Anda di halaman 1dari 9

MODUL I

RESISTANSI DAN HUKUM OHM


Allan Asoka Indra Fani (122130026)
Asisten : Muhammad Husein Abdullah (121130069)
Tanggal Percobaan : 22/09/2023
EL2102_A-6_Praktikum_Rangkaian_Elektrik_1
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak—Resistor pada dasarnya memiliki nilai juga rangkaian paralel. Transformasi dilakukan apabila
toleransi yang berbeda-beda tergantung gelang jembatan wheatstone tidak terdefinisi.
warna. Nilai toleransi berfungsi sebagai rentang
toleransi pada saat pengukuran. Pada rangkaian seri, Adapun tujuan dari percobaan modul 1 ini ialah :
arus yang masuk akan sama dengan arus keluar.
Sedangkan rangkaian paralel, tegangan yang masuk 1. Memahami cara membaca dan menghitung
akan sama dengan tegangan keluar. Transformasi resistansi pada resistor.
Wye-Delta dan Delta-Wye berguna untuk 2. Memahami rangkaian seri dan paralel.
menyederhanakan rangkaian yang kompleks untuk 3. Memahami hubungan Y - ∆ pada rangkaian.
dianalisa. Rangkaian ini digunakan pada rangkaian 4. Memahami dan menerapkan Hukum Ohm.
yang bukan seri dan bukan paralel maupun tidak 5. Memahami rangkaian pembagi tegangan dan
bisa didapatkan dari jembatan wheatstone. pembagi arus.

Kata Kunci— Resistor, Wheatstone, Arus, Tegangan, II. LANDASAN TEORI


Transformasi.
A. Resistor
I. PENDAHULUAN
Resistor adalah suatu komponen elektronika
Resistor merupakan suatu komponen elektronika pasif yang menghambat arus listrik pada suatu rangkaian
yang biasa diguakan utnuk menghambat arus pada suatu [1]. Satuan yang dimiliki komponen resistor ini adalah
rangkaian elektronika. Pengaplikasian resistor telah Ohm (Ω). Nilai Resistansi pada resistor dapat ditentukan
banyak diaplikasikan di segala bidang elektronik, mulai dengan membaca gelang warna pada badan resistor atau
dari peralatan rumah tangga hingga alat transportasi. pengukuran dengan multimeter. Adapun persamaan
Penggunaan resistor juga terbilang mudah untuk hukum Ohm sebagai berikut:
𝑉
dipelajari dan mudah untuk dipraktikan. 𝑅=𝐼1
Ada 3 macam tipe rangkaian yang digunakan
pada praktikum ini yaitu rangkain seri, paralel, dan B. Rangkaian Seri Paralel
rangkaian kombinasi seri-paralel. Pada rangkaian seri,
arusnya akan selalu sama. Sedangkan tegangan pada Rangkaian seri adalah rangkaian yang dibuat
rangkaian paralel akan selalu sama. Hal tersebut dengan berantai atau satu baris [2]. Sehingga arus yang
dicetuskan oleh Gustav Robert Kirchoff, fisikawan masuk sama dengan arus keluar 2. Rangkaian Seri dapat
Jerman. Rangkaian kombinasi yang digunakan ialah dilihat nilai resistansinya dengan rumus
kombinasi seri-paralel yang mana dilakukannya 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + ⋯ + 𝑅𝑛
perhitungan total resistor dengan cara seri dan paralel.
Transformasi Y-∆ dan ∆-Y yang dilakukan ini Rangkaian Paralel adalah rangkaian yang
merupakan peubah rangkaian gunanya untuk komponennya disusun secara sejajar yaitu membentuk
mempermudah kita melakukan analisa pada rangkaian
yang kompleks, yaitu bukan rangkaian seri dan bukan 1
Persamaan Hukum Ohm
2
Persamaan Hukum Kirchoff
beberapa titik percabangan [3]. Pada Rangkaian paralel, 15. Kabel (6 buah banana – BNC, 5 buah jumper)
untuk menghitung nilai total resistansinya dapat
dirumuskan dengan: B. Langkah Kerja
1 1 1 1
= + +⋯+
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅1 𝑅2 𝑅𝑛 Percobaan 1.
Pada rangkaian paralel arus yang mengalir akan terbagi
sedangkan tegangan akan selalu sama.3 Menghitung Nilai
Resistansi tiap Resistor
C. Transformasi Y-∆ dan ∆-Y
Transformasi wye-delta ataupun delta-wye
dilakukan untuk mempermudah analisa rangkaian jika
terdapat bukan rangkaian seri maupun paralel. Hubungan 10 buah resistor dengan nilai
Y-∆ bisa dirumuskan sebagai berikut: berbeda
𝑅1 𝑅2 +𝑅2 𝑅3 +𝑅3 𝑅1
𝑅𝑎 =
𝑅1

