Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENYEARAH SATU FASA ½ GELOMBANG

Nama Praktikan : Aksel Estevannanda Arianto (181734001)

Kelompok :1

Nama Anggota Kelompok 1. Alya Farras Mut’attillah (181734002)


2. Anisa Rizky Triputri (181734003)
3. Avi Layinatul Jawarih (181734004)
4. Ayman Muhammad (181734005)
5. Daffa Aditya Fadila (181734006)
6. Fikri Bayhaki (181734007)
7. Immanuel Puthut Suryaning Suminar (181734008)

Tanggal Praktikum : Rabu, 24 Juni 2020

Tanggal/Jam Pengumpulan : Sabtu, 4 Juli 2020


Laporan

Nama Instruktur/Dosen : Dr. I Made Wiwit Kastawan, M.T

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan kegiatan praktikum mahasiswa diharapkan :

1. Dapat merangkai rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang.


2. Mengetahui bentuk gelombang tegangan penyearah 1 fasa ½ gelombang.
3. Menghitung ripple faktor, form faktor, dan effisiensi / parameter penyearah dan
dapat membandingkan besaran parameter listriknya secara teori dan secara
praktek.
4. Dapat memperbaiki tegangan ripel pada penyearah satu fasa gelombang penuh
dengan memasang rangkaian filter (menggunakan kapasitor).
5. Mengetahui sifat-sifat dari jenis filter dalam kaitannya dengan perubahan beban
yang digunakan.

II. Dasar Teori


Simbol :

Penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC 1 fasa ½ gelombang dibentuk dari satu


diode. Bentuk penyearah ini adalah bentuk penyearah yang paling sederhana dan jarang
digunakan untuk keperluan industri. Di bawah ini penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan
beban resistif.

Gambar Rangkaian Penyearah 1 Fasa ½ Gelombang


Gelombang tegangan :

V2 : Tegangan input
(V2 = Vm sin ωt)
(V2 = Vm sin θ)
Vr : Tegangan output di beban R
i : Arus output di beban R,
Vd : Tegangan di dioda D1

Besar tegangan output (keluaran) rata – rata :

Besar tegangan output efektif (Tegangan output RMS) :

Parameter penyearah :

1. Besaran keluaran penyearah komponen DC terdiri dari :


a. Tegangan rata-rata keluaran penyearah (Vdc)
b. Arus rata-rata keluaran penyearah (Idc)
c. Daya keluaran penyearah (Pdc)
Dimana Pdc = Vdc x Idc
2. Besaran keluaran penyearah komponen efektif (RMS) terdiri dari :
a. Tegangan keluaran efektif penyearah (VRMS)
b. Arus keluaran efektif penyearah (IRMS)
c. Daya keluaran AC (Pac)
Dimana Pac = VRMS x IRMS
3. Efisiensi (Rasio penyearahan) yang menggambarkan keefektifan penyearah :
𝑃𝑑𝑐
Efisiensi (η) =
𝑃𝑎𝑐
4. Tegangan keluaran penyearah merupakan kombinasi dari 2 komponen,
masing– masing komponen mempunyai besaran komponen DC besaran
komponen AC atau ripple.
a. Tegangan efektif (tegangan rms) komponen AC dirumuskan sebagai
berikut:
2 2
𝑉𝑎𝑐 = √𝑉𝑅𝑀𝑆 − 𝑉𝑑𝑐
b. Faktor Bentuk (Form Factor) disingkat FF diukur dari bentuk tegangan
keluaran penyearah yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑉𝑅𝑀𝑆
𝐹𝐹 =
𝑉𝑑𝑐
c. Faktor Ripel (Ripple Factor) disingkat RF diukur dari besaran tegangan
ripel keluaran penyearah yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑉𝑅𝑀𝑆 2 𝑉𝑎𝑐
𝑅𝐹 = √[( ) − 1] = √(𝐹𝐹 2 − 1); atau 𝑅𝐹 =
𝑉𝑑𝑐 𝑉𝑑𝑐

Filter Kapasitor

Untuk memperbaiki gelombang output penyearah agar tegangan ripplenya lebih


halus maka pada beban dipasang kapasitor secara paralel. Pemasangan kapasitor pada
penyearah ini disebut filter.

Bentuk gelombang tegangan output penyearah menjadi :

Gelombang tegangan penyearah dengan filter Kapasitor


Pada gelombang tegangan penyearah 1 fasa ½ gelombang jika dipasang kapasitor sebagai
filter, pada gelombang tegangan tersebut akan menjadi seperti pada gambar gelombang
seperti tgersebut di atas. Dimana dioda penyearah mulai konduksi dari t1 dan berhenti
konduklsi pada t2, selama t1 – t2 dioda bekerja untuk menyalurkan arus ke beban dan
mengisi kapasitor. Pada saat t2 – t3 arus beban dicatu dari arus yang disimpan di dalam
kapasitor (Discharge Capasitor).

Cara menghitung secara praktis penggunaan kapasitor :

C = Besar kapasitor dalam satuan Farad


Q = Muatan kapasitor dalam Coulomb

𝑄 = 𝐶 × ∆𝑉

𝑄 = 𝐼 × 𝑡 = 𝐶 × ∆𝑉

t = Waktu (Dalam perhitungan ini antara puncak pulsa)


T = Waktu perioda gelombang (T)

1
𝐶=
𝑓 × ∆𝑉

III. Peralatan yang Digunakan


1. Transformator 1 fasa 220V/24V 3 Ampere (1 Buah)
2. Oscilloscope (1 Buah) & Prop (2 Buah)
3. Trafo isolasi (1 Buah)
4. Ampere meter (2 Buah)
5. Volt meter (2 Buah)
6. Modul Dioda silicon 700V/5 Ampere (1 Modul)
7. Resistor Variable (Beban Geser) 70 Ohm/5 Ampere (2 Buah)
8. Kapasitor Elektrolit (ELCO) – Polar 1000 μF (1 Buah)
9. Kabel Penghubung (1 Set)
10. Saklar (2 Buah)
IV. Rangkaian Percobaan
 Gambar Rangkaian Percobaan

V. Langkah Kerja
A. Kalibrasi Oscilloscope terlebih dahulu sebelum memulai praktikum.
B. Langkah Percobaan :
1. Buat rangkaian percobaan seperti pada Gambar Rangkaian Percobaan.
2. Pasang Oschilloscope Prop1 di Ch1 dan Prop 2 di Ch2.
3. Kondisikan saklar S1 OFF (Terbuka) dan saklar S2 ON (Tertutup).
4. Kondisikan tahanan geser pada posisi masimum (Tahanan pada posisi paling
besar).
5. Ampere meter dipasang pada slot 2.4 Ampere (A1 arus AC dan A2 arus DC).
6. Volt meter dipasang pada range tegangan 30 V (V1 tegangan AC dan V2
tegangan DC).
7. Pastikan bahwa tegangan primer trafo di tegangan 220 Volt dan tegangan
sekunder di 24 Volt, masukkan tegangan sumber ke trafo.
8. Amati tegangan V1 dan V2 (Masukkan data ke tabel percobaan 1).
9. Amati arus A1 dan A2 (Masukkan data ke table percobaan 1).
10. Gambarkan bentuk gelombang tegangan input dan output yang tergambar di
Oscilloscope ke dalam kertas millimeter.
11. Ulangi step percobaan no. 8 dengan arus yang berbeda (Sesuai isi Tabel 1).
12. Untuk pengisian tabel 2, atur beban sesuai isi tabel dengan mengatur tahanan
geser (Beban geser).
13. On-kan saklar S1, gambar bentuk gelombang input dan output.
14. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam Tabel 2.
15. Gambar bentuk gelombang input dan output, ukur tegangan V1, V2, dan Arus
A1, A2 masukkan dalam Tabel 2.
16. OFF-kan saklar S1 dan OFF-kan S2, gambar bentuk gelombang input dan
output.
17. Ukur tegangan V1, V2, dan Arus A1, A2 masukkan dalam Tabel 3, gambar
bentuk gelombang input dan output.

VI. Data Praktikum


a. Tabel Data Praktikum

 Tabel 1 (Beban Resistif)


Input AC Input DC
No.
V1 (Volt) A1 (Ampere) V2 (Volt) A2 (Ampere)
1. 23.994 0.615 10.16 0.5
2. 23.994 1.268 10.09 1
3. 23.994 1.769 10.049 1.5
4. 23.994 2.517 10 2

 Tabel 2 (Beban Resistif & Filter Kapasitor)


Input AC Input DC
No.
V1 (Volt) A1 (Ampere) V2 (Volt) A2 (Ampere)
1. 24.012 1.51 29.085 0.5
2. 24.01 2.766 25.562 1
3. 24.005 3.522 22.346 1.5
4. 24.003 4.328 19.056 2
 Tabel 3 (Beban Resistif & Filter Induktor)
Input AC Input DC
No.
V1 (Volt) A1 (Ampere) V2 (Volt) A2 (Ampere)
1. 23.994 0.603 10.068 0.5
2. 23.998 1.178 9.746 1
3. 24.001 1.7 9.308 1.5
4. 24.005 2.286 8.653 2

b. Data Gelombang Osilloskop


 Tabel 1

Tabel 1 – Data 1 Tabel 1 – Data 2

Tabel 1 – Data 3 Tabel 1 – Data 4

 Tabel 2

Tabel 2 – Data 1 Tabel 2 – Data 2

Tabel 2 – Data 3 Tabel 2 – Data 4


Tabel 2 – Data 1 Tabel 2 – Data 1
 Tabel 3

Tabel 3 – Data 1 Tabel 3 – Data 2

Tabel 3 – Data 3 Tabel 3 – Data 4

VII. Perhitungan
 Tabel 1 (Beban Resistif)

o Perhitungan Praktikum

𝑉 10.16 𝑉 10.049
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 20.32Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 6.7Ω
2(1) 2(3)
𝑉 10.09 𝑉 10
R2 = 𝐴2(2) = 1
= 10.09Ω R2 = 𝐴2(2) = 2
= 5Ω
2(2) 2(2)

PDC = 𝑉2 × 𝐴2 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆


𝑉 ×𝜋 𝑃
VMAX = 2 2 𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
𝐴𝐶
𝑉𝑀𝐴𝑋 𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = FF =
√2 𝑉2
𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = √(𝐹𝐹 2 − 1) IRMS = 𝑅
PDC VMAX VRMS IRMS PAC
No.
(Watt) (Volt) (Volt) (Ampere) (Watt) 𝜂 FF RF
1 5.08 31.902 15.951 0.785 12.522 0.406 1.57 1.21
2 10.09 31.683 15.841 1.57 24.871 0.406 1.57 1.21
3 15.074 31.554 15.777 2.355 37.155 0.406 1.57 1.21
4 20 31.4 15.7 3.14 49.298 0.406 1.57 1.21

o Perhitungan Osilloskop

R1 = 20.3Ω R3 = 7Ω
R2 = 9.8Ω R4 = 4.9Ω

20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡

PDC = 𝑉𝐷𝐶 × 𝐼𝐷𝐶 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆


𝑉𝑀𝐴𝑋 𝑃
VDC = 𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
𝜋 𝐴𝐶
𝑉𝑀𝐴𝑋 𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = FF =
2 𝑉𝐷𝐶
𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = √(𝐹𝐹 2 − 1) IRMS = 𝑅
𝑉𝐷𝐶
IDC = 𝑅

VRMS IRMS PAC VDC IDC PDC


No.
(Volt) (Ampere) (Watt) (Volt) (Ampere) (Watt)
𝜂 FF RF
1 16.7 0.823 13.738 10.637 0.524 5.574 0.406 1.57 1.21
2 16.7 1.704 28.458 10.637 1.085 11.545 0.406 1.57 1.21
3 16.7 2.386 39.841 10.637 1.52 16.164 0.406 1.57 1.21
4 16.7 3.408 56.916 10.637 2.171 23.091 0.406 1.57 1.21

