Oleh
Nama : Dinar Rahman Tsaqif
NIM : 1731120134
B. Dasar Teori
Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat satu buah tahanan saja
pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan lain, yang dapat
dirangkaian dalm beberapa cara lain:
Jadi jelas bahwa hubungan tahanan tersebut diatas dirangkai menurut kebutuhan.
Hubung Seri
Gambar 4.1 memperlihatkan rangkaian 3 buah tahanan yang dihubungkan secara seri
Gambar 4.1
Dari Hukum Kirchoff II didapatkan :
E = I.Rs
Jadi:
Rs = R1 + R2 + R3
Dari persamaan diatas terbukti bahwa tahanan total dari rangkaian seri adalah jumlah
dari harga masing – masing tahanan atau dalam rumus umumnya ditulis:
Rs = R1 + R2 + R3 + …………….. + Rn
Hubungan Paralel
Gambar 4.2
I = I1 + I2 + I3
Sehingga:
1 1 1 1
= 𝑅1 + 𝑅2 +
𝑅𝑝 𝑅3
Atau dalam rumus umumnya adalah:
1 1 1 1 1
= 𝑅1 + 𝑅2 + + …………….. + 𝑅𝑛
𝑅𝑝 𝑅3
Hubungan Kombinasi/Campuran
Dalam hubungan kombinasi (campuran seri paralel) besarnya tahanan pengganti dapat
dicari dengan menggabungkan rumus – rumus pada hubungan seri dan paralel
(bergantung susunan/rangkaian).
Sebagai salah satu contoh adalah Gambar 4.3 yang merupakan rangkaian dari 3 buah
tahanan yang dihubungkan secara kombinasi seri paralel.
Gambar 4.3
𝑅1 . 𝑅2
RAB = R1 + 𝑅1+𝑅2
Hubungan Paralel
Gambar 4.5
2. Melakukan pengukuran sesuai dengan Tabel 4.2 VS = 15 Volt
Hubungan Kombinasi
1. Dari hasil percobaan Anda, tunjukan bahwa hubungan seri suatu tahanan
merupakan penjumlahan dari tahanan – tahanan!
2. Sesuaikah percobaan rangkaian Gambar 4.5 yang telah Anda lakukan dengan
teori? Jelaskan!
3. Pada percobaan rangkaian Gambar 4.6, bandingkan hasil pengukuran antara VR2
dan VR3! Mengapa demikian ? Jelaskan!
4. Ada 7 buah tahanan masing - masing 3x18Ω;2x10Ω;2x1Ω rangkailah tahanan
tersebut agar diperoleh tahanan 13Ω
5. Tentukan nilai tahanan total pada rangkaian ini!
R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 18 Ω
Jawaban
1. Tabel 4.1
2.
No. R(Ω) R(Ω) Arus I (mA) Tahanan Total (Ω)
Menurut Diukur I1 I2 I3 Diukur Dihitung
Kode
1. 1000 ± 1% 950 20,5 15,5 4,5 720 732
3300 ± 5% 3200
Dari data percobaan rangkaian 4.5 (Hubungan Paralel) diatas menggunakan resistor
berkode warna antara lain; R1= 1000 ± 1% (Ω) dan R2= 3300 ± 5% (Ω). Dua buah resistor
tersebut dirangkai paralel dan terukur di ohmmeter sebesar 720(Ω). Sesuai hukum Ohm didapatkan
persamaan rangkaian yang terhubung paralel se per nilai totalnya didapat dari penjumlahan se per
nilai masing – masing resistor. Dengan demikian, hasil penjumlahannya sebesar 732. Terbukti bahwa
persamaan rangkaian yang terhubung seri terhubung paralel se per nilai totalnya didapat dari
penjumlahan se per nilai masing – masing resistor . Selanjutnya, untuk pembagi arus diketahui bahwa
arus yang masuk sebesar 20,5 mA ; Arus yang masuk R1 sebesar 15,5 mA ; dan Arus yang masuk R2
sebesar 4,5 mA. Sesuai persamaan pembagi arus yang menyebutkan bahwa berbanding terbalik atau
(R1/(R1+R2)xItot) meruapakan arus yang mengalir pada R2 ataupun sebaliknya. Dengan begitu
terbukti bahwa percobaaan yang telah kami lakukan benar sesusai teori dan hukum ohm. Walaupun
ada nilai selisih antara hasil pengukuran dan perhitungan dikarenakan beberapa factor antara lain;
nilai toleransi resistor, kalibrasi, dan salah baca alat ukur yang sudah kami minimalisir namun tetap
terjadi.
3. Tabel 4.3
Dari data hasil percobaan diatas nilai VR2 = 10,2 Volt dan VR3 = 10,2 Volt.
Diketahui bahwa nilai VR2 dan VR3 adalah sama dikarenakan keduanya tersusun secara
paralel. Hal itu juga membuktikan bahwa pembagi tegangan hanya terjadi pada rangkaian
tersusun seri sedangkan untuk rangkaian tersusun paralel tidak terjadi pembagi tegangan.
Secara matematis pembuktiannya sbb;
V = IR
R didapat dari penjumlahan secara paralel kedua resistor diatas. Selanjutnya, I merupakan
arus yang masuk ke kedua resistor diatas. Sehingga, V di R2dan R3 ialah sama.
4.Perhitungan :
R1//R2//R3 = ((18x18):36) = 9
= ((9x18):27) = 6 Ω
R4//R5 = ((10x10):20) = 5 Ω
Jadi R total, 6 + 5 + 2 = 13 Ω
5. Gambar nomor 5 dapat di ilustrasikan sama dengan gambar berikut;
Perhitungan :
R2//R3//R4 = ((18x18):36) = 9
= ((9x18):27) = 6 Ω
Jadi R total = 18 + 6 + 18 = 42 Ω
Analisa
Dari percobaan ke-1 nilai tahanan dibuat seri agar tegangan semakin naik. Naiknya tegangan
karena tahanan sebanding dengan arus apabila disusun seri maka tahanan akan lebih besar
dari pararel , ketika arus disusun secara pararel pada percobaan 2 maka arus akan semakin
kecil, hal ini terjadi karena jika tahanan dihubungkan pararel nilai tahanan semakin kecil.
Sedangkan perhitungan tahanan kombinasi tidak tentu arusnya, perhitungan arus ini bisa di
hitung dengan hukum ohm sedangkan tahanannya bisa di hitung dengan cara mencari Nilai
tahanan seri(Rs) , Nilai tahanan paralel (Rp), dan Nilai tahanan yang terhubung pada
rangkaian seri-paralel.
Kesimpulan
3. Nilai tahanan yang terhubung pada seri-paralel dihitung melalui kombinasi persamaan
resistor seri dan paralel.