Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTEK

ELEKTRONIKA DAYA

Disusun Oleh :

Nama : Galih Pistoni Mukti

NIM : 202029

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA

TAHUN 2022
BAB I

DASAR TEORI

Elektronika daya adalah bidang keilmuan yang mempelajari dan membahas tentang


penerapan elektronika pada peralatan listrik dengan penggunaan daya listrik yang cukup
besar. Prinsip elektronika digunakan pada peralatan di industri. Peralatan yang memanfaatkan
prinsip elektronika daya adalah motor listrik, pemanas, pendingin, kipas
angin, kompresor, pompa, dan konveyor. Perkembangan penggunaan elektronika sejalan
dengan ketidakmampuan pengaturan secara konvensional dalam memenuhi kebutuhan
industri. Penggunaan elektronika daya dapat mengurangi kerugian mekanisme kerja dari
suatu mesin industri. Mesin yang memakai prinsip elektronika daya dapat bekerja pada
nilai tegangan dan arus listrik yang cukup besar. Elektronika daya umum digunakan untuk
konversi energi listrik. Hasil konversi energinya memberikan kualitas daya yang sangat baik.
Dalam bidang konversi energi, prinsip elektronika daya banyak digunakan pada
rangkaian penyearah. Elektronika daya dapat diterapkan pada dioda maupun tiristor.
Keunggulan penyearahan dengan elektronika daya adalah kemudahan dalam
pengendalian sudut fasa dan rangkaian kendali yang mudah. Kekurangannya adalah unjuk
kerja yang kurang baik akibat adanya harmonisa yang sangat signifikan.

Elektronika daya mulai berkembang dan digunakan setelah berbagai konfigurasi


secara konvensional kurang dapat memenuhi kebutuhan di industri. Konfigurasi secara
konvensional di industri ini tidak efektif dan menimbulkan rugi-rugi yang cukup besar
sehingga diperlukan mekanisme pengaturan yang lebih efektif dan efisien. Maka dari itu
salah satu pilihannya adalah menggunakan perangkat elektronika. Elektronika Daya dinilai
dapat memberikan solusi terhadap permasalahan di dunia industri untuk dapat melakukan
pengaturan terhadap peralatan industri yang mempunyai arus dan tegangan yang
besar.  Beberapa aplikasi dan peralatan di industri bekerja pada arus yang sangat tinggi
mencapai ratusan bahkan ribuan amper dan tegangan tinggi antara 220 V, 380 V, 600 V, 3,8
KV bahkan ada yang lebih tinggi lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

PERCOBAAN 1
PENYEARAH TAK TERKENDALI ( DIODA)

I. JUDUL PERCOBAAN
Penyearah Tak Terkendali (Dioda)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang dan gelombang
penuh tak terkendali.
2. Mahasiswa memahami karakteristik penyearah satu fasa setengah gelombang dan gelombang
penuh tak terkendali dengan berbagai variasi beban.
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output penyearah satu fasa setengah
gelombang dan gelombang penuh tak terkendali pada beban yang bervariasi.

III. TEORI SINGKAT


-Penyearah Setengah Gelombang Tak Terkendali Satu Fasa
Penyearah tak terkendali pada umumnya menggunakan dioda sebagai saklarnya. Untuk
penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkendali menggunakan satu buah dioda,
sepertiyang ditunjukkan pada Gambar1.

Gambar1.Penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkendali dengan beban resistif dan
gelombang outputnya
Dioda hanya mengalirkan arus saat tegangan sumber Vs bernilai positif saja. Saat tegangan
sumber negatif dioda pada kondisi tertahan (blocking condition) dan tegangan keluarannya nol.

- Penyearah Dengan Beban Tahanan Murni (Resistor)


Pada beban resistif, sudut pemadaman diode terjadi pada sudut konduksi β=π.
- Penyearah Dengan Beban Resistor dan Induktor.

Gambar 2. Penyearah setengah gelombang dengan beban resistif dan induktif

Pada beban resistif dan induktif, sudut pemadaman dioda terjadi pada sudut konduksi = + .
Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya terjadi beda fasa sebesar. Ini dikarenakan
adanya induktor dalam rangkaian. Pada periode positif, inductor di charge. Saat ωt = , arus di
induktor masih tersisa, sehingga diode tetap menyala.

- Penyearah Satu Fasa Tak Terkendali Gelombang Penuh.


Penyearah gelombang penuh dengan dua diode menggunakan trafo yang memiliki Center Tap
(CT). Gambar 1 menunjukkan skema penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda dan bentuk
gelombang outputnya pada beban R murni.

Gambar 3. Penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda.

Pada saat tegangan sumber pada posisi positif, Dioda 1 akan mengalirkan arus kebeban R, dan
saat tegangan sumber pada posisi negative, diode 2 akan mengalirkan arus kebeban R. Sehingga
diperoleh gelombang tegangan output seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 diatas.

- Penyearah Dengan Beban Tahanan Murni (Resistor)


Pada beban resistif, sudut pemadaman diode terjadi pada sudut konduksi β = π.
Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya sama tanpa ada pergeseran fasa.

- Penyearah Dengan Filter L


Filter L berfungsi untuk meratakan arus. Saat arus input pada perioda positif, induktor dalam
kondisi charge, dan saat prioda negative induktor menjadi discharge. Pada nilai L tak terhingga,
arus output menjadi rata dan arus input menjadi persegi.
- Penyearah Dengan Filter C
Filter C berfungsi untuk meratakan tegangan output . Saat diode 1 ON, kapasitorcharging. Saat
tegangan menuju minimum, kapasitor menjadi discharging danmencatu beban. Begitu seterusnya,
sehingga tegangan output tidak pernah menjadi nol.

- Penyearah Dengan Filter LC


Pada penyearah dengan filter LC, komponen tegangan ac dan harmonisanya.

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Volmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper

V. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Penyearah Satu Fasa Setengah Gelombang
- Rangkaian percobaan dengan beban R

Gambar 4. Rangkaian percobaan dengan beban R

- Rangkaian percobaan dengan beban L

Gambar 5. Rangkaian percobaan dengan beban L

b. Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh

- Rangkaian percobaan dengan beban R


Gambar 6. Rangkaian percobaan dengan beban R

- Rangkaian percobaan dengan filter L

Gambar 7. Rangkaian percobaan dengan filter L

- Rangkaian percobaan dengan filter C

Gambar 8. Rangkaian percobaan dengan filter C


-Rangkaian percobaan dengan filter LC

Gambar 9. Rangkaian percobaan dengan filter LC

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


Adapun prosedur percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Penyearah Setengah Gelombang
- Percobaan dengan beban Resistor
a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 4.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe Y ke titik B(sebelum diode
1).
e. Variasikan nilai resistor dan masukan hasilnya dalam Tabel
- Percobaan dengan Beban Resistor dan Induktor
a. Rakitlah alat dan bahan, ganti dengan beban induktor, seperti Gambar 5.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai induktor dan masukan hasilnya dalam Tabel

2. Penyearah Gelombang Penuh


- Percobaan dengan beban Resistor
a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 7.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan Filter L


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 8.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan induktor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan Filter C


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 9.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang
inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe
Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan kapasitor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan filter LC


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 10.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai kapasitor dan masukan hasilnya dalam Tabel

VII. TABEL HASIL PERCOBAAN

Beban VDC VRMS IRMS VAC


100 Ω 3,6 Volt 9,7 Volt 0,09 220 V
150 Ω 3,8 Volt 9,7Volt 0,045 220 V
220 Ω 4 Volt 9,7Volt 0,018 220 V
470 Ω 4,1 Volt 9,7Volt 0,009 220 V
1K Ω 4,1 Volt 9,7Volt 0,006 220 V

Beban Input IRMS VDC VRMS                     Gelombang


VM VRMS
100 Ω 220 V 12V 0,050 5,25 15 V   
V
150 Ω 220 V 12V 0,030 5,25 15 V
V
220 Ω 220 V 12V 0,022 5,25 15 V
V
470 Ω 220 V 12V 0,013 5,6V 15 V
1K Ω 220 V 12 V 0,006 5,4V 15 V
PERCOBAAN 2
UniJunction Transistor (UJT)

I. JUDUL PERCOBAAN
UniJunction Transistor (UJT)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian UniJunction Transistor (UJT).
2. Mahasiswa memahami karakteristik UniJunction Transistor (UJT).
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output UniJunction Transistor (UJT).

III. TEORI SINGKAT


Meskipun transistor unijunction bukan thyristor, perangkat ini dapat memicu thyristor
yang lebih besar dengan pulsa di dasar B1. Sebuah transistor unijunction terdiri dari bar dari N-
type silikon memiliki koneksi P-jenis di tengah. Lihat Gambar di bawah (a). Koneksi di ujung bar
dikenal sebagai basis B1 dan B2; P- jenis titik tengah adalah emitor. Dengan emitor terputus, total
RBBO resistensi, item datasheet, adalah jumlah dari R B1 dan RB2 seperti yang ditunjukkan pada
Gambar di bawah ini (b). RBBO berkisar dari 4-12kΩ untuk jenis perangkat yang berbeda.
Intrinsik rasio kebuntuan η adalah rasio R B1 ke RBBO. Ini bervariasi 0,4-0,8 untuk berbagai
perangkat. Simbol skematis adalah Gambar dibawah (c).
Unijunction emitor saat Vs tegangan kurva karakteristik (Gambar di bawah (a)) menunjukkan
bahwa VE meningkat, IE saat ini meningkat hingga IP pada titik puncak. Di luar titik puncak,
meningkat saat ini sebagai tegangan menurun di wilayah resistensi negatif. Tegangan mencapai
minimum pada titik lembah. Hambatan dari R B1, perlawanan saturasi terendah di titik lembah.
Osilator relaksasi pada Gambar di bawah ini adalah sebuah aplikasi dari osilator unijunction. R E
biaya CE sampai titik puncak. Terminal unijunction emitor tidak berpengaruh pada kapasitor
sampai titik ini tercapai. Setelah tegangan kapasitor, V E, mencapai titik puncak tegangan VP,
emitor-Base1 resistensi E-B1 menurunkan cepat dibuang kapasitor. Setelah debit kapasitor di
bawah titik VV lembah, perlawanan E-RB1 beralih kembali ke resistensi yang tinggi, dan kapasitor
bebas untuk mengisi lagi.
Kurva karakteristik Programmable Unijunction Transistor pada Gambar di
atas adalah mirip dengan unijunction transistor. Ini adalah plot dari anoda saat IA
terhadap tegangan anoda VA. Pintu gerbang utama tegangan set, program, puncak VP
tegangan anoda. Sebagai anoda atmosfer bertambah arus, tegangan meningkat hingga
titik puncak. Setelah itu, meningkatkan hasil saat ini dalam penurunan tegangan, turun
ke titik lembah.   

Gambar 6.
Programmable

Unijunction
TransistorSumber:
http://store.nerokas.co.ke

PUT setara dengan unijunction transistor ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Resistor PUT eksternal R1 dan R2 menggantikan unijunction transistor resistor internal
yang RB1 dan RB2, masing-masing. Resistor ini memungkinkan perhitungan intrinsik
rasio kebuntuan η.

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Voltmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper
10. UniJunction Transistor (UJT)

V. TABEL HASIL

PERCOBAAN 3
Relaxation Oscilator with Pulse Transformator

I. JUDUL PERCOBAAN
Relaxation Oscilator with Pulse Transformator

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian Relaxation Oscilator with Pulse Transformator
2. Mahasiswa memahami karakteristik Relaxation Oscilator with Pulse Transformator
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output Relaxation Oscilator with Pulse
Transformator

III. TEORI SINGKAT


Selama kapasitor discharge melalui resistance saturasi E-B 1, pulsa dapat dilihat pada resistor B 1
dan B2 beban eksternal, Gambar di atas. Resistor beban di B 1 harus rendah untuk tidak
mempengaruhi waktu pembuangan. Resistor eksternal di B 2 adalah opsional. Ini dapat diganti
dengan sirkuit pendek. Frekuensi perkiraan diberikan oleh 1 / f = T = RC. Sebuah ekspresi yang
lebih akurat untuk frekuensi diberikan pada Gambar di atas.

Gambar 8. Konstruksi Rangkaian Relaxation Oscilator dengan PUT


Masalah: Berapa kisaran nilai cocok untuk R pada Gambar di atas, osilator
relaksasi? Pengisian resistor harus cukup kecil untuk mensuplai arus untuk
meningkatkan anoda ke VP titik puncak (Gambar sebelumnya) saat pengisian
kapasitor. Setelah VP tercapai, tegangan anoda menurun dengan meningkatnya arus
(resistensi negatif), yang bergerak titik operasi ke lembah. Ini adalah tugas dari
kapasitor untuk memasok lembah saat IV. Setelah dibuang, titik operasi ulang kembali
ke lereng atas ke titik puncak. Resistor harus cukup besar sehingga tidak akan
memasok IP lembah tinggi saat ini. Jika resistor pengisian pernah bisa memasok
sebanyak itu saat ini, resistor akan memasok arus lembah setelah kapasitor habis dan
titik operasi tidak akan me-reset kembali ke kondisi resistensi yang tinggi di sebelah
kiri titik puncak.

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Voltmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper
10. UniJunction Transistor (UJT)

V. TABEL HASIL

PERCOBAAN 4

I. JUDUL PERCOBAAN
UniJunction Transistor (UJT)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian UniJunction Transistor (UJT).
2. Mahasiswa memahami karakteristik UniJunction Transistor (UJT).
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output UniJunction Transistor (UJT).

Anda mungkin juga menyukai