𝑅1 𝑅2 +𝑅2 𝑅3 +𝑅3 𝑅1
𝑅𝑏 =
𝑅2 Hitung masing-masing nilai dan
𝑅1 𝑅2 +𝑅2 𝑅3 +𝑅3 𝑅1
toleransinya
𝑅𝐶 =
𝑅3
Hubungan ∆-Y:
𝑅𝑏 𝑅𝑐
𝑅1 =
𝑅𝑎 +𝑅𝑏 + 𝑅𝑐 Ukur semua resistor menggunakan
𝑅𝑐 𝑅𝑎 multimeter
𝑅2 =
𝑅𝑎 +𝑅𝑏 + 𝑅𝑐

𝑅𝑎 𝑅𝑏
𝑅3 =
𝑅𝑎 +𝑅𝑏 + 𝑅𝑐
Catat Semua Hasil
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

1. Power Supply DC (1 buah)


2. Multimeter (1 buah)
3. Bread board (1 buah)
4. Resistor 1 Ω (1 buah)
5. Resistor 56 Ω (1 buah)
6. Resistor 330 Ω (1 buah)
7. Resistor 390 Ω (1 buah)
8. Resistor 470 Ω (1 buah)
9. Resistor 680 Ω (1 buah)
10. Resistor 820 Ω (1 buah)
11. Resistor 3,3k Ω (1 buah)
12. Resistor 4,7k Ω (1 buah)
13. Resistor 100k Ω (1 buah)
14. Resistor 470k Ω (1 buah)
3
Persamaan Hukum Kirchoff
Percobaan 2. Rangkaian rangkai R1=4,7kΩ, R2=3,3kΩ, R3=820Ω,
Seri Paralel R4=330Ω, R5=390Ω, R6=680Ω. Hubung
kombinasi.

Rangkai R1=330Ω, R2=390Ω, R3=680Ω,


hubung secara seri Hitung total resistansi di c-d, b-d, a-d.

Hitung nilai resistansi total


ukur dititik tersebut dengan multimeter

ukur nilai resistansi masing-masing


resistor
catat semua hasil di tabel

Rangkai R1=56Ω, R2=390Ω, R3=330Ω,


R4=3,3kΩ, R5=680Ω, Hubung seri.

Percobaan 3. Transformasi Y-∆


Hitung nilai resistansi masing-masing
resistor

Rangkai R1=330, R2=390Ω, R3=680Ω, R4=820Ω,


R5=470Ω.
Ukur nilai resistansi total pada titik a-c, b-
e, c-f, a-f.

Hitung nilai resistansi total dengan rumus Y-∆


Rangkai R1=330Ω, R2=3,3kΩ, R3=4,7kΩ.
hubung paralel

Hitung resistansi total di titik a-d, b-d, c-d. Ukur total resistansi

ukur nilai resistansi di titik tersebut. Hitung dengan rumus ∆-Y.


Percobaan 4. Pembagi Arus dan Rangkai R1=4,7kΩ, R2=470Ω, R3=820Ω,
Tegangan R4=330Ω, R5=390Ω, R6=680Ω, hubung
kombinasi.

Rangkai R1=56Ω, R2=390Ω, R3=330Ω, R4=470Ω,


R5=680, Hubung seri.
Sambung v1=12 Volt

Sambung dengan sumber V1=12 Volt

Hitung tegangan di c-d, b-d, a-d

Hitung besar tegangan masing-masing resistor pada


a-c, b-e, c-f, a-f.

ukur besar tegangan pada titik-titik tersebut.

ukur besar arus

ukur arus di titik-titik tersebut


Rangkai R1=330Ω, R2=470Ω, R3=680Ω, Hubung
paralel.

catat semua hasil.


Sambung V1=5 Volt

IV. HASIL DAN ANALISIS

A. Percobaan 1. Menghitung Nilai Resistansi Pada


Hitung besar arus masing-masing resistor. Tiap Resistor

Tabel 1-2. Perhitungan dan Pengukuran Nilai Resistor

No. Resistor Nilai Resistansi


(Ω) Perhitungan Tolera Pengukura
Ukur besar arus masing-masing resistor (Ω) nsi n (Ω)
(%)
1 1 Coklat, Emas 1
Hitam 5%
2 56 Hijau, Biru, Emas 58
Hitam 5%
Ukur besar tegangan 3 330 Oren, oren, Emas 338
coklat 5%
4 390 Oren, putih, Perak 383 kalibrasi, dan kondisi ruangan. Untuk itu, digunakan
coklat 5% nilai toleransi, yang mana sebagai acuan kita dalam
5 470 Kuning, Emas 462 pengukuran menggunakan multimeter. Terdapat
Ungu, Coklat 5% perbedaan yang sangat signifikan pada resistor 100k dan
6 680 Biru, Abu, Emas 676 470k. Nilai-nilai resistor yang besar mengakibatkan
coklat 5% kesalahan dalam pengukuran, dikarenakan beberapa
7 820 Abu, merah, Emas 817 faktor seperti yang sudah disebutkan.
Coklat 5%
8 3.300 Oren, Oren, Emas 3.200
Merah 5% B. Percobaan 2. Rangkaian Seri Paralel
9 4.700 Kuning, Emas 4.600 Tabel 1-3 Perhitungan dan Pengukuran Resistansi Total
Ungu, merah 5%
Rangkaian Titik Nilai Resistansi Total
10 100.000 Coklat, Emas 74.000
Perhitungan Ω PengukuranΩ
Hitam, 5%
Seri 1 a-b 1400Ω 1392 Ω
Kuning
Seri 2 a-c 446 Ω 448 Ω
11 470.000 Kuning, Emas 154.000
b-e 4020 Ω 3998 Ω
Ungu, 5%
Kuning c-f 4310 Ω 4302 Ω
Perhitungan: a-f 4756 Ω 4721 Ω
1. Coklat, Hitam, Emas= 1Ω ± 5% Paralel a-d 282 Ω 278 Ω
1 × 100 × 5% b-d 1938 Ω 278 Ω
c-d 4700 Ω 278 Ω
2. Hijau, Biru, Hitam, Emas=56 Ω ± 5% Kombinasi c-d 309,5 Ω 426 Ω
5 6 × 100 × 5% b-d 302,4 Ω 298 Ω
3. Oren, Oren, Coklat, Emas=330 Ω ± 5% a-d 5002,4 Ω 4910 Ω
3 3 × 101 × 5% Perhitungan:
1. Seri 1 titik a-b: R1=330 Ω, R2=390 Ω, R3=680
4. Oren, Putih, Coklat, Perak=390 Ω ± 10% Ω.
3 9 × 101 × 10% R1+R2+R3=330 Ω+390 Ω+680 Ω=1400 Ω
5. Kuning, Ungu, Coklat, Emas=470 Ω ± 5% 2. Seri 2 titik a-c: R1=56 Ω + R2= 390 Ω= 446 Ω
4 7 × 101 × 5% Titik b-e: R2 390 Ω + R3 330 Ω + R4 3300 Ω =
4020 Ω
6. Biru, Abu, Coklat, Emas=680Ω ± 5% Titik c-f: R3 330 Ω + R4 3300 Ω +R5 680 Ω=
6 8 × 101 × 5% 4310 Ω
7. Abu, Merah, Coklat, Emas=820 Ω ± 5% Titik a-f: R1+R2+R3+R4+R5= 4756 Ω
8 2 × 101 × 5% 3. Paralel R1= 330 Ω, R2= 3300 Ω, R3 4700 Ω.
1 1 1 1
Titik a-d: 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 = 282 Ω
8. Oren, Oren, Merah Emas=3300 Ω ± 5% 1 1 1
3 3 × 102 × 5% Titik b-d: 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅2 + 𝑅3 = 1938 Ω
9. Kuning, Uungu, Merah, Emas=4700 Ω ± 5% Titik c-d: R3= 4700 Ω
4 7 × 102 × 5% 4. Kombinasi R1= 4700 Ω, R2= 3300 Ω, R3= 820
Ω, R4= 330 Ω, R5= 390 Ω, R6= 680 Ω.
10. Coklat, Hitam, Kuning, Emas=100000 Ω ± 5% 1 1
Titik c-d= 𝑅5 + ( R3+R6) = 309,5Ω
1 0 × 104 × 5%
1 1
Titik b-d= +( ) = 302,4Ω
11. Kuning, Ungu, Kuning, Emas= 470000 Ω ± 5% 𝑅4 R2+Rc−d
4 7 × 104 × 5% Titik a-d= R1+Rb-d = 5002,4 Ω.

Analisis Tabel 1-2: Analisis Tabel 1-3:


Pada perhitungan dan pengukuran tabel 1-2 ini Sama seperti halnya tabel 1-2, perhitungan dan
didapatkan perbedaan. Namun, perbedaan yang pengukuran tidak berbanding sama. Hal itu dikarenakan
didapatkan tidak terlalu jauh sehingga masih masuk ke beberapa faktor yang mempengaruhi nilai pengukuran
dalam nilai toleransi. Terdapat beberapa faktor yang dalam rentang toleransi. Kemudian terdapat
mempengaruhi perbedaan nilai pada perhitungan dan kemungkinan juga kesalahan dalam perhitungan
pengukuran, yaitu faktor human error, faktor sistem terutama pada rangkaian paralel dan kombinasi, yang
mana rangkaian tersebut komplek untuk dianalisa c-d b-d a-d c-d b- a-d
sehingga menyebabkan kesalahan dalam pengukuran d
maupun perhitungan. Kombin 2,2 0,5 12 1,3 1,3 1,3
asi
C. Percobaan 3. Transformasi Y-∆ Perhitungan:
Tabel 1-4. Perhitungan dan Pengukuran Y-∆ dan ∆-Y
1. Seri: VR1= 𝐼 × 𝑅1 = 0,0062 × 56 = 0,34 𝑉
VR2= 𝐼 × 𝑅2 = 0,0062 × 390 = 2,418 𝑉
Nilai Resistansi
Transformasi VR3= 𝐼 × 𝑅3 = 0,0062 × 330 = 2,046 𝑉
Perhitungan (Ω) Pengukuran (Ω)
VR4= 𝐼 × 𝑅4 = 0,0062 × 470 = 2,914 𝑉
Y-∆ 456,3 460
VR5= 𝐼 × 𝑅5 = 0,0062 × 680 = 4,216 𝑉
∆-Y 456,3 460
2. Paralel: V= 5 V, I= V/R
Perhitungan: 𝑉 5
Y-∆ = ∆-Y IR1= 𝑅1 = 330 = 0,015 𝐴
𝑉 5
IR2= 𝑅2 = 470 = 0,01 𝐴
𝑉 5
IR3= 𝑅3 = 680 = 0,007 𝐴
𝑉 12
3. Kombinasi: 𝐼 = 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 4931,8 = 0,0024 𝐴
Vc-d= 𝐼 × 𝑅356 = 0,0024 × 309,5 = 0,74 𝑉
Vb-d= 𝐼 × 𝑅23456 = 0,0024 × 231,8 = 0,5 𝑉
Va-d= 𝐼 × 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 0,0024 × 4931,8 = 11,8 𝑉
𝑉𝑅356 0,384
Ic-d= 𝑅356 = 309,5 = 0,00124 𝐴
𝑉𝑅23456 0,5
Ib-d= 𝑅23456
= 231,8 = 0,0024 𝐴
Gambar 1. Transformasi Rangkaian Delta-Wye 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 12
𝑅1 × 𝑅4 330 × 820 Ia-d= = = 0,0024 𝐴
𝑅𝑎 = = = 147,8Ω 𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 4931,8
𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅4 330 + 820 + 680
𝑅1 × 𝑅3 330 × 680 Analisis Tabel 1-5.
𝑅𝑏 = = = 122,6Ω
𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅4 330 + 820 + 680 Pada rangkaian seri di pengukuran tegangan di
𝑅3 × 𝑅4 680 × 820 R1 berkemungkinan terjadinya kesalahan saat
𝑅𝑐 = = = 304,6Ω
𝑅1 + 𝑅3 + 𝑅4 330 + 820 + 680 pengukuran. Karena terjadi perbedaan yang sangat
𝑅𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 147,8 + ((𝑅𝑏 + 𝑅2)//(𝑅𝑐 + 𝑅5)) = 456,3Ω signifikan pada pengukuran dan perhitungan tegangan di
R1 rangkaian seri. Begitu juga rangkaian paralel.
Analisis Tabel 1-4 Kemudian pada rangkaian kombinasi terjadi kesalahan
Pada gambar 1 Transformasi rangkaian Delta- pada perhitungan dan juga pengukuran, namun ada
Wye dilakukan pada R1, R3, R4 karena membentuk beberapa perhitungan yang mendekati hasil pengukuran.
rangkaian delta, maka bisa disederhanakan dengan Hal ini dikarenakan rangkaian yang terlalu kompleks dan
transformasi ke wye. Didapatkan hasil dari transformasi sulit untuk dianalisa.
yaitu Rtotalnya adalah 456,3Ω. Karena Wye-
Delta=Delta-Wye, maka hasilnya sama. Perhitungan
Wye-Delta atau Delta-Wye ini digunakan untuk
menyederhanakan rangkaian seperti percobaan 3 ini
yang mana rangkaian tersebut tidak dapat ditentukan
oleh jembatan Wheatstone.

D. Percobaan 4. Pembagi Arus dan Tegangan


Tabel 1-5. Pembagi Arus dan Tegangan
Rangkai Tegangan (V)
an R1 R2 R3 R R5 Arus (mA)
4
Seri 3,5 2,4 2,0 3 4,2 1,34
5
R1 R2 R3
Paralel 5 5 5 5 5 0,4 0,4 0,4
V. SIMPULAN

1. Kita dapat membaca dan menghitung nilai resistansi


suatu resistor dengan membaca gelang warna dan
menghitung sesuai pengali toleransi yang ada.
2. Rangkaian seri dimana rangkaiannya disusun secara
bederet atau berantai sehingga tidak membuat titik
percabangan, sedangkan rangkaian paralel
merupakan rangkaian yang disusun memiliki titik
percabangan.
3. Transformasi Y-∆ dan ∆-Y digunakan untuk
menyederhanakan rangkaian yang bukan seri
maupun bukan paralel dan tidak membentuk
jembatan wheatstone
4. Hukum Ohm diterapkan pada rangkaian seri, paralel,
dan kombinasi. Yang mana untuk menghitung nilai
teganga, resistansi, arus, dan daya lebih mudah.
5. Tegangan akan terbagi apabila rangkaiannya seri,
sedangkan arus akan terbagi apabila rangkaiannya
paralel. Dengan memanfaatkan hukum ohm, kita
dapat menyederhanakan rangkaian kombinasi.

VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] I. Yulia Basri and D. Irfan, Komponen Elektronika,


Padang: SUKABINA Press, 2018.
[2] C. Sundaygara, K. Budi and sayadi, Materi Listrik
Magnet, Malang: Media Nusa Creative, 2018.
[3] A. Nurul, U. Niswattul and Endarko, "Rangkaian
Seri dan Paralel," Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya, 2016.
VII. LAMPIRAN

Data pengukuran :

Anda mungkin juga menyukai