Anda di halaman 1dari 9

PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Rahmat Adi Iryanto Syarif Hidayat


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tidar Magelang,
rahmatadi.iryanto@gmail.com, hidayatsyariv@gmail.com, 085743921672,
085741092797
ABSTRAK
Hampir sebagian besar peralatan elektronika menggunakan sumber daya listrik
220 volt / 50 Hz dari PLN. Beberapa peralatan seperti radio atau tape kecil menggunakan
baterai sebagai sumber tegangan namun sebagian menggunakan listrik PLN sebagai
sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaianyang dapat mengubah arus
listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik searah (DC). Secara prinsip,
rangkaian
penyearah
gelombang
terdiri
dari
transformator,
dioda,
dan
kondensator/kapasitor. Transformator merupakan komponen elektronika yang berfungsi
untuk menurunkan dan menaikkan tegangan. Kondensator atau kapasitor berfungsi
sebagai penyimpan muatan untuk sementara waktu dan merupakan filter (penyaring)
pada rangkaian rectifier. Dioda merupakan komponen aktif yang digunakan sebagai
penyearah arus listrik, pengaman arus dan tegangan listrik, serta pemblokir arus dan
tegangan listrik.
Kata Kunci: Penyearah gelombang, Transformator, kondensator, dan dioda
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Hampir sebagian besar peralatan
elektronika
menggunakan
sumber
dayalistrik 220 volt / 50 Hz dari PLN.
Beberapa peralatan seperti radio atau
tape kecil menggunakan baterai sebagai
sumber tegangan namun sebagian
menggunakan listrik PLN sebagai
sumber tenaganya. Untuk itu dibutuhkan
suatu rangkaianyang dapat mengubah
arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN
menjadi arus listrik searah (DC).
Komponen yang melaksanakan konversi
ini disebut dengan rangkaian penyearah
gelombang
yang
dalam
perkembangannya
dikembangkan
menjadi suatu catu daya. Secara prinsip,
rangkaian penyearah gelombang terdiri
dari
transformator,
dioda,
dan
kondensator/kapasitor.
Transformator
merupakan komponen elektronika yang
berfungsi
untuk
menurunkan
dan
menaikkan tegangan. Kondensator atau
kapasitor berfungsi sebagai penyimpan
muatan untuk sementara waktu dan
merupakan filter (penyaring) pada
rangkaian rectifier. Dioda merupakan
komponen aktif yang digunakan sebagai
penyearah arus listrik, pengaman arus

dan tegangan listrik, serta pemblokir arus


dan
tegangan
listrik.
Rangkaian
penyearah
gelombang
merupakan
rangkaian yang mengubah gelombang
sinus AC ( Alternating Current ) menjadi
deretan pulsa DC Direct Current) Ini
merupakan dasar atau langkah awal
untuk memperoleh arus DC halus yang
dibutuhkan
oleh
suatu
peralatan
elektronika. Bentuk dari suatu rangkaian
penyearah adalah rangkaian penyearah
setengah gelombang dan rangkaian
penyearah gelombang penuh.
b. Rumusan Masalah
1
2
3
4

Adapun yang menjadi rumusan


masalah pada percobaan ini yaitu
sebagai berikut:
Bagaimanakah penerapan dioda
sebagai
suatu
komponen
penyearah?
Bagaimana
prinsip
kerja
rangkaian penyearah setengah
gelombang?
Bagaiman pengaruh pemasangan
kapasitor
pada
rangkaian
penyearah gelombang?

c. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada


percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1
2
3

menjadi tegangan AC yang lebih kecil


pada kumparan sekundernya.

Memahami fungsi dioda sebagai


penyearah.
Memahami prinsip kerja dari
rangkaian penyearah setengah
gelombang.
Mengidentifikasi
pengaruh
pemasangan
kapasitor
pada
rangkaian penyearah gelombang.

