Disusun Oleh:
LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
1. Mengenal karakteristik beberapa elemen listrik : lampu wolfram, NTC,
hambatan gulung, hambatan karbon, dsb
2. Mengenal hubungan seri dan parallel
B. Tujuan Khusus
1. Mengamati karakteristik beberapa elemen listrik
2. Mengamati adanya percobaan hasil pengamatan bila digunakan
voltmeter di depan amperemeter atau dibelakang amperemeter
3. Membuat koreksi-koreksi terhadapa hambatan dalam alat ukur listrik
4. Membandingkan hasil ramalan dan hasil pengamatan, untuk
karakteristik dua elemen listrik yang dihubungkan secara seri atau
paralel
5. Melihat kenyataan bahwa hukum Ohm hanya berlaku pada elemen
listrik yang linier (hukum hanya berlaku pada keadaan khusus tidak
berlaku umum untuk semua elemen).
Keterangan :
PS = Power supply
V = Voltmeter
A = Amperemeter
Pada hubungan seri maka arus I yang melalui elemen I sama dengan
arus I yang melalui elemen 2 sedangkan V = V1 + V2 Pada hubungan pararel
maka V1 = V2= V dan I = I1 + I2.
BAB II
1. Sumber arus DC
2. DC Amperemeter
3. DC multi voltmeter
4. Kabel-kabel penghubung
5. Beberapa elemen listrik, hambat gulung, hambat karbon, NTC, diode, dan
sebagainya
BAB III
METODE PERCOBAAN
1. Disusun rangkaian seperti pada gambar 4-1 untuk lampu Honda (metode I)
2. Diamati harga arus listrik beberapa harga beda potensial rendah sampai
potensial tinggi dan sebaliknya amati pula harga arus bila lampu tersebut
diberi beda potensial negative. (perhatikan potensial maksimum jangan
dilampaui: tanyakan pada asisten)
3. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk beberapa elemen listrik yang diberi oleh
asisten (dua elemen atau tiga elemen saja)
4. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang dihubungkan
secara seri (ditentukan oleh asisten)
5. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang dihubungkan
secara pararel.
6. Diulangi percobaan 1 s/d 5 untuk rankaian seperti pada gambar 4-2 (metode
II)
7. Catatan
a. Diperhatikan betul-betul batas ukur sumber arus dan alat ukur yang lain
b. Diperhatikan dengan mengubah batas ukur suatu alat ukur berarti
mengubah hambatan dalam alat ukur tersebut.
c. Diamati keadaan b di atas dengan mengubah batas ukur pada voltmeter
(pada harga V yang sama) dan mengganti amperemeter dan sebaliknya.
BAB IV
Pengukuran Individu
No. R V I R hitung
1. 100 3V 50 mA 60 ohm
2. 200 3V 24 mA 125 ohm
I. Seri
No. I (mA) V (Volt) Ω
1 14 3 100+200=300 214,2857
2 12 3 200+200=400 250
II. Paralel
No. I (A) V (Volt) Rangkaian Teoritis Ω
1 2 0,75 1 1 1 66,67 Ω 0,375
= +
𝑅 200 100
2 2 0,5 1 1 1 100 Ω 0,250
= +
𝑅 200 100
III. Dioda
No V I P=VxI R
1 1 1,9 1,9 watt 0,5263
2 1 2,25 2,25 watt 0,4444
1. Pengukuran individu
𝑉 3𝑉
1) 𝑅 = = = 60 𝑜ℎ𝑚
𝐼 0,05 𝐴
𝑉 3𝑉
2) 𝑅 = = = 125 𝑜ℎ𝑚
𝐼 0,024 𝐴
2. Seri
𝑉 3𝑉