 Tabel 2 (Beban Resistif & Filter Kapasitor)

o Perhitungan Praktikum
𝑉 29.085 𝑉 22.346
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 58.17Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 14.897Ω
2(1) 2(3)
𝑉2(2) 25.562 𝑉2(4) 19.056
R2 = 𝐴 = 1
= 25.562Ω R4 = 𝐴 = 2
= 9.528Ω
2(2) 2(4)
𝑓 = 60 𝐻𝑧 C = 1000𝜇𝐹
PDC = 𝑉2 × 𝐴2 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆
𝑉 𝑃
VMAX = 𝑉2 + 𝑅𝑀𝑆 𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
2 𝐴𝐶
2 𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = √𝑉𝐴𝐶 + 𝑉22 FF = 𝑉2
1 𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = √ IRMS =
2 3 ×𝑓 × 𝑅 × 𝐶 𝑅
VAC = 𝑅𝐹 × 𝑉2

PDC VRMS VAC VMAX IRMS PAC


No.
(Watt) (Volt) (Volt) (Volt) (Ampere) (Watt)
𝜂 FF RF
1 14.543 29.184 2.406 43.677 0.502 14.642 0.993 1.00 0.083
2 25.562 26.011 4.811 38.567 1.018 26.468 0.966 1.02 0.188
3 33.519 23.483 7.217 34.087 1.576 37.016 0.906 1.05 0.323
4 38.112 21.348 9.623 29.730 2.241 47.830 0.797 1.12 0.505
o Perhitungan Osilloskop

R1 = 58.1Ω R3 = 14.7Ω
R2 = 25.2Ω R4 = 9.1Ω
𝑓 = 60 𝐻𝑧 C = 1000𝜇𝐹

20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡

PDC = 𝑉𝐷𝐶 × 𝐼𝐷𝐶 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆


𝑉𝑅 𝑃
VDC = 𝑉𝑀𝐴𝑋 − 2
𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
𝐴𝐶
𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = √𝑉2𝐴𝐶 + 𝑉2𝐷𝐶 FF = 𝑉𝐷𝐶
1 𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = IRMS =
2√3 ×𝑓 × 𝑅 × 𝐶 𝑅
𝑉𝐷𝐶
IDC = VAC = 𝑅𝐹 × 𝑉𝐷𝐶
𝑅
2 × 𝑉𝑀𝐴𝑋
VR = 2×𝑓×𝑅×𝐶 + 1

VR VRMS IRMS PAC VAC VDC IDC PDC


No.
(Volt) (Volt) (Ampere) (Watt) (Volt) (Volt) (Ampere) (Watt)
𝜂 FF RF
1 10.581 28.2 0.485 13.693 2.328 28.109 0.484 13.6 0.993 1.00 0.083
2 23.09 22.2 0.883 19.645 4.173 21.855 0.867 18.954 0.965 1.02 0.191
3 38.868 14.7 1 14.69 4.571 13.966 0.95 13.268 0.903 1.05 0.327
4 62.172 2.6 0.288 0.753 1.223 2.314 0.254 0.588 0.782 1.13 0.529
 Tabel 3 (Beban Resistif & Filter Induktor)

o Perhitungan Praktikum
𝑉 10.068 𝑉 9.308
R1 = 𝐴2(1) = 0.5
= 20.136Ω R3 = 𝐴2(3) = 1.5
= 6.205Ω
2(1) 2(3)
𝑉 9.746 𝑉2(4) 8.653
R2 = 𝐴2(2) = 1
= 9.746Ω R4 = 𝐴 = 2
= 4.327Ω
2(2) 2(4)
𝑓 = 60 𝐻𝑧 L = 10𝑚𝐻

PDC = 𝑉2 × 𝐴2 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆


𝑉 𝑃
VMAX = 𝑉2 + 𝑅𝑀𝑆 𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
2 𝐴𝐶
2 𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = √𝑉𝐴𝐶 + 𝑉22 FF = 𝑉2
−𝜋
2 × 𝑐𝑜𝑠2 𝜃 𝜋 × 𝑠𝑖𝑛 3
𝜃 × 𝑐𝑜𝑠𝜃 × (1 + 𝑒tan 𝜃 ) 𝑉𝑅𝑀𝑆
RF = √𝜋 4
+ −𝜋 −1 IRMS =
2 × (1 + 𝑒tan 𝜃 ) 𝑅
𝜔×𝐿 2×𝜋×𝑓×𝐿
VAC = 𝑅𝐹 × 𝑉2 𝜃 = tan−1 ( 𝑅
) = tan−1 (
𝑅
)

PDC VAC VRMS IRMS PAC


No.
(Watt) 𝜃 RF
(Volt) (Volt) (Ampere) (Watt) 𝜂 FF
1 5.034 10.604 0.547 5.507 11.476 0.57 6.54 0.77 1.14
2 9.746 21.147 0.488 4.756 10.845 1.113 12.067 0.808 1.113
3 13.962 31.281 0.411 3.826 10.063 1.622 16.321 0.855 1.081
4 17.306 41.064 0,195 1,687 8,8 2,037 17,962 0,963 1,019

o Perhitungan Osilloskop

R1 = 20.3Ω R3 = 6.3Ω
R2 = 9.8Ω R4 = 4.2Ω
𝑓 = 60 𝐻𝑧 L = 10𝑚𝐻

20 𝑉
R = Dari Simulasi VMAX = 𝐷𝑖𝑣
× 1.67 𝐷𝑖𝑣 = 33,4 𝑉𝑜𝑙𝑡

PDC = 𝑉𝐷𝐶 × 𝐼𝐷𝐶 PAC = 𝑉𝑅𝑀𝑆 × 𝐼𝑅𝑀𝑆


𝑉𝑀𝐴𝑋 𝑃
VDC = 𝜋
𝜂 = 𝑃𝐷𝐶
𝐴𝐶
𝑉𝑅𝑀𝑆
VRMS = √𝑉2𝐴𝐶 + 𝑉2𝐷𝐶 FF = 𝑉𝐷𝐶
−𝜋
𝜋2 × 𝑐𝑜𝑠2 𝜃 𝜋 × 𝑠𝑖𝑛3 𝜃 × 𝑐𝑜𝑠𝜃 × (1 + 𝑒 tan 𝜃 ) 𝑉𝑅𝑀𝑆
RF =√ + −𝜋 −1 IRMS =
4 2 × (1 + 𝑒 tan 𝜃 ) 𝑅
𝑉𝐷𝐶
IDC = VAC = 𝑅𝐹 × 𝑉𝐷𝐶
𝑅
𝜔×𝐿 2×𝜋×𝑓×𝐿
𝜃 = tan−1 (
𝑅
) = tan−1 (
𝑅
)

VDC IDC PDC VAC VRMS IRMS PAC


No.
(Volt) (Ampere) (Watt)
𝜃 RF
(Volt) (Volt) (Ampere) (Watt)
𝜂 FF
1 10,637 0,524 5,574 10,521 0,547 5,818 12,124 0,597 7,241 0,77 1,14
2 10,637 1,0854 11,545 21,041 0,489 5,201 11,841 1,208 14,306 0,807 1,113
3 10,637 1,6884 17,959 30,896 0,414 4,404 11,512 1,827 21,038 0,854 1,082
4 10,637 2,5326 26,939 41,911 0,309 3,287 11,133 2,651 29,511 0,913 1,047

VIII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan penyearah 1 fasa setengah
gelombang ini dengan menggunakan aplikasi NI Multisim 14.0. Pada percobaan pertama
(Tabel 1), diujikan rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan Beban Resistor
saja; lalu pada percobaan kedua diujikan rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang
dengan Beban Resistor dan Filter Kapasitor; lalu pada percobaan ketiga diujikan rangkaian
dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang dengan Beban Resistor dan Filter Induktor. Sumber
yang digunakan adalah sumber tegangan AC dengan nilai 220 V dan 60 Hz, yang di
turunkan menggunakan trafo stepdown sehingga besar tegangan menjadi 24 V. Dioda yang
digunakan adalah Dioda Silikon 600V/5 Ampere, lalu Kapasitor Elektrolit dengan besaran
1000μF, dan Induktor dengan besaran 10mH. Dalam praktikum ini dilakukan 4
pengambilan data Arus (A1 – AC, A2 – DC) dan Tegangan (V1 – AC, V2 – DC), dengan
A2 sebagai patokan besaran arus pengambilan data.

Percobaan pertama adalah pengujian rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½


gelombang dengan Beban Resistor saja. Pada rangkaian ini, arus akan mengalir melalui
dioda dan tidak akan melewati Kapasitor dikarenakan S1 yang di OFF-kan dan tidak akan
melewati Induktor dikarenakan S2 yang di ON-kan. Prop Osilloskop pada Ch1 dipasang
pada posisi sebelum dioda guna merekam gelombang Input yang masuk ke rangkaian, lalu
prop Osilloskop pada Ch2 dipasang di posisi setelah Induktor guna merekam gelombang
Output dari rangkaian tersebut.

Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan pertama ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC dengan setengah gelombang Sinusoida. Ini menandakan bahwa
penyearah yang dilakukan oleh dioda bekerja dengan baik.

Serta, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 1 dengan
mengubah besaran pada Reostat, tidak ada perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Jika dibandingkan nilai percobaan 1 secara teori dan praktikum, nilai
Arus, Tegangan, dan Daya pada praktikum sedikit lebih besar daripada nilai teorinya.
Tetapi, nilai Efisiensi (𝜂), Ripple Factor, serta Form Factor teori dan praktikum sama
besarnya.

Percobaan kedua adalah pengujian rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang


dengan Beban Resistor dan Filter Kapasitor. Pada rangkaian ini, arus akan mengalir
melalui dioda dan akan melewati Kapasitor dikarenakan S1 di ON-kan dan tidak akan
melewati Induktor dikarenakan S2 yang di ON-kan. Prop Osilloskop pada Ch1 dipasang
pada posisi sebelum dioda guna merekam gelombang Input yang masuk ke rangkaian, lalu
prop Osilloskop pada Ch2 dipasang di posisi setelah Induktor guna merekam gelombang
Output dari rangkaian tersebut.

Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan kedua ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC. Disini terlihat perbedaan antara gelombang pada percobaan 1 dan
percobaan 2, dimana Filter Kapasitor yang membuat gelombang berbeda. Penggunaan
Filter Kapasitor ini bertujuan untuk meratakan/menstabilkan gelombang output yang mana
menghasilkan tegangan output lebih stabil (Mengubah DC Tidak Murni menyerupai DC
Murni), yang terlihat pada gelombang Osilloskop percobaan ke dua, dan menaikkan
efisiensi dari rangkaian tersebut.

Lalu, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 2 dengan
mengubah besaran pada Reostat, terdapat perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Semakin besar arus pada A2, maka gelombang output semakin tidak
stabil/lebih melandai ke bawah. Jika dilihat dari maksud penggunaan Filter Kapasitor tadi,
secara teori jika nilai arus A2 semakin besar, maka efisiensinya akan semakin kecil. Lalu
jika dibandingkan nilai percobaan 2 secara teori dan praktikum, nilai Arus, Tegangan, dan
Daya pada praktikum sedikit lebih besar daripada nilai teorinya, terkecuali pada data ke-4
terdapat perbedaan nilai yang sangat jauh pada teori dan praktikumnya. Tetapi, nilai
Efisiensi (𝜂), Ripple Factor, serta Form Factor teori dan praktikum hanya berbeda tipis di
setiap datanya.

Percobaan ketiga adalah pengujian rangkaian dioda penyearah 1 fasa ½ gelombang


dengan Beban Resistor dan Filter Induktor. Pada rangkaian ini, arus akan mengalir melalui
dioda dan tidak akan melewati Kapasitor dikarenakan S1 di OFF-kan dan akan melewati
Induktor dikarenakan S2 yang di OFF-kan. Prop Osilloskop pada Ch1 dipasang pada posisi
sebelum dioda guna merekam gelombang Input yang masuk ke rangkaian, lalu prop
Osilloskop pada Ch2 dipasang di posisi setelah Induktor guna merekam gelombang Output
dari rangkaian tersebut.

Jika dilihat dari gambar gelombang Osilloskop pada percobaan ketiga ini, garis
warna hijau menandakan input AC dengan gelombang Sinusoida, dan garis merah
menandakan output DC. Jika dilihat sekias,tidak terlihat perbedaan antara gelombang pada
percobaan 3 dan percobaan 1 pada data ke-1. Pada data ke-2 hingga ke-4, barulah terlihat
perbedaan pada gelombang output rangkaian tesebut, dimana Filter Kapasitor yang
membuat gelombang berbeda. Penggunaan Filter Induktor ini bertujuan untuk
menyaring/memfilter energi yang masuk pada induktor, serta kemampuan induktor untuk
menyimpan energi membuat Filter Induktor dapat menghasilkan arus yang lebih stabil.

Lalu, setelah arus pada rangkaian diubah sesuai nilai A2 di tabel 3 dengan
mengubah besaran pada Reostat, terdapat perubahan yang terlihat pada gelombang output
pada Osilloskop. Semakin besar arus pada A2, maka gelombang output semakin landai ke
bawah. Jika dilihat dari maksud penggunaan Filter Induktor tadi, secara teori jika nilai arus
A2 semakin besar, maka efisiensinya akan semakin besar. Lalu jika dibandingkan nilai
percobaan 3 secara teori dan praktikum, nilai Arus, Tegangan, dan Daya pada praktikum
sedikit lebih besar daripada nilai teorinya, semakin besar nilai A2, maka perbedaan nilai
teori dan praktikum semakin besar. Hal itupun berlaku pada nilai Efisiensi (𝜂), Ripple
Factor, serta Form Factor, semakin besar nilai A2, maka perbedaan nilai teori dan
praktikum semakin besar.

IX. Kesimpulan

 Gelombang output pada Osilloskop dipengaruhi oleh Filter apa yang digunakan
pada rangkaian tersebut.
 Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Efisiensi (𝜂) akan
semakin besar.
 Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Ripple Factor akan
semakin kecil.
 Semakin landai gelombang output pada Osilloskop, maka nilai Form Factor akan
semakin kecil.
 Filter Kapasitor berguna untuk menyetabilkan arus DC yang telah disearahkan
oleh dioda, sehingga arus DC Tidak Murni menyerupai DC Murni, serta dapat
menaikkan nilai efisiensi (𝜂) jika arusnya semakin kecil.
 Filter Induktor berguna untuk menyaring arus DC yang telah disearahkan oleh
dioda, sehingga arus DC bisa lebih stabil, serta dapat menaikkan nilai efisiensi (𝜂)
jika arusnya semakin besar.
X. Daftar Pustaka

 Atmam, Atmam. "PENGGUNAAN FILTER KAPASITIF PADA RECTIFIER SATU


PHASA DAN TIGA PHASA MENGGUNAKAN POWER SIMULATOR (PSIM)."
SainETIn 2.1 (2017): 18-26.
 Sembiring, Sinar Terang, and Golfrid Gultom. "Perbaikan Faktor Ripple, Faktor Daya
dan Efisiensi Penyearah Satu Fasa Dioda Gelombang Penuh Dengan Menggunakan Filter
Input Paralel Pada Sisi Masukan."
 Sulistiyawati Dewi, K., Levina Almira, and Iim Fatimah. "KARAKTERISTIK DIODA
(E9)."

Anda mungkin juga menyukai