Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

UNIT II
MERANGKAI DAN MENGUJI
SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH
DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI

Nama : Julian Hanggara Adiguna


No. Mhs : 33768
Hari : Rabu
Tanggal : 8 April 2009

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT. UGM
YOGYAKARTA
2009
I. Pendahuluan
a. Tujuan
Pada praktikum kali ini diadakan perangkaian dan pengujian sistem penyearah
gelombang penuh.
Nilai dari hasil perangkaian dan pengujian akan dituangkan dalam makalah ini dan
akan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan.

b. Landasan Teori

Suatu sistem penyearah gelombang memiliki skematik rangkaian pada gambar diatas.
1. Inputan berupa tegangan bolak – balik AC masuk kedalam trafo step down, dari
trafo ini besar nilai inputan akan diturunkan menjadi besar output yang
diinginkan, tetap dengan sinyal sinusioda berfase positif dan berfase negative.

2. Lalu masuk kedalam rangkaian diode rectifier, disini tegangan bolak – balik akan
disatu arahkan. Jika rangkaian diode rectifier berupa half wave rectifier maka
hanya menggunakan 1 buah diode saja dimana hasil dari output berupa,

Pada rangkaian diode berupa full wave rectifier digunakan diode sebanyak 2
buah, ataupun dapat dirangkai sebanyak 4 buah menjadi rangkaian jembatan.
Hasil dari rangkaian ini sudah berupa sinyal seperti dibawah ini,

3. Kemudian masuk kedalam rangkaian filter, disini digunakan komponen kapasitor


sebagai pemfilter gelombang sinusoida. Sehingga hasil keluaran berupa,
4. Dari hasil output rangkaian filter maka output dimasukkan kedalam rangkaian
regulator yang berfungsi sebagai penstabil gelombang output. Hasil keluaran
berupa,

5. Rangkaian terakair merupakan beban yang dikenakan tegangan output rangkaian.

II. Alat dan bahan


1. Alat yang disediakan Lab
- Soldir
- Tang ( tang potong, tang lancip, tang kupas )
- Bor PCB
- Penyedot timah
- Avometer
- Trafo CT
- Osciloscop

2. Bahan komponen yang digunakan


- Diode
D1 dan D2 = 1N 4002
- Resistor
R blider = 10 KΩ
Rs = 1 KΩ
RL1 = 3 KΩ
RL2 = 39 KΩ
RL3 = 82 KΩ
- Potensiometer = 5 KΩ
- Kapasitor
C1 = 220 µF/50 Volt
C2 = 47 µF/25 Volt
- Transistor = Fcs 9013 (NPN)
- Kabel penghubung ( jumper )
- PCB lubang

III. Gambar rangkaian dan analisis rangkaian


1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh
a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasang
Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan 2 diode. Tegangan input merupakan tegangan bolak – balik
(sinusoida) sebesar 220 V/50 Hz yang disuplai dari PLN, dihubungkan dengan
trafo step down, dengan nilai keluaran sebesar 15 Volt. Trafo ini merupakan trafo
CT ( center tap ), dimana terdapat 2 keluaran input tegangan yaitu V1 dan V2
yang besar nilainya sama serta terdapat keluaran berupa ground. Hasil keluaran
dari trafo akan masuk ke diode, arus V1 masuk pada diode 1, arus V2 masuk pada
diode 2. Dimana pada saat V1 positif arus akan dilewatkan oleh diode 1, V2
negatif arus akan ditahan oleh diode 2. Tetapi pada saat V2 positif arus akan lewat
pada diode 2, V1 bernilai negatif arus akan ditahan oleh diode 1. Selanjutnya arus
dari diode 1 dan diode 2 akan bersatu di satu titik dan mengalir ke beban resistor
10 KΩ.

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasang


Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
ditambah tapis berupa kapasitor dan beban berupa resistor. Kapasitor yang
digunakan ada 2 yaitu kapasitor C1 sebagai tapis pertama yang meratakan
gelombang output dari diode lalu kapasitor C2 sebagai tapis kedua yang berfungsi
sebagai tapis tambahan yang akan membuat gelombang keluaran output semakin
halus dengan riak – riak gelombang semakin kecil. Hasil keluaran dari C1 akan
mengalir melalui resistor seri sebesar 1 KΩ yang dirangkai seri dengan kapasitor
C2. Kemudian arus dari beban resistor seri mengalir ke kapasitor C2.

