Anda di halaman 1dari 26

Bab 2.Konsep-Konsep Dasar.

• 1.Introduksi.
• 2.Notasi Subscript Tunggal.
• 3.Notasi Subscript Ganda
• 4.Daya pada rangkaian-rangkaian ac berfasa tunggal.
• 5.Daya kompleks.
• 6.Segitiga daya.
• 7.Arah dari aliran daya.
• 8.Tegangan dan arus dalam rangkaian seimbang.
Bab 2.Konsep-Konsep Dasar.
• 9.Daya pada rangkaian-rangkaian tiga fasa yang seimbang.
• 10.Kuantitas-kuantitas per unit.
• 11.Mengubah dasar dari kuantitas per unit.
2.1.Introduksi.
• 1.Nilai maksimum dan nilai rms.
• v = 141.4 cos (wt + 30), i = 7.07 cos wt.
• Vmaks = 141.4 dan Imaks = 7.07
• /V/ = 141.4/V2, /I/ = 7.07/V2 adalah nilai-nilai root-mean-square atau
nilai efektif ( effectife value ), disebut juga istilah besaran
( magnitude ), adalah angka yang terbaca pada jenis-jenis volt meter
dan amper meter.
• 2.Besaran Phasor.
• I = 5<0 = 5 + j0 A, artinya Arus dipilih sebagai Phasor ( pedoman )
2.1.Introduksi.
• Dan tegangan yang mendahului ( lead ) phasor referensi 30 adalah
• V = 100<30 = 86.6 + j50 V.
• 3.Tanda-tanda Polaritas.
• Tanda + dan – untuk tegangan, anak panah untuk menunjukkan arah
arus.
• Dalam ekivalen fasa tunggal ( single-phase equivalent ) dari suatu
rangkaian 3 fasa, notasi subscript-tunggal ( single subscript notation )
sudah cukup, tetapi notasi subscript ganda biasanya lebih sederhana
untuk pengolahan ketiga-tiga fasa sekaligus.
2.2.Notasi Subscript Tunggal.
• Pada gambar 2.1. rangkaian dibawah :
• il = (2.1)
• Vt =Eg-il*Zg (2.2)
• Eg = emf dengan polaritas + dan -, panah menunjukkan arah arus.
• Sedangkan l, t, a adalah subscript tunggal.
• Beberapa simpul ditandai dengan huruf, misal a dan b, maka tegangan
sesaat va = vt, vb = vl, dan tegangan phasor Va = Vt, Vb = Vl.
2.3.Notasi Subscript Ganda.
• 1.Polaritas.
• Tanda +/- untuk tegangan dan anak panah pada arus dapat
dihilangkan pada NSG.
• 2.NSG.
• ¡l dengan arah panah menunjukkan arah arus dari a ke b, dalam NSG
dituliskan menjadi ¡ab.
• Vab = Iab *ZA = Iab*Zab, dengan membalikkan subscript, maka jadi
berbeda 180◦, Vab = Vba˂180◦ = - Vba. (2.3)
2.4.Daya Pada Rangkaian ac Berfasa
Tunggal.
• 1.Daya pada terminal beban ᶀ-n.
• ʋᶀп = Vmaks Cos ɯt, iᶀп = Imaks Cos ( ɯt-ɵ )
• p = ʋᶀп*iᶀn = Vmaks* Imaks Cos ɯt Cos ( ɯt-ɵ ) (2.7)
• Sudut ɵ adalah positif untuk arus yang tertinggal ( lagging ) dan
negatif untuk arus yang mendahului ( leading ).Dengan persamaan
trigonometrik persamaan (2.7) dapat diubah jadi
• p = Cos ɵ ( 1 + Cos 2ɯt ) + in ɵ sin 2ɯt (2.8)
• dimana Vmaks*Imaks / 2 dapat diganti dg.l Van l*l Ian l
2.4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• 2.Rangkaian RL paralel.
• Dari gb.2.3.

• Komponen ian yang sefasa dengan Van adalah iR, dimana { IR } = {Ian}
Cos ɵ, jika nilai maksimum dari ian adalah Imaks, maka nilai
maksimum dari iR adalah Imaks Cos ɵ
• Untuk ʋan = Vmaks Cos ῳt, maka :
2.4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• iR = Imaks Cos ɵ Cos ῳt (2.9)
• Komponen ian yang ketinggalan 90◦ dari ʋan adalah ix yg. nilai
maksimumnya adalah Imaks Sin ɵ, karena ix ketinggalan 90◦ dari ʋan,
maka : ix = Imaks Sin ɵ Sin ῳt (2.10)
• ʋan*iR = Vmaks*Imaks Cos ɵ (2.11)
• yang adalah daya sesaat pada tahanan dan = bagian pertama dari
persamaan (2.8). Gambar 2.4 memperlihatkan ʋan*iR yang digambar
terhadap t. Demikian pula :
2 .4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• ʋan*ix = Vmaks*Imaks Sin ɵ Sin ῳt Cos ῳt
• = (2.12)
• yang adalah = daya sesaat pada induktansi dan sama pula dengan
bagian kedua dari persamaan (2.8). Gamb 2.5 memperlihatkan ʋan,
ix terhadap t.
