Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Mesin Arus Bolak Balik (AC)

Transformator 1 (lanjutan…)
Fakultas Teknik

Program Studi Teknik Elektro

E-Learning 05

Disusun oleh : Eko Ramadhan, S.T, M.T

Kode MK : W141700030

Abstract : Kompetensi :
Materi dalam pertemuan ke-5 ini Mahasiswa mampu menjelaskan tegangan
menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang dibangkitkan, aliran daya
transformator

.
TRANSFORMATOR (lanjutan)
Menentukan Parameter
Parameter transformator yang terdapat pada model rangkaian (rangkaian ekivalen) RC, XM, Rek,
dan Xek. Dapat ditentukan besarnya dengan dua macam pengukuran (test) yaitu pengukuran
beban nol dan pengukuran hubungan singkat.

Pengukuran Beban Nol


Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan V1,
seperti telah diterangkan terdahulu maka harga I0 yang mengalir. Dari pengukuran daya yang
masuk (P1), arus I0 dan tegangan V1 akan diperoleh harga

Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga RC dan XM.

Gambar 5-1.

Pengukuran Hubungan Singkat


Hubungan singkat berarti impedansi beban ZL diperkecil menjadi nol, sehingga hanya
impedansi Zek = Rek + jXek yang membatasi arus. Karena harga Rek dan Xek ini relative kecil,
harus dijaga agar tegangan yang masuk (Vhs) cukup kecil sehingga arus yang dihasilkan tidak
melebihi arus nominal. Harga I0 akan relatif kecil bila dibandingkan dengan arus nominal,
sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan.
Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Ihs dan daya Phs akan dapat dihitung parameter:

Gambar 5-2.
Pengaturan Tegangan
Pengaturan tegangan suatu transformator ialah perubahan tegangan sekunder antara beban
nol dan beban penuh pada suatu factor kerja tertentu, dengan tegangan primer konstan.

Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada (dalam hal ini harga sekunder
ditransformasikan ke harga primer):

Gambar 5-3.
Dari rangkaian di atas ternyata:
aV2 tanpa beban = V1
aV2 beban penuh = harga tegangan nominal (dalam hal ini tegangan nominal primer).

Sistem per unit


Menyatakan besar rugi reaktansi suatu mesin listrik dengan besaran tertentu, misalnya sekian
volt, tidak dapat memberikan gambaran jelas tentang besarnya rugi reaktansi tersebut. Tetapi
dengan menyatakan rugi reaktansi mesin tersebut misalnya 0.08 sistem per unit, berarti rugi
reaktansi adalah 8 prosen harga tegangan nominal mesin, dan dengan demikian diperoleh
gambaran yang lebih jelas.
Disamping itu pada persoalan sistem kerja yang kompleks, banyak digunakan trafo dengan
tingkat harga tegangan berbeda-beda, sistem per unit dirasakan sekali manfaatnya.

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑠𝑙𝑖
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝. 𝑢 =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙

biasanya tegangan dan arus dipilih sebagai dua harga pangkal, serta harga pangkal lainnya
dapat dinyatakan dengan kedua harga tersebut.

𝑃𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 , 𝑄𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑉𝐴𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 = 𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 × 𝐼𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙

𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙
𝑅𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 , 𝑋𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑍𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 =
𝐼𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙
𝐼𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙
𝐺𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 , 𝐵𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑌𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘 𝑎𝑙 =
𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙

Tahap penggunaan sistem per-unit adalah:


1. Kita pilih dua harga sebagai harga pangkal, biasanya harga tegangan dan arus
2. Kita ubah semua harga asli menjadi harga per unit.
3. Kita gunakan di dalam menyelesaikan persoalan, harga per-unit sebagai besaran biasa.
4. Kita ubah kembali hasil akhir perhitungan harga sistem per-unit menjadi harga aslinya,
dengan mengingat bahwa:
Harga asli = (harga per-unit) x (harga pangkal).

contoh
1. pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 kVA yang mempunyai
perbandingan tegangan 2400 V/240 V, f=50 c/s’ menghasilkan data pengukuran sebagai
berikut:
arus hubung singkat Ihs = 6.25 A
tegangan yang dipasang Vhs =131 V
daya masuk Phs = 214 watt.
Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos φ = 0.8 terbelakang (lagging).

Jawab :
Factor kerja pada keadaan hubungan singkat Cos φhs=

sehingga
jadi % pengaturan

Untuk mencari derajat sudut menjadi derajat menit:


Cos φhs=0.261 dirubah menjadi Cos-1 0.261= 74.87o
74.870= 74o+0.87o
=74o + (0.87o x 60)
= 74o + (52.2)’
= 74o + 52’ + 0.2’
= 74o + 52’+ (0.2 x 60)’
= 74o + 52’ + 12’’
= 74o52’12’’ (tertinggal)

2. transformator 100 kVA dengan tegangan nominal 2400 volt, mempunyai Zek = 0.708 + j0.92
ohm.
Hitunglah ekivalen impedansi per-unit serta tegangan ekivalen IZ pada harga ½ (setengah) arus
nominal.

Jawab:

Vpangkal = 2,400 volt


𝑉𝐴 100,000
Ipangkal = 𝑉 = 2,400
= 41.7𝐴
𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙

𝑉𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 2,400
𝑍𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 = = = 57.55 𝑜ℎ𝑚
𝐼𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 41.7
𝑍 0.708 + 𝑗0.92
𝑍𝑝.𝑢 = = = 0.0123 + 𝑗0.016 𝑝. 𝑢
𝑍𝑝𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑙 57.55

Harga setengah arus nominal:


𝐼 𝑍𝑝.𝑢 = 0.5 0.0123 + 𝑗0.016 = 0.00615 + 𝑗0.008 = 0.0101 𝑝. 𝑢

Jadi tegangan IZ dalam volt = 0.0101 x 2,400 = 24.24 volt

Kerja Paralel
Pertambahan beban pada suatu saat menghendaki adanya kerja paralel di antara
transformator. Tujuan utama kerja paralel ialah agar beban yang dipikul sebanding dengan
kemampuan kVA masing-masing transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan
pemanasan lebih.

Gambar 5-4.

Untuk maksud di atas diperlukan beberapa syarat yaitu:


1. Perbandingan tegangan harus sama
Jika perbandingan tegangan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan
sekunder masing-masing transformator tidak sama. Perbedaan ini menyebabkan
terjadinya arus pusar pada kumparan sekunder ketika transformator dibebani. Arus ini
menimbulkan panas pada kumparan sekunder tersebut.
2. Polaritas transformator harus sama
3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama
Dari persamaan rangkaian ekivalen yang lalu diketahui:

Dua transformator yang dipararelkan dapat digambarkan ssebagai berikut:


karena

maka untuk keadaan beban penuh

persamaan di atas mengandung arti, agar kedua transformator membagi beban sesuatu
dengan kemampuan kVA-nya, sehingga tegangan impedansi pada keadaan beban
penuh kedua transformator tersebut harus sama (I1A x Z1A = I1B x Z1B). Dengan demikian
dapat juga dikatakan bahwa kedua transformator tersebut mempunyai impedansi per
unit (pu) yang sama.

Gambar 5-5

4. Perbandingan reaktansi terhadap tahanan sebaiknya sama


Apabila perbandingan R/X sama, maka kedua transformator tersebut akan bekerja pada
factor kerja yang sama.
Contoh
Dua transformator 3 fasa yang mempunyai perbandingan tegangan yang sama bekerja
secara parallel dan menyalurkan beban total 800 kW pada cos φ =0,8 terbelakang.
Kemampuan transformator tersebut adalah:

Jawab:
LATIHAN SOAL:

pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 kVA yang mempunyai


perbandingan tegangan 2400 V/240 V, f=50 c/s’ menghasilkan data pengukuran sebagai
berikut:
arus hubung singkat Ihs = 6.25 A
tegangan yang dipasang Vhs =131 V
daya masuk Phs = 214 watt.
Hitunglah prosentasi pengaturan untuk beban dengan cos φ = 0.8 terbelakang (lagging)
DENGAN PERHITUNGAN PER-UNIT.
Daftar Pustaka
1. Zuhal,Dasar Tenaga Listrik,ITB,1990
2. Eugene Lister, Mesin dan Rangkaian Listrik vol 6, Erlangga, 1993
3. M.Kostenko and L.Piotrovsky,electrical Machines part two, 1950

Anda mungkin juga menyukai