KARAKTERISTIK DIODA
OLEH:
NIM : A1C317005
KELOMPOK : 1 ( SATU)
UNIVERSITAS JAMBI
2018
PERCOBAAN IV
𝐼𝐷 = 𝐼𝑆 [𝑒 (𝑉𝐷 ⁄𝑛 .𝑉𝑇) − 1]
Menurut Keppens, dkk. (2008: 2), For moderate voltages in the range of 2 to
2.5 V, an exponential increase in the current is observed. If the diode current is
dominated by diffusion processes, the forward current-voltage characteristic of an
𝑒𝑈𝑓
𝐼 = 𝐼𝐷 exp ( )
𝑘𝑇
The quantities ID, e, k, and T represent the diffusion saturation current under reverse-
bias conditions, the elementary charge, the Boltzmann constant, and the temperature
of the diode junction, respectively. However, if the current is dominated by space
charge recombination, the forward current voltage behavior should be described by
𝑒𝑈𝑓
𝐼 = 𝐼𝑅 exp ( )
2𝑘𝑇
with IR being the recombination saturation current. Because both current mechanisms
are expected to be present at the same time, experimental I-Uf characteristics are
commonly modeled by the experimental Shockley equation
𝑒𝑈𝑓
𝐼 = 𝐼𝑆 exp ( )
𝑛𝑘𝑇
where n is the ideality factor of the diode, which has a theoretical value between 1
and 2. IS represents the effective saturation current as a combination of ID and IR.
𝑃𝑛 = 𝑃𝑖 2
Menurut Istradi (2017:14-16), ada dua jenis diode daya yang biasa digunakan,
yaitu:
2. Multimeter = 1 unit
3. Dioda = 1 buah
4. Resistor = 1 kΩ 1 buah
V. Prosedur percobaan
Forward bias
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan saat
melaksanakan percobaan.
2. Periksa semua bahan dan peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang baik.
3. Siapkan sebuah dioda dan resistor sebesar 1k ohm yang akan digunakan
dalam praktikum ini.
7. Pastikan jumper serta kabel telah dalam posisi yang baik dan benar. Pastikan
dengan benar agar tidak terjadi shorting!
8. Nyalakan power supply dan atur tegangan input yang diinginkan dengan
menggunakan power supply. Untuk memudahkan mengetahui tegangan
dengan tepat sebaiknya gunakan multimeter, pastikan memakai mode
tegangan DC.
9. Ukurlah tegangan pada dioda (VD) dan arus yang mengalir pada dioda (ID)
dengan menggunakan multimeter.
10. Ubah tegangan pada power supply sesuai dengan yang ada pada tabel 4.1
11. Pada setiap perubahan tegangan ukur kembali VD dan ID.
12. Catat hasil percobaan pada table kerja 4.1!
Reverse Bias
Ulangi percobaan pada percobaan diatas namun dengan bentuk rangkaian
seperti pada gambar dibawah ini!
Pastikan posisi dioda dan power supply benar. Catat hasil percobaan pada table
kerja 4.2!
Reverse Bias
VSumber (Volt) VD (Volt) ID (A)
0.8 0.4 0.38
1 0.4 0.49
VII. Pembahasan
Pada percobaan ini praktikan melakukan percobaan sebanyak dua kali dengan
memvariasikan tegangan yang diberikan pada percobaan forward bias dan reverse
bias. Tegangan yang diberikan yaitu 0.8 volt dan 1 volt yang di rangakai seperti
gambar dibawah ini :
Dari rangkaian pengujian tersebut dapat dibuat kurva karakteristik diode yang
merupakan fungsi dari arus ID, yaitu arus yang melalui diode, terhadap tegangan
VD, yaitu beda tegangan antara titik a dan titik b.
Dari hasil prcobaan diketahui pada rangkaian forward bias:
Untuk Vsumber O.8 volt diperoleh VD sebesar 0.79 volt dan ID sebesar 0
Ampere.
Untuk Vsumber 1 volt diperoleh VD sebesar 0.99 volt dan ID sebesar 0 Ampere.
Sedangkan pada rangkaian reverse bias diperoleh data hasil :
Untuk Vsumber O.8 volt diperoleh VD sebesar 0.4 volt dan ID sebesar 0.38
Ampere.
Untuk Vsumber 1 volt diperoleh VD sebesar 0.4 volt dan ID sebesar 0.49
Ampere.
Dari hasil percobaan ini dapat diketahui bahwa pada rangkaian forward bias,
semakin besar sumber tegangan yang diberikan maka semakin besar pula
tegangan VD yang dihasilkan dan nilai ID pada kedua sumber yang berbeda akan
sama. Sedangkan pada rangkaian reverse, VD yang diperoleh akan sama besar
dan ID yang dihasilkan akan semakin besar untuk Vsumber yang besar.
VIII. Kesimpulan
Surjono, H. D. 2007. Elektronika: Teori dan Penerapan. Cerdas Ulet Kreatif: Patrang
Jember.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya. Cetakan Pertama. ITB:
Bandung.
LAMPIRAN
1. Lampiran Hitung
Forward Bias
1) Vsumber = 0.8 Volt
𝑉𝐷
𝑅𝐷 =
𝐼𝐷
0.79 𝑉
𝑅𝐷 =
0𝐴
𝑅𝐷 = ∞
2) Vsumber = 1 Volt
𝑉𝐷
𝑅𝐷 =
𝐼𝐷
0.99 𝑉
𝑅𝐷 =
0𝐴
𝑅𝐷 = ∞
Reverse Bias
1) Vsumber = 0.8 Volt
𝑉𝐷
𝑅𝐷 =
𝐼𝐷
0.4 𝑉
𝑅𝐷 =
0.38 𝐴
𝑅𝐷 = 1.05 Ω
2) Vsumber = 1 Volt
𝑉𝐷
𝑅𝐷 =
𝐼𝐷
0.4 𝑉
𝑅𝐷 =
0.49 𝐴
𝑅𝐷 = 0.82 Ω
2. Lampiran Gambar
PERCOBAAN VII
V. Prosedur Percobaan
Percobaan mengukur penguatan rangkaian common emitter
1. Persiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan saat
melaksanakan percobaan.
2. Periksa semua bahan dan peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang
baik.
3. Buatlah rangkaian common emitter sepertigambar dibawah ini!
VII. Pembahasan
Transistor adalah komponen semikonduktor yang terdiri atas sebuah
bahan type P dan diapit oleh dua bahan tipe N (transistor NPN) atau terdiri atas
sebuah bahan tipe N dan diapit oleh dua bahan tipe P (transistor PNP).
Transistor memiliki tiga kaki, yaitu kolektor (C), basis (B) dan emitor (E).
Emitor adalah bahan semikonduktor yang diberi tingkat doping sangat tinggi,
Kolektor diberi doping dengan tingkat yang sedang dan Basis diberi doping
yang sangat rendah. Apabila pada terminal transistor tidak diberi tegangan bias
dari luar, maka semua arus akan nol atau tidak ada arus yang mengalir,
sedangkan apabila diberi tegangan bias aktif, maka pengosongan pada
persambungan emitor-basis menjadi semakin sempit karena mendapatkan bias
maju, sementara daerah pengosongan pada persambungan basis-kolektor
menjadi semakin melebar karena mendapat bias mundur. Adapun karakteristik
transistor dapat disajikan dengan transistor akan ditinjau tiga kurva, yaitu
kolektor,kurva basis dan kurva beta.
Seperti yang diketahui bahwa transistor dapat memperbedar level sinyal
keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Adapun kelebihan dari sebuah
transistor tidak hanya dapat menguatkan sinyal tetapi juga bias sebagai penguat
arus, daya dan tegangan. Sehingga agar suatu transistor dapat bekerja sebagai
penguat secara optimal, maka harus dibutuhkan titik penguat transistor dan juga
harus sama dengan yang ditentukan oleh garis beban AC/DC.
Adapun pada praktikum tentang transistor sebagai penguat dibutuhkan kit
komponen, multimeter, osiloskop, sinyal generator, kabel jumper, catu daya,
breadboard, resistor 1 kΩ, kapasitor 47 nF, 10 nF dan transistor tipe NPN dan
PNP. Pada praktikum kami melakkan percobaan untuk mengukur VCC, VCE, dan
VBE. Di mana nilai masing-masingnya sebesar 12 volt, 12,7 volt dan 0,7 volt.
Sementara IB dan IC masing-masing sebesar – 0,01 A dan 0,05 A. Sedangkan
tegangan masukan (VIn) sebesar 5,5 Volt dan tegangan keluaran (VOut) sebesar
16, 8 Volt. Sehingga diperoleh besar penguatan pada transistor sebesar 3,05
kali. Hal ini sesuai dengan teori yang ada di mana transistor berfungsi sebagai
penguat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar arus yang mengalir,
maka semakin besar tegangannya. Sedangkan hasil tegangan masukan akan
lebih kecil dari hasil tegangan keluaran. Hal ini disebabkan oleh transistor yang
berfungsi sebagai penguat. Adapun untuk mengukur tegangan dapat dilakukan
dengan kaki emitor digroundkan, lalu input diletakkan ke basis dan output
diletakkan pada kaki kolektor. Adapun alasan VOut lebih besar dari VIn karena
ketika arus mengalir dari sumber menuju kapsitor, maka kapasitor akan
menyimpan muatan yang mengalir dari sumber sampai penuh d dalam kapasitor
dan kemudian dialirkan, sehingga tegangan keluaran lebih besar sedangkan
tegangan masukan lebih kecil karena arus yang diterima seadanya dari sumber
arus.
Adapun karakteristik dari transistor sebagai penguat, yaitu : sinyal
outputnya berbalik fasa 180° terhadap sinyal input, sering dipakai pada penguat
frekuensi rendah, mempunyai stabilitas penguatan yang rendsh karena
bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor.
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1. Karakteristik dari transistor sebagai penguat, yaitu : sinyal outputnya
berbalik fasa 180° terhadap sinyal input, sering dipakai pada penguat
frekuensi rendah, mempunyai stabilitas penguatan yang rendsh karena
bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor.
2. Prinsip kerja transistor sebagai penguat adalah transistor bekerja pada
wilayah antara titik jenuh dan titik kondisi terbuka (cut-off), tetapi
tidak pada kondisi keduanya. Sedangkan prinsip transistor sebagai
saklar adalah transistor akan bekerja pada kondisi terbuka (cut-off)
apabila arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil sehingga bekerja
seperti saklar yang terbuka dan kondisi jenuh jika basis transitor diberi
arus yang cukup besar sehingga bekerja seperti saklar yang tertutup.
3. Mencari penguatan rangkaian dapat menggunakan rumus :
𝐼𝐶
𝛽=
𝐼𝐵
𝑉𝑜𝑢𝑡
𝛽=
𝑉𝑖𝑛
DAFTAR PUSTAKA
2. Lampiran gambar
Bentuk gelombang