• Jika persamaan (2.8) diteliti lebih lanjut, akan terlihat bahwa bagian
pertama dimana terdapat cos ɵ akan selalu positif dan nilai rata-
ratanya adalah P = ɵ (2.13)
2.4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• Atau dengan memasukkan nilai-nilai rms dari tegangan dan arus,
• P = {V}*{I} Cos ɵ. (2.14)
• Cos ɵ adalah faktor daya ( power factor )
• Untuk rangkaian induktif mempunyai faktor daya yang ketinggalan
( lagging power faktor ), dan rangkaian kapasitif mempunyai faktor
daya yang mendahului ( leading power faktor )
• Bagian kedua dari persamaan (2.8) dimana terdapat Sin ɵ, selalu
berubah dari + ke – dan sebaliknya, nilai rata-ratanya = nol,
dinamakan
2.4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• daya reaktif sesaat ( instantaneous reactive power ), nilai
maksimumnya = Q = Daya Reaktif = Daya Voltamper.
•Q=ɵ (2.15)
• Q = {V}*{I} Sin ɵ (2.16)
=
(2.17)
Bila Z = R + jX, {I}*{Z} = {V} dimasukkan dalam pers.(2.14) & (2.16),
P= Q= (2.18) (2.19)
2.4.Daya pada rangkaian ac fasa
tunggal.
• Dengan mengingat : R = {Z} Cos ɵ dan X = {Z} Sin ɵ maka
• P= dan Q= (2.20)
• Dari pers. (2.14) dan (2.16), untuk menghitung faktor daya Q/P=tanɵ
• Faktor daya = Cos ɵ = Cos
• Dari pers. (2.14) dan (2.17) Cos ɵ =
2.5.Daya Kompleks.
• Bila tegangan pada suatu beban / rangkaian, dan arus yang mengalir
dinyatakan dengan V = {V}˂α dan I = {I} ˂β, maka tegangan * arus
conjugate adalah :
• VI* = V˂α x I˂-β = {V}{I}˂α-β. (2.21)
• Kuantitas ini disebut Daya Kompleks diberi simbol S, bentuk kompleks
• S = {V}{I} Cos (α-β) + J{V}{I} Sin (α-β) (2.22)
• Karena α-β adalah sudut fasa antara tegangan dan arus, jadi = ɵ
dalam persamaan terdahulu, maka :
• S = P + jQ (2.23)
2.6.Segitiga Daya.
• Dari pers.(2.23) Cos ɵ = P/ S sehingga dapat digambarkan segitiga
daya seperti gb.2.7. untuk beban induktif
• Untuk beban kapasitif, akan mempunyai daya reaktif negatif dan
gambarnya Q kebawah.
2.7.Kuantitas-Kuantitas Per Unit.
.1.Tegangan Dasar.
• Tegangan dasar besarnya ditentukan, misalnya 120 KV, maka
tegangan-tegangan 108, 120, 126 KV berturut-turut adalah 0.9 , 1.0
dan 1.05 per unit atau 90, 100, 105 %.
• 2.Satuan Dasar yang lain.
• Jika nilai-nilai dasar dari arus dan tegangan sudah dipilih maka nilai-
nilai dasar dari impedansi dan kilovoltamper dapat ditentukan.
• Berlaku rumus-rumus dibawah ini untuk hubungan bermacam-macam
kuantitas :
2.7.Kuantitas-Kuantitas Per unit.
• Arus dasar A = (2.40)
• Impedansi dasar =
• Impedansi dasar = W (2.42)
• Daya dasar, kwȋᵩ = dasar kvaȋᵩ (2.44)
• Daya dasar, Mwȋᵩ = dasar MVAȋᵩ (2.45)
• Impedansi per unit dari suatu rangkaian =
• (2.46)
2.7.Kuantitas-Kuantitas per unit.
• Contoh 1 :
• KVA₃ᵩdasar = 30,000 kva, KVιι dasar = 120 kv, maka :
• KVAȋᵩ dasar =
• KVιп dasar =
• Untuk tegangan antar saluran sebenarnya sebesar 108 kv, tegangan
dari saluran ke netral adalah 108/ dan
• Tegangan per-unit = = 0.90
2.7.Kuantitas-Kuantitas per-unit.
