Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN DASAR LISTRIK

(L-1)

I. TUJUAN

1. Membuktikan secara eksperimen bahwa resultan resistor yang terhubung seri


akan memperlihatkan nilai yang besar.
2. Membuktikan secara eksperimen bahwa resultan resistor yang terhubung paralel
akan memperlihatkan nilai yang kecil.
3. Membuktikan hasil eksperimen dengan hasil perhitungan.

II. TEORI DASAR

Pengukuran (measurement) merupakan suatu proses pengumpulan data melalui


pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan (Cangelosi, 1995). Pengukuran juga berarti proses membandingkan
suatu besaran dengan satuan yang menjadi patokan (Djonoputro, 1984). Alat ukur
merupakan perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari kuantitas atau variabel
fisis. Istilah meter bisa menjadi satuan panjang sekaligus alat ukur dalam teori fisika.
Alat ukur merupakan perangkat untuk menentukan nilai atau besaran dari kuantitas atau
variabel fisis. Contohnya speedometer pada kendaraan yang berfungsi sebagai alat ukur
laju benda bergerak yang berbentuk “O”. Sedangkan untuk alat ukur besaran listrik
menggunakan multimeter yaitu alat ukur yang mampu mengukur beberapa besaran
listrik (Brindley, 2011).
Besaran pada multimeter disebut resistansi (R) dengan beda potensial (V) dan
arus listrik (I). Di zaman modern ini, multimeter sudah mengalami pembaruan dengan
ditambahkannya termokopel yang berfungsi sebagai pengukur suhu dan pengecekan
polaritas iodida. Ada dua jenis multimeter yang sering digunakan pada praktikum
tentang kelistrikan atau elektronika, yaitu multimeter digital dan multimeter analog.
Perbedaan keduanya ada pada tampilan bacaan (visual unit display) besaran listrik
terukurnya. Keduanya mempunyai kelebihan masing-masing. Multimeter digital lebih
mudah dalam pengoperasian, terjamin kecepatan dan keakuratannya, dan
pengukurannya bernilai diskrit. Sedangkan multimeter analog cocok digunakan untuk
pembelajaran pada tahap awal dan adanya nilai skala terkecil (nst) yang dapat dibaca
berdasarkan batas maksimal skala (range). Multimeter analog memberikan hasil ukuran
yang bernilai kontinu, seperti temperatur skala, jarum pada skala meter, atau
penunjukkan skala elektronik. Hasil pengukuran tegangan atau arus merupakan nilai
dengan jumlah digit tertentu yang akan ditunjukkan pada panel display (Alonso, 1992).
Cara menggunakan multimeter dengan mengatur saklar utama, lalu arahkan pada
simbol besaran listrik yang akan diukur. Jika ingin mengukur resistansi, arahkan saklar
ke simbol resistansi (R). Jika ingin mengukur beda potensial, arahkan saklar ke simbol
beda potensial (V). Begitu pula jika ingin mengfungsikannya sebagai alat ukur arus
listrik (CJ Wells, 2015). Untuk pengukuran resistensi menggunakan multimeter analog.
Oleh karena itu, kabel warna hitam harus selalu pada posisi COM (common) dan kabel
warna merah yang menyesuaikan posisi besaran listrik yang diukur. Acuan nilai
resistensi tersimpan dalam kode atau gelang warna (Giancolli, 2005).

Tabel L-1.1 Gelang Warna Resistor

Gelang Gelang Gelang Multiplier Toleransi


Warna
1 2 3 Gelang 4 Gelang 6
Hitam   0 0 1 Ohm  
Coklat 1 1 1 10 Ohm ± 1%
Merah 2 2 2 100 Ohm ± 2%
Orange 3 3 3 1 K Ohm  
Kuning 4 4 4 10 K Ohm  
100 K
Hijau 5 5 5 ± 0,5%
Ohm
Biru 6 6 6 1 M Ohm ± 0,25%
Ungu 7 7 7 10 M Ohm ± 0,10%
Abu-abu 8 8 8   ± 0,05%
Putih 9 9 9    
Emas       0,1 Ohm ± 5%
Perak       0,01 Ohm ± 10%

Pada rangkaian listrik, pengukuran arus dipasang seri, sedangkan pengukuran


tegangan dipasang paralel. Rangkaian seri resistor merupakan rangkaian yang terdiri
dari dua atau lebih resistor yang disusun seri atau sejajar. Rangkaian ini akan
menghasilkan nilai resultan yang lebih besar, karena arus yang melewati setiap resistor
sama, yang berarti
I₁ = I₂ = I₃ = I (L-1.1)
Sehingga, berdasarkan hukum Ohm, resultan pengganti pada rangkaian seri adalah
R s = R1 + R2 + R3 + ... + Rn (L-1.2)
Sedangkan, nilai tegangan pada setiap resistor rangkaian paralel adalah sama
V₁ = V₂ = V₃ = V (L-1.3)
Sehingga, resultan pengganti pada rangkaian paralel adalah
1 1 1 1 1
= + + + …+ (L-1.3)
R p R1 R2 R3 Rn
Medan E searah dengan gaya muatan positif dan arah arus merupakan aliran
positif, maka arah arus searah dengan medan listrik. Arah medan listrik dari potensial
tinggi ke rendah. Diasumsikan potensial titik a lebih besar daripada b. Dan ΔL kecil,
sehingga medan listrik yang melintasi segmen itu konstan, dengan beda potensial V
antara titik a dan b yaitu
V = V a −V b=E ΔL (L-1.4)
Kesimpulannya, arus pada suatu segmen kawat sebanding dengan beda
potensial yang melintasi segmen. Hasil ini dikenal dengan Hukum Ohm dengan
1
konstanta kesebandingan , R (resistansi):
R
1 V
I = V atau R = (L-1.5)
R R
Satuan SI resistansi yaitu volt per ampere,
V
ohm (Ω) : 1Ω = 1 (L-1.6)
A
Resistansi pada suatu materi bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe
material, dan temperatur. Sedangkan resistansi yang tidak bergantung pada arus disebut
material ohmik. Pada material ini, tegangan jatuh di segmen yang sebanding dengan
arus:
V = I R, R = konstan (L-1.7)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan untuk keseluruhan praktikum, antara lain:
1. Multimeter digital (nilai skala terkecil: 0,1 mV)
2. Baterai 9V
3. Kabel penghubung
4. Papan rangkaian

Bahan yang digunakan untuk keseluruhan praktikum, yaitu resistor sebanyak 3


buah.

IV. CARA KERJA


Cara kerja yang digunakan mengacu pada praktikum yang sebenarnya, antara
lain:
a. Pengukuran nilai resistor menggunakan tabel warna
1. Resistor dan tabel warna disiapkan.
2. Warna pada resistor diamati dan dicocokan pada tabel warna
3. Kemudian, hasil dari pengamatan yang telah dilakukan, dicatat dan
dihitung.

b. Pengukuran nilai tegangan menggunakan baterai 9V


1. Siapkan kabel, baterai, multimeter, papan rangkaian, dan resistor.
2. Kabel disambungkan pada baterai, lalu resistor dirangkai pada papan
rangkaian.
3. Setelah itu, kabel dihubungkan pada resistor.
4. Hasil dari rangkaian yang telah dibuat, diamati, dan dicatat.

c. Pengukuran nilai resistansi resistor pada seri dan paralel


1. Siapkan kabel, baterai, multimeter, papan rangkaian, dan resistor.
2. Kabel dihubungkan pada baterai, lalu resistor dirangkai secara seri pada
papan rangkaian.
3. Setelah itu, kabel dihubungkan kepada resistor yang dihubungkan secara
seri.
4. Kemudian, hasil diamati dan dicatat.
5. Ikuti langkah 4.3.2 hingga 4.3.4. untuk penyusunan secara paralel.

V. FLOWCHART

5.1. Pengukuran Nilai Resistor Menggunakan Tabel Warna


Mulai

Alat dan Bahan:


Resistor
Tabel warna

Menyiapkan resistor dan tabel warna

Mengamati dan mencocokkan warna resistor dengan tabel warna

R1, R2, R3

Mengamati hasil, mencatat, dan menghitung hasil pengamatan

Selesai
Mulai

Alat dan Bahan:


Kabel
Baterai
Multimeter
Papan rangkaian
Resistor

Menghubungkan kabel ke baterai, merangkai resistor secara seri dan paralel

Menghubungkan kabel ke resistor seri dan paralel

R1, R2, R3

Mengamati dan mencatat hasil

Selesai
Gelang Gelang Gelang Multiplier Toleransi
Warna
1 2 3 Gelang 4 Gelang 6
Hitam   0 0 1 Ohm  
Coklat 1 1 1 10 Ohm ± 1%
Merah 2 2 2 100 Ohm ± 2%
Orange 3 3 3 1 K Ohm  
Kuning 4 4 4 10 K Ohm  
100 K
Hijau 5 5 5 ± 0,5%
Ohm
Biru 6 6 6 1 M Ohm ± 0,25%
Ungu 7 7 7 10 M Ohm ± 0,10%
Abu-abu 8 8 8   ± 0,05%
Putih 9 9 9    
Emas       0,1 Ohm ± 5%
Perak       0,01 Ohm ± 10%

DAFTAR PUSTAKA

Alonso. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


Brindley P.J., Mann V.H., Rinaldi G., Suttiprapa S. 2011. Establishing Transgenic
Schistosomes. PLOS Neglected Tropical Diseases 5(8): e1230.

Cangelosi, J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: ITB

Djonoputro, D. 1984. Teori Ketidakpastian. Bandung: Penerbit ITB.

Giancoli, D. C. 2005. Physics: Principles with Applications Sixth Edition. London: Prentice
Hall International, Inc.

Anda mungkin juga menyukai