Anda di halaman 1dari 9

HUKUM OHM

(Praktikum 3)

Disusun oleh :
Yanuar Muhammad Iqbal
LT-1C no 23
TANGGAL : Kamis , 19 Maret 2015

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


TAHUN AKADEMIK 2014/2015

I.

Pendahuluan
Hukum ohm adalah hukum yang menyatakan bahwa besarnya arus listrik yang mengalir
pada suatu rangkaian listrik berbanding lurus dengan besarnya tegangan dan berbanding
terbalik dengan besarnya resistansi tahanan didalam rangkaian tersebut.

II.

Dasar Teori
Sebelum membahas mengenai hukum ohm mari kita kenali komponennya terlebih

dahulu
1. ARUS
Arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir tiap
satuan waktu. Biasanya arus memiliki satuan A (ampere) atau dalam rumus terkadang
ditulis I. Arus listrik merupakan gerakan kelompok partikel bermuatan listrik dalam arah
tertentu. Arah arus yg mengalir dalam suatu konduktor adalah dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
2. TEGANGAN
Tegangan listrik (voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V). Besaran ini mengukur
energi potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran dalam sebuah konduktor
listrik.
3. HAMBATAN
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen
elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yg melewatinya. Hambatan dinyatakan
dalam satuan ohm.
Hukum ohm adalah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yg mengalir melalui
sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan beda potensial yg diterapkan
kepadanya. Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yg dikenakan
kepadanya. Walaupun pernyataan ini tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar,
namun istilah hukum ohm tetap digunakan dengan alaan sejarah. Secarara matematis
hukum ohm dirumuskan dengan persamaan :
V=IxR
Dengan :
V = tegangan / beda potensial dalam satuan volt
R = Resistansi tahanan dalam satuan ohm
I = Arus yang mengalir dalam rangkaian
Peralatan dan Bahan
No
1

Nama
Power Supply DC

Jumlah
1

5V

Multimeter Analog

Resistor

Resistor Geser

Lampu Pijar

Kabel Hubung

10

III. GambarPercobaan
Gambar 1. Pengukuran Arus yang mengalir pada rangkaian menggunakan beberapa nilai
resistor dengan sumber tegangan 5 Volt

Gambar 2. Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan resistor geser 50 ohm dan
sumber tegangan diubah ubah antara 3-10 Volt

Gambar 3. Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan resistor geser 220 ohm
dan sumber tegangan diubah ubah antara 2-9 Volt

Gambar 4 Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan lampu 12 volt dan sumber
tegangan diubah ubah antara 2-9 Volt

IV. Hasil Percobaan


Tabel 1. Pengukuran Arus yang mengalir pada rangkaian menggunakan beberapa nilai resistor
dengan sumber tegangan 5 Volt

No

Resistor ()

1
2
3
4
5

47
220
330
680
3300

SS
0,25 A
0,25 A
25 mA
25 mA
2,5 mA

Pengukuran Arus (Ampere)


FS
C

250
0,001
100
50
0,005
4,25
250
0,1
142,5
50
0,5
14
50
0,05
29

I (mA)
100
21,25
14,25
7
1,45

Tabel 2
Pengukuran Arus
dan tegangan
rangkaian
menggunakan

resistor geser 50 ohm dan


sumber tegangan diubah ubah antara 3-10 Volt
N
o
1
2
3
4

Pengukuran Tegangan Sumber (Voltmeter)


SS
FS
C

V
10
10
1
2,9
2,9
10
10
1
3,8
3,8
10
10
1
4,75
4,75
10
10
1
5,6
5,6

Pengukuran Arus (Amperemeter)


SS
FS
C

I (mA)
0,3 A
30
0,01
6,75
67,5
0,3 A
30
0,01
8
80
0,3 A
30
0,01
10,5
105
0,3 A
30
0,01
13
130

5
6
7
8

10
10
10
10

10
10
10
10

1
1
1
1

6,7
7,6
8,6
9,8

6,7
7,6
8,6
9,8

0,3 A
0,3 A
0,3 A
0,3 A

30
30
30
120

0,01
0,01
0,01
0,0025

14,5
16,5
19
87

145
165
190
217,5

Tabel 3 Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan resistor geser 220 ohm dan
sumber tegangan diubah ubah antara 2-9 Volt
N
o
1

