UNIT II
MERANGKAI DAN MENGUJI
SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH
DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI
b. Landasan Teori
Suatu sistem penyearah gelombang memiliki skematik rangkaian pada gambar diatas.
1. Inputan berupa tegangan bolak – balik AC masuk kedalam trafo step down, dari
trafo ini besar nilai inputan akan diturunkan menjadi besar output yang
diinginkan, tetap dengan sinyal sinusioda berfase positif dan berfase negative.
2. Lalu masuk kedalam rangkaian diode rectifier, disini tegangan bolak – balik akan
disatu arahkan. Jika rangkaian diode rectifier berupa half wave rectifier maka
hanya menggunakan 1 buah diode saja dimana hasil dari output berupa,
Pada rangkaian diode berupa full wave rectifier digunakan diode sebanyak 2
buah, ataupun dapat dirangkai sebanyak 4 buah menjadi rangkaian jembatan.
Hasil dari rangkaian ini sudah berupa sinyal seperti dibawah ini,
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
menggunakan 2 diode. Tegangan input merupakan tegangan bolak – balik
(sinusoida) sebesar 220 V/50 Hz yang disuplai dari PLN, dihubungkan dengan
trafo step down, dengan nilai keluaran sebesar 15 Volt. Trafo ini merupakan trafo
CT ( center tap ), dimana terdapat 2 keluaran input tegangan yaitu V1 dan V2
yang besar nilainya sama serta terdapat keluaran berupa ground. Hasil keluaran
dari trafo akan masuk ke diode, arus V1 masuk pada diode 1, arus V2 masuk pada
diode 2. Dimana pada saat V1 positif arus akan dilewatkan oleh diode 1, V2
negatif arus akan ditahan oleh diode 2. Tetapi pada saat V2 positif arus akan lewat
pada diode 2, V1 bernilai negatif arus akan ditahan oleh diode 1. Selanjutnya arus
dari diode 1 dan diode 2 akan bersatu di satu titik dan mengalir ke beban resistor
10 KΩ.
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan
ditambah tapis berupa kapasitor dan beban berupa resistor. Kapasitor yang
digunakan ada 2 yaitu kapasitor C1 sebagai tapis pertama yang meratakan
gelombang output dari diode lalu kapasitor C2 sebagai tapis kedua yang berfungsi
sebagai tapis tambahan yang akan membuat gelombang keluaran output semakin
halus dengan riak – riak gelombang semakin kecil. Hasil keluaran dari C1 akan
mengalir melalui resistor seri sebesar 1 KΩ yang dirangkai seri dengan kapasitor
C2. Kemudian arus dari beban resistor seri mengalir ke kapasitor C2.
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan lanjutan rangkaian penyearah gelombang penuh setelah
tapis dipasang dengan tambahan berupa beban RL1, RL2, RL3. Disini dapat
dilihat bagaimana pengaruh masing – masing beban resistor RL1 atau RL2
maupun RL3 jika dipasang pada rangkaian tersebut. Dengan RL1 sebesar 3 KΩ,
RL2 sebesar 39 KΩ, RL3 sebesar 82 KΩ.
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali,
dimana dengan adanya penyedia daya terkendali kita dapat mengatur V output
pada keluaran rangkaian sebesar nilai yang kita inginkan. Dirangkaian ini kita
menginginkan V output sebesar 5 Volt. Kita dapat mengubah – ubah besar nilai
keluaran V output dengan mengubah besar nilai resistansi variable resistor
( potensiometer ) yaitu dengan memutar pemutar pada potensiometer. Besar nilai
V output merupakan besar nilai antara kaki emitor transistor dengan ground.
Dengan menggunakan hukum kirchoff kita dapat menentukan besar nilai V output
karena terdapat drop tegangan pada resistor maupun pada transistor.
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali
yang dihubungkan satu - satu dengan beban resistor RL1, RL2 dan RL3. Disini
kita dapat membandingkan antara V output DC tanpa beban maupun V output DC
dengan adanya beban masing – masing RL ( tanpa merubah besar nilai resistansi
potensiometer )
Analisis rangkaian :
Rangkaian ini merupakan rangkaian penyearah dengan penyedia daya terkendali
dimana kita dapat merubah – rubah nilai potensiometer untuk mendapatkan nilai
V output yang bervariasi. V output yang digunakan antara lain 3V, 4V, 6V, 7V,
9V, 10V. Pada setiap V output yang berbeda kita dapat mengukur berapa besar
nilai R1 dan R2. R1 merupakan besar nilai resistansi antara kaki kolektor
transistor dengan potensiometer, sedangkan R2 merupakan besar nilai resistansi
antara potensiometer dengan ground. Besar nilai R1 dan R2 menyesuaikan
dengan besar nilai V outputnya yang dipengaruhi oleh resistansi yang berubah –
rubah pada potensiometer.
Gambar gelombang V1
Gambar gelombang V2
Gambar gelombang
Output AC
1. Beban RL1 = 3 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,03 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 18 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,384 Volt
V Riak2 ( CRO ) 13,4 mvolt
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,58 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 23,88 Volt
V Riak1 ( CRO ) 162 mvolt
V Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt
3. Beban RL1 = 82 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,5 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 24,23 Volt
V Riak1 ( CRO ) 136 mvolt
V Riak2 ( CRO ) 6,6 mvolt
Diamati Nilai
V In DC ( multimeter ) 24,35 Volt
V Out 5 Volt
V Riak1In ( CRO ) 0,3 Volt
V Riak2 Out ( CRO ) 33,2 mvolt
1. Beban RL1 = 3 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,44 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,92 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,328 Volt
V Riak2 ( CRO ) 1,96 mvolt
2. Beban RL2 = 39 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,39 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,982 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,296 Volt
V Riak2 ( CRO ) 1,84 mvolt
3. Beban RL1 = 82 KΩ
Diamati Nilai
V OutDC 1 ( multimeter ) 24,04 Volt
V OutDC 2 ( multimeter ) 1,945 Volt
V Riak1 ( CRO ) 0,312 Volt
V Riak2 ( CRO ) 2,8 mvolt
Data pengamatan :
V Out V In DC R1 R2
3V 24,9 3,6 KΩ 0,715 KΩ
4V 24,57 3,43 KΩ 1 KΩ
6V 24,55 3,29 KΩ 1,4 KΩ
7V 24,58 3KΩ 1,56 KΩ
9V 24,68 2,9 KΩ 1,93 KΩ
10 V 24,67 2,7 KΩ 2,07 KΩ
Pada hasil pengujian V output sebesar 24,4 Volt, hasil mendekati nilai
perhitungan.
Xc
Vriak 2 = x Vriak 1
R
27,65
= x 0,128 = 3,53 mv
1000
3000
= x 24,03 = 18,02 V
1000+3000
2. Beban RL2 = 39 KΩ
Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 39 KΩ.
Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1.
Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,58 V, sedangkan hasil yang
diperoleh Vout DC2 sebesar 23,88 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil
yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak
akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang
menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 162 mv, sedangkan Vriak
2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding
dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu
untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan
Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL2. Terlihat adanya
perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan
menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, sedangkan pada RL2
Vriak 1 = 162 mv. Untuk Vriak 2, dengan menggunakan RL1 = 13,4 mv,
sedangkan untuk RL2 = 6,6 mv.
Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar
nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban
resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil.
39000
= x 24,58 = 23,96 V
1000+39000
3. Beban RL3 = 82 KΩ
Pada pengujian ditambahkan resistor sebagai beban dengan besar 82 KΩ.
Beban diparalelkan dengan kapasitor C2 dan juga dengan memutus RL1, RL2.
Hasil yang diperoleh Vout DC1 sebesar 24,5 V, sedangkan hasil yang
diperoleh Vout DC2 sebesar 24,23 V. Walaupun terdapat perbedaan hasil
yang diperoleh oleh masing – masing Vout, besar nilai perbedaan itu tidak
akan menyimpang terlalu jauh. Drop tegangan pada resistor seri 1 KΩ yang
menyebabkan adanya perbedaan besar nilai output.
Dengan menggunakan CRO Vriak 1 didapat sebesar 136 mv, sedangkan Vriak
2 didapatkan sebesar 6,6 mv. Nilai pada Vriak 2 didapat lebih kecil dibanding
dengan Vriak 1, menandakan kapasitor pada C2 berfungsi dengan baik yaitu
untuk memperhalus gelombang riak pada output. Besarnya nilai Vriak 1 dan
Vriak 2 ditentukan oleh adanya beban resistor RL3. Terlihat adanya
perbedaan hasil pengujian kali ini dengan pengujian sebelumnya, jika dengan
menggunakan beban resistor RL1 Vriak 1 = 384 mv, pada RL2 Vriak 1 = 162
mv, sedangkan untuk RL3 Vriak 1 = 136 mv. Untuk Vriak 2, dengan
menggunakan RL1 = 13,4 mv, untuk RL2 = 6,6 mv, sedangkan untuk RL3 =
6,6 mv.
Dari hasil pengujian ini dapat terlihat bahwa dengan adanya perubahan besar
nilai beban resistor dapat mempengaruhi berapa besar nilai Vriak. Jika beban
resistor ditambah maka besar nilai Vriak akan semakin mengecil. Sedangkan
untuk hasil Vriak 2 pada RL3 terlihat sama dengan hasil RL2 dikarenakan
kapasitor sudah maksimal bekerja, kapasitor hanya mampu meratakan
gelombang riak hanya sampai 6,6 mv. Jika gelombang riak ingin diperhalus
lagi dapat ditambahkan kapasitor dengan cara memparalelkannya sehingga
besar nilai kapasitansinya semakin besar.
82000
= x 24,5 = 24,20 V
1000+82000
Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.
b. Pengujian dengan beban resistor
1. RLl = 3 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 3 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,4 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,92 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,328 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,96
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.
Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2.
2. RL2 = 39 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 39 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,39 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,982 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,296 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 1,84
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.
Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapsitor C2
3. RL3 = 82 KΩ
Pada pengujian ditambahkan suatu beban resistor senilai 82 KΩ. Menghasilkan V
DC 1 sebesar 24,04 Volt, untuk V DC 2 sebesar 1,945 Volt, sedangkan pada besar
nilai riak gelombang pada Vriak 1 sebesar 0,312 Volt, untuk Vriak 2 sebesar 2,8
mv. Dari hasil pengujian didapatkan kapasitor C2 berfungsi dengan baik karena
besar nilai Vriak 2 menjadi lebih kecil dibanding besar nilai Vriak 1. Sedangkan
pada V DC2 terdapat drop tegangan dapat dilihat hasil V DC2 semakin kecil dari
hasil V DC1, selain itu besar nilai resistansi potensiometer ikut berpengaruh
sebagai drop tegangan yang membuat besar nilai V DC2 menurun.
Hasil gambar dari rangkaian ini pada gelombang riak in masih terlihat gelombang
yang bergerigi hasil penapisan kapasitor C1, untuk gelombang riak out semakin
terlihat penapisan yang dilakukan oleh kapasitor C2
Dari ketiga besar nilai beban resistor didapatkan bahwa dengan adanya
penambahan besar nilai resistansi pada beban RL semakin memperbesar nilai
riak2 pada output.
1. Pada sistem penyearah gelombang penuh dapat menggunakan 2 buah diode maupun 4
buah diode.
2. Diode digunakan untuk menahan gelombang sinusoida berfase negative pada mode
reverse bias.
3. Hasil output dari rangkaian diode rectifier masih berupa gelombang sinusoida berfase
positif, digunakan kapasitor sebagai tapis untuk membuat gelombang sinusoida menjadi
beriak.
4. Semakin besar kapasitansi kapasitor, semakin kecil riak gelombang pada output.
7. Hasil output gelombang dari sistem penyearah gelombang penuh sudah berupa
gelombang yang menyerupai gelombang DC
8. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak
mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan R2.
9. Faktor kesalahan pada pengujian dapat terjadi yang menghasilkan kekeliruan pada hasil
pengujian. Dimana ketelitian dalam pemilihan skala CRO maupun pada multimeter.
10. Hasil pengujian tidak selalu tepat akurat dengan hasil perhitungan, terdapat
penyimpangan nilai asalkan tidak terlalu jauh.
VII. Lampiran
a. Jawaban pertanyaan
1. Besar nilai factor riak sebelum tapis dipasang
Vr(rms) 0,308 Vm
r= x 100% = x 100% = 48 %
Vdc 0,636 Vm
Besar nilai factor riak setelah tapis dipasang
Vr(rms) 0,0054
r= x 100% = x 100% = 0,022 %
Vdc 23,8
2. Sebelum tapis dipasang diode berfungsi sebagai penyearah gelombang penuh, pada
saat mode forward bias mengalirkan gelombang sinusoida berfase positif, sedangkan
pada saat mode reverse bias akan menahan gelombang sinusoida inputan berfase
negative. Sedangkan R blider berfungsi sebagai beban output sehingga terjadi drop
tegangan pada diri R blider, sehingga tercipta adanya arus yang membuat rangkaian
tidak short.
3. Pada rangkaian penyedia daya terkendali terdapat kapasitor yang berfungsi sebagai
tapis sehingga hasil output dari rangkaian kapasitor menghasilkan riak gelombang
yang diinginkan kecil. R seri berfungsi sebagai drop tegangan sebelum arus hasil
penapisan kapasitor C1 mengalir ke kapasitor C2. Potensiometer berfungsi sebagai
pengatur besar nilai output yang diinginkan dengan merubah besar nilai tahanan
dirinya sendiri. Transistor berfungsi sebagai regulator tegangan.
4. Pada rangkaian penyedia daya terkendali dengan merubah nilai Vout tidak
mempengaruhi besar nilai Vin DC. Yang menyesuaikan adalah besar nilai R1 dan
R2.
5. Beta tidak dapat dicari karena kita tidak memiliki data berapa besar nilai arus
pada kaki emitor transistor. Yang dapat kita cari hanya berapa besar nilai Ib.
b. Grafik
Hasil akhir dari sistem penyearah gelombang penuh dapat digambarkan seperti
gambar dibawah ini.
c. Laporan Sementara