• Untuk daya tiga fasa total sebesar 18,000 kw , daya per fasa adalah
6,000 kw, dan Daya per-unit = = = 0.6
• Jika tidak dinyatakan lain, suatu nilai dasar tegangan dalam suatu
sistem 3 fasa, adalah tegangan antar saluran, dan suatu nilai dasar
kilovoltamper atau Megavoltamper adalah nilai dasar untuk 3 fasanya
• Impedansi dasar dan arus dasar dapat langsung dihitung,
• Arus dasar, A = (2.47)
• Impedansi dasar =x1,000 (2.48)
2.7.Kuantitas-Kuantitas per-unit.
• Impedansi dasar = (2.49)
• Impedansi dasar = (2.50)
• Contoh 2.3 : gb.2.23.
2.7.Kuantitas-Kuantitas per-unit.
• Tegangan terminal dari sebuah beban terhubung Y, yang terdiri dari
impedansi2 yang sama dari Ώ adalah 4.4 kv antar saluran. Impedansi
pada masing2 saluran dari ketiga saluran2 yang menghubungkan
beban ke rel dari sebuah substation adalah Zι = 1.4˂75◦ Ώ, Tentukan
tegangan antar saluran pada rel substation !
• Jawaban : besarnya tegangan ke netral pada: beban adalah 4,400/ =
2,540 V, jika Vап yaitu tegangan pada beban dipilih sebagai referensi,
maka Vап = 2,540˂0◦ V dan Iап = = 127.0˂-30◦ A.
• Tegangan saluran ke netral pada substation adalah :
2.7.Kuantitas-Kuantitas per-unit.
• Vап + Iап*Zι = 2,540˂0◦ + 127˂-30◦ * 1.4˂75◦ =2,540˂0◦ + 177.8˂45◦
= 2,666 + j125.7 = 2,670˂2.70◦ V.
• Dan besarnya tegangan pada rel substation = *2.67 = 4.62 kv.
• Contoh 2.4 :
• Carilah jawaban dari contoh 2.3 dengan cara kerja per-unit dan
dengan dasar dari 4.4 kv, 127 A sehingga baik besarnya tegangan
maupun besarnya arus menjadi 1.0 per-unit. Dalam contoh ini
ditentukan arus, dan bukannya kilovoltamper, karena kuantitas yang
tersebut belakangan ini tidak masuk kedalam permasalahan.
2.7.Kuantitas-Kuantitas per-unit.
• Jawaban :
• Impedansi dasar adalah : = 20.0 Ώ
• Dan karena itu besarnya impedansi beban adalah juga 1.0 per-unit.
• Impedansi saluran = Z = = 0.07˂75◦ per-unit.
• Vап = 1.0˂0◦ + 1.0˂-30◦*0.07˂75◦ = 1.0˂0◦ + 0.07˂45◦ = 1.0495 +
j0.0495 = 1.051˂2.70◦ per-unit.
• Vιп = 1.051x
• Vιι = 1.051x4.4 = 4.62 kv.
2.8.Soal-soal.
• 1.Jika ʋ = 141.4 sin ( + 30◦ ) V dan i = 11.31 cos(-30◦) A, hitunglah
untuk masing2 a)nilai maksimum b)nilai rms c)rumus phasor dalam
bentuk polar dan rectangular dengan memilih tegangan sebagai dasar,
apakah rangkaian itu induktif atau kapasitif ?
• 2.Suatu sumber tegangan Eап = -120˂210◦ v dan arus yang mengalir
lewat sumber tersebut adalah Iпа = 10˂60◦ A, carilah nilai2 P, Q dan
jelaskan apakah sumber tersebut memberikan atau menerimanya.
• 3.Sebuah generator ( yang dapat digambarkan sebagai suatu emf yang
terhubung seri dengan sebuah reaktansi induktif) mempunyai rating
500 MVA, 22 KV, kumparan2nya yang terhubung Y mempunyai
2.8.Soal-Soal.
• reaktansi 1.1 pu. Hitunglah nilai Ohm dari reaktansi kumparan2nya.
• 4.Generator pada soal 3 berada dalam suatu rangkaian dimana
dasar2nya ditetapkan sebagai 100 MVA, 20 KV. Bertolak dari nilai pu.
Yang diberikan dalam soal 3, tentukanlah nilai pu. dari reaktansi
kumparan2 dengan dasar yang tersebut diatas.
• 5.Tentukan arus yang ditarik dari saluran 440-v 33 15 hp yang
beroperasi pada beban penuh dengan efisiensi 90 % dan faktor daya
80 % tertinggal,
• Hitunglah P & Q yang ditarik dari saluran.
2.8.Soal-soal.
• 6.Sebuah motor 3 menarik 20 kva dengan faktor daya 0.707 dari
sumber 220-v.
• Tentukan rating kva dari kapasitor2 untuk membuat faktor daya
kombinasi menjadi 0.9 tertinggal dan tentukan juga arus saluran
sebelum dan sesudah penambahan kapasitor.

Anda mungkin juga menyukai