Pengukuran Tegangan Sumber (Voltmeter)


SS
FS
C

V
2
10
10
1
2

10

10

2,9

2,9

10

50

0,2

19,5

3,9

10

50

0,2

24,5

4,9

10

50

0,2

29,25

5,85

10

50

0,2

34,75

6,95

10

50

0,2

39,5

7,9

10

50

0,2

45

Pengukuran Arus (Amperemeter)


SS
FS
C

I (mA)
30 mA 12
0,00025
39 0,00975
0
12
0,00025
56 14
0
12
0,00025
76 19
0
12
0,00025
94 23,5
0
12
0,00025 115 28,75
0
0,3
12
0,0025
13 32,5
0
0,3
12
0,0025
15 37,5
0
0,3
12
0,0025
17 42,5
0

Tabel 4 Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan lampu 12 volt dan sumber
tegangan diubah ubah antara 2-9 Volt

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8

V.

Pengukuran Tegangan Sumber (Voltmeter)


SS
FS
C

V
10
50
0,2
10
2
10
50
0,2
15
3
10
50
0,2
19,75
3,95
10
50
0,2
24,5
4,9
10
50
0,2
29,75
5,95
10
50
0,2
34
6,8
10
50
0,2
39,5
7,9
10
50
0,2
44,75
8,95

Analisa Hasil Percobaan

SS
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3
0,3

Pengukuran Arus (Amperemeter)


FS
C
I (mA)
120
0,0025
12
30
120
0,0025
15
37,5
120
0,0025
18
45
120
0,0025
21
52,5
120
0,0025
24
60
120
0,0025
26
65
120
0,0025
28
70
120
0,0025
30
75

Grafik pengukuran arus yang mengalir pada rangkaian menggunakan beberapa nilai resistor
dengan sumber tegangan 5 Volt

Grafik Arus Fungsi Tahanan

Grafik Arus Fungsi


Tahanan

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa nilai arus berbanding terbalik dengan nilai tahanan,
semakin besar nila tahanan pada suatu rangkaian maka arus yang mengalir pada rangaian
tersebut semakin kecil.
Grafik 2 Pengukuran Arus dan tegangan rangkaian menggunakan resistor geser 50 ohm, 220
ohm, dan lampu 12 Volt dan sumber tegangan diubah ubah antara 3-10 Volt

Arus (mA) untuk R = 50 ohm

Arus (mA) untuk R = 220 ohm

Arus (mA) untuk Lampu 12 Volt

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa nilai arus berbanding lurus dengan nilai tegangan, dan
berbanding terbalik dengan nilai tahanan, semakin besar tegangan sumber yang terpasang
maka semakin besar pula arus yang mengalir pada rangkaian tersebut, sedangkan dari grafik
terdapat resistor 50 0hm dan resistor 220 ohm ternyata besar arus yang mengalir pada resistor
50 ohm lebih besar dibandingkan dengan arus yang mengalir pada resistor 220 ohm.

VI. Jawaban Pertanyaan

1. Buatlah grafik arus fungsi tahanan !


2. Buatlah grafik arus fungsi tegangan !
Jawab :
1.

Grafik Arus Fungsi Tahanan

Grafik Arus Fungsi


Tahanan

2.

Arus (mA) untuk R = 50 ohm

Arus (mA) untuk R = 220 ohm

Arus (mA) untuk Lampu 12 Volt

VII. Kesimpulan
Hukum ohm adalah hukum fisika yang menyatakan bahwa besarnya arus yang mengalir
pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan besarnya tegangan yang terpasang dan
berbanding terbalik dengan besarnya tahanan yang ada.

Penulisan hukum ohm secara matematis adalah


V=IxR
Dengan :
V = tegangan / beda potensial dalam satuan volt
R = Resistansi tahanan dalam satuan ohm
I = Arus yang mengalir dalam rangkaian

VIII. Daftar Pustaka


1. http://www.blogteknisi.com/2014/08/pengertian-dan-penjelasanhukumohm.html
2. http://rinworlds.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-hukumohm.html
3. Wasono, Adi.2009.Praktikum Listrik Dasar.Semarang
http://lpratikum.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai