Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

“KENDALI MOTOR DC & SERVO”

Disusun oleh :
FATHURRAHMAN [201911001]

Dosen Pengampu :
TURAHYO,S.T.,M.Eng
NIDN. 1117037603

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BONTANG
TAHUN AKADEMIK 202
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap alat elektronika yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari mempunyai
beragam banyaknya komponen elektronika baik yang aktif maupun yang tidak aktif..
Semua hal tersebut sudah menjadi sebuah keharusan pada semua alat elektronika. Mulai
dari komponen yang terkecil sampai yang besar mempunyai peranan penting dalam
mengatur skema dan komposisi arus dan tegangan dalam sebuah rangkaian elektronika.
Pengaplikasiannya meliputi berbagai macam rancang bangun peralatan elektronika
seperti televisi, radio, DVD, rice cooker, kipas angin dan masih banyak lagi

Salah satu komponen elektronika yang perlu untuk kita ketahui dan sangat penting
dalam sebuah rangkaian elektronika adalah transistor bipolar atau transistor dengan dua
kutub yakni N dan P. Sebenarnya, transistor merupakan komponen elektronika yang
terdiri dari dua dioda baik tipe N maupun tipe P yang saat digabung, keduanya dapat
berubah menjadi tipe PNP atau NPN. Transistor berfungsi sebagai penguat dalam suatu
rangkaian, pemutus dan penghubung arus.

1.2 Tujuan

1. Memilih titik kerja transistor.


2. Mengenal macam-macam rangkaian bias transistor.
3. Menentukan kondisi bias transistor saat digunakan sebagai sakalar atau pun
sebagai penguat.
1.3 Dasar Teori

Transistor BJT digunakan untuk 3 penggunaan berbeda: mode cut off, mode
linear amplifier, dan mode saturasi. Penggunaan fungsi transistor bisa menggunakan
karakteristik dari masing-masing daerah kerja ini. Selain untuk membuat fungsi
daripada transistor, karakteristik transistor juga dapat digunakan untuk menganalisa
arus dan tegangan transistor
Gambar 1.1 Karakteristik daerah kerja transistor

Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat


diringkas sebagai berikut:

1. Daerah Potong (cutoff):

Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi


pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0. Demikian juga, arus
Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter dengan harga
arus Basis adalah 0).

2. Daerah Saturasi

Dioda Emiter diberi prategangan maju.Dioda Kolektor juga diberi


prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC, akan mencapai harga
maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc. Hal ini,
menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan.
Untuk menghindari daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan
mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan yang
menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.

3. Daerah Aktif

Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan


mundur. Terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:

atau
sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya. Transistor menjadi
komponen yang dapat dikendalikan.

4. Daerah Breakdown

Dioda Kolektor diberi prategangan mundur yang melebihi tegangan


Breakdown- nya, BVCEO (tegangan breakdown dimana tegangan Kolektor
ke Emiter saat Arus Basis adalah nol).Sehingga arus Kolektor, IC, melebihi
spesifikasi yang dibolehkan.Transistor dapat mengalami kerusakan.

Contoh sederhana penggunaan transistor tipe NPN dengan fungsi switching

Gambar 1.2
Ketika saklar (switch) diaktifakan, maka terdapat arus yang mengalir
pada resistor 1k dan menuju basis transistor. Ketika basis transistor terdapat
arus, maka arus yang berada pada kolektor juga mengalir pada emitor yang
mengakibatkan lampu menyala, karena lampu berada pada aliran
tertutup(close circuit).
BAB II

PEMBAHSAN
2.1 Peralatan dan Komponen
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Catu daya dc, 0 – 15 V 1 buah
2 Resistor 100 ohm 1 buah
3 Resistor 470 ohm 1 buah
4 Resistor 12 k ohm 1 buah
5 Osciloscope 2 kanal 1 buah
6 Resistor 33 k ohm 1 buah
7 Potensiometer 100k ohm 1 buah
8 Resistor 10 ohm 1 buah
9 Transistor 2N3055 1 buah
10 Multimeter 5 buah

2.3 Diagram Percobaan Rangkaian

Gambar 2.1
2.4 Prosedur Praktikum
Langkah Percobaan 1 : Karakteristik Transistor
1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah. Atur potensiometer sehingga tegangan
kolektor-emitor (VCE)  0.25V. Kemudian isi besaran pada tabel yang telah
disediakan:
Gambar 2,2