II. KAJIAN PUSTAKA


Secara prinsip, rangkaian penyearah
gelombang terdiri dari transformator,
dioda,
dan
kondensator/kapasitor.
Transformator merupakan komponen
elektronika
yang
berfungsi
untuk
menurunkan dan menaikkan tegangan.
Kondensator atau kapasitor berfungsi
sebagai penyimpan muatan untuk
sementara waktu dan merupakan filter
(penyaring) pada rangkaian rectifier.
Dioda merupakan komponen aktif yang
digunakan sebagai penyearah arus
listrik, pengaman arus dan tegangan
listrik, serta pemblokir arus dan tegangan
listrik. Rangkaian penyearah (rectifier)
adalah rangkaian yang digunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik (AC)
menjadi tegangan searah (DC). Karena
input sumbernya memiliki tegangan AC
yang relative tinggi, digunakan sebuah
transformator penurun tegangan (stepdown transformator) dengan rasio lilitan
yang
sesuai
untuk
mengkonversi
tegangan ini ke tegangan rendah. Output
AC dari sisi sekunder transformator
kemudian disearahkan dengan diodadioda rectifier silicon konvensional untuk
menghasilkan output yang masih kasar.
Pada Rangkaian penyearah ini ada dua
yaitu penyearah setengah gelombang
(Half-Wave-Rectifier) dan penyearah
gelombang penuh (Full-Wave-Rectifiier)
yaitu sebagai berikut :
Rangkaian
Penyearah
Setengah
Gelombang (Half Wafe Rectifier )
Prinsip penyearah (rectifier ) yang paling
sederhana ditunjukkan padagambar 2.1
berikut ini. Transformator (T1) diperlukan
untuk menurunkantegangan AC dari jalajala listrik pada kumparan primernya

Gambar 2.1 : rangkaian penyearah


setengah gelombang
Pada rangkaian tersebut, dioda
(D1) berperan hanya untuk merubah
dariarus
AC
menjadi
DC
dan
meneruskan tegangan positif ke beban
R1. Ini yangdisebut dengan penyearah
setengah gelombang (half wave).
Gambar
rangkaian
tersebut
menunjukkan sumber AC menghasilkan
sebuah tegangan Sinusoidal, bila Dioda
diasumsikan sebagai sebuah Dioda
Ideal. PadaSiklus Positif / Putaran
Setengah positif, Dioda akan menjadi
sebuah Dioda dengan Bias Maju, artinya
dioda dapat berlaku sebagai sebuah
saklar tertutup.
Gelombang
masukan
pada
rangkaian
penyearah
setengah
gelombang berupa gelombang Sinus
dengan nilai seketika Vin dengan sebuah
nilai Puncak Vp(in).

G
ambar 2.2: Gelombang input rangkaian
penyarah gelombang
Gambar 2.2 di atas menunjukkan
bahwa bentuk gelombang input pada

rangkaian
penyearah
setengah
gelombang
adalah
gelombang
sinusoidal. Gelombang ini merupakan
gelombang yang masuk pada rangakaian
sebelum impuls masukan melewati
komponen dioda.
Pada
penyearah
setengah
gelombang, dioda akan berlaku sebagai
penghantar selama putaran setengah
Positif dan tidak berlaku sebagai
penghantar
pada setengah siklus
negatif, sehingga dinamakan sebagai
Sinyal setengah Gelombang. Hal ini
terjadi karena dioda berada dalam
keadaan bias maju yang hanya
melewatkan deretan pulsa positif dan
memotong deretan pulsa negatif pada
gelombang
masukan.
Akibatnya
gelombang keluaran akan menjadi
deretan
pulsa
positif
setengah
gelombang, seperti yang ditunjukkan
pada gambar berikut:

Gambar 2.4: penyearah


gelombang dengan filter

setengah

Kapasitor yang dipasang pada


rangkaian
akan
menyaring
atau
menghaluskan keluaran yang masih
kasar tersebut sehingga keluaran yang
terbentuk
adalah
keluaran
yang
berbentuk riplle. Ini dapat ditunjukkan
padagambar berikut ini:

Gambar 2.5: gelombang ripple hasil


pemfilteran kapasitor

Gambar 2.3: keluaran pada penyearah


setengah gelombang
Tegangan setengah gelombang
menghasilkan
arus
beban
satu
arah,artinya arus mengalir hanya pada
satu
arah,
tegangan
setengan
gelombang
tersebut
merupakan
tegangan DC yang bergerak naik sampai
nilai max dan turun sampainol dan tetap
nol selama siklus setengan negatif.
Pada gambar 2.3 ditunjukkan
bahwa
keluaran
pada
penyearah
setengah
gelombang
merupakan
keluaran yang masih kasar. Untuk
mengatasi hal tersebut maka pada
rangkaian
ditambahkan
komponen
kapasitor. Kapasitor yang digunakan
dipasang parallel terhadapa beban R,
seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini:

Gambar 2.4 adalah rangkaian


penyearah setengah gelombang dengan
filter kapasitor C yang paralel terhadap
beban R. Ternyata dengan filter ini
bentuk gelombang tegangan keluarnya
bisa
menjadi
rata.
Gambar-4
menunjukkan bentuk keluaran tegangan
DC dari rangkaian penyearah setengah
gelombang dengan filter kapasitor. Garis
b-c kira-kira adalah garis lurus dengan
kemiringan tertentu, dimana pada
keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu
oleh tegangan kapasitor. Sebenarnya
garis b-c bukanlah garis lurus tetapi
eksponensial sesuai dengan sifat
pengosongan kapasitor.
Kemiringan kurva b-c tergantung
dari besar arus (I) yang mengalir ke
beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada
beban) maka kurva b-c akan membentuk
garis horizontal. Namun jika beban arus
semakin besar, kemiringan kurva b-c
akan semakin tajam. Tegangan yang
keluar akan berbentuk gigi gergaji
dengan tegangan ripple yang besarnya
adalah :

Vr = VM-VL
III. METODOLOGI EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan
pada percobaan ini yaitu:
Osiloskop Sinar Katoda (CRO) 1buah
Transformator engkel 1 ampere (Step
Down) 1buah
Kabel penghubung

10 buah

Voltmeter digital

1 buah

Bahan-bahan yang digunakan yaitu:


Dioda penyearah IN 5399

2 buah

Dioda Kuprok

1 buah

Resistor tetap, dengan spesifikasi


Resistor 100 J

1buah

Resistor 150 J

1 buah

Resistor 220 J

1 buah

Resistor 270 J

1 buah

Kapasitor elco dengan spesifikasi


Elco 1000 F

1 buah

Elco 3300 F

1 buah

Elco 4700 F

1 buah

kemudianhubungkanlah input salah


satu chanel osiloskop dengan
terminal input dari rangkaian untuk
mendapatkan tampilan gelombang
puncak
ke
puncak
(Vpp)dan
menggambar bentuk gelombangnya
di atas kertas grafik semilog.
c Pindahkan probe osiloskop ke
output (Vout) rangkaian untuk
mengamati tampilan keluaran.
Catat ini sebagai tegangan
keluaran (Vout) dan gambarkan
bentuk gelombangnya.
d Menggunakan voltmeter untuk
mengukur tegangan keluaran dari
rangkaian.Catat sebagai nilai
tegangan dc (Vdc).
e Pasang kapasitor paralel dengan
resistor
kemudian
menghubungkan probe osiloskop
untuk menghitung tegangan riak
(Vrpp) dan menampilkan bentuk
gelombangnya.
f Catat hasil yang diperoleh pada
lembar
data
yang
telah
disediakan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Spesifikasi komponen:
Resistor : 100
Capasitor 1 (C1)
1000F=10-3F

Prosedur Kerja

Capasitor 2 (C2) 3300 F = 3,3 x 10-3F

Capasitor 3 (C3) 4700 F = 4,7 x 10-3F

Catat spesifikasi komponen alat


yang digunakan, selanjutnya rangkai
kit percobaan seperti pada gambar
berikut :

Batas ukur vertikal

5 volt/div

Batas ukur horizontal 5 ms/div


Periode (T)

0,02 sekon

1
T

Frekuensi (f)

Gambar
3.1
:
Penyearah
setengah gelombang
Setelah yakin bahwa rangkaian yang
telah
dibuat
sudah
benar,

Hz

Vin (Vpp) dari CRO

24 volt

Vout (Vp) dari CRO

12 volt

Vout (Vdc) dari Voltmeter

10,7 volt

Penunjukkan skala tegangan riak:


Untuk Capasitor 1 (C1)

4 skala

Untuk Capasitor 2 (C2)

3skala

Untuk Capasitor 3 (C3)

4 skala

Bentuk-bentuk gelombang
setengah gelombang

penyearah

a Gelombang input (Vin)


a

b Gelombang output (Vout)

Menghitung Tegangan Input dan


Tegangan Output
R1

= 100

C1

= 1000 F

C2

= 3300 F

C3

= 4700 F

Untuk tegangan
dengan CRO (Vin)

input

pengukuran

Batas ukur vertikal

= 5 Volt/div

Nst vertikal

=
5

Gelombang Riak (Vrpp)

= 1 volt/skala
Batas ukur horisontal = 5 ms/div

Nst Horisontal

=
5

= 1 ms/skala

Capasitor 2 (C2) 3300 F


Nst Horisontal

= 10-3 sekon/skala

Periode (T)

= Penunjukan skala x Nst Skal


= 20 skala x 10-3 sekon/skala

Periode (T)
e

= 0,02 sekon

Capasitor 3 (C3) 4700 F

1
Frekuensi ( f )

Hz

= 12 skala x 1 volt/skala

1
= 0,02

Vp

= 12 volt

Frekuensi ( f )

= 50 Hz

Vin (Vpp) CRO

Vrms
= Penunjukkan skala x NST Vertikal

12

= 24 skala x 1 volt/skala
Vin (Vpp) CRO

Vp

= 2

= 24 volt
Vrms

= 8,48 volt

Vdc

= 0,901 x Vrms

= 2
24
=2

Vp

= 0,901 x 8,48
Vdc

= 12 volt

Vrms

= 10,7 Volt

%
Kesalahan
tegangan efektif (Vrms)

relatif

Vrms

= 8,48 volt

Vdc

= 0,901 . Vrms volt

% KR Vrms

= 7,64 volt

PF
Nst Vertikal] Volt

5/

= 1 volt/skala

Vout (Vp) CRO

= 28,32 %

Pelaporan Fisika (PF)

= 5 Volt/div

=5

x 100 %
10,7

Nst vertikal

x 100 %
10,77,7

= 0,901 x 8,48 volt

Batas ukur vertikal

(KR)

[ ]

2
% KR Vrms

Vdc

(A)

Pengukuran dengan Voltmeter


Vrms
(B)

12
=

= 7,67 volt

= [ Vrms +

PF= ( 8,48 0,5) Volt


b

Pengukuran
(Vrpp)

Tegangan

Riak

Pengukuran
dengan
CRO
= Penunjukkan skala x Nst(VrppA)
Skala Vertikal
1 Untuk Kapasitor 1 (C1)
=
-3
1000 F = 10 F

Nst vertikal CRO

= 0,4 volt

Vrpp1a

= Penunjukan skala x Nst vertikal CRO

2. Untuk Kapasitor 2 (C2) = 3300 F = 3,3 x 10-3 F

= 4 x 0,4
Vrpp1a

1
= 2 .. 2

Vrpp2b

Vp
1

= 1,6 volt

2. Untuk Kapasitor 2 (C2)

= 3300 F = 3,3 x 10

3
= 2501003,310

Vrpp2b

= 0,36 volt

Nst vertikal CRO

= 0,2 volt

Vrpp2a

3. Untuk Kapasitor 3 (C3) = 4700 F = 4,7 x 10-3 F


= Penunjukan skala x Nst vertikal CRO
1
= 3 x 0,2

Vrpp2a

= 2 .. 3

Vrpp3b

= 0,6 volt

3. Untuk Kapasitor 3 (C3)

= 4700 F = 4,7 x 10

3
= 2501004,710

Nst vertikal CRO

= 0,1 volt

Vrpp3a

= Penunjukan skala
vertikal CRO
c. x%Nst
Kesalahan
relatif (KR) tegangan
riak (Vrpp)

=
0,26
volt

= 4 x 0,1
Vrpp3a

Vp

[ Vrpp 1a Vrpp 1b ]

= 0,4 volt

% KR Vrpp1

Hasil Pengukuran tegangan riak


dengan
Perhitungan
(Vrpp B)
dengan

1
Vrpp 1a
[ 1,61,2 ]

100 %
1,6

perhitungan
= 25 %

1. Untuk Kapasitor 1 (C1) = 1000 F


= 10-3 F
% KR Vrpp2

1
Vrpp1b
=

2 .. 1

= 1,2 volt

Vrpp 1a
[0,60,36]

1
25010010
12 volt

Vrpp1b

[ Vrpp 2a Vrpp 2b ]

=
0,6
= 40 %

100 %

diode maka gelombang tersebut akan


disearahkan
oleh
diode.
Namun,
keluaran yang terbentuk ini masih
merupakan gelombang yang kasar.
[ Vrpp 3a Vrpp 3b
]
Untuk
menghaluskan
gelombang
% KR Vrpp3
=
Vrpp 3b
keluaran tersebut maka dipasang
kapasitor pada rangkaian. Kapasitor
=
akan menyaring gelombang keluaran
35%
sehingga akan terbentuk gelombang riak
yang halus. Dari data-data yang
Pelaporan Fisika (PF)
diperoleh, dapat ditunjukkan besarnya
nilai tegangan riak pada kapasitor 1000
PF1 = [ Vrpp1 + Nst Vertikal]
F sebesar 1,6 volt, untuk kapasitor
Volt
3300 F diperoleh nilai sebesar 0,6 volt
= 1,6 . 0,4 volt
dan untuk kapasitor 4700 F diperoleh
= 1,6 0,2 volt
nilai sebesar 0,4 F.
Dari data-data tersebut dapat
PF2 = [ Vrpp2 + Nst Vertikal]
disimpulkan bahwa semakin besar nilai
Volt
kapasitor
yang
digunakan
maka
= 0,6 . 0,2 volt
= 0,6 0,1 volt
gelombang riak (Vrpp) yang dihasilkan
akan semakin kecil, dan tegangan riak
PF3 = [ Vrpp3 + Nst Vertikal]
juga akan semakin halus.
Volt
=
=

0,4 . 0,1 volt


0,4 0,05 volt

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan
yang diperoleh maka nilai tegangan input
(Vpp) sebesar 24 volt dan gelombang
masukan
yang
terbentuk
adalah
berbentuk sunisoidal. Kemudian ketika
diukur tegangan outputnya (Vp) maka
diperoleh nilai sebesar 12 volt dan nilai
tegangan output yang diperoleh dengan
voltmeter digital sebesar 10,7 volt.
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
nilai tegangan efektif (Vrms) sebesar
8,48 volt, sehingga besarnya nilai
tegangan dc (Vdc) pada masukan dan
keluaran sebesar 7,64 volt.
Berdasarkan hasil pengamatan,
pada bagian input dari rangkaian
penyearah setengah gelombang, dapat
dilihat melalui CRO bahwa bentuk
gelombang input adalah gelombang
sinusoidal. Gelombang ini merupakan
gelombang arus bolak balik yang
senantiasa berubah terhadap waktu.
Namun, setelah melalui komponen
dioda, bentuk gelombang menjadi
setengah dari gelombang input. Ini
menunjukkan
bahwa
pada
saat
gelombang input melewati komponen

V. PENUTUP
Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan
pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1

Dioda merupakan komponen aktif


yang dapat menyearahkan arus AC
menjadi arus DC pada keadaan
berpanjar maju.
Adapun prinsip kerja dari half-Wafe
Rectifier adalah pada saat tegangan
bolak balik positif dioda akan panjar
maju. Saat itu arus akan mengalir
dari transformator ke dioda, beban
dan kembali ke transformator
sehingga pada ujung-ujung beban
akan terdapat beda tegangan yang
bentuknya sama dengan tegangan
masukan.
Setengah
periode
berikutnya dioda akan dipanjar
mundur, saat itu tidak ada arus yang
mengalir sehingga pada ujung-ujung
beban tidak ada tegangan.
Pengaruh pemasangan kapasitor
pada
rangkaian
penyearah
gelombang adalah berperan sebagai
penyaring isyarat keluaran sehingga
terbentuk gelombang riak/ripple
(Vrpp), semakin besar nilai kapasitor

maka semakin kecil gelombang riak


yang terbentuk dan nilai tegangan
riak juga akan semakin kecil.

Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan
dalam percobaan ini yaitu sebagai
berikut:
1. Sebelum melakukan pengamatan,
CRO
(Osiloskop)
sebaiknya
dikalibrasi terlebih dahulu agar
tampilan gelombang menjadi lebih
baik.
2. Jangan menyentuh bagian lilitan
primer transformator sebab memiliki
tegangan yang tinggi yaitu sebesar
220 volt / 50 Hz.
3. Jika komponen resistor, dioda, dan
kapasitor menjadi panas pada saat
pengamatan maka segera lepaskan
sambungan dari sumber tegangan
PLN agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada komponen yang
digunakan.
4. Keaktifan dan ketelitian sangat
diperlukan pada saat melakukan
pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,
2009.Http///Eksperimen
elka/pp_full.php.htm. diakses pada
tanggal 11 Januari 2011.
2. Bakri, Abdul Haris dkk. 2008. DasarDasar Elektronika. Makassar: Badan
Penerbit UNM.
3. Rusmadi, Dedi. 1999. Mengenal
Teknik Elektronika. Bandung: Pionir
Jaya.
4. Shrader,
Robert
L.
1989.
Komunikasi
Elektronika
(Revisi
Terjemahan). Jakarta:Erlangga.
5. Sutrisno, 1986, Elektronika Teori dan
Penerapannya, Bandung; ITB
6. Tim Penyusun. 2007. Penuntun
Praktikum Elektronika Dasar II.
Makassar: Laboratorium Fisika UIN
Alauddin.
7. https://www.academia.edu/4668303/
Rangkaian_Penyearah_Gelombang
by Muh. Syihab Ikbal, S.Pd Hamaron
D, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai