Anda di halaman 1dari 21

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Praktikum
PENYEARAH PULSA TUNGGAL Teknik Listrik
Pengaturan dan
TAK TERKENDALI
Elektronika Daya

I. Tujuan Percobaan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :


• Menjelaskan prinsip kerja penyearah pulsa tunggal (gelombang
setengah) tak terkendali.
• Menggunakan dioda sebagai katup satu arah.
• Menentukan daya maksimum yang dapat dikonversikan dari ac ke dc.
• Membedakan fungsi alat harga rata-rata dan alat ukur harga efektif
(rms meter).
• Membedakan daya searah nyata (Pm) dan cahaya searah imajiner (Pi)
mengukur faktor tegangan denyut

II. Dasar Teori

Penyearah mempunyai peranan sangat penting di industri yang terdapat


peralatan listrik dan menggunakan arus searah sebagai sumber energinya,
sedangkan sumber listrik yang tersedia adalah sumber arus bolak-
balik.Penyearah pulsa tunggal (setengah gelombang) tak terkontrol adalah
penyearah yang hanya memanfaatkan setengah gelombang AC yang disearahkan
dan keluarannya tidak dapat dikontrol atau tetap. Terminologi tak terkontrol
disini dipakai untuk membedakan penyearah semi terkontrol atau terkontrol
penuh. Penyearah tak terkontrol menggunakan diode sebagai katup penyearah.

26
Penyearah semi terkontrol menggunakan thyristor (SCR) secara bersama-sama,
dan penyearah terkontrol penuh menggunakan SCR (Silicon Controlled
Rectifier), atau GTO (Gate Turn On). Diagram proses penyearahan, secara
sederhana, dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Diagram Proses Penyearahan

Energi mengalir dari sisi arus bolak-balik (trafo) masuk ke unit penyearah
dan keluar ke beban R. Keluaran DC penyearah adalah keluaran pulsa (tidak
rata). Oleh karena itu, keluaran penyearah mengandung unsur AC dan DC.
Karena alasan itulah, daya pada sisi DC disebut daya campuran (mixed power).
Vm adalah tegangan puncak AC, Vdc adalah tegangan rata-rata (DC) dan Vrms
adalah tegangan efektif.

Gambar 2.2 Grafik Penyearahan

27
Energi mengalir dari sisi arus bolak-balik (trafo) masuk ke unit penyearah
dan keluar ke beban R. Keluaran DC penyearah adalah keluaran pulsa (tidak
rata). Oleh karena itu, keluaran penyearah mengandung unsur AC dan DC.
Karena alasan itulah, daya pada sisi DC disebut daya campuran (mixed power).
Vm adalah tegangan puncak AC, Vdc adalah tegangan rata-rata (DC) dan Vrms
adalah tegangan efektif.
Perlu kita ketahui bahwa sumber pada rangkaian awalnya adalah sumber
tegangan AC (Alternating Current). Adapun nilai dari tegangan sumber tersebut
dapat diketahui melalui:
Tegangan masukan (input):
𝑉𝑆 = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡
Setelah arus melalui dioda, maka arusnya atau sumbernya berubah bentuk
menjadi bentuk DC (Direct Current) sehingga bisa didapatkan tegangan luaran
DC pada rangkaian tersebut. Ditinjau dari tegangan luaran (V L) yang dihasilkan,
terdapat dua jenis komponen tegangan, yaitu : (1) tegangan searah rerata (V DC)
dan (2) tegangan searah efektif (root mean square-rms). Nilai tegangan luaran
(VL) masing-masing adalah :
Tegangan luaran (output) rerata (VDC) dan arus keluaran rerata (IDC) :
𝑉𝑚
𝑉𝐷𝐶 = = 0,318 𝑥 𝑉𝑚
𝜋
0,318 𝑥 𝑉𝑚
𝐼𝐷𝐶 =
𝑅
Tegangan luaran (output) efektif (VL) dan arus keluaran efektif (IL) :
𝑉𝑚
𝑉𝐿 = = 0,5 𝑥 𝑉𝑚
2
0,5 𝑥 𝑉𝑚
𝐼𝐿 =
𝑅
Hubungan antara VDC dan VL :
𝑉𝑚
𝑉= (Tegangan Efektif AC)
√2

Sehingga,
28
𝑉√2
𝑉𝐷𝐶 = = 0,45 𝑥 𝑉
𝜋
𝑉√2
𝑉𝐿 = = 0,707 𝑥 𝑉
2
Faktor Denyut (Ripple Factor)
Faktor denyut didefinisikan sebagai perbandingan antara harga efektif
komponen AC dan harga rata-rata hasil penyearahan. Perhitungan faktor denyut
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu perhitungan berdasarkan harga efektif
dan harga rata-rata pada sisi DC atau perhitungan penetapan daya terbuang
(dump power) yang merupakan selisih antara daya masukan ke penyearah dan
daya hasil perkalian antara arus DC dan tegangan DC.
a. Metode 1
Jika parameter tegangan yang kita lihat, maka faktor tegangan denyut (R V) dapat
dirumuskan:
𝑉′𝑚
𝑅𝑉 ≡
𝑉𝐷𝐶
V’M adalah harga tegangan efektif komponen ac. Jika 𝑣 adalah harga tegangan
saat komponen ac maka dapat dituliskan bahwa
𝑣 ′ = 𝑣 − 𝑉𝐷𝐶
sehingga
2𝜋
1
𝑉′𝑚 = √ ∫ (𝑣 − 𝑉𝐷𝐶 )2 𝑑 (𝜔𝑡)
2𝜋 0

1 2𝜋 2
𝑉′𝑚 = √ ∫ (𝑣 − 2𝑉𝐷𝐶 𝑣 + 𝐼 2 𝐷𝐶 )2 𝑑 (𝜔𝑡)
2𝜋 0

𝑉′𝑚 = √𝑉 2 𝑚 − 2𝑉 2 𝐷𝐶 + 𝑉 2 𝐷𝐶

𝑉′𝑚 = √𝑉 2 𝑚 − 𝑉 2 𝐷𝐶
maka

√𝑉 2 𝑚 − 𝑉 2 𝐷𝐶 𝑉𝑚 2
𝑅𝑉 = √
= ( ) −1
𝑉𝑑𝑐 𝑉𝐷𝐶

Karena
29
𝑉𝑚⁄
𝑉𝑚 2 = 𝜋 = 1,57
=
𝑉𝐷𝐶 𝑉𝑚⁄ 2
𝜋
Maka faktor tegangan denyut adalah

𝑅𝑉 = √1,572 − 1 = 1,21 𝑎𝑡𝑎𝑢 121%


Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada penyearah gelombang setengah
tegangan denyut efektif adalah lebih besar dari tegangan keluaran DC.
b. Metode 2
Daya yang dikonversikan ke sisi DC adalah hasil perkalian tegangan dan arus
efektif pada sisi DC:
𝑃𝑀 = 𝑉𝑀 𝑥 𝐼𝑀
Daya imajiner adalah hasil kali antara arus dan tegangan dc:
𝑃𝑖 = 𝑉𝐷𝐶 𝑥 𝐼𝐷𝐶
Daya yang dikonversikan PM lebih besar dari daya imajiner Pi. Selisih daya
ini disebut daya terbuang Pd (dump power). Adanya daya terbuang ini akibat
adanya faktor denyut yang terkandung di dalam sisi DC yang menentukan
kualitas penyearah. Semakin besar faktor denyut penyearah, maka semakin
rendah kualitas hasil penyearahan. Sesuai dengan definisi faktor denyut, yakni
perbandingan antara harga efektif tegangan denyut (komponen AC) dan tegangan
searah yang dapat dituliskan sebagai:
𝑉𝑟
𝑅𝑉 = 𝑥 100%
𝑉𝐷𝐶

𝑉𝑀 2
𝑉𝑟 = √𝑃𝑑 𝑥 𝑅 = √( ) − 1 𝑥 𝑉𝐷𝐶
𝑉𝐷𝐶

30
III. Daftar Alat dan Bahan

NO. NAMA ALAT DAN BAHAN JUMLAH


1. Osiloskop 1 Buah
2. Voltmeter 1 Buah
3. Wattmeter 1 Buah
4. Amperemeter 1 Buah
5. Trafo Isolasi 1 Fasa 1 Buah
6. Beban Resistif 2x100 ohm/2 A 1 Buah
7. Dioda 1 Buah
8. 3 Sekring Super Cepat 1 Set
9. Satuan Pengendali Thyristor 1 Buah
10. Kabel Jamper Secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 2.3. Rangkaian Percobaan Penyearah Arus Pulsa Tunggal Tak


Terkendali

V. Langkah Percobaan

a. Buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada diagram rangkaian.