2. Ulangi Langkah 1 dengan membuat VCE  1/2 VCC pada tabel yang sudah
disediakan.
3. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah. Atur potensiometer sehingga tegangan
kolektor-emitor (VCE)  0.25V. Kemudian isi besaran berikut pada tabel yang
disediakan:

Gambar 2.3
BAB III

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


BAB IV

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang di dapat mahasiswa dapat memilih titik kerja transistor dan
membedakan titik I basis, I colektor, V colektor-Emitor, V basis-colektor. Mmbedakan
macam-macam rangkaian bias transistor. Menentukan kondisi bias transistor saat digunakan
sebagai sakalar atau pun sebagai penguat.
DAFTAR PUSTAKA
1. E. Acha, V.G. Agelidis, O. Anaya-Lara, T.J.E Miller (2009). Power
Electronics Control in Electrical Systems.
2. Ewald F Fuch, Mohammad A.S Masoum (2012), Power Conversion of
Renewable Energy Systems, Springer, New York City.
3. Hart, DW. (2011). Introduction to Power Electronics. Indiana :
Prentice-Hall International, Inc.
4. Istanto W. Djatmiko (2011), Modul Kuliah Elektronika Daya, Universitas
Negeri Yogyakarta.
5. Rashid, MH. (2003). Power Electronics: Circuits, devices and
application. New Jersey : Prentice-Hall, Inc .
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, hampir semua peralatan yang kitagunakan
merupakan peralatan atau benda elektronik yang membutuhkanlistrik dalam
penggunaannya. Benda-benda elektronik tersebut tentu sajadisusun oleh berbagai
komponen elektronika yang membuatnya mampuuntuk dioperasikan sesuai dengan
fungsinya. Salah satu komponenelektronika yang banyak digunakan dalam berbagai
benda elektronik adalahdioda. Dioda adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari
penyambungPN. Dioda merupakan sebuah komponen elektronika yang terdiri
darigabungan dua kata, yaitu anoda dan katoda.

Dioda bersifat menghantarkan arus pada tegangan maju danmenghambat arus


pada aliran tegangan balik. Dari sifat ini, dioda memilikiberbagai fungsi penting dalam
suatu rangkaian sebagai komponenelektronika. Fungsi dari dioda antara lain adalah
sebagai penyearah untukkomponen dioda bridge, sebagai penstabil tegangan pada
komponen diodazener, sebagai pengaman atau sekering, sebagai pengganda tegangan,
dansebagainya. Dioda juga berhubungan dengan tegangan, kuat arus dalamsebuah
rangkaiana arus bolak balik.

Melihat begitu banyak dan pentingnya peran dioda dalam kehidupankita, maka
untuk mengetahui lebih jauh bagaimana hubungan antarategangan dan kuat arus pada
sebuah dioda maka dilakukanlah praktikum“Karakteristik Dioda” ini.

1.2 Tujuan
1. Mengukur karakteristik v-i dioda.
2. Menentukan tegangan hidup (theshold voltage), VT
3. Menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik v-i dioda secara
langsung
1.3 Dasar Teori
Dioda adalah salah satu alat elektronika yang terbentuk dari dua
buah jenis semikonduktor yaitu jenis n dan jenis p yang terhubung.
Daerah terhubungnya atau bertemunya sambungan p dan sambungan n
disebut junction.
Dalam diode terdapat lapisan yang disebut lapisan pengosongan
(Depletion Layer). Lapisan tersebut terjadi karena adanya gaya saling
tolak menolak sehingga menyebabkan electron pada daerah n akan
berdifusi atau menyebar ke segala arah. Ada beberapa yang akan
berdifusi melalui junction. Jika sebuah elektron bebas meninggalkan
daerah n , maka akan terbentuk sebuah atom bermuatan positif (ion
positif) di dalam daerah n. Sebaliknya, jika ia memasuki daerah p,
maka electron tersebut akan menjadi pembawa minoritas. Dengan
demikian akan banyak hole di sekitarnya, prmbawa minoritas ini
mempunyai waktu hidup yang sangat singkat. Oleh karena itu, segera
setelah memasuki daerah p, electron bebas akan jatuh ke dalam hole.
Bila ini terjadi, hole akan menghilang dan atom yang bersangkutan
akan bermuatan negative (ion negative). Jika jumlah ion bertambah
banyak, maka daerah di sekitar junction dikosongkan dari electron
bebas dan hole. Daerah inilah yang disebut sebagai lapisan
pengosongan (depletion layer).

Pada suatu saat lapisan pengosongan ini akan berlaku sebagai


penghalang (barier) bagi elektron bebas untuk berdifusi lebih lanjut
melewati junction. Akan tetapi jika electron bebas mempunyai
kekuatan yang sangat besar sehingga dapat menembus lapisan
pengosongan dan membentuk ion negative di daerah p. Kekuatan dari
lapisan pengosongan juga akan bertambah besar seiring dengan
banyaknya electron yang dapat menembus. Hingga pada akhirnya
mengalamisuatu keseimbangan dimana lapisan pengosongan akan
menghentikan difusi dari pada electron bebas. Hal ini akan
menimbulkan beda potensial pada lapisan pengosongan yang disebut
potential barier. Pada suhu 25 derajat Celcius, potensial barier ini
adalah 0,7 V. Jadi pada saat keseimbangan telah dicapai potential barier
ini akan mempertahankan kedudukannya pada ngka 0,7 V.
Ketika diode di aliri dengan sebuah tegangan dc diode dapat
mengalami bias maju ataupun bias mundur. Bias maju (forward bias)
terjadi ketika tegangan dc kutub positif dihubungkan pada sisi positif
(daerah p) pada diode sedangkan kutub negative dihubungkan pada sisi
negative (daerah n) pada diode. Pada keadaan forward bias ini akan ada
arus yang mengalir pada rangkaian. Dimana arus tersebut akan muncul
ketika tegangan sumber yang dimasukkan mencapai 0,7V, dan
tegangan dioda akan bernilai maksimum 0,7 walaupun tegangan
masukanya mencapai 20 V. Hal ini dikarenkan adanya potential barier.
Biasmundur (reverse bias) terjadi ketika tegangan dc kutub negatif
dihubungkan pada sisi positif (daerah p) pada diode sedangkan kutub
positif dihubungkan pada sisi negative (daerah n) pada diode.

Gambar 1.1
BAB II

PEMBAHSAN
2.1 Peralatan dan Komponen
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Catu daya dc, 0 – 15 V 1 buah
2 Catu daya ac, 0 – 12 V 1 buah
3 Diode 1 buah
4 Multimeter 1 buah
5 Osciloscope 2 kanal 1 buah
6 Resistor 1k ohm 1 buah
7 Resistor 10 ohm/10 Watt 1 buah

2.2 Rangkai Percobaan

Gambar 2.1
2.3 Prosedur Praktikum

1. Buat rangkaian seperti pada gambar di bawah. Lakukan pengukuran arus anoda IA
dan tegangan anoda-katoda VAK, kemudian isikan datanya pada tabel kolom bias
maju.

Gambar 2.2
2. Ulangi langkah 1 dengan mengubah polaritas dioda, catat datanya pada tabel
kolom bias mundur.

3. Buat rangkaian seperti gambar di bawah. Gambar tampilan osiloskop (operasikan


osiloskop pada mode X-Y/DC) dengan mengatur tegangan sumber dari nol hingga
maksimum.

Gambar 2.3
BAB III

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


BAB IV

KESIMPULAN
Dari hasil Praktikum kita dapat engukur karakteristik v-i diode baik itu bias maju
maupun bias mundur, dan juga kita dapat menentukan tegangan hidup (theshold voltage),
VT, selain itu menggunakan osiloskop untuk menampilkan karakteristik v-i diodasecara
langsung untuk melihat bentuk gelombang yang terbentuk di setiap pengukuran.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. E. Acha, V.G. Agelidis, O. Anaya-Lara, T.J.E Miller (2009). Power Electronics
Control in Electrical Systems.
2. Ewald F Fuch, Mohammad A.S Masoum (2012), Power Conversion of
Renewable Energy Systems, Springer, New York City.
3. Hart, DW. (2011). Introduction to Power Electronics. Indiana : Prentice-Hall
International, Inc.
4. Istanto W. Djatmiko (2011), Modul Kuliah Elektronika Daya, Universitas Negeri
Yogyakarta.
5. Rashid, MH. (2003). Power Electronics: Circuits, devices and application. New
Jersey : Prentice-Hall, Inc
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dunia elektronika yang terus berkembang di
berbagai bidang, tentunya hal ini juga mampu membuat kehidupan manusia menjadi
lebih mudah. Sejalan dengan kemajuan elektronika yang sangat pesat, maka
perkembangan akan listrik sebagai sumber energi pun semakin berkembang.

Beberapa faktor pendukung kemajuan elektronika tentu saja akan


mempengaruhi perkembangan alat – alat elektronika yang semakin beragam. Salah
satu alat elektronika yang kita kenal adalah interver yang berfungsi merubah tegangan
DC menjadi tegangan AC. Inverter ini sangat sesuai sebagai penyedia listrik cadangan
baik di kendaraan maupun dirumah, sebagai emergency power saat aliran listrik
rumah atau yang lain padam. Dalam aplikasinya inverter ini dapat digunakan pada
perangkat rumah tangga seperti lampu, TV, computer, kipas angin ataupun peralatan
pertukangan seperti bor, gerinda dan system suplai energy pada rumah di daerah
terpencil dan berbagai barang elektronik lainnya. Alat ini sangat berguna terutama
pada perangkat rumah tangga sangat banyak digunakan terutama pada saat listrik
padam dan kita membutuhkan sumber AC untuk digunakan pada lampu saat listrik
padam pada malam hari dan lainnya.

Energi listrik merupakan bentuk energi yang paling fleksibel dan murah untuk
dipergunakan oleh semua pihak. Oleh karena itu, pemanfaatan banyak jenis sumber
energi termasuk sumber-sumber energi yang terbaru terlebih dahulu dikonversi ke
dalam energi listrik sebelum dimanfaatkan oleh pengguna. Sebagai contoh, energi
angin, air dan juga energi surya kebanyakan dimanfaatkan dengan berbagai cara
terlebih dahulu yang dikonversi ke dalam bentuk listrik. Tegangan Tersimpan yang
dihasilkan oleh tenaga surya memiliki kapasitas sebesar ± 12 Volt DC. tegangan
tersimpan yang dihasilkan oleh tenaga surya sebesar 12 Volt DC akan diubah menjadi
arus bolak-balik AC (alternating current) sebesar 220 Volt yang dapat dimanfaatkan
untuk keperluan listrik AC sesuai dengan Daya yang ditimbulkan. Pada pembuatan
alat ini akan membutuhkan beberapa komponen elektronikas seperti Arduino,
Transformator, mosfet, serta komponen2 lain yang mendukung aplikasi Inverter ini.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu membaca gambar elektronika dengan baik.

2. Mahasiswa mampu merangkai komponen gate drive.

3. Mahasiswa mampu merangkai dan membangun inverter satu fase.

4. Mahasiswa memahami karakteristik inverter satu fase.

5. Mahasiswa mampu membedakan bentuk tegangan keluaran berbagai macam


inverter satu fase.
6. Mahasiswa mengetahui fungsi dari inverter satu fase.
1.3 Dasar Teori
A Inverter
Inverter adalah sebuah peralatan listrik yang mampu mengubah bentuk
tegangan dc menjadi bentuk tegangan ac melalui teknik pensaklaran tertentu.
Inverter mempunyai kemampuan dalam mengontrol besaran arus, tegangan, dan
frekuensi [1]. Gambar 1.1 menunjukan diagram blok sebuah inverter satu fase.
Dalam membangun sebuah inverter satu fase dapat dilakukan dengan menggunakan
topologi half brigde inverter dan full brigde inverter. Half brigde inverter terdiri dari
dua buah semikonduktor sebagai saklar yaitu TI dan T2. Saklar ini dapat berupa
transistor BJT, thyristor, MOSFET dan IGBT . D1 dan D2 disebut sebagai dioda
free wheelling yang berfungsi untuk menghilangkan muatan reaktif pada saat
pensaklaran berlangsung seperti yang ditunjukan pada gambar 1.2 sedangkan tabel
1.2 memperlihatkan kondisi tegangan keluaran pada half brigde inverter. Full bridge
inverter terdiri dari 4 buah semikonduktor yang digunakan sebagai saklar. Dari 4
buah semikonduktor tersebut di kelompokan menjadi dua pasang semikonduktor
sebagai saklar yang mempunyai karakteristik yang sama. Dioda yang menyatu
dengan MOSFET pada full bridge inverter difungsikan sebagai dioda free wheelling
berjumlah 4 buah, berbeda dengan half bridge inverter yang berjumlah 2 buah
seperti yang ditunjukan pada gambar 1.3 sedangkan tabel 1.1 memperlihatkan
kondisi tegangan keluaran pada full brigde inverter. Dalam penelitian ini topologi
yang digunakan adalah full bridge inverter. Teknik pensaklaran full bridge inverter
ini dipilih karena mempunyai efisiensi hampir 98% dengan total harmonic
distortion (THD) yang baik serta penyerapan konsumsi daya yang lebih kecil[2].
Gambar 1. 1 Diagram blok inverter satu fase.

