Kelompok :1
V2 : Tegangan input
(V2 = Vm sin ωt)
(V2 = Vm sin θ)
Vr : Tegangan output di beban R
i : Arus output di beban R,
Vd : Tegangan di dioda D1
Parameter penyearah :
Filter Kapasitor
𝑄 = 𝐶 × ∆𝑉
𝑄 = 𝐼 × 𝑡 = 𝐶 × ∆𝑉
1
𝐶=
𝑓 × ∆𝑉
V. Langkah Kerja
A. Kalibrasi Oscilloscope terlebih dahulu sebelum memulai praktikum.
B. Langkah Percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada Gambar Rangkaian Percobaan.
2. Pasang Oschilloscope Prop1 di Ch1 dan Prop 2 di Ch2.
3. Kondisikan saklar S1 OFF (Terbuka) dan saklar S2 ON (Tertutup).
4. Kondisikan tahanan geser pada posisi masimum (Tahanan pada posisi paling
besar).
5. Ampere meter dipasang pada slot 2.4 Ampere (A1 arus AC dan A2 arus DC).
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2
tegangan DC).
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 Volt dan tegangan
sekunder di 24 Volt, masukkan tegangan sumber ke trafo.
8. Amati tegangan V1 dan V2 (Masukkan data ke tabel percobaan 1).
9. Amati arus A1 dan A2 (Masukkan data ke table percobaan 1).
10. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di
Oscilloscope ke dalam kertas millimeter.
11. Ulangi step percobaan no. 8 dengan arus yang berbeda (Sesuai isi Tabel 1).
12. Untuk pengisian tabel 2, atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan
geser (Beban geser).
13. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
14. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam Tabel 2.
15. Gambar bentuk gelombang input dan output, ukur tegangan V1, V2, dan Arus
A1, A2 masukkan dalam Tabel 2.
16. OFF-kan saklar S1 dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan
output.
17. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam Tabel 3, gambar
bentuk gelombang input dan output.
Tabel 2
VII. Perhitungan
Tabel 1 (Beban Resistif)
o Perhitungan Praktikum
𝑉 10.16 𝑉 10.049
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 20.32Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 6.7Ω
2(1) 2(3)
𝑉 10.09 𝑉 10
R2 = 𝐴2(2) = 1
= 10.09Ω R2 = 𝐴2(2) = 2
= 5Ω
2(2) 2(2)
o Perhitungan Osilloskop
R1 = 20.3Ω R3 = 7Ω
R2 = 9.8Ω R4 = 4.9Ω
20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡
o Perhitungan Praktikum
𝑉 29.085 𝑉 22.346
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 58.17Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 14.897Ω
2(1) 2(3)
𝑉2(2) 25.562 𝑉2(4) 19.056
R2 = 𝐴 = 1
= 25.562Ω R4 = 𝐴 = 2
= 9.528Ω
2(2) 2(4)
𝑓 = 60 𝐻𝑧 C = 1000𝜇𝐹
PDC = 𝑉2 × 𝐴2 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆
𝑉 𝑃
VMAX = 𝑉2 + 𝑅𝑀𝑆 𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
2 𝐴𝐶
2 𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = √𝑉𝐴𝐶 + 𝑉22 FF = 𝑉2
1 𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = √ IRMS =
2 3 ×𝑓 × 𝑅 × 𝐶 𝑅
VAC = 𝑅𝐹 × 𝑉2
R1 = 58.1Ω R3 = 14.7Ω
R2 = 25.2Ω R4 = 9.1Ω
𝑓 = 60 𝐻𝑧 C = 1000𝜇𝐹
20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡
o Perhitungan Praktikum
𝑉 10.068 𝑉 9.308
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 20.136Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 6.205Ω
2(1) 2(3)
𝑉 9.746 𝑉2(4) 8.653
R2 = 𝐴2(2) = 1
= 9.746Ω R4 = 𝐴 = 2
= 4.327Ω
2(2) 2(4)
𝑓 = 60 𝐻𝑧 L = 10𝑚𝐻
o Perhitungan Osilloskop
R1 = 20.3Ω R3 = 6.3Ω
R2 = 9.8Ω R4 = 4.2Ω
𝑓 = 60 𝐻𝑧 L = 10𝑚𝐻
20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡
VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan penyearah 1 fasa setengah
gelombang ini dengan menggunakan aplikasi NI Multisim 14.0. Pada percobaan pertama
(Tabel 1), diujikan rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan Beban Resistor
saja; lalu pada percobaan kedua diujikan rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang
dengan Beban Resistor dan Filter Kapasitor; lalu pada percobaan ketiga diujikan rangkaian
dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan Beban Resistor dan Filter Induktor. Sumber
yang digunakan adalah sumber tegangan AC dengan nilai 220 V dan 60 Hz, yang di
turunkan menggunakan trafo stepdown sehingga besar tegangan menjadi 24 V. Dioda yang
digunakan adalah Dioda Silikon 600V/5 Ampere, lalu Kapasitor Elektrolit dengan besaran
1000μF, dan Induktor dengan besaran 10mH. Dalam praktikum ini dilakukan 4
pengambilan data Arus (A1 – AC, A2 – DC) dan Tegangan (V1 – AC, V2 – DC), dengan
A2 sebagai patokan besaran arus pengambilan data.
Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan pertama ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC dengan setengah gelombang Sinusoida. Ini menandakan bahwa
penyearah yang dilakukan oleh dioda bekerja dengan baik.
Serta, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 1 dengan
mengubah besaran pada Reostat, tidak ada perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Jika dibandingkan nilai percobaan 1 secara teori dan praktikum, nilai
Arus, Tegangan, dan Daya pada praktikum sedikit lebih besar daripada nilai teorinya.
Tetapi, nilai Efisiensi (𝜂), Ripple Factor, serta Form Factor teori dan praktikum sama
besarnya.
Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan kedua ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC. Disini terlihat perbedaan antara gelombang pada percobaan 1 dan
percobaan 2, dimana Filter Kapasitor yang membuat gelombang berbeda. Penggunaan
Filter Kapasitor ini bertujuan untuk meratakan/menstabilkan gelombang output yang mana
menghasilkan tegangan output lebih stabil (Mengubah DC Tidak Murni menyerupai DC
Murni), yang terlihat pada gelombang Osilloskop percobaan ke dua, dan menaikkan
efisiensi dari rangkaian tersebut.
Lalu, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 2 dengan
mengubah besaran pada Reostat, terdapat perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Semakin besar arus pada A2, maka gelombang output semakin tidak
stabil/lebih melandai ke bawah. Jika dilihat dari maksud penggunaan Filter Kapasitor tadi,
secara teori jika nilai arus A2 semakin besar, maka efisiensinya akan semakin kecil. Lalu
jika dibandingkan nilai percobaan 2 secara teori dan praktikum, nilai Arus, Tegangan, dan
Daya pada praktikum sedikit lebih besar daripada nilai teorinya, terkecuali pada data ke-4
terdapat perbedaan nilai yang sangat jauh pada teori dan praktikumnya. Tetapi, nilai
Efisiensi (𝜂), Ripple Factor, serta Form Factor teori dan praktikum hanya berbeda tipis di
setiap datanya.
Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan ketiga ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC. Jika dilihat sekias,tidak terlihat perbedaan antara gelombang pada
percobaan 3 dan percobaan 1 pada data ke-1. Pada data ke-2 hingga ke-4, barulah terlihat
perbedaan pada gelombang output rangkaian tesebut, dimana Filter Kapasitor yang
membuat gelombang berbeda. Penggunaan Filter Induktor ini bertujuan untuk
menyaring/memfilter energi yang masuk pada induktor, serta kemampuan induktor untuk
menyimpan energi membuat Filter Induktor dapat menghasilkan arus yang lebih stabil.
Lalu, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 3 dengan
mengubah besaran pada Reostat, terdapat perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Semakin besar arus pada A2, maka gelombang output semakin landai ke
bawah. Jika dilihat dari maksud penggunaan Filter Induktor tadi, secara teori jika nilai arus
A2 semakin besar, maka efisiensinya akan semakin besar. Lalu jika dibandingkan nilai
percobaan 3 secara teori dan praktikum, nilai Arus, Tegangan, dan Daya pada praktikum
sedikit lebih besar daripada nilai teorinya, semakin besar nilai A2, maka perbedaan nilai
teori dan praktikum semakin besar. Hal itupun berlaku pada nilai Efisiensi (𝜂), Ripple
Factor, serta Form Factor, semakin besar nilai A2, maka perbedaan nilai teori dan
praktikum semakin besar.
IX. Kesimpulan
Gelombang output pada Osilloskop dipengaruhi oleh Filter apa yang digunakan
pada rangkaian tersebut.
Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Efisiensi (𝜂) akan
semakin besar.
Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Ripple Factor akan
semakin kecil.
Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Form Factor akan
semakin kecil.
Filter Kapasitor berguna untuk menyetabilkan arus DC yang telah disearahkan
oleh dioda, sehingga arus DC Tidak Murni menyerupai DC Murni, serta dapat
menaikkan nilai efisiensi (𝜂) jika arusnya semakin kecil.
Filter Induktor berguna untuk menyaring arus DC yang telah disearahkan oleh
dioda, sehingga arus DC bisa lebih stabil, serta dapat menaikkan nilai efisiensi (𝜂)
jika arusnya semakin besar.
X. Daftar Pustaka