1) 𝑅 = = = 214,2857 𝑜ℎ𝑚
𝐼 0,014 𝐴
𝑉 3𝑉
2) 𝑅 = = = 250 𝑜ℎ𝑚
𝐼 0,012 𝐴
3. Paralel
𝑉 0,75 𝑉
1) 𝑅 = = = 0,375 𝑜ℎ𝑚
𝐼 2𝐴
𝑉 0,50 𝑉
2) 𝑅 = = = 0,250 𝑜ℎ𝑚
𝐼 2𝐴
4. Dioda
1) 𝑃 = 𝑉. 𝐼
= 1 𝑉𝑜𝑙𝑡 . 1,9 𝐴 = 1,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
2) 𝑃 = 𝑉. 𝐼
= 1 𝑉𝑜𝑙𝑡 . 2,25 𝐴 = 2,25 𝑤𝑎𝑡𝑡
5. Hambatan Gulung
1) 𝑃 = 𝑉. 𝐼
= 1,25 𝑉𝑜𝑙𝑡 . 0,25 𝐴 = 0,3125 𝑤𝑎𝑡𝑡
2) 𝑃 = 𝑉. 𝐼
= 3,5 𝑉𝑜𝑙𝑡 . 0,70 𝐴 = 2,45 𝑤𝑎𝑡𝑡
BAB V
PEMBAHASAN
𝑉
𝑅=
𝐼
Keterangan :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Tegangan (Volt) adalah energi potensial dari aliran listrik yang tesimpan
dalam bentuk muatan listrik. Semakin besar nilai voltase maka semakin banyak
elektron yang dapat dipindahkan melalui konsuktor tersebut. Sedangkan beda
potensial adalah perbedaan voltase pada 2 titik dalam sebuah rangkaian.
Arus listrik merupakan aliran muatan listrik yang dapat terjadi hanya jika
terdapat perbedaan voltase yang menyebabkan aliran elektron dalam sebuah
konduktor. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negative (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elekron yang
bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Berdasarkan rumus, hubungan antara arus adalah berbanding lurus
dengan voltase sedangkan arus akan berbanding terbalik dengan hambatan. Maka
semakin besar voltase, semakin besar juga arus yang akan mengalir dalam
rangkaian. Semakin besar hambatan, maka arus yang mengalir akan tertekan
proposional terhadap nilai hambatan.
Selain tegangan dan arus, ada besaran yang diperoleh akibat aktivitas
elektron bebas dalam suatu rangkaian listrik, yaitu daya. Daya listrik adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian.
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung daya listrik dalam sebuah
rangkaian listrik adalah sebagai berikut :
𝑃=𝑉𝑥𝐼
Atau
𝑃=𝑉𝑥𝐼
𝑃 = (𝐼 𝑥 𝑅)𝑥 𝐼
𝑃 = 𝐼2𝑅
Atau
𝑃=𝑉𝑥𝐼
𝑃 = 𝑉 𝑥 (𝑉⁄𝑅 )
𝑃 = 𝑉 2 /𝑅
Keterangan :
Suatu rangkaian dengan tegangan tinggi dan arus yang rendah mungkin
melepaskan jumlah daya yang sama sebagaimana rangkaian dengan tegangan
rendah dan arus yang tinggi. Baik nilai tegangan maupun nilai arus menunjukkan
besarnya daya dalam rangkaian listrik.
Pada praktikum “Karakteristik Beberapa Elemen Listrik” dilakukan dengan
dua metode yakni metode pertama dengan penempatan voltmeter diantara
amperemeter dan beban yang diukur. Metode kedua dengan penempatan
amperemeter diantara voltmeter dan beban yang diukur. Pada praktikum yang
dilakukan, didapatkan hasil yaitu hambatan hitung pada pengukuran individu
yaitu 60 dan 125 ohm, pada rangkaian seri didapatkan hambatan yaitu 214,2857
dan 250 ohm, pada rangkaian paralel didapatkan hambatan yaitu 0,375 dan 0,25
ohm, pada diode didapatkan hasil daya yaitu 1,9 dan 2,25 watt, dan pada
hambatan gulung didapatkan hasil daya yaitu 0,3125 dan 2,45 watt.
BAB VI
KESIMPULAN