Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK

ELEKTRONIKA DAYA

Disusun Oleh :

Nama : Delvin Flavio C

NIM : 202032

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA

TAHUN 2022
BAB I

DASAR TEORI

Elektronika daya adalah bidang keilmuan yang mempelajari dan membahas tentang


penerapan elektronika pada peralatan listrik dengan penggunaan daya listrik yang cukup
besar. Prinsip elektronika digunakan pada peralatan di industri. Peralatan yang memanfaatkan
prinsip elektronika daya adalah motor listrik, pemanas, pendingin, kipas
angin, kompresor, pompa, dan konveyor. Perkembangan penggunaan elektronika sejalan
dengan ketidakmampuan pengaturan secara konvensional dalam memenuhi kebutuhan
industri. Penggunaan elektronika daya dapat mengurangi kerugian mekanisme kerja dari
suatu mesin industri. Mesin yang memakai prinsip elektronika daya dapat bekerja pada
nilai tegangan dan arus listrik yang cukup besar. Elektronika daya umum digunakan untuk
konversi energi listrik. Hasil konversi energinya memberikan kualitas daya yang sangat baik.
Dalam bidang konversi energi, prinsip elektronika daya banyak digunakan pada
rangkaian penyearah. Elektronika daya dapat diterapkan pada dioda maupun tiristor.
Keunggulan penyearahan dengan elektronika daya adalah kemudahan dalam
pengendalian sudut fasa dan rangkaian kendali yang mudah. Kekurangannya adalah unjuk
kerja yang kurang baik akibat adanya harmonisa yang sangat signifikan.
BAB II
PEMBAHASAN

PERCOBAAN 1
PENYEARAH TAK TERKENDALI ( DIODA)

I. JUDUL PERCOBAAN
Penyearah Tak Terkendali (Dioda)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian penyearah satu fasa setengah gelombang dan gelombang
penuh tak terkendali.
2. Mahasiswa memahami karakteristik penyearah satu fasa setengah gelombang dan gelombang
penuh tak terkendali dengan berbagai variasi beban.
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output penyearah satu fasa setengah
gelombang dan gelombang penuh tak terkendali pada beban yang bervariasi.

III. TEORI SINGKAT


-Penyearah Setengah Gelombang Tak Terkendali Satu Fasa
Penyearah tak terkendali pada umumnya menggunakan dioda sebagai saklarnya. Untuk
penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkendali menggunakan satu buah dioda,
sepertiyang ditunjukkan pada Gambar1.

Gambar1.Penyearah satu fasa setengah gelombang tak terkendali dengan beban resistif dan
gelombang outputnya
Dioda hanya mengalirkan arus saat tegangan sumber Vs bernilai positif saja. Saat tegangan
sumber negatif dioda pada kondisi tertahan (blocking condition) dan tegangan keluarannya nol.

- Penyearah Dengan Beban Tahanan Murni (Resistor)


Pada beban resistif, sudut pemadaman diode terjadi pada sudut konduksi β=π.

- Penyearah Dengan Beban Resistor dan Induktor.


Gambar 2. Penyearah setengah gelombang dengan beban resistif dan induktif
Pada beban resistif dan induktif, sudut pemadaman dioda terjadi pada sudut konduksi = + .
Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya terjadi beda fasa sebesar. Ini dikarenakan
adanya induktor dalam rangkaian. Pada periode positif, inductor di charge. Saat ωt = , arus di
induktor masih tersisa, sehingga diode tetap menyala.
- Penyearah Satu Fasa Tak Terkendali Gelombang Penuh.
Penyearah gelombang penuh dengan dua diode menggunakan trafo yang memiliki Center Tap
(CT). Gambar 1 menunjukkan skema penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda dan bentuk
gelombang outputnya pada beban R murni.

Gambar 3. Penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda.

Pada saat tegangan sumber pada posisi positif, Dioda 1 akan mengalirkan arus kebeban R, dan
saat tegangan sumber pada posisi negative, diode 2 akan mengalirkan arus kebeban R. Sehingga
diperoleh gelombang tegangan output seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 diatas.

- Penyearah Dengan Beban Tahanan Murni (Resistor)


Pada beban resistif, sudut pemadaman diode terjadi pada sudut konduksi β = π.
Bentuk gelombang arus dan tegangan outputnya sama tanpa ada pergeseran fasa.

- Penyearah Dengan Filter L


Filter L berfungsi untuk meratakan arus. Saat arus input pada perioda positif, induktor dalam
kondisi charge, dan saat prioda negative induktor menjadi discharge. Pada nilai L tak terhingga,
arus output menjadi rata dan arus input menjadi persegi.
- Penyearah Dengan Filter C
Filter C berfungsi untuk meratakan tegangan output . Saat diode 1 ON, kapasitorcharging. Saat
tegangan menuju minimum, kapasitor menjadi discharging danmencatu beban. Begitu seterusnya,
sehingga tegangan output tidak pernah menjadi nol.

- Penyearah Dengan Filter LC


Pada penyearah dengan filter LC, komponen tegangan ac dan harmonisanya.

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Volmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper

V. RANGKAIAN PERCOBAAN
Adapun rangkaian percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Penyearah Satu Fasa Setengah Gelombang
- Rangkaian percobaan dengan beban R

Gambar 4. Rangkaian percobaan dengan beban R

- Rangkaian percobaan dengan beban L

Gambar 5. Rangkaian percobaan dengan beban L

b. Penyearah Satu Fasa Gelombang Penuh

- Rangkaian percobaan dengan beban R


Gambar 6. Rangkaian percobaan dengan beban R

- Rangkaian percobaan dengan filter L

Gambar 7. Rangkaian percobaan dengan filter L

- Rangkaian percobaan dengan filter C

Gambar 8. Rangkaian percobaan dengan filter C


-Rangkaian percobaan dengan filter LC

Gambar 9. Rangkaian percobaan dengan filter LC

VI. PROSEDUR PERCOBAAN


Adapun prosedur percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Penyearah Setengah Gelombang
- Percobaan dengan beban Resistor
a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 4.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe Y ke titik B(sebelum diode
1).
e. Variasikan nilai resistor dan masukan hasilnya dalam Tabel
- Percobaan dengan Beban Resistor dan Induktor
a. Rakitlah alat dan bahan, ganti dengan beban induktor, seperti Gambar 5.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai induktor dan masukan hasilnya dalam Tabel

2. Penyearah Gelombang Penuh


- Percobaan dengan beban Resistor
a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 7.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam table dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan Filter L


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 8.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan induktor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan Filter C


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 9.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang
inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe
Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai resistor dan kapasitor dan masukan hasilnya dalam Tabel

- Percobaan dengan filter LC


a. Rakitlah alat dan bahan seperti Gambar 10.
b. Kalibrasi CRO 1 Volt = 1 cm.
c. Hubungkan rangkaian dengan sumber
d. Catat hasil pengukuran dalam tabel dan gambarkan bentuk gelombang

inputdan outputnya. Untuk melihat gelombang input, pindahkan probe


Y ke titik B(sebelum diode 1).
e. Variasikan nilai kapasitor dan masukan hasilnya dalam Tabel

VII. TABEL HASIL PERCOBAAN

Beban VDC VRMS IRMS VAC


100 Ω 3,6 Volt 9,8 Volt 30 mA 220 V
150 Ω 4 Volt 9,8 Volt 24,5 mA 220 V
220 Ω 4 Volt 9,8 Volt 17 mA 220 V
470 Ω 4,1 Volt 9,8 Volt 9 mA 220 V
1K Ω 4,1 Volt 9,8 Volt 5 mA 220 V

R Input IDC VDC


VM VRMS
100 Ω 220 V 12 V 50 mA 5,2 V
150 Ω 220 V 12 V 30 mA 5,2 V
220 Ω 220 V 12 V 23 mA 5,2 V
470 Ω 220 V 12 V 12 mA 5,5 V
1K Ω 220 V 12 V 6 mA 5,3 V
PERCOBAAN 2
UniJunction Transistor (UJT)

I. JUDUL PERCOBAAN
UniJunction Transistor (UJT)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian UniJunction Transistor (UJT).
2. Mahasiswa memahami karakteristik UniJunction Transistor (UJT).
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output UniJunction Transistor (UJT).

III. TEORI SINGKAT


Meskipun transistor unijunction bukan thyristor, perangkat ini dapat memicu thyristor yang lebih
besar dengan pulsa di dasar B1. Sebuah transistor unijunction terdiri dari bar dari N-type silikon
memiliki koneksi P-jenis di tengah. Lihat Gambar di bawah (a). Koneksi di ujung bar dikenal
sebagai basis B1 dan B2; P- jenis titik tengah adalah emitor. Dengan emitor terputus, total R BBO
resistensi, item datasheet, adalah jumlah dari R B1 dan RB2 seperti yang ditunjukkan pada Gambar
di bawah ini (b). RBBO berkisar dari 4-12kΩ untuk jenis perangkat yang berbeda. Intrinsik rasio
kebuntuan η adalah rasio RB1 ke RBBO. Ini bervariasi 0,4-0,8 untuk berbagai perangkat. Simbol
skematis adalah Gambar dibawah (c).
Unijunction emitor saat Vs tegangan kurva karakteristik (Gambar di bawah (a)) menunjukkan
bahwa VE meningkat, IE saat ini meningkat hingga IP pada titik puncak. Di luar titik puncak,
meningkat saat ini sebagai tegangan menurun di wilayah resistensi negatif. Tegangan mencapai
minimum pada titik lembah. Hambatan dari R B1, perlawanan saturasi terendah di titik lembah.
Osilator relaksasi pada Gambar di bawah ini adalah sebuah aplikasi dari osilator unijunction. R E
biaya CE sampai titik puncak. Terminal unijunction emitor tidak berpengaruh pada kapasitor
sampai titik ini tercapai. Setelah tegangan kapasitor, V E, mencapai titik puncak tegangan VP,
emitor-Base1 resistensi E-B1 menurunkan cepat dibuang kapasitor. Setelah debit kapasitor di
bawah titik VV lembah, perlawanan E-RB1 beralih kembali ke resistensi yang tinggi, dan kapasitor
bebas untuk mengisi lagi.
IV. BAHAN DAN ALAT
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Voltmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper
10. UniJunction Transistor (UJT)

V. FOTO HASIL PERCOBAAN


PERCOBAAN 3
Relaxation Oscilator with Pulse Transformator

I. JUDUL PERCOBAAN
Relaxation Oscilator with Pulse Transformator

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian Relaxation Oscilator with Pulse Transformator
2. Mahasiswa memahami karakteristik Relaxation Oscilator with Pulse Transformator
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output Relaxation Oscilator with Pulse
Transformator

III. TEORI SINGKAT

Selama kapasitor discharge melalui resistance saturasi E-B 1, pulsa dapat dilihat pada resistor B 1
dan B2 beban eksternal, Gambar di atas. Resistor beban di B 1 harus rendah untuk tidak
mempengaruhi waktu pembuangan. Resistor eksternal di B 2 adalah opsional. Ini dapat diganti
dengan sirkuit pendek. Frekuensi perkiraan diberikan oleh 1 / f = T = RC. Sebuah ekspresi yang
lebih akurat untuk frekuensi diberikan pada Gambar di atas.
IV. BAHAN DAN ALAT
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Voltmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper
10. UniJunction Transistor (UJT)

V. FOTO HASIL PERCOBAAN


PERCOBAAN 4
TRIODE AC (TRIAC)

I. JUDUL PERCOBAAN
TRIODE AC (TRIAC)

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian percobaan Triode AC .
2. Mahasiswa memahami karakteristik Triode AC.
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output rangkaian percobaan Triode AC.

III. TEORI SINGKAT


SCRs adalah searah (satu arah) perangkat saat ini, membuat mereka berguna untuk
mengendalikan DC saja. Jika dua SCRs bergabung dalam back-to-back secara paralel seperti dua
dioda Shockley bergabung bersama untuk membentuk sebuah DIAC, kami memiliki perangkat
baru yang dikenal sebagai TRIAC yang: (Gambar di bawah)
Triac terkenal karena tidak menembak simetris. Ini berarti ini biasanya tidak akan memicu pada
tingkat tegangan gerbang yang sama persis untuk satu polaritas seperti lainnya. Secara umum,
ini tidak diinginkan, karena hasil pembakaran tidak simetris dalam bentuk gelombang saat ini
dengan berbagai besar frekuensi harmonik. Bentuk gelombang yang simetris atas dan di bawah
rata-rata centerlines mereka terdiri dari harmonik hanya ganjil. Bentuk gelombang simetris, di
sisi lain, mengandung harmonik genap (yang mungkin atau mungkin tidak disertai dengan
harmonik ganjil juga).

IV. BAHAN DAN ALAT


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Transformator stepdown
2. Dioda Silikon
3. Resistor load (resistor variable)
4. Induktor
5. Kapasitor
6. Voltmeter
7. Miliamperemeter
8. Osiloscop
9. Kabel jumper
10. TRIAC

V. FOTO HASIL PERCOBAAN


PERCOBAAN 5
H-BRIDGE INVERTER

I. JUDUL PERCOBAAN
H-BRIDGE INVERTER

II. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa memahami rangkaian H-Bridge Inverter.
2. Mahasiswa memahami karakteristik H-Bridge Inverter.
3. Mahasiswa memahami bentuk gelombang input dan output rangkaian H-Bridge Inverter.

III. TEORI SINGKAT


fungsi utama dari rangkaian H-bridge itu adalah untuk mengubah arah arus listrik di
Motor (M). apakah mengalir dari kiri atau kanan. Perubahan arah arus tersebut
digunakan untuk mengubah putaran motor, searah jarum jam / clockwise (CW) atau
berbalik arah jarum jam/ counterclockwise (CCW). Berikut rangkaian percobaan H-
bridge yang berinverter 3 phase.
IV. BAHAN DAN ALAT
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adlaah sebagai berikut:
1. Trainer H-Bridge Inverter

V. TABEL HASIL
Hall H-Bridge Brushless
Sensor Inverter DC Motor
H1 H2 H3 G1 G2 G3 G4 G5 G6 U+ U- V+ V- W+ W-
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
1 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0
1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0

Anda mungkin juga menyukai