Anda di halaman 1dari 2

PEMANFAATAN SPECTRUM ANALYZER UNTUK ANALISIS DAN PERANCANGAN

TAPIS UNTUK MENGURANGI DISTORSI HARMONIK

Saat ini, pemanfaatan teknologi elektronika daya menunjukkan perkembangan yang cukup
signifikan. Hampir semua peralatan elektronik menggunakan piranti elektronika daya sebagai
konverter untuk catu daya nya. Piranti elektronika daya maupun piranti elektronik lainnya,
akan menghasilkan distorsi harmonik, dimana distorsi arus ataupun tegangan disebabkan oleh
adanya komponen harmonik yang dihasilkan karena beban yang tidak linear. Banyak
kerugian yang ditimbulkan oleh distorsi harmonik. Dari sisi beban distorsi harmonika dapat
menyebabkan peralatan elektronik menjadi cepat panas walaupun belum digunakan pada
performa maksimumnya. Oleh karena itu, peraturan standar IEEE 519-1992 untuk
pengendalian harmonik dalam sistem daya listrik telah diterbitkan. Parameter yang digunakan
untuk mengukur besarnya harmonik adalah THD (Total Harmonic Distortion). Sebagai
contoh batas distorsi untuk tegangan sesuai standar IEE 519-1992 adalah 5% (THD) untuk
bus voltage at PCC yang bernilai tidak lebih dari 69 kV. 2,5% untuk rentang 69,001 kV
hingga 161 kV dan 1,5% untuk yang lebih dari 161,001 kV. Dari standar tersebut dapat
dilihat bahwa saat tegangan yang tinggi, masalah distorsi harmonik ini merupakan suatu hal
yang perlu diperhatikan, karena rugi-rugi yang dihasilkan juga semakin besar.
Untuk menganalisis komponen harmonik dapat dilakukan dengan analisis di kawasan
frekuensi. Analisis di kawasan frekuensi dapat dilakukan dengan menggunakan Fourier
Transform. Pengaplikasian Fourier Transform menjadi sebuah instrumen untuk analisis di
kawasan frekuensi dapat diwujudkan menjadi spectrum analyzer. Untuk perancangan
spectrum analyzer, dapat menggunakan algoritma FFT (Fast Fourier Transform) dan dapat
dijalankan dengan menggunakan FPGA(Field-Programmable Gate Array). Penggunaan
FPGA karena dapat beroperasi secara paralel dengan lebih cepat, jadi untuk kebutuhan
algoritma FFT yang membutuhkan hasil dari analisis frekuensi yang cukup detail maka
komputasinya juga semakin kompleks. Dengan menggunakan FPGA tentunya waktu yang
dibutuhkan untuk komputasi lebih singkat dan menghasilkan output yang real-time. Selain
itu, penggunaan FPGA cukup sederhana dan mudah untuk diprogram, sehingga alat
instrumen seperti ini dapat dilakukan secara individual. Setalah mengetahui komponen
frekuensi harmonik yang hendak dihilangkan, maka dapat dirancang suatu tapis yang dapat
mengeleminasi komponen harmonik tersebut. Untuk tapis yang digunakan pada tegangan dari
sumber PLN, tapis yang digunakan adalah tapis pasif yaitu komponen induktor dan kapasitor.
Dengan pemasangan kapasitor secara paralel dengan beban, maka dapat mengurangi atau
menghilangkan harmonik pada tegangan beban. Sedangkan induktor dipasang secara seri
terhadap beban dan berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan harmonik arus pada
beban.
Namun, untuk menganalisis harmonik pada tegangan PLN, maka kita harus memperhatikan
cara yang sedikit berbeda, karena FPGA tidak dapat menerima input data tegangan tinggi
secara langsung. Untuk mengambil data harmonik dari tegangan, dapat dilakukan dengan
menurunkan tegangan nya terlebih dahulu dengan menggunakan trafo, walaupun trafo itu

sendiri merupakan komponen non-linear, sehingga akan mempengaruhi hasil pengukuran,


akan tetapi kita dapat melakukan analisis komponen harmonik pada trafo tersebut. Dan untuk
mengambil data harmonik dari arus yang cukup tinggi, kita dapat menggunakan sensor yang
memanfaatkan efek hall untuk mengukur arus. Langkah selanjutnya adalah bagaimana
merancang suatu tapis yang dapat digunakan untuk tegangan tinggi namun bersifat adaptif,
agar dapat menyesuaikan dengan beban yang berubah-ubah. Hal ini tentu merupakan
tantangan bagi ahli elektronika daya kedepannya.

By : Jhon Wesly Bangun

Anda mungkin juga menyukai