Gambar 1. 2 Half brigde inverter.


Tabel 1. 1 Kondisi switching half bridge inverter.

VA VB

Gambar 1. 3 Full brigde inverter.


Tabel 1. 2 Kondisi switching full bridge inverter.

B Teknik SPWM
Bentuk gelombang SPWM adalah serangkaian amplitudo yang konstan
dan gelombang lebar pulsa persegi panjang yang setara dengan gelombang
sinus[3-8]. Dalam SPWM pemodulasi sinyal berupa gelombang sinus sebagai
gelombang referensi sedangkan gelombang segitiga sebagai pembawanya.
Prinsip kerja dari SPWM adalah dengan mengatur lebar duty cycle PWM
mengikuti pola gelombang sinus. Dalam penelitian inverter satu fase ini teknik
pembangkit PWM yang digunakan adalah teknik pembangkit jenis SPWM seperti
yang dipelihatkan pada gambar 1.4 sedangkan bentuk gelombang SPWM
diperlihatkan pada gambar 1.5.

Gambar 1. 4 Diagram blok pembangkit SPWM.


Gambar 1. 5 Bentuk gelombang SPWM.

Gambar 1. 6 Skema Inverter Satu Fase.


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Peralatan dan Komponen
1. Resistor 390K Ohm 1buah.
2. Resistor 330 Ohm 1buah.
3. Resistor 820 Ohm 1buah.
4. Resistor 220 Ohm 2buah.
5. VR 100K 1buah.
6. Kapasitor 2200uF/25V 1buah.
7. Kapasitor 0,01uF 1buah.
8. Kapasitor 0,1uF/400V 1buah.
9. Kapasitor 2,2uF/400 1buah.
10. Dioda in4007 1buah.
11. Led merah 5mm 1buah.
12. IC 4047 1buah.
13. Mosfet IRF 540 2buah.
14. Switch On-Off 1buah.
15. Transformator 5A primer 220V sekunder 9-15V CT 1buah.
16. Kabel penghantar secukupnya.
17. Papan PCB lubang transistor 1buah.
18. Solder.
19. Tenol secukupnya.
20. Power supplly digital 1buah.
21. Multimeter Digital 1buah.
22. Osciloscop digital 2 chanal 1buah.
23. Probe osciloscop digital 2buah.

2.2 Prosedur Praktikum


A Langkah Percobaan 1
1. Pahami dan perhatikan Gambar 6 skema inverter satu ae dengan seksama.
1. Rangkailah komponen-komponen elektronika diatas pada papan rangkaian
PCB.
2. Aturlah tata letak komponen sesuai dengan selera anda. Kerapian
dalam menolder sangat perlu diperhatikan. Hal ini akan
mempengaruhi bentuk sinyal dan kemudahan dalam melakukan trouble
shooting saat rangkaian inverter anda tidak bekerja dengan baik.
3. Gunakan kabel penghantar sebagai penghubung antara rangkaian
inverter satu fase anda dengan power supply. Bedakan warna kabel
merah untuk kutub Positif sedangkan kabel warna hitam untuk kutub
negatif. Dalam menyolder kaki komponen diharapkan jangan
menempelkan uung mata solder pada kaki komponen dan PCB terlalu
lama. Waktu penyolderan yang terlalu lama dapat mengakibatkan
kerusakan pada komponen dan lubang tembaga PCB dapat terkelupas
dari PCB.

4. Setelah semua komponen terpasang di papan PCB dengan baik, lakukan


proses pengujian rangkaian inverter dengan memberi tegangan DC 12
pada rangkaian anda.
5. Hidupkan power suplly digital, set tegangan power suplly pada
tegangan 12 V dc dengan arus maksimum 3A.
6. Cek keluaran tegangan power suply 12 V dengan menggunakan
multimeter digital.

7. Pasangkan kabel penghantar warna merah pada rangkain inverter anda


dengan terminal positif (+) pada power suplly digital. Kabel penghantar
warna hitam sambungkan dengan terminal negatif (-) keluaran power
supply digital.

8. Hidupkan inverter satu fase anda dengan meng ”ON” kan tombol saklar
inverter.

9. Cek lampu led inverter satu fase anda apakah hidup atau mati. Bila
hidup rangkaian catu daya anda benar dalam memasangnya bila lampu
led mati cek kabel penghantar ke terminal power supply anda dan cek
posisi pemasangan lampu led anda di rangkaian inverter satu fase.
Gambar 1. 7 Titik Pengukuran Inverter Satu Fase.

10. Lakukan pengukuran tegangan pada titik-titik A, B, C, D, E seperti pada


gambar 1.7 menggunakan multimeter digital. Khusus untuk titik E
gunakan multimeter pada skala pengukuran tegangan AC sedangkan
untuk titik A-D gunakan skala pengukuran pada tegangan DC.
11. Catat dan masukkan hasil pengujian anda dalam Tabel 1.
12. Lakukan pengukuran bentuk gelombang pada titik-titik A, B, C, D, E
menggunakan osciloskop. Hubungkan probe osciloskop pada titik A, B,
C, D, E. Catat besar tegangan pada titik-titik tersebut dan
dokumentasikan gambar bentuk gelombang- gelombang tersebut dengan
baik.
13. Catat dan masukkan hasil pengujian bentuk gelombang anda dalam Tabel 2.

Tabel 1 . Pengujian tegangan inverter satu fase.


No Tegangan Titik A Titik B Titik C Titik D Titik E
Catu daya
1 12 volt
2 13 volt
3 14 volt
4 15 volt
5 16 volt
BAB III

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM


BAB IV

KESIMPULAN
Dari hasil praktikum di dapatkan bahwa mahasiwa mampu membaca gambar
elektronika sebagai dasar arahan pembuatan rangkaian elektronika sehingga mampu
merangkai komponen gate drive, dan merangkai dan membangun inverter satu fase.
Memerlukan pemahaman untuk memahami karakteristik inverter satu sehingga mampu
membedakan bentuk tegangan keluaran berbagai macam inverter satu fase dan juga
mengetahui fungsi dari inverter satu fase.
DAFTRA PUSTAKA

[1] Rashid M.H, “Power electronics circuits, devices, and applications, second
Edition. London,” Prentice-Hall International, Inc, 1993.
[2] Variath, R. C., Andersen, M. A. E, Nielsen, O. N., & Hyldgard, AA review
of module inverter topologies suitable for photovoltaic systems, IPEC
Conference Proceedings, pp. 310-316. 2010.
[3] Liang Yu-ming and Chen De-hai. Analysis and Design of High Frequency
SPWM Velometer Based on DSP. Microelectronics & Computer, 26(2),
pp.72~75.
[4] Turahyo, T. 2019. Desain Inverter Satu Fase Menggunakan Metode DDS
Untuk Mengurangi Konsumsi Daya Lampu Papan Reklame. Emitor:
Jurnal Teknik Elektro, 20(1), 61-66.
[5] Turahyo, T., & Noviarianto, N. 2017. Implementasi Sinusoidal Pulse
Width Modulation pada Inverter Satu Fase Berbasis Lookup Table
Menggunakan Mikrokontroler 16- Bit. Prosiding Semnastek.
[6] Turahyo, T., & Noviarianto, N. 2018. Regulator Tegangan Menggunakan
Inverter Satu Fasa Berbasis Direct Digital Synthesis Dengan Pengendali PI
dan PWM. Prosiding SNITT POLTEKBA, 3(1), 174-180.
[7] Turahyo, T., Wijaya, F. D., & Firmansyah, E. 2015. Desain Inverter SATU
Fase untuk Perbaikan Kualitas Tegangan listrik Berbasis DDS. In
Prosiding Sentrinov (Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif) (Vol. 1,
No. 1, pp. 2-13).
[8] Sidik, Y. F., Wijaya, D., & Firmansyah, E. 2013. Sinusoidal Pulse Width
Modulation Berbasis Lookup Table untuk Inverter Satu Fase Menggunakan
16-bit Digital Signal Controller. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan
Teknologi Informasi (JNTETI), 2(2), 47- 51.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai