120º. Dioda fasa R konduksi pada sudut 300º-360º dan 0º-60º. Dioda fasa
S pada sudut 180º-300º. Tegangan dan arus output rata-rata untuk beban
R, sbb :

1 6 3
Vdc=
2π ∫ Vm sin ωt dωt= 2√3π = 0.83 m
3 π
6

Keterangan : Vm = tengangan puncak

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

VDC
Idc=
R

Keterengan ; IDC = arus dc


Tegangan dan arus rms output dirumuskan ,sbb :
5π ⁄ 6
1
Vrms=
2π ⁄ 3 √ ∫
π ⁄6
Vm sin dωt=¿ ¿

3 v 2 m + 3 = 0,84Vm
√ 4π
¿
√ 2
¿

Penyearah Tiga Fasa Gelombang Penuh Tak Terkendali

Gambar 1.1.22 Penyearah tiga fasa gelombang penuh tidak terkendali

Penyearah tiga fasa tidak terkendali gelombang penuh


menggunakan tiga buah dioda sebagai saklar dayanya. Skema penyarah
tiga fasa tidak terkendali gelombang penuh dapat dilihat pada gambar di
atas.

Tengangan dan arus output rata – rata untuk beban R sebagai berikut

6 3
VDC= ∫ 3 √ 3 Vm sin ωt dωt= √ 3 Vm = 1,64 Vm
2π ❑ R
3

vdc
IDC=
R
Tegangan dan arus rms output dirumuskan sebagai berikut
V 9
rms=
√ π¿ ¿
¿¿

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Irms
Irms
r

D. Prosedur Percobaan

Penyearah tidak terkontrol 3 fasa

1. Membuka software MatLab


2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah tidak
terkontrol 3fasa :

4. Mencatat semua hasil yang didapat ke dalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

E. Penyearah tidak terkontrol 3 fasa

Tabel 1.1.7 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V),

Untuk Beban R berubah dan L berubah

Input Arus Keluaran


Tegangan
Keluaran Rectifier
Rectifier
Hasil Osiloskop

R L Avera Aver RMS


Vref RMS
ge age
(oh (m (A)
(V) (V)
m) H) (V) (A)

40 10 279,08 279,33 6,98 6,98

120 60 4,65 4,65


20 279,08 279,33

30 279,08 279,33
80 3,49 3,49

F. Analisa Data

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

1. Analisa Rangkaian tidak terkontrol Tiga Fasa

Gambar 1.1.23 Rangkaian Tidak Terkontrol Tiga Fasa

Dari gambar 1.1.23 Di atas merupaka rangkaian dari penyearah tidak


terkontrol tiga fasa, yang dimana terdapat sumber tiga fasa yaitu A,B, dan C, yang
setiap sumber di hubgkan bintang agar menghasilkan netral. Dan setiap sumber
tiga fasa ini terhubung dengan volt meter yang akan mengukur tegangan dari
setiap sumber dan terhubung dengan mux untuk mengubah banyak imputan
menjadi satu output yang akan terhubung ke scope untuk menampilkan
gelombang yang dihasilkan. Pada rangkaian di atas juga terdapat enam buah diode
yang berfungsi sebagai penyearah yang setiap diode terhubung satu sama lain dan
terhubung dengan sumber, yang mana diode ini terhubung dengan Ampere meter
yang akan mengukur arusnya dan setelah dari ampere meter akan terhubung
dengan RMS dan Mean yang akan mengukur Arusnya dan hasilnya akan di
tampilkan. Dioda-dioda tersebut juga terhubung dengan beban (R) dan akan
terhubung dengan Volt meter yang akan ikut terhubung dengan mux dari volt
meter pada sumber tiga fasa. Setelah itu, dari volt meter akan terhubung dengan
RMS dan Mean yang akanmengukur tegangan yang dihasilkan dan akan
ditampilkan.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2. Analisa Gelombang Keluaran Penyearah tidak terkontrol tiga fasa

Gambar 1.1.24 Gelombang Keluaran Penyearah tidak terkontrol tiga Fasa

Pada gambar 1.1.24 dapat di lihat pada gelombang pertama merupakan


gambar gelombang arus yang mana mengalami peningkatan yang dihasilkan dari
ke enam diode yang terhubung dengan sumber AC tiga fasa.

Kemudian, pada gambar gelombang kedua terdapat 4 buah bentuk


gelombang yang berbeda. Geombang pertana dari volt meter pengukur tegangan
yang berasal dari diode yang sudah terhubung dengan beban, sehingga tegangan
yang dihasilkan tetap naik. Kemudian terdapat 3 gelombang warna merah, biru,
dan ungu merupakan tegangan yang berasal dari sumber AC tiga fasa tersebut.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

3. Analisa Perhitungan
Untuk Data 1
Diketahui: Vref = 120 Vrms
Vm = 120√ 2 V
R = 40 Ω
L= 10 mH
Ditanya: VDC, IDC, Vrms, Irms, %Error
Penyelesaian:
 Z = √ R2 + XL2= √ R2 +¿ ¿
=√ 402 +¿ ¿
=40
3√3 3√3
 VDC = xVm = x 120 √ 2= 280,69 V
π π
Vdc 280,69 280,69
 IDC = = 2 2 = = 7,01 A
Z √ R +( 2 πfL) 40

3 9√3 3 9√3
 Vrms = Vm
√ +
2 4π
=120√ 2 +
2 4π √
= 280,93 V

280,93 280,93
 Irms= 2 2 = = 7,02 A
√ R +( 2 πfL) 40

 %Error VDC = |V DC hitung−V


V DC hitung
DC ukur
|x100%
280,69−279,08
=| |x100% =0,57%
280,69
I DC hitung−I DC ukur
 %Error I = |
DC |x100%
I DC hitung
7,01−6,95
=|
7,01 |
x100%=0,42%

Vrmshitung−Vrms ukur
 Error Vrms = | |x100%
Vrmshitung
280,93−279,33
=| |x100% =0.56%
280,93
Irms hitung−Irms ukur
 %Error Irms = | |x100%
Irms hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

=|7,02−6,92
7,02 |
x100%=0,56%

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4. Analisa Tabel Perhitungan


Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.1.8 Hasil Perhitungan Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (120 V), untuk beban R berubah dan L
berubah

Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier

Vre R L Vdc Vdc %Error Vrms Vrms %Error Idc Idc %Error Irms Irms %Error
f (Ω) (V) hitung hitung uku hitun hitun
(mH) (%) (V) (%) (A) (%)
(V) (V) r g g
(V)
(A) (A) (A)

279,0 280,6 0,57 279,3 280,9 0.56 7,01 0,42 0,56


120 40 10 6,98 6,98 7,02
8 9 3 3

279,0 280,6 0,57 279,3 280,9 0.56 4,67 0,42 0,64


60 20 4,65 4,65 4,68
8 9 3 3

80 30 279,0 280,6 0,57 279,3 280,9 0.56 3,49 3,50 0,28 3,49 3,51 0,56

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

8 9 3 3

Dari tabel 1.1.8 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan adalah tetap. Semakin besar nilai beban R dan L, nilai Vdc hitung
yang dihasilkan selalu sama hal ini dikarenakan Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu
3√3
VDC = xVm. Nilai %Error yang didapatkan juga tetap dan sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC
π

= |V DC hitung−V DC ukur
V DC hitung |x100%. Untuk nilai beban R dan L terhadap nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan semakin kecil.
Vdc
Hal tersebut disebabkan karena beban RL berbanding terbalik terhadap Idc hitung yang sesuai dengan persamaan IDC = . Nilai %Error yang
Z

didapatkan sangat kecil dan semakin menurun. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error IDC = | I DC hitung−I DC ukur
I DC hitung | x100%.

Nilai Vrms ukur yang didapatkan adalah tetap. semakin besar nilai beban R dan L, nilai Vrms hitung yang didapat adalah tetap,

3 9√3
hal ini dikarenakan nilai dari Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu Vrms = Vm
√ +
2 4π
. Nilai %Error

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

juga akan tetap. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan % Error Vrms = |Vrmshitung−Vrms
Vrmshitung
ukur
|x100%.
Semakin besar nilai beban R dan L, nilai Irms ukur dan Irms hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan

Vrms
karena berbanding terbalik terhadap Irms. Sesuai dengan persamaan Irms= Nilai %Error yang didapatkan kecil. Didapat
Z

dariperhitungan menggunakan persamaan %Error Irms = = | Irms hitung−Irms


Irms hitung
ukur
|x100%

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

5.Analisa Grafik Penyearah tidak terkontrol tiga fasa

Grafik Perbandingan tegangan Vdc terhadap beban R


300
279.08
279.08 279.08
250

200

150
V dc

100

50

0
40 60 80
Tahanan R

Gambar 1.1.25 Grafik Perbandingan tegangan Vdc terhadap beban R

Dari gambar 1.1.25 di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban
R, nilai Vdc yang dihasilkan selalu sama atau konstan. Hal ini di karenakan Vref
yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang digunakan yaitu

3√3
V DC = xVm
π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
5. Analisa Grafik
a. Hubungan Vrms terhadap R

Grafik Hubungan Vrms terhadap beban R


300
279.33 279.33
279.33
250

200
V rms

150

100

50

0
40 60 80
Tahanan R

Gambar 1.1.26 Grafik Hubungan Vrms terhadap beban R

Dari 1.1.26 di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban


R dan L, nilai Vrms hitung yang didapatkan tetap, hal tersebut
dikarenakan Vref yang digunakan tetap sesuai dengan persamaan yang
digunakan yaitu
3 9 √3
V rms =V m
√ +
2 4π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Hubungan Idc terhadap R

Grafik Hubungan Idc terhadap Beban R


8
7 6.98
6
5 4.65

4
I dc

3.49
3
2
1
0
40 60 80
Tahanan R

Gambar 1.1.27 Grafik Hubungan Idc terhadap Beban R

Dari gambar 1.1.27 di atas menunjukkan bahwa semakin besar


nilai beban R, nilai Idc yang dihasilkan semakin kecil. Hal tersebut
dikarena Z berbanding terbalik terhadap Idc hitung yang Sesuai dengan
persamaan .

V dc
I DC =
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c. Hubungan Irms terhadap R

Grafik Hubungan Irms terhadap beban R


8
7 6.98
6
5 4.65

4
I rms

3.49
3
2
1
0
40 60 80
Tahanan R

Gambar 1.1.28 Grafik Hubungan Irms terhadap beban R

Dari gambar 1.1.28 di atas menunjukkan bahwa semakin besar nilai beban
R, nilai Irms yang dihasilkan semakin kecil. Hal tersebut dikarenakan Z
berbanding terbalik terhadap Irms yang Sesuai dengan persamaan.

V rms
I rms =
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
G. Kesimpulan
1. Gelombang tegangan keluaran pada penyearah tidak terkontrol tiga fasa
gelombang penuh ketika beban R dan L divariasikan adalah konstan.
2. Tegangan keluaran yang dihasilkan pada saat beban R dan L divariasikan
semakin meningkat adalah konstan karena tegangan referensi (Vref) yang
digunakan tetap

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
1.2 PENYEARAH TERKONTROL
1.2.1 Penyearah Terkontrol Satu Fasa
A. Tujuan pecobaan
1. Untuk mengetahui nilai tegangan keluaran pada penyearah terkontrol
setengah gelombang variasi beban R dan RL.
2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan sudut penyalaan thyristor terhadap
tegangan keluaran penyearah terkontrol satu fasa.
3. Untuk membandingkan gelombang tegangan keluaran pada penyearah
terkontrol satu fasa setengah gelombang dan jembatan.

B. Alat dan Bahan

NO NAMA JUMLAH KETERANGAN

1 LAPTOP/ PC 1 ALAT SIMULASI

2 MATLAB R2015a 1 ALAT SIMULASI

3 Thyristor Secukupnya Bahan simulasi (software)

4 Sumber AC 1 Phase 1 Bahan simulasi (software)

5 Beban R 1 Bahan simulasi (software)

6 Beban L 1 Bahan simulasi (software)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
C. DASAR TEORI
Rangkaian penyearah terkendali satu fasa merupakan rangkaian
penyearah terkendali yang sumber masukannya adalah listrik satu fasa.
Rangkaian penyearah terkendali satu fasa dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu rangkaian penyearah terkendali setengah gelombang dan
rangkaian penyerah terkendali gelombang penuh.

1. Rangkaian Penyearah Terkendali Satu Fasa Setengah Gelombang


Rangkaian penyearah terkendali satu fasa setengah gelombang
merupakan rangkaian penyearah terkendali yang paling sederhana dimana
hanya terdiri dari satu SCR. Rangkaian penyearah terkendali setengah
gelombang biasanya digunakan untuk beban-beban DC yang tidak
membutuhkan kestabilan tinggi, seperti untuk catu daya lampu indikator
pada rangkaian elektronika. Kelemahan rangkaian ini adalah bentuk
gelombang DC yang dihasilkan kurang halus karena masih mengandung
riak yang cukup besar, sehingga untuk menghaluskan diperlukan filter
kapasitor dengan kapasitas yang besar.

