Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

KARAKTERISTIK BEBERAPA ELEMEN LISTRIK

Disusun Oleh:

Sindy Safitri NPM :062120034

Tanggal Percobaan : Minggu, 4 April 2021


Kelas : Kimia B1

Dosen Praktikum : Mohammad Farid Huzain, M.EngTech.


Asisten Praktikum : Nurma Angeliani Komalasari, S.Si.

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2021
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Tujuan Percobaan

A. Tujuan Umum
1. Mengenal karakteristik beberapa elemen listrik : lampu wolfram, NTC,
hambatan gulung, hambatan karbon, dsb
2. Mengenal hubungan seri dan parallel

B. Tujuan Khusus
1. Mengamati karakteristik beberapa elemen listrik
2. Mengamati adanya percobaan hasil pengamatan bila digunakan
voltmeter di depan amperemeter atau dibelakang amperemeter
3. Membuat koreksi-koreksi terhadapa hambatan dalam alat ukur
listrik
4. Membandingkan hasil ramalan dan hasil pengamatan, untuk
karakteristik dua elemen listrik yang dihubungkan secara seri atau
paralel
5. Melihat kenyataan bahwa hukum Ohm hanya berlaku pada elemen
listrik yang linier (hukum hanya berlaku pada keadaan khusus tidak
berlaku umum untuk semua elemen).

I.2. Dasar Teori

Elemen listrik biasanya bentuk sederhana komponen listrik


seperti resistor, kapasitor, dan induktor , yang digunakan
dalam analisis dari jaringan listrik. Contoh elemen listrik yang sering
digunakan yaitu diaoda, trafo, resistor dan lain-lain.
Suatu elemen listrik x bila diberi beda potensial mengalir arus listrik
didalamnya. Untuk suatu hambatan biasa pada umumnya grafik
karakteristik V Vs I adalah linier sedangkan elemen-elemen lain tidak linier.
Daya (power) yang diberikan pada suatu elemen listrik adalah P = V x I.

Keterangan :

PS = Power supply

V = Voltmeter

A = Amperemeter

X = Beban yang diukur (elemen listrik)

Pada hubungan seri maka arus I yang melalui elemen I sama dengan
arus I yang melalui elemen 2 sedangkan V = V1 + V2 Pada hubungan pararel
maka V1 = V2= V dan I = I1 + I2.
BAB II

ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan yang digunakan dalam percobaan

1. Sumber arus DC
2. DC Amperemeter
3. DC multi voltmeter
4. Kabel-kabel penghubung
5. Beberapa elemen listrik, hambat gulung, hambat karbon, NTC, diode, dan
sebagainya
BAB III
METODE PERCOBAAN

1. Disusun rangkaian seperti pada gambar 4-1 untuk lampu Honda (metode I)
2. Diamati harga arus listrik beberapa harga beda potensial rendah sampai
potensial tinggi dan sebaliknya amati pula harga arus bila lampu tersebut
diberi beda potensial negative. (perhatikan potensial maksimum jangan
dilampaui: tanyakan pada asisten)
3. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk beberapa elemen listrik yang diberi oleh
asisten (dua elemen atau tiga elemen saja)
4. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang
dihubungkan secara seri (ditentukan oleh asisten)
5. Diulangi percobaan 1 dan 2 untuk dua buah elemen listrik yang
dihubungkan secara pararel.
6. Diulangi percobaan 1 s/d 5 untuk rankaian seperti pada gambar 4-2 (metode
II)
7. Catatan
a. Diperhatikan betul-betul batas ukur sumber arus dan alat ukur yang lain
b. Diperhatikan dengan mengubah batas ukur suatu alat ukur berarti
mengubah hambatan dalam alat ukur tersebut.
c. Diamati keadaan b di atas dengan mengubah batas ukur pada voltmeter
(pada harga V yang sama) dan mengganti amperemeter dan sebaliknya.
BAB IV

DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

IV.1. Data Pengamatan

Pengukuran Individu

No R V I R hitung
.
1. 100 3V 50 mA 60 ohm
2. 200 3V 24 mA 125 ohm

I. Seri
No I (mA) V (Volt) Ω
.
1 14 3 100+200=300 214,2857
2 12 3 200+200=400 250

II. Paralel
No I (A) V (Volt) Rangkaian Teoritis Ω
.
1 2 0,75 1 1 1 66,67 Ω 0,375
= +
R 200 100
2 2 0,5 1 1 1 100 Ω 0,250
= +
R 200 100

III. Dioda
No V I P=VxI R
1 1 1,9 1,9 watt 0,5263
2 1 2,25 2,25 watt 0,4444

IV. Hambatan Gulung


No V I P=VxI R
1 1,25 0,25 0,3125 watt 5
2 3,5 0,7 2,45 watt 5
IV.2. Perhitungan

1. Pengukuran individu
V 3V
1 ¿ R= = =60 ohm
I 0,05 A
V 3V
2 ¿ R= = =125 ohm
I 0,024 A

2. Seri
V 3V
1 ¿ R= = =214,2857 ohm
I 0,014 A
V 3V
2 ¿ R= = =250 ohm
I 0,012 A

3. Paralel
V 0,75 V
1 ¿ R= = =0,375 ohm
I 2A

V 0,50V
2 ¿ R= = =0,250 ohm
I 2A

4. Dioda
1) P=V . I
¿ 1Volt . 1,9 A=1,9 watt
2) P=V . I
¿ 1Volt . 2,25 A=2,25 watt

5. Hambatan Gulung
1 ¿ P=V . I
¿ 1,25 Volt . 0,25 A=0,3125 watt
2 ¿ P=V . I
¿ 3,5 Volt . 0,70 A=2,45 watt
BAB V

PEMBAHASAN

Hukum Ohm menyatakan bahwa, apabila arus listrik mengalir ke dalam


sebuah penghantar, intensitas arusnya sama dengan tegangan yang
mendorongnya dibagi dengan tahanan penghantar. Atau secara matematis,
hukum ohm dituliskan sebagai persamaan :

V
R=
I
Keterangan :

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

R = Nilai hambatan atau resistensi listrik (Ohm)

Berdasarkan hukum ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan yang


digunakan dalam suatau rangkaian yang dilewati kuat arus sebesar 1 ampere
dengan beda apotensial 1 Volt.

Maka kita dapat mendefinisikan hambatan sebagai perbandingan antara


beda potensial dan kuat arus. Semakin besar sumber tegangan maka semakin
besar arus yang dihasilkan, dan besar kecilnya hambatan listrik tidak
dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh Panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan. (Hayt, 1991)

Tegangan (Volt) adalah energi potensial dari aliran listrik yang tesimpan
dalam bentuk muatan listrik. Semakin besar nilai voltase maka semakin banyak
elektron yang dapat dipindahkan melalui konsuktor tersebut. Sedangkan beda
potensial adalah perbedaan voltase pada 2 titik dalam sebuah rangkaian.

Arus listrik merupakan aliran muatan listrik yang dapat terjadi hanya jika
terdapat perbedaan voltase yang menyebabkan aliran elektron dalam sebuah
konduktor. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negative (-),
sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elekron yang
bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif (+), arah arus listrik dianggap
berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Berdasarkan rumus, hubungan antara arus adalah berbanding lurus


dengan voltase sedangkan arus akan berbanding terbalik dengan hambatan.
Maka semakin besar voltase, semakin besar juga arus yang akan mengalir dalam
rangkaian. Semakin besar hambatan, maka arus yang mengalir akan tertekan
proposional terhadap nilai hambatan.

Selain tegangan dan arus, ada besaran yang diperoleh akibat aktivitas
elektron bebas dalam suatu rangkaian listrik, yaitu daya. Daya listrik adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian.
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung daya listrik dalam sebuah
rangkaian listrik adalah sebagai berikut :

P=V x I

Atau

P=V x I

P= ( I x R ) x I

P=I 2 R

Atau

P=V x I

P=V x ( VR )
P=V 2 /R

Keterangan :

P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)

V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)

I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)

R =Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)


Suatu rangkaian dengan tegangan tinggi dan arus yang rendah mungkin
melepaskan jumlah daya yang sama sebagaimana rangkaian dengan tegangan
rendah dan arus yang tinggi. Baik nilai tegangan maupun nilai arus
menunjukkan besarnya daya dalam rangkaian listrik.

Pada praktikum “Karakteristik Beberapa Elemen Listrik” dilakukan dengan


dua metode yakni metode pertama dengan penempatan voltmeter diantara
amperemeter dan beban yang diukur. Metode kedua dengan penempatan
amperemeter diantara voltmeter dan beban yang diukur. Pada praktikum yang
dilakukan, didapatkan hasil yaitu hambatan hitung pada pengukuran individu
yaitu 60 dan 125 ohm, pada rangkaian seri didapatkan hambatan yaitu
214,2857 dan 250 ohm, pada rangkaian paralel didapatkan hambatan yaitu
0,375 dan 0,25 ohm, pada diode didapatkan hasil daya yaitu 1,9 dan 2,25 watt,
dan pada hambatan gulung didapatkan hasil daya yaitu 0,3125 dan 2,45 watt.
BAB VI

KESIMPULAN

Pada praktikum “Karakteristik Beberapa Elemen Listrik” dilakukan dengan


dua metode yakni metode pertama dengan penempatan voltmeter diantara
amperemeter dan beban yang diukur. Metode kedua dengan penempatan
amperemeter diantara voltmeter dan beban yang diukur. Pada praktikum yang
dilakukan, didapatkan hasil yaitu hambatan hitung pada pengukuran individu
yaitu 60 dan 125 ohm, pada rangkaian seri didapatkan hambatan yaitu
214,2857 dan 250 ohm, pada rangkaian paralel didapatkan hambatan yaitu
0,375 dan 0,25 ohm, pada diode didapatkan hasil daya yaitu 1,9 dan 2,25 watt,
dan pada hambatan gulung didapatkan hasil daya yaitu 0,3125 dan 2,45 watt.
DAFTAR PUSTAKA

 Aini Yunanda, Yuspiter Ndruru. 2014. Laporan Praktikum Fisika Dasar 2.


http://yuspitersahabat.blogspot.com/2014/06/laporan-praktikum-fisika-
dasar-2.html?m=1. (Diakses pada Jumat, 9 April 2021, pukul 19.30 WIB)
 Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

 Irham Derza. 2021. “BAB II KARAKTERISTIK ELEMEN LISTRIK”.


https://www.academia.edu/11989687/BAB_II_KARAKTERISTIK_ELEMEN_LI
STRIK. (Diakses pada Jumat, 9 April 2021 pukul 20.00 WIB)
 P. Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga,
 Rahmad, Azly. 2018. Hubungan Antar Daya, Tegangan dan Arus Listrik.
https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/09/hubungan-
antara-tegangan-arus-dan-daya.html#:~:text=Besar%20Daya%20Listrik%2
0(Watt)%20dipengaruhi,maka%20Semakin%20Besar%20Daya%20(Watt).
(Diakses pada Jumat, 9 April 2021 pukul 19.00 WIB.)

Anda mungkin juga menyukai