Pada sisi arus searah (keluaran penyearah), mengukur daya P M yang
dikonversikan pada beban R dengan menggunakan Wattmeter.

31
Menghubung singkat dioda (D1) dan mengulangi pengukuran.
b. Tampilkan pada layar osiloskop, tegangan pada beban R dan
menggambarkan di atas lembar kerja pada saat:
- Dioda digunakan (efektif);
- Dioda dihubung singkat.
c. Ukurlah VM dan IM pada sisi arus searah dengan alat ukur harga
efektif.
d. Ulangi pengukuran dengan menggunakan alat ukur rata-rata. Selain
itu, mencatat tegangan dan arus DC (VDC dan IDC) serta menghitung
daya imajiner (Pi).
e. Ukurlah tegangan bolak-balik (Vefektif) pada keluaran trafo isolasi dan
𝑉𝐷𝐶 𝑉𝑀
kemudian menghitung 𝑉
dan 𝑉
.

f. Hitunglah daya terbuang Pd.


Tentukan tegangan denyut efektif Vr dari persamaan.
g. Tentukan faktor denyut berdasarkan persamaan.

VI. Data Percobaan


Langkah 1

Dioda digunakan (efektif)


𝑃𝑀 = ……… W
Dioda dihubung singkat
𝑃 = ……… W
Daya yang dikonversikan ……… % dari daya maksimum

32
Langkah 2
a. Tegangan pada R, jika diode dihubung singkat

Volt/div : ……… V/div


Time/div : ……… ms/div

Pengesetan “AC”
X = ……… ms/cm
Y = ……… V/cm
Vp−p = ……… Vpp
𝑇 = ……… ms
f = ……… Hz

33
b. Tegangan pada R, jika diode diefektifkan

Pengesetan “DC”
X = ……… ms/cm
Y = ……… V/cm
VM−p = ……… Vpp
𝑇 =……… ms

f = …………. Hz
Langkah 3

𝑉𝑀 = ………… V
𝐼𝑀 = ………… A
𝑃𝑀 = ………… W

Langkah 4

𝑉𝐷𝐶 = …………….. V
𝐼𝐷𝐶 = ……………. A
𝑃𝑖 = ……………. W

34
Langkah 5

Penunjukan harga efektif


V = ………… V

𝑉𝐷𝐶
=
𝑉

𝑉𝑀
=
𝑉

Langkah 6

𝑃𝑑 = 𝑃𝑀 − 𝑃𝑖 = ………… W
𝑉𝑟 = √𝑃𝑑 𝑥 𝑅 = ………… V

Langkah 7

𝑉𝑟
𝑅𝑉 = 𝑥 100% = ………… %
𝑉𝐷𝐶

Pertanyaan
1. Bandingkan daya terukur dioda difungsikan dan tidak difungsikan
(dihubungsingkat) pada langkah percobaan 2. Jelaskan komentar Anda.
2. Apakah perbedaan tegangan terukur ketika diode tidak difungsikan dan
difungsikan. Jelaskan, mengapa perbedaan itu terjadi?
3. Berikan komentar tentang factor denyut yang Anda peroleh dari hasil
percobaan.

35
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

Praktikum
PENYEARAH PULSA GANDA TAK
Pengaturan dan Teknik Listrik
TERKENDALI
Elektronika Daya

I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
• membangun penyearah jembatan pulsa ganda;
• mengamati dan mengukur tegangan dan arus pada daerah-daerah tertentu
dalam rangkaian;
• mengenal arti faktor bentuk;
• membedakan antara rasio arus dioda di sisi AC dan DC;
• membuktikan bahwa factor denyut tegangan (RV) adalah lebih kecil
dibandingkan faktor denyut tegangan yang ada pada penyearah pulsa
tunggal (gelomban setengah).

II. Dasar Teori


Penyearah adalah suatu alat yang terdiri dari saklar-saklar daya yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat merubah energi listrik tegangan arus
bolak-balik (AC) menjadi energi listrik tegangan arus searah (DC). Ada dua jenis
penyearah dioda satu fasa yang mengubah supply ac satu fasa menjadi tegangan
dc, yaitu penyearah setengah gelombang fasa tunggal dan penyearah gelombang
penuh fasa tunggal. Dalam subbagian berikut, operasi rangkaian penyearah ini
diperiksa dan kinerjanya dianalisis dan dibandingkan dalam bentuk tabel. Demi
kesederhanaan, dioda dianggap ideal, yaitu, memiliki penurunan tegangan maju
nol dan waktu pemulihan mundur. Asumsi ini umumnya berlaku untuk kasus

36
penyearah dioda yang menggunakan sumber listrik, sumber frekuensi rendah,
sebagai input, dan ketika penurunan tegangan maju kecil dibandingkan dengan
tegangan puncak sumber listrik. Selanjutnya diasumsikan bahwa beban tersebut
murni resistif sehingga tegangan beban dan arus beban memiliki bentuk
gelombang yang serupa.

Ada 2 (dua) jenis rangkaian penyearah gelombang penuh satu-fasa, yaitu


penyearah titik tengah (center tap - CT) dan penyearah jembatan

Gambar 2.4. bentuk rangkaian penyearah satu fasa center tap

37
Gambar 2.5. Bentuk gelombang arus dan tegangan

Gambar 2.5 merupakan rangkaian penyearah gelombang-penuh satu fasa


CT dengan beban R. Pada sisi sekunder trafo, polaritas positif terjadi pada
setengah perioda pertama dan kedua, sehingga dioda D1 akan ON saat setengah
perioda pertama sedangkan dioda D2 akan OFF. Sebaliknya, pada setengah
perioda kedua dioda D2 akan ON sedangkan dioda D1 akan OFF. Tegangan
luaran searah dihasilkan ketika dioda D1 dan D2 ON yang memiliki nilai
tegangan searah rerata (Vdc) dan tegangan efektif (VL). Tetapi, ketika dioda D1
dan D2 OFF, nilai tegangan pada dioda D1 dan D2 sebesar – 2 Vm.

38
Gambar 2.6. bentuk rangkaian penyearah satu fasa jembatan dan Bentuk
gelombang arus dan tegangan

Gambar 2.6 merupakan rangkaian penyearah gelombang-penuh satu fasa


jembatan dengan beban R. Jumlah dioda dalam rangkaian penyearah ini
sebanyak empat buah, yaitu: D1, D2, D3, dan D4. Pada setengah siklus pertama
dengan polaritas positif, dioda D1 dan D2 pada rangkaian penyearah akan ON
sedangkan dioda D3 dan D4 dalam kondisi OFF.

39
Selanjutnya, pada setengah siklus kedua dengan polaritas negatif, dioda
D3 dan D4 pada rangkaian penyearah akan ON sedangkan D1 dan D2 dalam
kondisi OFF. Tegangan luaran searah dihasilkan ketika dioda D1 dan D2, serta
D3 dan D4 dalam kondisi ON yang memiliki nilai tegangan searah rerata dan
efektif. Tetapi, ketika dioda D1 dan D2, serta D3 dan D4 dalam kondisi OFF,
nilai tegangan pada dioda D1 dan D2 sebesar –Vm. Jadi, perbedaan mencolok
dari kedua jenis penyearah ini adalah nilai tegangan pada diode ( Vd ) saat
kondisi “OFF”, yaitu sebesar -2Vm untuk penyearah CT dan sebesar - Vm untuk
penyearah jembatan. Dengan bentuk gelombang hasil penyerahan seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.1 dan gambar 2.2 dapat ditentukan nilai tegangan
luaran rerata (Vdc) dan arus rerata (Idc) yang mengalir sebagai berikut
𝑇
𝑉𝑑𝑐 = ∫ 𝑉𝐿 (𝑡)𝑑𝑡
0

Berdasarkan gambar 2.6 diperoleh bahwa nila VL adalah 𝑉𝐿 (𝑡) =


𝑉𝑚 | sin 𝜔𝑡| Untuk sisi positif dan negatif. Berdasarkan rumus tersebut, maka
diperoleh
1 𝜋
𝑉𝑑𝑐 = ∫ 𝑉 sin 𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡)
𝜋 0 𝑚

Maka diperoeh

2𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = = 0,632 𝑉𝑚
𝜋

Berdasarkan rumus tersebut dengan melihat gambar 2.6, maka diperoleh


nilai tegangan rata rata adalah

𝑉𝑑𝑐
𝐼𝑑𝑐 =
𝑅

Selanjutnya, nilai tegangan luaran efektif (VL) dan arus efektif (IL) yang
mengalir adalah:
1 𝑇
𝑉𝐿 = [𝑇 ∫0 𝑉𝐿2 𝑡(𝑑𝑡)]1/2

40
Berdasarkan gambar 2.6 diperoleh bahwa nila VL adalah 𝑉𝐿 (𝑡) =
𝑉𝑚 | sin 𝜔𝑡| Untuk sisi positif dan negatif. Berdasarkan rumus tersebut, maka
diperoleh

1 𝜋
𝑉𝐿 = √ ∫ (𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡) 2 𝑑(𝜔𝑡)
𝜋 0

Maka diperoleh

𝑉𝑚
𝑉𝐿 = = 0,707 𝑉𝑚
√2

Berdasarkan rumus tersebut dengan melihat gambar 2.6, maka diperoleh


nilai tegangan rata rata adalah

𝑉𝐿
𝐼𝐿 =
𝑅

Jadi daya keluaran rata-rata dan daya keluaran efektif adalah

Pdc= VdcIdc

PL = VLIL

Faktor daya penyearahan (cos ϕ) rangkaian ditentukan dengan persamaan:

𝑃𝐿 𝑃𝐿
cos φ = =
𝑆 𝑉𝑠 𝐼𝐿

Faktor denyut
Untuk memperoleh gambaran tentang kualitas hasil penyeerahan, maka
berikut ini akan ditinjau kembali persamaan-persamaan dasar dan analisis
perhitungan faktor denyut. Pada penyearah gelernbang penuh berlaku persainaan-
persamaan. sebagai berikut:
2Im Im
Idc = :I =
π √2

41
Dengan mengabaikan rugi-rugi pada diode akan berlaku:
2Vm Vm
Vdc = :V = ∶ Vdc = 0,9Vrms
π √2
Vm = tegangan maksimum sekunder trafo
Rf = tahanan diode pada saat konduksi
Faktor denyut hasil penyearahan adalah:
R = (harga efektif komponen bolak-balik yang terdapat pada
keluaran searah)/(harga rata-rata keluaran searah)
Maka diperoleh
I I I /√2
: Ri = √{(I )2 − 1} ∶ = 2Im = 1.11
dc Idc m /p

Atau bila persamaan menggunakan parameter tegangan dan dengan


mengabaikan rugi-rugi pada dioda, maka persamaan di atas dapat dianalogikan
secara langsung sebagai faktor denyut tegangan.
Vm
I 2 V √2
Rv = √{(I ) − 1} = 2Vm = 1,11
dc Vdc
p

Maka diperoleh :

Rv = √(1,112 −) = 0,482
Perbandingan antara harga efektif (rms) dan harga rata-rata disebut
sebagai faktor bentuk (form factor). Untuk gelombang sinusioidal, faktor bentuk
ini adalah 1,11. Berdasarkan kenyataan ini terbukti bahwa kualitas keluaran
penyearah ini jauh lebih baik kalau dibandingkan hasil penyearah gelombang
setengah yang faktor denyutnya 1,21.
Dengan demikian berlaku rumusan untuk arus yang mengalir pada tiap-
tiap diode sebagai berikut:
Idc
IFdc = dan IF = 0,7851dc (beban resistif murni)
2
IFdc = harga rata-rata arus maju diode (diode forward current)
IF = harga efektif arus maju diode

42
III. Daftar Alat dan Bahan
Tabel 3.1 Daftar alat dan Bahan
No Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Osiloskop 1 Buah
2 Avometer 1 Buah
3 Wattmeter 1 Buah
4 Alar ukur harga efektif (r.m.s meter) 2 Buah
5 Trafo Isolasi 1 Fasa 1 Buah
6 Dioda 4 Buah
7 Beban Resistrif ( 2x100 ohm / 2A) 1 Buah
8 Sekring (Fuse) 1 Buah
9 Kabel Jumper Secukupnya

IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 2.7. Rangkaian Penyearah Pulsa Ganda Tak Terkendali

43
V. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Mengukur
daya pada masukan penyearah (P) dan daya pada layar osiloskop
penyearah (PM). Memunculkan tegangan DC pada beban R pada layar
osiloskop dan menggambarkan osilogram tersebut pada kertas yang telah
disediakan. Menghubung singkat dioda (D1) dan mengulangi pengukuran.
2. Ukurlah tegangan efektif V pada sisi AC dan tegangan efektif V M pada
sisi DC (beban R) dengan menggunakan alat ukur harga efektif (besi
putar). Mengukur juga tegangan DC (VDC) pada beban R dengan
menggunakan alat ukur harga rata-rata (DC) (kumparan putar yang diset
pada daerah ukur DC).
3. Pindahkan fungsi alat ukur ke AC dan mengukur tegangan efektif pada
𝑉 𝑉
sisi masukan penyearah (V). Menghitung perbandingan 𝑉𝑀
dan 𝑉𝐷𝐶
𝑉
dimana 𝑉 = f = faktor bentuk.
𝐷𝐶

4. Ukurlah arus beban IDC dan arus maju pada dioda IFav dengan
menggunakan alat ukur harga rata-rata (alat ukur kumparan putar).
5. Hitung daya imajiner Pi dan daya terbuang (dump power) Pd.
6. Hitung tegangan denyut Vr dan faktor denyut RV.
𝑉𝑟 = √𝑃𝑖 𝑥 𝑅
𝑉𝑟
𝑅𝑉 =
𝑉𝐷𝐶

44
VI. Data Percobaan
Percobaan 1
𝑃𝑀 = ………… W 𝑃 = ………… W
Bentuk Gelombang DC:

Pengesetan “DC”
X = ……… ms/cm
Y = ……… V/cm
Vmaks = ……… Vpp
𝑇𝑀 =……… ms

f = …………. Hz

Percobaan 2
Dengan alat ukur harga efektif (rms meter):
𝑉 = ⋯⋯⋯𝑉 𝑉𝑀 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝑉
Dengan alat ukur harga rata-rata (kumparan putar diset pada DC):
𝑉𝑑𝑐 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝑉

45
Percobaan 3
Dengan alat ukur harga efektif (alat ukur kumparan putar, diset untuk AC):
𝑉 = ⋯⋯⋯ 𝑉
𝑉 𝑉
= = ⋯⋯⋯ = = ⋯⋯⋯
𝑉𝑀 𝑉𝑑𝑐

Percobaan 4
𝐼𝐷𝐶 = ⋯⋯⋯ 𝐴 𝐼𝐹𝑟𝑚𝑠 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝐴
𝐼 = ⋯⋯⋯ 𝐴 𝐼𝐹𝑑𝑐 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝐴
𝐼𝐹𝑑𝑐 𝐼𝑣
= = = =
𝐼𝑑𝑐 𝐼𝑑𝑐

Percobaan 5
𝑃𝑖 = 𝑉𝐷𝐶 × 𝐼𝐷𝐶 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝑊
𝑃𝑑 = 𝑃𝑀 − 𝑃𝑖 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝑊

Percobaan 6
𝑉𝑟 = √𝑃𝑑 × 𝑅 = ⋯ ⋯ ⋯ 𝑉
𝑉𝑟
𝑅𝑉 = × 100% = ⋯ ⋯ ⋯ %
𝑉𝐷𝐶
Pertanyaan
𝑉 𝑉
1. Berikan komentar tentang hasil perhitungan perbandingan dan langkah
𝑉𝑚 𝑉𝑑𝑐

percobaan 3.
2. Beri komentar tentang hasil pengukuran dan perhitungan pada langkah percobaan 4.
3. Bagaimana menurut pendapat Anda tentang factor denyut pada system jembatan ini
dibandingkan dengan factor denyut pada penyearah gelombang tunggal?

46

Anda mungkin juga menyukai