Gambar 1.2.1 Rangkaian Penyearah 1 fasa setengah gelombang

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali setengah gelombang


menggunakan SCR untuk mengubah listrik AC menjadi DC (converting)
dengan cara ON/OFF terhadap sumber masukan (switching), dan mengatur
tegangan outpunya (controlling). SCR berfungsi sebagai saklar ON pada
saat diberikan panjar maju dimana Anoda dihubungkan dengan sumber
positif dan Katoda dihubungkan sumber negatif. SCR berfungsi sebagai
Saklar OFF pada saat dipanjar mundur dimana Anoda dihubungkan
dengan sumber negatif dan Katoda dihubungkan sumber positif. Komutasi
SCR berlangsung secara alami karena perubahan polaritas sumber AC.
Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091
Konverter AC-DC (Penyearah)
SCR berfungsi sebagai pengubah pada saat diberikan input negatif
dari sumber listrik AC. Pada kondisi ini, SCR akan OFF dan oleh
karenanya akan mengubah listrik AC negatif menjadi keluaran sama
dengan nol. Dengan pengubahan ini maka output listrik yang dihasilkan
adalah DC terjadi perubahan dari input listrik AC.

Gambar 1.2.2 Bentuk gelombang input dan output

Bentuk gelombang tegangan output rangkaian penyearah terkendali


satu fasa setengah gelombang hampir sama dengan output rangkaian
penyearah daya setengah gelombang. Yang membedakan adalah adanya
mekanisme pengaturan penyulutan melalui terminal Gate pada SCR yang
akan menyebabkan bentuk gelombang output seperti pada gambar 1.3.
Bentuk gelombang tegangan yang agak terpotong mempunyai pengaruh
pada besarnya nilai tegangan output.

Besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah


daya satu fasa setengah gelombang dengan beban R dirumuskan sebagai
berikut:

V Vm
out= (1+cos a)
2 π 91

Sedangkan tegangan output efektif dapat dihitung dengan


persamaan sebagai berikut:

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
π−a sin 2 a
v out Rms=V π
[ 4π
+
8π ]
Beban pada suatu rangkaian elektronika daya tidak selamanya
bersifat resistif melainkan ada juga yang bersifat resistif (R) dan induktif
(L) atau dikenal dengan istilah beban RL. Contoh bebanbeban yang
bersifat RL adalah motor listrik, solenoida dan peralatan listrik lainnya
yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Karakteristik beban
induktif pada rangkaian switching adalah kemampuan menyimpan daya
pada saat ON dan mengalirkan daya pada saat OFF. Beban induktif
disimbolkan dengan induktor (L) dimana beban ini mempunyai sifat
menyimpan muatan pada saat dialiri arus listrik dan pada saat tidak dialiri
listrik maka induktor akan mengalirkan arus yang tersimpan tadi.
Demikian seterusnya karena prinsip kerja rangkaian elektronika daya
menggunakan switching elektronik. Jadi selama proses berlangsung
komponen induktor akan menyimpan dan melepaskan muatan listriknya.
Hal ini berpengaruh pada output baik tegangan maupun arus. Berikut ini
adalah model rangkaian penyearah terkendali dengan beban RL.

Gambar 1.2.3 Penyerah terkendali setenah gelombang 1 fasa beban RL

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali 1 fasa setengah


gelombang beban RL hampir sama dengan prinsip kerja penyearah daya 1
fasa beban RL. Komponen utama adalah SCR yang berfungsi sebagai saklar
dan pengubah. Dioda akan ON pada setengah siklus pertama dimana sumber
listrik AC pada polaritas positif. Pada setengah siklus berikutnya Dioda
akan OFF karena polaritas tegangan pada anoda lebih positif dibandingkan
pada katoda. Beban induktif akan mempengaruhi bentuk tegangan output
Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091
Konverter AC-DC (Penyearah)
rangkaian karena akan membuat SCR tetap ON selama beberapa saat
walaupun SCR dipanjar mundur karena pengaruh beban L ini. Waktu
konduksi dioda menjadi lebih lama yaitu sebesar (π + ϕ). Untuk lebih jelas
mengenai pengaruh beban L pada rangkaian penyearah terkendali dapat
dilihat pada gambar

Gambar 1.2.4 Bentuk input dan output untuk beban RL

2. Rangkaian Penyearah Terkendali Gelombang Penuh


Rangkaian penyearah terkendali 1 fasa gelombang penuh
mempunyai kelebihan dibanding penyearah terkendali setengah
gelombang. Bentuk gelombang outputnya lebih halus karena proses
penyearahan terjadi penuh. Konsekuensinya dibutuhkan komponen
semikonduktor SCR yang lebih banyak. Rangkaian penyearah terkendali
gelombang penuh dapat dibangun dengan rangkaian jembatan yang terdiri
atas empat buah SCR yang dipasang dengan konfigurasi jembatan
(bridge). Akan tetapi jika sumber listrik AC menggunakan trafo jenis
center tap (CT) dapat digunakan hanaya 2 SCR saja. Penggunaan
konfigurasi jembatan atau trafo CT didasarkan pada pertimbangan
ekonomis. Secara teknis tidak ada perbedaan signifikan diantara
konfigurasi kedua rangkaian tersebut.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gambar 1.2.5 Rangkaian penyerah terkendali 1 fasa gelombang penuh

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali satu fasa gelombang


penuh menggunakan penyearahan penuh baik pada setengah siklus
pertama dimana input polaritas positif maupun setengah siklus berikutnya
dimana polaritas input negatif. SCR pada rangkaian ini berfungsi sebagai
saklar (switching), pengubah (converting) dan pengendali (controlling).
SCR berfungsi sebagai saklar ON pada saat diberikan panjar maju dimana
Anoda dihubungkan dengan sumber positif dan Katoda dihubungkan
sumber negatif. SCR berfungsi sebagai Saklar OFF pada saat dipanjar
mundur dimana Anoda dihubungkan dengan sumber negatif dan Katoda
dihubungkan sumber positif.

3. Rangkaian Penyearah Semi Konverter Satu Fasa


Rangkaian penyearah terkendali semikonverter merupakan
rangkaian elektronika daya yang berfungsi untuk mengubah sumber listrik
AC menjadi listrik DC dengan memadukan antara SCR dan Dioda.
Rangkaian ini hanya dapat dibentuk dengan konfigurasi jembatan seperti
terlihat pada gambar di bawah ini. Kombinasi SCR dan Dioda secara
teknis dapat menghemat biaya dan dari segi kualitas tidak berbeda jauh.
Ada dua cara pemasangan Dioda dan SCR agar dihasilkan bentuk
tegangan output yang simetris atau tidak simetris. Karena pada prinsipnya
yang dapat diatur hanya SCR, maka kombinasi ON OFF SCR dan Dioda
harus pas agar outputnya simetris.
Berikut ini Adalah rangkaian penyearah terkendali dengan output
tegangan yang simetris. SCR berpasangan dengan Dioda pada saat ON

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
dan OFF, jadi masing-masing polaritas dapat diatur melalui sudut
penyulutan pada terminal Gate.

Gambar 1.2.6 Rangkaian penyearah semikonverter satu fasa

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
D. Prosedur Percobaan
D.1 penyearah terkontrol setengah gelombang

1. Membuka software MatLab


2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah terkontrol 1
fase setengah gelombang :

4. Mencatat semua hasil yang didapat kedalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
D.2 penyearah terkontrol jembatan

1. Membuka software MatLab


2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah
terkontrol 1 fase jembatan :

4. Mencatat semua hasil yang didapat kedalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
E. Data Percobaan

E.1. Penyearah terkontrol setengah gelombang 1 fasa


Tabel 2.1.1 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap
(10 V), α 0 berubah Untuk Beban R = 9 Ω

Tegangan Keluaran Arus Keluaran Hasil Gelombang


Input
Rectifier Rectifier

Vref Average RMS Average RMS


α0
(V) (V) (V) (A) (A)

300 4,2 6,97


0,446 0,7742

10 600 3,3 6,34 0,375 0,7046

900 2,2 5,00


0,2501 0,5565

Tabel 2.2.2 : Tegangan keluaran pada saat Nilai α 0 berubahVreftetap 10 V

Untuk Beban R = 9 Ω dan L = 4 mH


Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091
Konverter AC-DC (Penyearah)

Tegangan Keluaran Arus Keluaran Hasil Gelombang


Input
Rectifier Rectifier

Vref Average RMS Average RMS


α0
(V) (V) (V) (A) (A)

300 4,178 6,97 0,46 0,76

10 600 3,36 6,34 0,37 0,66

900 2,22 5,00 0,24 0,52

F.1.2 Penyearah Terkontrol


1.2.1 Penyearah Terkontrol Setengah Gelombang Satu Fasa
 Beban R
1. Analisa Rangkaian

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gambar 1.2.7 Rangkaian Penyearah terkontrol setengah gelombang 1 fasa

Berdasarkan gambar 1.2.7 dapat dianalisa bahwa pada


rangkaian ini menggunakan 1 buah thyristor yang berfungsi untuk
menyearahkan gelombang hanya pada 1 fasa saja (Polaritas Positif).
Pada rangkaian ini menggunakan beban R yang berfungsi untuk
menghambat nilai tegangan atau arus keluaran dari thyristor.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
2. Analisa Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Gambar 1.2.8 Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Dari gambar 1.2.8 dapat dilihat terdapat 3 buah gelombang.


Dimana pada gelombang pertama yaitu gelombang arus keluaran,
gelombang kedua yaitu gelombang tegangan keluaran dan gelombang
ketiga yaitu gelombang tegangan dioda. Pada gelombang tegangan dan
arus keluaran yang dihasilkan oleh sebuah thyristor sebagai penyearah
terkontrol adalah setengah gelombang satu fasa. Adapun sebuah Thyristor
tersebut dapat dikontrol sudut penyalaannya dengan sumber tegangan AC.
Pada siklus positif thyristor akan mendapat arus pada kaki gate.
Sedangkan saat siklus negatif, thyristor akan kembali ke nol atau mati
karena kaki gate tidak dialiri arus. Pada gelombang diode dihasilkan
karena difilter dari thyristor yang lewat hanya tegangan yang sudah diatur
sebelumnya. Dengan prinsip kerja dari thyristor yaitu, saat siklus positif,
kaki anoda akan mendapat tegangan positif menyebabkan thyristor
menjadi bias maju sehingga dapat mengalirkan arus, pada saat siklus
negative dan begitu juga sebaliknya.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Bentuk gelombang ketiga pada gambar gelombang diatas
memiliki nilai negatif karena tidak memakai diode sehingga bentuk
gelombang tidak disearahkan.

3. Analisa Perhitungan
 Data 1
Diketahui: Vref = 10 Vrms
Vm = 10√ 2 V
R=9Ω
∝=¿30= 0.52 rad
Ditanya: VDC
IDC
Vrms
Irms
%Error VDC, IDC, Vrms, Irms
Penyelesaian:
Vm 10 √ 2
 VDC = (1+ cos ∝) = (1+ cos 20)= 4,2 V
2π 2π
Vdc 4 ,2
 IDC = = = 0.47 A
R 9
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
 Vrms = [ (π −∝+ )]
2 π 2
10 √ 2 1 sin 2 x 0 , 52 1/2
= [ (π −0. 52+ )] = 6,47 V
2 π 2
Vrms 6 , 97
 Irms= = = 0,718 A
R 9

V DC hitung−V DC ukur
 %Error VDC = x100%
V DC hitung
4 ,2−4 , 2
= x100% = 0%
4,2
I DC hitung−I DC ukur
 %Error IDC = x100%
I DC hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
0 , 446−0,4 7
= x100% = 5,1 %
0 , 47
Vrmshitung−Vrmsukur
 %Error Vrms = x100%
Vrmshitung
6 , 47−6,97
= x100% =7,17 %
6 , 97
Irms hitung−Irms ukur
 %Error Irms = x100%
Irms hitung
0 ,7742−0,7 18
= x100%=7,82%
0 ,718

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.2.3 : Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier
Vref Vdc Vrms Idc Irms
∝0 %Error
(V) R Vdc hitung %Error Vrms hitung Idc hitung Irms hitung %Error
(0) %Error (%)
(Ω) (V) (V) (%) (V) (V) (A) (A) (A) (A) (%)
30 4,2 4,2 0 6,97 6,47 7,17 0,446 0,47 5,1 0,7742 0,718 7,82

10 60 3,36 3,37 0,3 6,34 5,798 9,35 0,375 0,374 0,2 0,7046 0,7044 0,02
9
90 2,25 2,25 0 5,00 5,04 0,79 0,250 0,25 0 0,5565 0,5555 0,18

Dari tabel 1.2.3, dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R yang tetap, nilai
Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil

Vm
sesuai dengan persamaan VDC = (1+ cos ∝). Nilai %Error yang didapatkan bersifat flukluatif. Didapat dari perhitungan menggunakan

V DC hitung−V DC ukur
persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Semakin besar nilai α dengan beban R yang tetap, nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut

Vdc
disebabkan karena nilai Vdc semakin kecil, karena Vdc berbanding lurus terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan IDC = . Nilai %Error
R

I DC hitung−I DC ukur
yang didapatkan semakin kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error IDC = x100%.
I DC hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4. Analisa Grafik
a. Perbandingan α terhadap Vdc

Grafik Perbandingan antara Vdc dan α


4.54.2
4
3.36
3.5
3
2.5 2.25
Vdc (V)

2
1.5
1
0.5
0
30 60 90

sudut alfa

vdc (V)

Gambar 1.2.9 Perbandingan α terhadap Vdc


Dari gambar grafik 1.2.9, dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai
α, nilai Vdc yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan
semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil sesuai dengan
persamaan
Vm
VDC = (1+ cos ∝).

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Perbandingan α terhadap Vrms

Grafik Perbandingan antara Sudut Penyalaan Alfa dengan Vrms


8
6.97
7 6.34
6
5
5

Vrms (V)
4

0
30 60 90
sudut alfa

Vrms)

Gambar 1.2.10 Perbandingan α terhadapVrms

Dari gambar grafik 1.2.10, dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai
α, nilai Vrms yang dihasilkan akan semakin kecil. karena α yang
digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil
sesuai persamaan yang digunakan adalah
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
Vrms = [ (π −∝+ )] .
2 π 2

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c. Perbandingan α terhadap Idc

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan Idc


0.47
0.5
0.45
0.4 0.37
0.35
0.3
0.25

Idc (A)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
30 60 90
sudut alfa

Idc

Gambar 1.2.11 Perbandingan α terhadap Idc


Dari gambar grafik 1.2.11, dapat dianalisa bahwa Semakin besar nilai
α, nilai Idc yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
nilai Vdc semakin kecil, dimana hal ini sesuai dengan persamaan
Vdc
IDC= .
R

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

d. Perbandingan α terhadap Irms

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dan I rms


0.9
0.77
0.8
0.7
0.7
0.6 0.56

Irms (A)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa

Irms

Gambar 1.2.12 Perbandingan α terhadap Irms


Dari gambar grafik 1.2.12, dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai
α, nilai Irms yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
karena nilai Vrms semakin kecil, dimana hal ini sesuai dengan persamaan
Vrms
Irms= .
R

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

 Beban RL
1. Analisa Rangkaian

Gambar 1.2.13 Rangkaian Penyearah terkontrol setengah gelombang 1 fasa

Berdasarkan gambar rangkaian 1.2.13 dapat dianalisa bahwa pada


rangkaian ini menggunakan 1 buah thyristor yang berfungsi untuk
menyearahkan gelombang hanya pada 1 fasa saja (Polaritas Positif). Pada
rangkaian ini menggunakan beban R yang berfungsi untuk menghambat nilai
tegangan atau arus keluaran dari thyristor. Terdapat pula beban L yang
dimana pada saat arus mengalir melalui beban L akan disimpan dalam bentuk
medan magnet karena arus listrik yang mengalir akan terinduksi.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

2. Analisa Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Gambar 1.2.14 Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Dari gambar 1.2.14 dapat dilihat tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan oleh
penyearah terkontrol setengah gelombang satu fasa beban RL. Adapun gelombang
tegangan keluaran dapat dilihat akan mulai menyala sesuai pada sudut penyalaanya
yakni 30o. Pada rangkaiannya menggunakan sebuah Thyristor yang dapat dikontrol
sudut penyalaannya dengan sumber tegangan AC, ketika gate pada Thyristor
mendapat arus maka thyristor akan nyala pada saat siklus positif. Sedangkan pada
saat siklus negatif, Thyristor akan mati. Saat siklus positif, kaki anoda akan mendapat
tegangan positif menyebabkan Thyristor bias maju dan akan mengalirkan arus, maka
rangkaian seperti close circuit. Pada saat siklus negatif, kaki katoda akan mendapat
tegangan positif menyebabkan Thyristor bias mundur dan tidak akan mengalirkan
arus, menyebabkan Thyristor seperti open circuit.
Pengaruh L terhadap arus keluaran (Iout) pada gambar gelombang di atas adalah
arus menjadi tidak kontinyu dikarenakan terdapat nilai arus yang ada di bawah nol.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

3. Analisa Perhitungan
Untuk Data 1
Diketahui: Vref = 10 Vrms
Vm = 10√ 2 V
R=9Ω
L = 4 mH = 4x10-3 H
∝=¿300
β = 189,640
Ditanya: VDC, IDC, Vrms, Irms dan %Error VDC, IDC, Vrms, Irms
Penyelesaian:
 Z = √ R2 + XL2= √ R2 +¿ ¿
=√ 92 +¿ ¿
=9,12
Vm
 VDC = (cos ∝−cos β ) = 10 √ 2 (cos 3 0−cos 189,64)= 4,168 V
2π 2π
Vdc 4,168
 IDC = = = 0.45 A
z 9,12
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
 Vrms = [ (π −∝+ )]
2 π 2
10 √ 2 1 sin 2 x 0,523 1/2
= [ (π −0.523+ )] = 6,47 V
2 π 2
Vrms 6,49
 Irms= = = 0,71 A
z 9,12

V DC hitung−V DC ukur
 %Error VDC = ¿ ∨¿x100%
V DC hitung

4,168−4,178
=¿ ∨¿x100% = 0,23%
4,168
I DC hitung−I DC ukur
 %Error IDC =| ∨¿ x100%
I DC hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

0,46−0,45
=¿ ∨¿x100% = 2,2 %
0,46
Vrmshitung−Vrmsukur
 %Error Vrms =| |x100%
Vrmshitung
6,4 7−6,97
=¿ ∨¿x100% =7,7 %
6 , 97
Irms hitung−Irms ukur
 %Error Irms =| ∨¿x100%
Irms hitung
0,7 64−0,76
=¿ ∨¿x100%=0,5 %
0,7 64

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.2.4 : Hasil Perhitungan Tegangan keluaran pada saat Nilai α 0 berubahVreftetap 10 V Untuk Beban R = 9 Ω dan L = 4

mH

Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier

Vref Vdc Vrms Idc %Erro Irms


∝0 L %
(V) R Vdc hitung Vrms hitung Idc hitung r Irms hitung %Error
(0) (mH Error %Error
(Ω) (V) (V) (V) (V) (A) (A) (%) (A) (A) (%)
) (%)
30 4,178 4,168 0,23 6,97 6,47 7,7 0,46 0,45 2,2 0,76 0,764 0,5

60 3,36 3,344 0,47 6,34 5,8 9,31 0,37 0,36 2,7 0,66 0,69 4,3
10 9 4
90 2,22 2,219 0,045 5,00 5,04 0,7 0,24 0,243 1,2 0,52 0,54 3,7

Dari tabel 1.2.4 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang
tetap, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α

Vm
semakin kecil sesuai dengan persamaan Vdc= (cos ∝−cos β ). Nilai %Error yang didapatkan bersifat flukluatif. Didapat dari

V DC hitung−V DC ukur
perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung
Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang tetap, nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal

Vdc
tersebut disebabkan karena nilai Vdc semakin kecil, karena Vdc berbanding lurus terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan I DC = .
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
I DC hitung−I DC ukur
Nilai %Error yang didapatkan sangat kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error I DC =
I DC hitung
x100%.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
4. Analisa Grafik
a. Perbandingan α terhadap Vdc

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan Vdc


4.5
4.18
4

3.5
3.36

2.5 2.22
Vdc (V)

1.5

0.5

0
30 60 90
sudut
Vdcalfa

Gambar 1.2.15 Perbandingan α terhadap Vdc

Dari grafik 1.2.15 dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai α,


nilai Vdc yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang
digunakan semakin besar akan menyebabkan nilai cos α semakin kecil
sesuai dengan persamaan
Vm
Vdc= (cos ∝−cos β ).

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
b. Perbandingan α terhadap Vrms

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan Vrms

6.97
8
7 6.34
6 5
Vrms (V) 5
4
3
2
1
0
30 60 90
sudut alfa

Vrms

Gambar 1.2.16 Perbandingan α terhadapVrms


Dari grafik 1.2.16 dapat dianalisa bahwa Semakin besar nilai α,
nilai Vrms yang dihasilkan akan semakin kecil. Persamaan yang
digunakan adalah
Vm 1 sin 2 ∝ 1/2
Vrms = [ (π −∝+ )] .
2 π 2

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
c. Perbandingan α terhadap Idc

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan I dc

0.46
0.5
0.37
0.4
0.3 0.24
Idc (A)

0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa

Idc

Gambar 1.2.17 Perbandingan α terhadap Idc

Dari grafik 1.2.17 dapat dianalisa bahwa , Semakin besar nilai α,


nilai Idc yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
karena nilai Vdc semakin kecil, karena Vdc berbanding lurus terhadap
Idc. Sesuai dengan persamaan
Vdc
IDC = .
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
d. Perbandingan α terhadap Irms

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan I rms

0.76
0.8 0.66
0.7
0.6 0.52
Irms (A) 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90
sudut alfa

Irms

Gambar 1.2.18 Perbandingan α terhadap Irms


Dari grafik 1.2.18 dapat dianalisa bahwa ,Semakin besar nilai α,
nilai Irms ukur dan Irms hitung yang dihasilkan akan semakin kecil.
Hal tersebut disebabkan karena nilai Vrms semakin kecil, karena
Vrms berbanding lurus terhadap Irms. Sesuai dengan persamaan
Vrms
Irms= .
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
G. Kesimpulan

1. Nilai tegangan keluaran pada penyearah terkontrol setengah gelombang


saat α semakin meningkat dengan beban R konstan adalah semakin
menurun. Sedangkan dengan beban R dan L tegangan keluaran yang
dihasilkan juga semakin menurun.
2. Semakin besar sudut penyalaan yang digunakan pada thyristor maka
tegangan keluaran yang dihasilkan semakin kecil.
3. Gelombang tegangan keluaran pada penyearah terkontrol satu fasa
setengah gelombang, hanya dapat menyearahkan siklus positif saja
dengan sudut penyalaan yang diatur.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
1.2.2. Penyearah Terkendali Tiga Fasa
A. Tujuan pecobaan
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan sudut penyalaan thyristor dan
variasi beban RL terhadap tegangan keluaran penyearah terkontrol tiga
fasa.
2. Untuk membandingkan gelombang tegangan keluaran pada penyearah
tidak terkendali tiga fasa setengah gelombang dan gelombang penuh.

B. Alat dan Bahan

NO NAMA JUMLAH KETERANGAN

1 LAPTOP/ PC 1 ALAT SIMULASI

2 MATLAB R2015a 1 ALAT SIMULASI

3 Thyristor Secukupnya Bahan simulasi (software)

4 Sumber AC 1 Phase 1 Bahan simulasi (software)

5 Beban R 1 Bahan simulasi (software)

6 Beban L 1 Bahan simulasi (software)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
C. DASAR TEORI
Rangkaian penyearah terkendali tiga fasa merupakan rangkaian
penyearah daya yang sumber masukannya adalah listrik 3 fasa dan
tegangan outputnya dapat diatur. Rangkaian penyearah terkendali tiga fasa
terdiri atas:
a. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Setengah Gelombang,
b. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Gelombang penuh, dan
c. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Semikonverter.
1. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Setengah Gelombang
Rangkaian penyearah terkendali tiga fasa setengah gelombang terdiri
atas 3 SCR yang disusun di masing-masing fasa R, S dan T. Pemasangan
SCR masing-masing fasa harus sama untuk kaki anodadan katoda.
Dengan penyulutan pada terminal Gate, maka output tegangan dapat
diatur sesuai dengan arus penyulutannya.

Gambar 1.2.19 Rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali tiga setengah


gelombang hampir sama dengan penyearah terkendali satu fasa setengah
gelombang, pada rangkaian ini, inputnya ada tiga fasa sehingga
prosesnya terjadi di masing-masing fasa. Yang perlu diperhatikan adalah
pada penyearah terkendali tiga fasa yaitu adanya lintasan fasa yaitu
pertemuan antara fasa R, S dan T yang terjadi pada sudut 300. Pada titik
ini dinamakan penyulutan diskontinyu.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gambar 1.2.20 Rangkaian penyearah tiga fasa setengah gelombang

Berkaitan dengan pemicuan terminal Gate, karena adanya lintasan


fasa pada sudut π/6, maka ada dua operasi yaitu 1) operasi kontinyu dan
operasi diskontinyu. Operasi kontinyu terjadi pada saat SCR dipicu pada
sudut kurang dari 300. Sedangkan operasi diskontinyu terjadi pada saat
SCR dipicu pada sudut antara 30 sampai 1500. Besarnya tegangan output
yang dihasilkan oleh rangkaian penyearah daya satu fasa semikonverter
sama dengan rangkaian penyearah terkendali gelombang penuh yang
dirumuskan sebagai berikut:
V 3√ 3
out= V cos a
2π m

Sedangkan tegangan output efektif dapat dihitung dengan


persamaan sebagai berikut:
1
V out=V [ + 3 √ 3 cos 2 a ¿π ⁄ 2
m
2 8π
Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah terkendali tiga fasa setengah
gelombang terdiri dari 3 SCR yang disusun di masing-masing fasa R,
S dan T. Pemasangan SCR masing-masing fasa harus sama untuk
kaki anoda dan katoda. Dengan penyulutan pada terminal Gate, maka
output tegangan dapat diatur sesuai dengan arus penyulutannya.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gambar 1.2.21 Rangkaian penyearah tiga fasa gelombang penuh

Prinsip kerja rangkaian penyearah terkendali tiga setengah


gelombang hampir sama dengan penyearah terkendali satu fasa
setengah gelombang, pada rangkaian ini, inputnya ada tiga fasa
sehingga prosesnya terjadi di masing-masing fasa. Yang perlu
diperhatikan adalah pada penyearah terkendali tiga fasa yaitu adanya
lintasan fasa yaitu pertemuan antara fasa R, S dan T yang terjadi
pada sudut 300. Pada titik ini dinamakan penyulutan diskontinyu.

Gambar 1.2.22 Output rangkaian penyearah tiga fasa setengah


gelombang

Berkaitan dengan pemicuan terminal Gate, karena adanya


lintasan fasa pada sudut π/6, maka ada dua operasi yaitu 1) operasi
kontinyu dan operasi diskontinyu. Operasi kontinyu terjadi pada saat
SCR dipicu pada sudut kurang dari 300. Sedangkan operasi
diskontinyu terjadi pada saat SCR dipicu pada sudut antara 30
sampai 1500. Besarnya tegangan output yang dihasilkan oleh
rangkaian penyearah daya satu fasa semikonverter sama dengan

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
rangkaian penyearah terkendali gelombang penuh yang dirumuskan
sebagai berikut:
v 3 √3 cos a
out= Vm

Sedangkan tegangan output efektif dapat dihitung dengan


persamaan sebagai berikut:
3
v out=V ❑ + √3 +cos 2 a
¿ [
m ¿¿
❑ 8π

2. Rangkaian Penyearah Terkendali Tiga Fasa Semikonverter


Rangkaian penyearah terkendali tiga fasa setengah gelombang terdiri
atas 3 SCR yang disusun di masing-masing fasa R, S, dan T. Pemasangan
SCR masing-masing fasa harus sama untuk kaki anoda dan katoda.
Dengan penyulutan pada terminal Gate, maka output tegangan dapat
diatur sesuai dengan arus penyulutannya.

Gambar 1.2.23 Rangkaian penyearah tiga fasa gelombang penuh

Gambar 1.2.24 Output rangkaian penyearah tiga fasa gelombang


penuh

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

D. Prosedur Percobaan penyearah terkontrol gelombang penuh 3 fasa


1. Membuka software MatLab
2. Membuka Simulink
3. Membuat rangkaian seperti gambar berikut untuk penyearah
terkontrol gelombang penuh 3 fasa:

4. Mencatat semua hasil yang didapat kedalam tabel data hasil.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
E. Data Hasil
E.1 Penyearah terkontrol 3 fasa gelombang penuh

Tabel 1.2.5 : Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap


(120 V), Untukα 0Berubah, Beban R berubah dan L
berubah

Input Tegangan Keluaran Arus Keluaran Hasil Gelombang

Rectifier Rectifier

R Average RMS
Vref L Average RMS
α0
(ohm (A) (A)
(V) (mH) (V) (V)
)

300 40 2 171,9 174,7 4,29 4,36

120 400 60 4 152,1 157,2 2,53 2,61

500 80 6 127,6 136 1,59 1,68

4.2.3 Penyearah Terkontrol Tiga Fasa Gelombang Penuh


1. Analisa Rangkaian

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gambar 1.2.25 Rangkaian Penyearah Terkontrol Tiga Fasa


Gelombang Penuh

Berdasarkan gambar grafik 1.2.25 dapat dianalisa bahwa


terdapat 6 buah thyristor dimana setiap 2 buah thyristor mewakili 1
fasa, terdapat beban R yang berfungsi untuk menghambat tegangan
keluaran dari setiap thyristor. Terdapat 4buah voltmeter untuk
mengukur tegnagn setiap fasa serta tegangan keluaran dari thyristor.
Dari rangkaian diatas juga terdapat sudut penyalaan yang berfungsi
untuk mengontrol sudut gelombang keluaran yang muncul pertama
kali.

2. Analisa Sinyal Keluaran Tegangan dan Arus

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Gsmbsr 1.2.26 Sinyal KeluaranTegangan dan Arus

Dari gambar 1.2.26 tegangan dan arus keluaran yang dihasilkan oleh
penyearah terkontrol tiga fasa gelombang penuh. Pada rangkaiannya
menggunakan 6 thyristor dengan 3 sumber tegangan AC yang terdiri dari fasa R,
fasa S, dan fasa T. Fasa R terdiri dari thyristor T1 dan T4, fasa S terdiri dari
thyristor T3 dan T6, dan fasa T terdiri dari thyristor T5 dan T2. Sudut konduksi
setiap dioda sebesar 2π/3, sehingga urutan kerja thyristor adalah 12, 23, 34, 45,
56, dan 61.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
3. Analisa Perhitungan
Untuk Data 1
Diketahui: Vref = 120 Vrms
Vm = 120√ 2 V
R = 40 Ω
L = 15 mH = 15x10-3 H
∝=¿300= 0,523 rad
Ditanya: VDC, IDC
%Error VDC, IDC
Penyelesaian:
 Z = √ R2 + XL2= √ R2 +¿ ¿
=√ 402 +¿ ¿
= 40
3√3 3√3
 VDC = Vm × cos ∝ = 120√ 2 × cos 3 0 = 243,08 V
π π
Vdc 243,08
 IDC = = = 6,077 A
z 40

3 9 √3 3 9 3
 Vrms= Vm.
√ +
2 4π √
.Cos α = 120√ 2 . + √ cos(30)=272,28
2 4π
Vrms 272,28
 Irms = = =6,8 A
Z 40

V DC hitung−V DC ukur
 %Error VDC = ¿ ∨¿x100%
V DC hitung
243,08−171,9
=¿ ∨¿x100% = 29,2 %
243,08
I DC hitung−I DC ukur
 %Error IDC =| ∨¿ x100%
I DC hitung
6,077−4,29
=¿ ∨¿x100% = 29,4 %
6,077
Vrms hitung−Vrmsukur
 %Error Vrms = x100%
Vrmshitung
272,8−174,7
= x100% = 35,9 %
2 72,8

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
I rms hitung−I rms ukur
 %Error Irms = x100%
I rms hitung
6 , 8−4,36
= x100% = 35,8 %
6,8

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 1.2.6 : Hasil Perhitungan Tegangan keluaran pada saat tegangan referensi tetap (10 V), α 0berubah Untuk Beban R = 9 Ω L =

4mH

Input Tegangan Keluaran Rectifier Arus Keluaran Rectifier

Vref Vdc Vrms Idc Irms


∝0 L %Error
(V) R Vdc hitung %Error Vrms hitung Idc hitung Irms hitung %Error
(0) (mH %Error (%)
(Ω) (V) (V) (%) (V) (V) (A) (A) (A) (A) (%)
)
40 2 243,0 4,29 4,36
300 171,9 29,28 174,7 272,8 35,9 6,07 29,04 6,8 35,8
8
60 4 215.0 2,53 2,61
120 400 151,2 29,68 157,2 265,6 40,8 3,58 29,3 4,42 40,9
2
80 6 180.4 1,59 1,68
500 127,6 29,27 136 257,2 47,1 2,68 40,6 3,21 47,6
2

Dari tabel 1.2.6 dapat dianalisa bahwa Vdc yang didapatkan semakin kecil. Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang
semakin meningkat, nilai Vdc hitung yang dihasilkan akan semakin kecil karena α yang digunakan semakin besar akan menyebabkan

3√3
nilai cos α semakin kecil sesuai dengan persamaan Vdc= Vm x cos ∝. Nilai %Error yang didapatkan juga semakin kecil. Didapat
π

V DC hitung−V DC ukur
dari perhitungan menggunakan persamaan %Error VDC = x100%.
V DC hitung
Semakin besar nilai α dengan beban R dan L yang semakin meningkat, nilai Idc ukur dan Idc hitung yang dihasilkan akan
semakin kecil. Karena semakin kecil nila Vdc pengaruh dari meningkatnya α , dan nilai Idc yang berbanding terbalik dengan Z. Sesuai

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)
Vdc
dengan persamaan IDC = . Nilai %Error yang didapatkan kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error I DC =
Z

I DC hitung−I DC ukur
x100%.
I DC hitung
Adapun nilai Vrms semakin menurun seiring meningkatnya nilai α , hal ini dikarenakan nilai Vdc berbanding terbalk dengan

nilai α, sesuai rumus Vrms= Vm. 3 + 9 √ 3 .Cos α. Nilai %Error yang didapat semakin kecil. Didapat dari perhitungan menggunakan
√2 4π

Vrmshitung−Vrmsukur
persamaan %Error Vrms = x100%.
Vrmshitung
Adapun nilai Irms semakin kecil seiring bertambahnya nilai α dan Z. Karena semakin kecil nila Vdc pengaruh dari

Vrms
meningkatnya α , dan nilai Idc yang berbanding terbalik dengan Z. Sesuai dengan persamaan Irms = . Nilai %Error yang
Z

Irms hitung−Irms ukur


didapatkan cukup besar. Didapat dari perhitungan menggunakan persamaan %Error Irms= x100%.
Irms hitung

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

4. Analisa Grafik
a. Perbandingan α terhadap Vdc

Grafik Perbandingan antara α dan Vdc


200
171.9
180
160 151.2
140 127.6
120
Vdc (V)

100
80
60
40
20
0
30 40 50

Sudut Alfa

Vdc (V)

Gambar 1.2.27 Perbandingan α terhadap Vdc

Dari grafik 1.2.27 dapat dianalisa bahwa semakin besar nilai α,


maka nilai Vdc yang dihasilkan akan semakin kecil sesuai dengan
persamaan
3√3
Vdc= Vm x cos ∝.
π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

b. Perbandingan α terhadap Idc

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dan I dc


5
4.29
4.5
4
3.5
3 2.53
Idc (A)

2.5
2 1.59
1.5
1
0.5
0
30 40 50
Sudut Alfa

Idc (A)

Gambar 1.2.28 Perbandingan α terhadap Idc

Dari grafik 1.2.28 dapat dianalisa bahwa Semakin besar nilai α,


nilai Idc yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
karena nilai Vdc semakin kecil dan nilai impedansi (Z) yang semakin
besar, karena Vdc berbanding lurus terhadap Idc dan Z berbanding
terbalik terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan
Vdc
IDC = .
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

c. Perbandingan α terhadap Vrms

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan Vrms


200
174.7
180
157.2
160
136
140
120
Vrms (v)

100
80
60
40
20
0
30 40 50
Sudut Alfa

Vrms (V)

Gambar 1.2.29 Perbandingan α terhadap Idc

Dari grafik 1.2.29 dapat dianalisa bahwa dari grafik di atas, dapat
dianalisa bahwa semakin besar nilai α, maka nilai Vdc yang dihasilkan
akan semakin kecil karena sesuai dengan persamaan

Vrms= Vm. 3 + 9 √ 3 .Cos α.



2 4π

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

d. Perbandingan α terhadap Irms

Grafik Perbandingan Sudut Penyalaan dengan Irms


5
4.36
4.5
4
3.5
3 2.61
Irms (A)

2.5
2 1.68
1.5
1
0.5
0
30 40 50
Sudut Alfa

Irms (A)

Gambar 1.2.30 Perbandingan α terhadap Irms


Dari grafik 1.2.30 dapat dianalisa bahwa Semakin besar nilai α,
nilai Idc yang dihasilkan akan semakin kecil. Hal tersebut disebabkan
karena nilai Vrms semakin kecil dan nilai impedansi (Z) yang semakin
besar, karena Vrms berbanding lurus terhadap Irms dan Z berbanding
terbalik terhadap Idc. Sesuai dengan persamaan
Vrms
Irms = .
Z

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

G. Kesimpulan
1. Pengaruh perubahan sudut penyalaan thyristor dan beban RL yang diatur
semakin meningkat menyebabkan tegangan keluaran hasil penyearah
semakin kecil.
2. Tegangan keluaran yang dihasilkan pada saat sudut penyalaan thyristor
dan beban RL divariasikan semakin meningkat adalah semakin menurun.

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091


Konverter AC-DC (Penyearah)

Daftar Pustaka

Anonim, 2021. Modul Elektronika Daya. laboratorium sistem kendali. Jurusan


Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Mataram
Ali, Muhammad. 2011. Modul Kuliah Elektronika Daya “Pengantar Elektronika
Daya”. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas
Negeri Yogyakarta
Ashari, Mochammad. 2017. “Desain Konverter Elektronika Daya”. Bandung:
Informatika
Haroen, Yanuarsyah. 2018. “Elektronika Daya”. Bandung: ITB
Tim Lab Kendali. 2021. “Modul Praktikum Elektronika Daya”. Labolatorium
Sistem Kendali. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas
Mataram
W. Hart, Daniel. 2011.” Power Elektronics”. New York: McGraw-Hill

Praktikum Elektronika Daya / 2021 / F1B019091

Anda mungkin juga menyukai