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor


Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh setelah
tapis dipasang dengan tambahan berupa beban RL1, RL2, RL3. Disini dapat
dilihat bagaimana pengaruh masing – masing beban resistor RL1 atau RL2
maupun RL3 jika dipasang pada rangkaian tersebut. Dengan RL1 sebesar 3 KΩ,
RL2 sebesar 39 KΩ, RL3 sebesar 82 KΩ.

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendali


a. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt
Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali,
dimana dengan adanya penyedia daya terkendali kita dapat mengatur V output
pada keluaran rangkaian sebesar nilai yang kita inginkan. Dirangkaian ini kita
menginginkan V output sebesar 5 Volt. Kita dapat mengubah – ubah besar nilai
keluaran V output dengan mengubah besar nilai resistansi variable resistor
( potensiometer ) yaitu dengan memutar pemutar pada potensiometer. Besar nilai
V output merupakan besar nilai antara kaki emitor transistor dengan ground.
Dengan menggunakan hukum kirchoff kita dapat menentukan besar nilai V output
karena terdapat drop tegangan pada resistor maupun pada transistor.

b. Pengujian dengan beban resistor


Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali
yang dihubungkan satu - satu dengan beban resistor RL1, RL2 dan RL3. Disini
kita dapat membandingkan antara V output DC tanpa beban maupun V output DC
dengan adanya beban masing – masing RL ( tanpa merubah besar nilai resistansi
potensiometer )

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasi


Gambar rangkaian :

Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali
dimana kita dapat merubah – rubah nilai potensiometer untuk mendapatkan nilai
V output yang bervariasi. V output yang digunakan antara lain 3V, 4V, 6V, 7V,
9V, 10V. Pada setiap V output yang berbeda kita dapat mengukur berapa besar
nilai R1 dan R2. R1 merupakan besar nilai resistansi antara kaki kolektor
transistor dengan potensiometer, sedangkan R2 merupakan besar nilai resistansi
antara potensiometer dengan ground. Besar nilai R1 dan R2 menyesuaikan
dengan besar nilai V outputnya yang dipengaruhi oleh resistansi yang berubah –
rubah pada potensiometer.

IV. Hasil pengujian


1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh
a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasang
Diamati Nilai
V1 ( CRO ) 52 Volt
V2 ( CRO ) 52 Volt
V Output ( CRO ) 24,4 Volt
V Output DC ( multimeter ) 18,05 Volt

Gambar gelombang V1

Gambar gelombang V2

Gambar gelombang
Output AC

Gambar gelombang Output

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasang


Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,15 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 23,80 Volt
V Riak1 ( CRO ) 128 mvolt
V Riak2 ( CRO ) 5,4 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor

1. Beban RL1 = 3 KΩ

Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,03 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 18 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,384 Volt
V Riak2 ( CRO ) 13,4 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2


2. Beban RL2 = 39 KΩ

Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,58 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 23,88 Volt
V Riak1 ( CRO ) 162 mvolt
V Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

3. Beban RL1 = 82 KΩ

Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,5 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 24,23 Volt
V Riak1 ( CRO ) 136 mvolt
V Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt

Gambar gelombang Riak1


Gambar gelombang Riak2

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendali


a. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt

Diamati Nilai
V In DC ( multimeter ) 24,35 Volt
V Out 5 Volt
V Riak1In ( CRO ) 0,3 Volt
V Riak2 Out ( CRO ) 33,2 mvolt

Gambar gelombang Riak In

Gambar gelombang Riak Out

b. Pengujian dengan beban resistor

1. Beban RL1 = 3 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,44 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,92 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,328 Volt
V Riak2 ( CRO ) 1,96 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

2. Beban RL2 = 39 KΩ

Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,39 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,982 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,296 Volt
V Riak2 ( CRO ) 1,84 mvolt

Gambar gelombang Riak1


Gambar gelombang Riak2

3. Beban RL1 = 82 KΩ

Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,04 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,945 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,312 Volt
V Riak2 ( CRO ) 2,8 mvolt

Gambar gelombang Riak1

Gambar gelombang Riak2

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasi


Nilai komponen yang dipakai :
1. Potensio : 5 KΩ
2. R seri : 1 KΩ
3. Kapasitor 1 : 220 µF / 50 V
4. Kapasitor 2 : 47 µF / 25 V

Data pengamatan :
V Out V In DC R1 R2
3V 24,9 3,6 KΩ 0,715 KΩ
4V 24,57 3,43 KΩ 1 KΩ
6V 24,55 3,29 KΩ 1,4 KΩ
7V 24,58 3KΩ 1,56 KΩ
9V 24,68 2,9 KΩ 1,93 KΩ
10 V 24,67 2,7 KΩ 2,07 KΩ

V. Analisa hasil pengujian


1. Merangkai dan menguji sistem penyearah gelombang penuh
a. Pengujian bentuk gelombang sebelum tapis dipasang
Pada pengujian digunakan transformator CT serta 2 diode sebagai penyearah
gelombang inputan yang masih berupa sinyal sinusoida yang memiliki fase positif
dan fase negative. Inputan trafo CT berupa tegangan AC yang berasal dari PLN,
pada keluaran memiliki besar tegangan V1 dan V2 yang memiliki nilai yang sama
besar. Besar nilai V1 dan V2 hanya berbeda fase 180°.
Dengan menggunakan CRO didapatkan nilai V1 = 52 Volt dan V2 = 52 Volt.
Tegangan yang dihitung oleh CRO merupakan tegangan peak to peak ( Vpp ).
Vpp
Sehingga tegangan sebenarnya atau tegangan dari peak to ground adalah
2
Vpp 52
Tegangan ini disebut dengan tegangan V max = = = 26 Volt
2 2

Voutput = Vmax – 0,7 = 26 – 0,7 = 25,3 V

Pada hasil pengujian V output sebesar 24,4 Volt, hasil mendekati nilai
perhitungan.

V output DC merupakan besar nilai tegangan output yang dihitung oleh


multimeter yang sudah berupa sinyal DC.
2Voutput 50,6
Untuk mencari V output DC digunakan, V out DC = = = 16,11
π 3,14
Volt

Hasil pengujian V output DC = 18,05 Volt, hasil mendekati nilai perhitungan.

Pada hasil pengujian gambar gelombang V1 masih terlihat bentuk gelombang


sinusoida yang memiliki fase positif dan fase negative. Gambar gelombang V2
pun tidak jauh berbeda karena V1 dan V2 memiliki besar nilai yang sama. Untuk
gambar gelombang output gelombang terdapat kesalahan pada penggambaran
gelombang seharusnya gambar gelombang output pada fase negative sudah
ditahan dan terlihat hanya gelombang dengan fase positif saja yang ada pada satu
periode gelombang.

Gambar gelombang Output

b. Pengujian bentuk gelombang setelah tapis dipasang


Pada pengujian sudah dipasang tapis kapasitor C1 dan C2, tapis ini berfungsi
untuk memangkas gelombang output dari diode yang berupa gelombang sinusoida
menjadi gelombang yang memiliki riak yang sekecil mungkin dan mirip dengan
gelombang DC. Semakin besar nilai kapasitansi kapasitor maka waktu yang
diperlukan kapsitor untuk mengosongkan muatan pada kapasitor itu sendiri
semakin lama. Tetapi tegangan masukan sudah muncul kembali sebelum
kapasitor berhasil mengosongkan semua muatannya, dan kemudian mengisi
kembali muatannya, hal ini berulang – ulang pada rangkaian tersebut. Sehingga
pada gambar gelombang output terlihat riak – riak gelombang yang dihasilkan
oleh kapasitor.
Pada pengujian rangkaian didapatkan besar nilai Vout DC1 = 24,15 Volt ,
sedangkan untuk nilai Vout DC2 = 23,80 Volt.
Terlihat perbedaan nilai Vout DC dikarenakan ada drop tegangan pada resistor
seri 1 KΩ.
Pada pengukuran besar nilai Vriak 1 didapatkan nilai sebesar 128 mv, sedangkan
pada Vriak 2 didapatkan nilai sebesar 5,4 mv. Disini dapat dilihat adanya
penurunan besar nilai Vriak pada outputnya ini disebabkan oleh adanya kapasitor
C2, dimana C2 berfungsi untuk memperhalus gelombang riak yang keluar dari
C1.
Vout DC1 = hasil pengukuran = 24,15 Volt
Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
1,3 1,3
Xc = = = 27,65 Ω
C 47

Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
27,65
= x 0,128 = 3,53 mv
1000

Hasil pengukuran sebesar 5,4 mv, hasil tidak jauh berbeda.


Hasil pengujian gambar pada Riak1 gelombang output masih memiliki besar nilai
riak yang besar sehingga masih terlihat gelombang yang seperti gerigi. Sedangkan
pada pengujian gambar pada Riak2 gelombang output sudah memiliki besar nilai
riak yang lebih kecil.

c. Pengujian bentuk gelombang dengan beban resistor


1. Beban RL1 = 3 KΩ
Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 3 KΩ.
Beban diparalelkan dengan kapasitor C2. Hasil yang diperoleh Vout DC1
sebesar 24,03 V, sedangkan hasil yang diperoleh Vout DC2 sebesar 18 V.
Walaupun terdapat perbedaan hasil yang diperoleh oleh masing – masing
Vout, besar nilai perbedaan itu tidak akan menyimpang terlalu jauh. Drop
tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang menyebabkan adanya perbedaan besar
nilai output.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 384 mv, sedangkan Vriak
2 didapatkan sebesar 13,4 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil
dibanding dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan
baik yaitu untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai
Vriak 1 dan Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL1.

Vout DC1 = hasil pengukuran


RL
Vout DC2 = x Vout DC1
R + RL

3000
= x 24,03 = 18,02 V
1000+3000

Hasil pengujian Vout DC2 = 18,00 V ( mendekati hasil perhitungan)


Vriak 1 = hasil pengukuran
Xc
Vriak 2 = x Vriak
R
1,3 1,3
Xc = = = 27,65 Ω
C 47
Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
27,65
= x 0,384 = 10,61 mv
1000

Hasil pengujian Vriak 2 = 13,4 mv ( mendekati hasil perhitungan )

2. Beban RL2 = 39 KΩ
Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 39 KΩ.
Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1.
Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,58 V, sedangkan hasil yang
diperoleh Vout DC2 sebesar 23,88 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil
yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak
akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang
menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 162 mv, sedangkan Vriak
2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding
dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu
untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan
Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL2. Terlihat adanya
perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan
menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, sedangkan pada RL2
Vriak 1 = 162 mv. Untuk Vriak 2, dengan menggunakan RL1 = 13,4 mv,
sedangkan untuk RL2 = 6,6 mv.
Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar
nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban
resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil.

Vout DC1 = hasil pengukuran


RL
Vout DC2 = x Vout DC1
R + RL

39000
= x 24,58 = 23,96 V
1000+39000

Hasil pengujian Vout DC2 = 23,88 V ( mendekati hasil perhitungan)


Vriak 1 = hasil pengukuran
Xc
Vriak 2 = x Vriak
R
1,3 1,3
Xc = = = 27,65 Ω
C 47
Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
27,65
= x 0,162 = 4,48 mv
1000

Hasil pengujian Vriak 2 = 6,6 mv ( mendekati hasil perhitungan )

3. Beban RL3 = 82 KΩ
Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 82 KΩ.
Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1, RL2.
Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,5 V, sedangkan hasil yang
diperoleh Vout DC2 sebesar 24,23 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil
yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak
akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang
menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 136 mv, sedangkan Vriak
2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding
dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu
untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan
Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL3. Terlihat adanya
perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan
menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, pada RL2 Vriak 1 = 162
mv, sedangkan untuk RL3 Vriak 1 = 136 mv. Untuk Vriak 2, dengan
menggunakan RL1 = 13,4 mv, untuk RL2 = 6,6 mv, sedangkan untuk RL3 =
6,6 mv.
Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar
nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban
resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil. Sedangkan
untuk hasil Vriak 2 pada RL3 terlihat sama dengan hasil RL2 dikarenakan
kapasitor sudah maksimal bekerja, kapasitor hanya mampu meratakan
gelombang riak hanya sampai 6,6 mv. Jika gelombang riak ingin diperhalus
lagi dapat ditambahkan kapasitor dengan cara memparalelkannya sehingga
besar nilai kapasitansinya semakin besar.

Vout DC1 = hasil pengukuran


RL
Vout DC2 = x Vout DC1
R + RL

82000
= x 24,5 = 24,20 V
1000+82000

Hasil pengujian Vout DC2 = 24,23 V ( mendekati hasil perhitungan)


Vriak 1 = hasil pengukuran
Xc
Vriak 2 = x Vriak
R
1,3 1,3
Xc = = = 27,65 Ω
C 47
Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
27,65
= x 0,136 = 3,76 mv
1000

Hasil pengujian Vriak 2 = 6,6 mv ( mendekati hasil perhitungan )

Dari ketiga percobaan, didapatkan hasil gambar gelombang riak 1 maupun


gelombang riak 2 yang masing – masing hampir sama, yang membedakannya
hanya besar nilai amplitude gelombang output tersebut.

2. Merangkai dan menguji penyedia daya terkendali


a. Pengujian tanpa beban, dengan tegangan output diatur menjadi 5 Volt
Pada pengujian kali ini diatur agar nilai Vout menjadi 5 Volt dengan merubah
besar nilai potensiometer. Sehingga didapatkan besar nilai V In DC sebesar 24,35
Volt, untuk Vriak In dengan menggunakan CRO didapat nilai sebesar 0,3 Volt,
sedangkan untuk Vriak out didapatkan nilai sebesar 33,2 mv. Dari hasil pengujian
didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena besar nilai Vriak out
menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak In.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.
b. Pengujian dengan beban resistor
1. RLl = 3 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 3 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,4 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,92 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,328 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,96
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.

2. RL2 = 39 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 39 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,39 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,982 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,296 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,84
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapsitor C2

3. RL3 = 82 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 82 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,04 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,945 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,312 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 2,8
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.

Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2
Dari ketiga besar nilai beban resistor didapatkan bahwa dengan adanya
penambahan besar nilai resistansi pada beban RL semakin memperbesar nilai
riak2 pada output.

c. Pengujian R1, R2 dan V In DC dengan V Output bervariasi


Pada pengujian kali ini besar nilai Vout dirubah – rubah. Pada hasil pengujian
didapatkan besar nilai Vin tetap konstan tidak dipengaruhi oleh besar nilai Vout
yang berubah. Tetapi yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dengan R2. Nilai
R1 pada setiap kenaikan Vout akan berkurang nilai resistansinya sedangkan pada
R2 pada setiap kenaikan Vout akan memperbesar nilai resistansinya. Nilai R1
merupakan besar nilai resitansi antara kaki kolektor transistor dengan
potensiometer, sedngakan besar nilai R2 adalah besar nilai resistansi antara
potensiometer dengan ground.
VI. Kesimpulan

1. Pada sistem penyearah gelombang penuh dapat menggunakan 2 buah diode maupun 4
buah diode.

2. Diode digunakan untuk menahan gelombang sinusoida berfase negative pada mode
reverse bias.

3. Hasil output dari rangkaian diode rectifier masih berupa gelombang sinusoida berfase
positif, digunakan kapasitor sebagai tapis untuk membuat gelombang sinusoida menjadi
beriak.

4. Semakin besar kapasitansi kapasitor, semakin kecil riak gelombang pada output.

5. Pada rangkaian penyedia daya terkendali digunakan potensiometer sebagai pengatur


berapa besar nilai output yang diinginkan.

6. Transistor pada penyedia daya terkendali difungsikan sebagai regulator tegangan.

7. Hasil output gelombang dari sistem penyearah gelombang penuh sudah berupa
gelombang yang menyerupai gelombang DC

8. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak
mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan R2.

9. Faktor kesalahan pada pengujian dapat terjadi yang menghasilkan kekeliruan pada hasil
pengujian. Dimana ketelitian dalam pemilihan skala CRO maupun pada multimeter.

10. Hasil pengujian tidak selalu tepat akurat dengan hasil perhitungan, terdapat
penyimpangan nilai asalkan tidak terlalu jauh.
VII. Lampiran
a. Jawaban pertanyaan
1. Besar nilai factor riak sebelum tapis dipasang
Vr(rms) 0,308 Vm
r= x 100% = x 100% = 48 %
Vdc 0,636 Vm
Besar nilai factor riak setelah tapis dipasang
Vr(rms) 0,0054
r= x 100% = x 100% = 0,022 %
Vdc 23,8

2. Sebelum tapis dipasang diode berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada
saat mode forward bias mengalirkan gelombang sinusoida berfase positif, sedangkan
pada saat mode reverse bias akan menahan gelombang sinusoida inputan berfase
negative. Sedangkan R blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop
tegangan pada diri R blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian
tidak short.

3. Pada rangkaian penyedia daya terkendali terdapat kapasitor yang berfungsi sebagai
tapis sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor menghasilkan riak gelombang
yang diinginkan kecil. R seri berfungsi sebagai drop tegangan sebelum arus hasil
penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2. Potensiometer berfungsi sebagai
pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan merubah besar nilai tahanan
dirinya sendiri. Transistor berfungsi sebagai regulator tegangan.

4. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak
mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan
R2.

5. Beta tidak dapat dicari karena kita tidak memiliki data berapa besar nilai arus
pada kaki emitor transistor. Yang dapat kita cari hanya berapa besar nilai Ib.

b. Grafik

Hasil akhir dari sistem penyearah gelombang penuh dapat digambarkan seperti
gambar dibawah ini.
c. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai