1. TUJUAN
2. TEORI DASAR
V1 V2 V3
R1 R2 R3
R2
R1
R3
Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
R3 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
V
I=
Rtot
10
I=
3000
I=0.0033 A
I =3.3 mA
Percobaan 2 :
Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga
hasilnya :
No Resistansi (Ω) Arus (mA)
Nilai
Kode
resistansi
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 3.3
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 1.53
R3 = 3K3 3300
Tegangan
Percobaan 1 :
- Masing-masing resistor
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V¿ I x R
V¿ 0.0033 x 1000
V¿ 3.3 V
- Tegangan total
Vtot = Itot x Rtot
Vtot = 0.0033 A x 3000 Ω
Vto t = 9.9 V
Percobaan 2 :
Menghitung tegangan masing-masing atau tegangan total pada resistor
menggunakan rumus yang sama dengan rumus di atas sehingga hasilnya :
Resistansi (Ω) Jatuh Tegangan (V)
No Nilai
Kode VRx VTOT
resistansi
1. R1 = 1 K 1000 3,3 9,9
R2 = 1 K 1000
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000 1,5
2. R2 = 2K2 2200 3,3 9.75
R3 = 3K3 3300 4,95
Resistansi total
Percobaan 1 :
R1×R2
Rtot =
R 1+ R 2
1 K ×1 K
=
1 K +1 K
= 500 Ω
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total menggunakan rumus yang sama dengan rumus
di atas, maka hasilnya :
Resistansi (Ω) Resistansi
No Nilai Total (Ω)
Kode
Resistansi
R1 = 1 K 1000
1. 500
R2 = 1 K 1000
R1 = 2,2K 2200
2. 687,5
R2 = 1K 1000
R1 = 3,3K 3300
3. 300
R2 = 330 330
Pengukuran arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
R2 = 1K Ω = 1000 Ω
Dik : V = 10 V
V
I tot =
Rtot
10
I tot =
500
Itot =0,02 A
Itot =20 mA
Itot =I 1
V V
I 2= I 3=
R1 R2
10 10
I 2= I 3=
1000 1000
I 2=0,0 1 A I 3=0,01 A
I 2=10 mA I 3=10 mA
Percobaan 2 :
Menghitung arus pada percobaan 2 sama dengan rumus di atas sehingga
hasilnya :
No Resistansi Arus (mA)
(Ω)
Kode Perhitungan I1 I2 I3
1. R1 = 1 K 1000
20 10 10
R2 = 1 K 1000
2. R1 = 2K2 2200
14,5 4,53 9,97
R2 = 1 K 1000
3. R1 = 3K3 3300
33,3 3,03 30,3
R2 = 330 330
Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω = 1000 Ω
V1=I 1 x Rtot
V1=0.02 x 500
V1=10 V
Karena alat ukur volmeter dirangkai paralel dengan beban maka semua
tegangan sama :
No Resistansi Jatuh
(Ω) Tegangan (V)
Kode Perhitungan V1 V2
1. R1 = 1 K 1000 10 10
R2 = 1 K 1000
2. R1 = 2K2 2200 10 10
R2 = 1 K 1000
3. R1 = 3K3 3300 10 10
R2 = 330 330
R1 = 1K 994 A1 = 3
R2 = 1K 994 6,6 3,4 3,4 A2 = 7 1497 1500
1.
R3 = 1K 994 A3 = 7
R1 = 1K 994 A1 = 3
A2 =
R2 = 2,2K 2188
4,4 5,8 5,8 4,5 2315 2320
2.
A3 =
R3 = 3,3K 3296
4,5
Resistansi total
Percobaan 1 :
R2×R3
Rtot = R 1+
R 2+ R 3
1 K ×1 K
Rtot = 1K+
1 K +1 K
Rtot = 1500 Ω
Percobaan 2 :
Untuk menghitung resistansi total maka digunakan rumus yang sama dengan
rumus diatas sehingga hasilnya :
No Resistansi Resistansi
(Ω) Total
Kode Perhitungan (Ω)
1. R1 = 1 K 1000
R2 = 1 K 1000 1500
R3 = 1 K 1000
2. R1 = 1 K 1000
R2 = 2K2 2200 2320
R3 = 3K3 3300
Pengukuran Arus
Percobaan 1 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
V
I tot =
R tot
10
I tot =
1 5 00
I tot =0,0067 A=6,7 mA = I1
R2= 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
V
I 2=
R2
10
I 2=
2200
I 2=0,0045 A=4,5 mA
Percobaan 2 :
Untuk R1= 1K Ω = 1000 Ω
V = 10 V
V
I tot =
Rtot
10
Itot =
2320
Itot =0,0043 A=4,3 mA = I1
R2 = 2,2K Ω = 2200 Ω
V = 10 V
V
I 2=
R2
10
I 2=
2200
I 2=4,54 mA
R3 = 3,3K Ω = 3300 Ω
V = 10 V
V
I 3=
R3
10
I 3=
3300
I 3=3,03 mA
No Resistansi Arus
(Ω) (mA)
Kode Warna Perhitungan A1 A2 A3
R1 = 1 K 1000
1. R2 = 1 K 1000 6,7 4,5 4,5
R3 = 1 K 1000
R1 = 1 K 1000
2. R2 = 2K2 2200 4,3 4,54 3,03
R3 = 3K3 3300
Tegangan
Percobaan 1 :
Untuk R1 = 1K Ω
V1 = I1 × R1
V1 ¿ 0.0067 x 1000
V1 ¿ 6.7 V
R2 = 1K Ω
V 2 = I2 × R 2
V2 = 0,0045 × 1000
V2 ¿ 10 V
R3 = 1K Ω
V 3 = I3 × R 3
V3 = 0,0045 × 1000
V3 ¿ 10 V
Percobaan 2 :
Untuk R = 1K Ω
V 1 = I1 × R 1
V1 = 0,0043 × 1000
V1 ¿ 4,3 V
Untuk R = 2,2K Ω
V 2 = I2 × R 2
V2 = 0,00454 × 2200
V2 ¿ 1 0V
Untuk R = 3,3K Ω
V 3 = I3 × R 3
V3 = 0,00303 × 3300
V3 ¿ 10 V
No VRx VTOT
2. Rangkaian Paralel
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian paralel
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri
sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Resistansi Resistansi Total Jatuh Tegangan (V)
(Ω) (Ω) V1 V2
Kode P T (%) P T (%) P T (%) P T (%)
1. R1 = 1 K 994 1000 0,6
R2 = 1 K 994 1000 0,6 497 500 0,6 12 10 -20 9 10 10
No Arus
(mA)
A1 A2 A3
Praktek Teori Error Praktek Teori Error Praktek Teori Error
(%) (%) (%)
1. 19 20 5 9,84 10 1,6 9,6 10 4
3. Rangkaian Kombinasi
Untuk mencari persentase kesalahan (error) pada rangkaian kombinasi
digunakan rumus yang sama untuk mencari persentase error pada rangkaian seri
dan rangkaian paralel sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No Kode Resistansi Total Arus
(Ω) (mA)
A1 A2 A3
6. Analisis
a. Percobaan I
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Seri, hasil yang
diperoleh, nilai R dapat dilihat dengan membaca kode warna yang ada pada
Resistor, kadang juga sudah ada tersedia berapa nilainya pada alatnya, dapat
juga diukur menggunakan Ohm Meter. Pada percobaan ini hasil pengukuran
resistansi dan pengukuran arus hasil praktik tak jauh beda dengan hasil teori.
Dapat dilihat bahwa adanya perbedaan antara hasil keduanya, meskipun
begitu hasil praktik sudah memenuhi syarat dari teori, yaitu tahanan luar dari
rangkaian seri tersebut lebih besar dari tahanan dalamnya, sehinga resistor
dialiri arus yang sama
b. Percobaan II
Pada percobaan pengukuran Hubungan Rangkaian Paralel, hasil
pengukuran tahanan total berbeda antara hasil dan praktik, meskipun begitu
hasil praktik sudah memenuhi syarat dari teori, yaitu besar resistansi terkecil
lebih besar dari resistansi total.
Hasil pengukuran arus juga berbeda antara hasil dan praktik, namun
hasil praktik sudah memenuhi syarat dan teori, yaitu tahanan luar rangkaian
paralel lebih kecil dari tahanan dalamnya, sehingga besar resistor
mempengaruhi arus yang mengalir pada sebuah resistor. Jadi arus yg mengalir
tidak sama, besar resistorlah yang mempengaruhinya.
c. Percobaan III
Pada percobaan pengukuran Hubungan Kombinasi yang mana pada
percobaaan pengukuran ini menggabungkan Rangkaian Seri dan Paralel, hasil
yang diperoleh dari pengukuran resistansi total berbeda antara teori dan
praktik.
7. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan pengukuran hubungan seri, paralel, dan juga
kombinasi kemudian melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang telah
didapatkan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1) Hambatan Seri atau Hambatan Total adalah jumlah seluruh hambatan yang
ada pada rangkaian seri dikarenakan ujung-ujung kaki resistor tidak ketemu
(tidak paralel) akan tetapi resistor-resistor yang ada membentuk deretan
sehingga rumusnya adalah Rs = R1 + R2 + R3 + ……… + Rn