Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENYEARAH LISTRIK

OLEH :

NAMA : Raja Bima Pane

NIM : 2002122

GROUP :C

KELOMPOK :F

JURUSAN : Teknik Mekanika

JUDUL PERCOBAAN : Penyearah Listrik dan Alat alat pengukuran

TANGGAL : 21 Oktober 202

KARTI,MT

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat Kasih dan
Karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Rangkaian Penyearah
Arus Listrik” ini, meskipun masih banyak kekurangan.

Makalah ini penulis buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. penulis mengucapkan terima kasih untuk semua
pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah “Dasar Industri”, Karti,MT yang telah memberikan bimbingan dan saran yang berharga
dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari segi penyusunan
maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah
ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan setiap kritik dan saran yang bersifat
membangun, yang dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Medan, Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

a.Judul Percobaan

b.Latar Belakang

c.Rumusan Masalah

d.Tujuan Percobaan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

a.Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave Rectifier)

b.Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh (Full Wave Rectifier)

BAB III.PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Judul percobaan ini yaitu “Penyearah Gelombang”

B. Latar Belakang

Hampir sebagian besar peralatan elektronika menggunakan sumber daya listrik 220 volt /
50 Hz dari PLN. Beberapa peralatan seperti radio atau tape kecil menggunakan baterai
sebagai sumber tegangan namun sebagian menggunakan listrik PLN sebagai sumber
tenaganya. Untuk itu dibutuhkan suatu rangkaianyang dapat mengubah arus listrik bolak-balik
(AC) dari PLN menjadi arus listrik searah (DC). Komponen yang melaksanakan konversi ini
disebut dengan rangkaian penyearah gelombang yang dalam perkembangannya
dikembangkanmenjadi suatu catu daya.

Secara prinsip, rangkaian penyearah gelombang terdiri dari transformator,dioda, dan


kondensator/kapasitor. Transformator merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk
menurunkan dan menaikkan tegangan. Kondensator atau kapasitor berfungsi sebagai
penyimpan muatan untuksementara waktu dan merupakan filter (penyaring) pada rangkaian
rectifier. Dioda merupakan komponen aktif yang digunakan sebagai penyearah arus listrik,
pengaman arus dan tegangan listrik, serta pemblokir arus dan tegangan listrik.

Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang mengubah gelombang sinus


AC (Alternating Current) menjadi deretan pulsa DC (Direct Current). Ini merupakan dasar
atau langkah awal untuk memperoleh arus DC halus yang dibutuhkan oleh suatu peralatan
elektronika. Bentuk dari suatu rangkaian penyearah adalah rangkaian penyearah setengah
gelombang dan rangkaian penyearah gelombang penuh.
C. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan dioda sebagai suatu komponen penyearah?

2. Bagaimana prinsip kerja rangkaian penyearah setengah gelombang?

3. Bagaimana prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh?

4. Bagaiman pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah gelombang?

D. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:

1. Memahami fungsi dioda sebagai penyearah.

2. Memahami prinsip kerja dari rangkaian penyearah setengah gelombang.

3. Memahami prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh.

4. Mengidentifikasi pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah gelombang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Secara prinsip, rangkaian penyearah gelombang terdiri dari

transformator, dioda, dan kondensator/kapasitor. Transformator merupakan

komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan

tegangan. Kondensator atau kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan

untuk sementara waktu dan merupakan filter (penyaring) pada rangkaian

rectifier. Dioda merupakan komponen aktif yang digunakan sebagai

penyearah arus listrik, pengaman arus dan tegangan listrik, serta pemblokir

arus dan tegangan listrik.

Rangkaian penyearah (rectifier) adalah rangkaian yang digunakan

untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC).

Karena input sumbernya memiliki tegangan AC yang relative tinggi,

digunakan sebuah transformator penurun tegangan (step-down

transformator) dengan rasio lilitan yang sesuai untuk mengkonversi

tegangan ini ke tegangan rendah. Output AC dari sisi sekunder transformator

kemudian disearahkan dengan dioda-dioda rectifier silicon konvensional

untuk menghasilkan output yang masih kasar.

Pada Rangkaian penyearah ini ada dua yaitu penyearah setengah

gelombang (Half-Wave-Rectifier) dan penyearah gelombang penuh (Full-

Wave-Rectifiier) yaitu sebagai berikut :


A. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (Half Wafe Rectifier)

Prinsip penyearah (rectifier) yang paling sederhana ditunjukkan

pada gambar 2.1 berikut ini. Transformator (T1) diperlukan untuk

menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik pada kumparan

primernya menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada kumparan

sekundernya.

Gambar 2.1 : rangkaian penyearah setengah gelombang


Pada rangkaian tersebut, dioda (D1) berperan hanya untuk

merubah dari arus AC menjadi DC dan meneruskan tegangan positif ke

beban R1. Ini yang disebut dengan penyearah setengah gelombang (half

wave).

Gambar rangkaian tersebut menunjukkan sumber AC

menghasilkan sebuah tegangan Sinusoidal, bila Dioda diasumsikan

sebagai sebuah Dioda Ideal. Pada Siklus Positif / Putaran Setengah

positif, Dioda akan menjadi sebuah Dioda dengan Bias Maju, artinya

dioda dapat berlaku sebagai sebuah saklar tertutup.

Gelombang masukan pada rangkaian penyearah setengah

gelombang berupa gelombang Sinus dengan nilai seketika Vin dengan

sebuah nilai Puncak Vp(in)

Vin

Vp(in)

t
Gambar 2.2: Gelombang input rangkaian penyarah gelombang

Gambar 2.2 di atas menunjukkan bahwa bentuk gelombang input

pada rangkaian penyearah setengah gelombang adalah gelombang

sinusoidal. Gelombang ini merupakan gelombang yang masuk pada

rangakaian sebelum impuls masukan melewati komponen dioda.

Pada penyearah setengah gelombang, dioda akan berlaku sebagai

penghantar selama putaran setengah Positif dan tidak berlaku sebagai

penghantar pada setengah siklus negatif, sehingga dinamakan sebagai

Sinyal setengah Gelombang. Hal ini terjadi karena dioda berada dalam

keadaan bias maju yang hanya melewatkan deretan pulsa positif dan

memotong deretan pulsa negatif pada gelombang masukan. Akibatnya

gelombang keluaran akan menjadi deretan pulsa positif setengah

gelombang, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut

V
out

VP(
out) t

Gambar 2.3: keluaran pada penyearah setengah gelombang

Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu

arah, artinya arus mengalir hanya pada satu arah, tegangan setengan

gelombang tersebut merupakan tegangan DC yang bergerak naik sampai

nilai max dan turun sampai nol dan tetap nol selama siklus setengan

negatif.

Pada gambar 2.3 ditunjukkan bahwa keluaran pada penyearah


setengah gelombang merupakan keluaran yang masih kasar. Untuk

mengatasi hal tersebut maka pada rangkaian ditambahkan komponen

kapasitor. Kapasitor yang digunakan dipasang parallel terhadapa beban

R, seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.4: penyearah setengah gelombang dengan filter

Kapasitor yang dipasang pada rangkaian akan menyaring atau

menghaluskan keluaran yang masih kasar tersebut sehingga keluaran

yang terbentuk adalah keluaran yang berbentuk riplle. Ini dapat

ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.5: gelombang ripple hasil pemfilteran kapasitor

Gambar 2.4 adalah rangkaian penyearah setengah gelombang

dengan filter kapasitor C yang paralel terhadap beban R. Ternyata

dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi

rata. Gambar-4 menunjukkan bentuk keluaran tegangan DC dari

rangkaian penyearah setengah gelombang dengan filter kapasitor. Garis

b-c kira-kira adalah garis lurus dengan kemiringan tertentu, dimana

pada keadaan ini arus untuk beban R1 dicatu oleh tegangan kapasitor.
Sebenarnya garis b-c bukanlah garis lurus tetapi eksponensial sesuai

dengan sifat pengosongan kapasitor.

Kemiringan kurva b-c tergantung dari besar arus (I) yang mengalir

ke beban R. Jika arus I = 0 (tidak ada beban) maka kurva b-c akan

membentuk garis horizontal. Namun jika beban arus semakin besar,

kemiringan kurva b-c akan semakin tajam. Tegangan yang keluar akan

berbentuk gigi gergaji dengan tegangan ripple yang besarnya adalah :

V = V -V...........................................................(1)
r M L

B. Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh (Full Wafe Rectifier)

Rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier)

ternyata memiliki kelemahan sehingga tidak maksimal untuk digunakan,

kelemahannya adalah arus listrik yang mengalir ke beban hanya separuh

dari setiap satu cycle. Hal ini akan menyulitkan dalam proses filtering

(penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini adalah penyearah

gelombang penuh.

Rectifier gelombang penuh adalah equivalen dengan dua kali

rectifier setengah gelombang, sebab center tap masing-masing Rectifier

mempunyai tegangan masukan yang equal dengan setengah tegangan

sekunder.

Rangkaian dasar penyearah gelombang penuh seperti terlihat pada gambar.

Menggunakan dua dioda dan satu center tape transformer.

D1
AC RL
D2

Gambar 2.6: Penyearah gelombang penuh dengan 2


dioda

Gambar 2.7: Aliran arus pada diode 1

Dioda D1 menghantar ke putaran setengah positif dan Dioda D2

menghantar ke putaran setengah negatif. Sebagai hasilnya arus beban

rectifier mengalir selama setengah putaran bersama-sama. Rangkaian

equivalen pada putaran maju setengah siklus positif, D1 merupakan

Dioda dengan bias maju

yang akan menghasilkan sebuah tegangan beban positif yang diindikasikan

sebagai Polarity Plus-Minus melalui Resistor beban.

Gambar 2.8: aliran arus pada diode 2

Rangkaian equivalen pada putaran maju setengah siklus Negatif,

D2 merupakan Dioda dengan bias maju yang akan menghasilkan sebuah

tegangan beban positif.


Selama kedua putaran setengah, tegangan beban mempunyai

polaritas yang sama dan arus beban berada dalam satu arah, Rangkaian

ini disebut sebagai Rectifier gelombang penuh, sebab mengganti

tegangan masukan AC ke Pulsating (getaran) tegangan keluaran DC.

Bentuk keluaran dari penyearah gelombang penuh dengan dua diode

ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.9: Keluaran pada penyearah gelombang


penuh 2 dioda

Selain itu terdapat rangkaian penyearah gelombang penuh dengan

tipe lain yang dinamakan penyearah type jembatan. Rangkaian ini

terdiri dari empat diode. Bentuk rangkaian penyearah gelombang penuh

dengan jembatan dapat ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Gambar 2.10: penyearah gelombang penuh dengan jembatan

Rectifier jembatan menyerupai Rectifier gelombang penuh sebab


menghasilkan tegangan keluaran gelombang penuh, Dioda D1 dan D2

menghantar di atas setengah siklus positif da D3 dan D4 menghantar di

atas setengah siklus negatif.

Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan

arus untuk setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat

sebagai isolator pada saat siklus yang sama.

Aliran arus yang melewati rangkaian tersebut ditunjukkan pada

gambar berikut ini:

Gambar 2.11: Aliran arus pada rangkaian penyearah

gelombang penuh dengan jembatan.

Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B

menuju beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan

pula, dioda A dan D mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg

mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.

Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir

melalui dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena

dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir

pada kedua dioda ini. Kedua hal ini terjadi berulang secara terus

menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang

penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC).


Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan

dioda (dioda bridge) ditunjukkan seperti pada gambar berikut

Gambar 2.12: Keluaran pada penyearah gelombang penuh dengan

jembat an

Aplikasi Dioda dan Prinsip Perataan Penyearah Gelombang Penuh pada Rangkian
Power Supply

Gambar2.6 Rangkain Power Supply

Dioda banyak diaplikasikan pada rangkaian penyerah arus power


suplay atau konverter AC ke DC. Masing-masing tipe berbeda tergantung dari
arus maksimum dan juga tegangan breakdwon-nya.

Prinsip kerja pada gambar rangkaian power supply diatas tegangan AC ( V in ) di turunkan
dengan menggunakan trafo step down dari 220 V ke 42 V. Kemudian arus atau tegangan yang
berupa AC tersebut di searahkan oleh dioda bridge sebagaimana fungsinya yakni
menyearhkan tegangan AC ke DC sehingga keluarannya atau V out = 42 V dalam bentuk DC.

Akan tetapi Tegangan searah yang dihasilkan oleh penyearah setengah gelombang
maupun penyearah jembatan (gelombang penuh) pada rangkaian power supply memiliki
riak yang cukup besar (gelombang tegangan tidak rata). Tegangan searah seperti ini tidak
memenuhi syarat untuk diberikan kepada komponen-komponen elektronika yang terdapat
dalam p o w e r s u p p l y, radio, televisi dan komputer, yang membutuhkan tegangan
searah yang lebih rata. Secara sederhana tegangan searah dapat diratakan dengan
memasang sebuah kapasitor elektrolit kapasitas besar, paralel dengan beban R,
misalnya saja pada rangkaian power supply diatas diberi 4 kapasitor 330 µF yang dipasang
paralel pada outputnya. Namun secara sederhana dapat dilihat seperti pada gambar
rangkaian sistem perataan di bawah ini.

Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh berfilter


Sumber : analisis 2009

(a) (b)
(a) Bentuk sinyal input dan (b) Bentuk sinyal output penyearah

berfilter Sumber : analisis 2009

Rangkaian system perataan kapasitor ini disebut kapasitor perata atau kapasitor
penyimpan (reservoir circuit). Sewaktu tegangan pada ujung-ujung beban naik terhadap
waktu antara A dan B, kapasitor C dimuati sedemikian rupa sehingga polaritas pelat
atasnya positif. Sesaat setelah tegangan keluaran penyearah antara B dan C berkurang,
kapasitas C membuang muatan listriknya melalui beban R. sebagai hasilnya, tegangan
pada ujung-ujung beban tidak pernah mencapai nol, tetapi mengikuti lintasan garis tebal.
Tampak bahwa riak gelombang tegangan menjadi lebih kecil dan tegangan searah (DC)
yang dihasilkan pada ujung-ujung beban adalah agak lebih rata.

Pengertian Dioda
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu
arah saja, dan dioda juga merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda.
Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik
yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah (DC).
Dioda jenis VACUUM tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris
yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.

Dioda daya umumnya digunakan sebagai penyearah arus/tegangan (rectifier) dengan


karakteristik puncak tegangannya maksimum dan arus maju maksimum. Dioda daya pada
umumnya terbuat dari bahan silikon.

Dioda daya merupakan salah satu komponen semikonduktor yang banyak


digunakan dalam rangkaian elektronika daya seperti pada rangkaian penyearah,
freewheeling (bypass) pada regulator-regulator penyakelaran, rangkaian pemisah,
rangkaian umpan balik dari beban ke sumber, dan lain-lain. Dalam penerapannya,
seringkali dioda daya dianggap sebagai saklar ideal walaupun dalam prakteknya ada
perbedaan.

Kontruksi Dioda

Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang digabungkan. Dengan
demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah gabungan bahan semikonduktor
tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu
elektron sehingga membentuk Hole. Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa
muatan. Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif
sumber maka akan terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda)
akan berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P
dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah terminal
positif sumber. Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan electron.
Konstruksi dioda daya sama dengan dioda-dioda sinyal sambungan PN. Bedanya adalah
dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari dioda-
dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklarannya lebih rendah.

Dioda daya merupakan komponen semikonduktor sambungan PN yang mempunyai dua


terminal sebagaimana dioda pada umumnya, yaitu terminal anoda

(A) dan katoda (K).

Simbol Dioda Konstruksi Dioda

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang
dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan
kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
Jenis – Jenis Dioda

Adapun jenis-jenis dioada sebagai berikut :

a. Dioda Penyearah ( Rectifier )

b. Dioda Zener

c. Dioda Emisi Cahaya ( LED )

d. Dioda Cahaya ( photo dioda )

e. Dioda Varaktor

f. Dioda Laser

Prinsip Kerja Dioda


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah. Penyearah
digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak- balik. Arus atau
tegangan tersebut harus benar-benar rata a gar tidak menimbulkan gangguan bagi
peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja,
yaitu pada saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di
dalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p dan semi
konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa dioda dalam
keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam dioda relative kecil.
Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse bias) maka dioda
tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan dalam yang tinggi
sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC, maka yang
mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC. Dari
kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa pemakaian saja antara lain
sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave Rectifier), penyearah gelombang
penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit
(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier).

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan pada makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Dioda merupakan komponen aktif yang dapat menyearahkan arus AC menjadi
arus DC pada keadaan berpanjar maju.
2. Adapun prinsip kerja dari half-Wafe Rectifier adalah pada saat tegangan bolak
balik positif dioda akan panjar maju. Saat itu arus akan mengalir dari
transformator ke dioda, beban dan kembali ke transformator sehingga pada
ujung-ujung beban akan terdapat beda tegangan yang bentuknya sama dengan
tegangan masukan. Setengah periode berikutnya dioda akan dipanjar mundur,
saat itu tidak ada arus yang mengalir sehingga pada ujung-ujung beban tidak
ada tegangan.
3. Pada penyearah gelombang penuh membalikkan masing-masing putaran
setengah negatif sehingga mendapatkan jumlah dua kali putaran positif pada
isyarat keluarannya.
4. Pengaruh pemasangan kapasitor pada rangkaian penyearah gelombang adalah
berperan sebagai penyaring isyarat keluaran sehingga terbentuk gelombang
riak/ripple (Vrpp), semakin besar nilai kapasitor maka semakin kecil
gelombang riak yang terbentuk dan nilai tegangan riak juga akan semakin
kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009. Http///Eksperimen elka/pp_full.php.htm. diakses pada


tanggal 11 Januari 2011.

Bakri, Abdul Haris dkk. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan


Penerbit UNM.

Rusmadi, Dedi. 1999. Mengenal Teknik Elektronika. Bandung: Pionir Jaya.

Shrader, Robert L. 1989. Komunikasi Elektronika (Revisi Terjemahan).


Jakarta: Erlangga.

Sutrisno, 1986, Elektronika Teori dan Penerapannya, Bandung; ITB

Tim Penyusun. 2007. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar II.


Makassar: Laboratorium Fisika UIN Alauddi

Anda mungkin juga menyukai