Anda di halaman 1dari 44

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).

STOIKIOMETRI II
Ir. Mahreni, MT, PhD

1
REAKSI REAKSI KIMIA
Reaksi kimia adalah perubahan senyawa
senyawa yang disebut pereaksi atau bahan baku
menjadi produk.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Ciri reaksi kimia: Terjadi pemutusan ikatan dan
pembentukan kembali ikatan membentuk
produk yang strukturnya berbeda dengan
pereaksi.
Sebagai contoh : Reaksi pembakaran senyawa
hidrokarbon metana dengan oksigen.
CH
4 + 2O2 CO2 + 2H2O
2
REAKSI KIMIA
Terjadi pemutusan ikatan C-H dan O-O
Terjadi pembentukan ikatan C-O dan H-O

Reaksi ada dua macam iaitu reaksi endotermis


iaitu reaksi yang memerlukan panas dan reaksi

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


eksotermis adalah reaksi yang menghasilkan
panas contonya reaksi pembakaran.
Reaksi terjadi pada kondisi suhu dan tekanan
yang spesifik.
Artinya reaksi memerlukan kondisi tertentu
untuk bisa berlangsung.
Contoh reaksi pirolisis terjadi pada suhu tinggi
500-700 C dan pada tekanan di atas 10 atm.
3
KOEFISIEN REAKSI
Contoh reaksi pembakaran metana dengan
oksigen:
CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Koefisien reaksi adalah angka yang ditulis di
depan senyawa senyawa yang terlibat dalam suatu
reaksi.
Koefisien reaksi CH4 = adalah 1
Koefisien reaksi O2 = 2; CO2 =1; H2O =2
Bagaimanakan cara menentukan koefisien reaksi?
Dicoba menentukan koefisien reaksi pembakaran

etanol dengan oksigen.


4
HUKUM KEKEKALAN MASA
Tidak ada massa yang bisa diciptakan atau
dimusnahkan.
Artinya apabila diterapkan dalam suatu persamaan

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


reaksi, jumlah atom atom pereaksi harus sama
dengan jumlah atom produk.
Atau jumlah atom atom sebelah kiri anak panah
harus sama dengan jumlah atom atom sebelah
kanan anak panah.
Stokiometri reaksi adalah suatu bilangan bilangan
yang menyertai suatu senyawa kimia yang terlibat
dalam suatu reaksi agar supaya terjadi kesamaan
atom atom pereaksi dan produk. 5
KESIMPULAN
Jumlah atom dari tiap jenis zat yang terlibat
dalam suatu reaksi tidak berubah atau tetap
dalam suatu reaksi kimia.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Atom tidak dapat dibentuk atau dihancurkan
dalam suatu reaksi kimia.
Dalam melakukan penyeimbangan hanya
koefisien reaksi yang berubah.
Karena reaksi tertentu hanya akan terjadi pada
kondisi tekanan dan suhu tertentu, maka jenis
senyawa produk juga sudah tertentu.
6
Misalnya pada suhu T1 dan tekanan P1, reaksi
antara gas NO dan O2 mengikuti persamaan
reaksi :

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


NO+O NO2
2

Selagi suhu tetap T1 dan tekanan P1, produk


reaksi adalah NO2. bukan NO3
Latihan menyeimbangkan koefisien reaksi:
Propada dengan oksigen.

7
CONTOH 4.2
Trietilen glikol (C6H14O4) digunakan sebagai
pelarut dan bahan pembuat plastik. Tulislah
persamaan reaksi kimia yang telah

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


diseimbangkan pada pembakaran sempurnanya.

8
MENULIS KEADAAN ATAU WUJUD SENYAWA KIMIA
DALAM PERSAMAAN REAKSI

Apabila wujud cair ditulis l, padat s atau p


dan gas g.
Reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen
menjadi air (cair) adalah :

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


2H (g) +O (g) 2H2O (l)
2 2

Apabila reaksi terjadi antara molekul yang


terlarut di dalam pelarut air, persamaan reaksi
dapat dituliskan : Contoh reaksi antara NaCl
dan AgNO3 keduanya larut di dalam air dan
reaksi terjadi di dalam pelarut :
AgNO
3 (aq) + NaCl (aq) AgCl
(mengendap/p) +NaNO3 (larut/aq) 9
REAKSI PENGENDAPAN
Deret elektrokimia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Deret elektrokimiaatauderet Voltaadalah

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


urutanlogam-logam(ditambahhidrogen) berdasarkan
kenaikan potensial elektrode standarnya.[1][2][3][4][5][6]
[7][8]

Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah:

Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb
H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial
elektrode lebih negatif ditempatkan di bagian kiri,
sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang 10
lebih positif ditempatkan di bagian kanan.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam
deret tersebut, maka
Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


elektron)
Logam merupakan reduktor yang semakin kuat
(semakin mudah mengalami oksidasi)
Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu
logam dalam deret tersebut, maka
Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit
melepas elektron)
Logam merupakan oksidator yang semakin kuat
11
(semakin mudah mengalami reduksi)
Salah satu metode untuk mencegahkorosiantara lain
dengan menghubungkan logam (misalnyabesi) dengan
logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam
deret volta (misalnyamagnesium) sehingga logam yang
mempunyai potensial elektrode yang lebih negatif lah yang
akan mengalami oksidasi. Metode pencegahan karat

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


seperti ini disebut perlindungan katodik. Contoh lain dari
perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon, dan
berbagai barang lain yang dilapisi denganzink, atau
disebutGalvanisasi. Zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink (posisinya
dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan
besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan
zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru
12
pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
REAKSI PENGENDAPAN
Logam Cu terletak lebih kiri dibandingkan dengan
logam Ag dalam deret Volta.
Artinya logam Cu lebuh mudah mengion (teroksidasi
dibandingkan dengan logam Ag).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Apabila di dalam larutan ada ion Ag + dan ion Ag
akan diendapkan dengan memasukkan logam Cu ke
dalam larutan, maka ion Ag+ tereduksi menjadi
logam Ag dan Cu akan teroksidasi menjadi ion Cu +2
(larut dalam air) . Logam Ag akan mengendap.
Persamaan reaksi reduksi-oksidasi (redok)
pengendapan ion Ag oleh logam Cu :
Cu (s) + 2Ag+ (aq) Cu+2 (aq) + Ag (s) mengendap

13
CONTOH 4.3
Bila gas hidrogen sulfida dilaulkan pada pelarut
air yang mengandung ion Bi 3+
terbentuk endapan coklat tua Bismut sulfida
Bi2S3

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Yang disertai oleh kenaikkan jumlah ion H+
dalam larutan. Tuliskan reaksinya:
Persamaan reaksinya

Bi3+ (aq) + H S (g) Bi2S3 (s) + H+ (aq)


2

Menyeimbangkan jumlah atom disebelah kiri


dan disebelah kanan anak panash:
2 Bi3+ (aq) + 3 H S (g) Bi2S3 (s) + 6 H+ (aq)
2
14
KONDISI REAKSI (TEKANAN DAN SUHU
REAKSI)
Persamaan reaksi biasanya dilengkapi dengan
kondisi operasi reaksi (tekanan dan suhu).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Contoh penulisan kondisi operasi reaksi dapat
dilihat pada contoh :

350oC
CO(g) + 2H2 (g) CH3OH (g)
340 atm

15
JENIS JENIS REAKSI

1. Reaksi pembakaran : adalah suatu reaksi


dimana suatu unsur atau senyawa bergabung
dengan oksigen membentuk senyawa yang

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


mengandung oksigen sederhana misalnya CO2,
H2O dan SO2.
2. Reaksi penggabungan: Atau sintesis,
adalahreaksi pembentukan senyawa yang lebih
komplek dari pereaksi yang sederhana (baik
unsur atau senyawa). Contoh reaksi
pembentukan air dari hidrogen dan oksigen,
reaksi pembetukan metanol dari CO dan
hidrogen 16
LANJUTAN JENIS REAKSI
3. Reaksi peruraian: Suatu zat dipecah menjadi
molekul yang lebih sederhana. Contohnya reaksi
peruraian perak oksida menjadi logam perak dan

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


oksigen.
4. Reaksi perpindahan : Reduksi oksidasi (redok);
Misalkan pada reaksi pengendapan Ag oleh Cu.
5. Reaksi metatesis (perpindahan ganda):
Contohnya AgNO3 + NaCl menjadi AgCl +
NaNO3.

17
PENTINGNYA STOKIOMETRI DALAM
PERSAMAAN REAKSI
Jelaskan mengenai equivalensi koefisien reaksi
pembentukan molekul air dari hidrogen dan
oksigen.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


18
CONTOH 4.4
Berapa mol air (H2O) apabila hidrogen (H2)
dioksidasi dengan 3,3 mol oksigen (O2) apabila H2
berlebihan?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Jawab: Kata berlebihan berarti dalam reaksi
menggunakan hidrogen yang lebih banyak dari
kebutuhan stoikiometri.
Tuliskan persamaan reaksi pembentukan H O.
2

Equivalensikan 3,3 mol oksigen dengan molekul


air yang dapat dibentuk apabila semua oksigen
habis bereaksi.
Jawab : mol air terbentuk dari 3,3 mol O = 6,6
2
mol 19
CONTOH 4.5
Berapa massa H2 harus bereaksi dengan O2
berlebih supaya menghasilkan 5,4 gram H2O
Dalam perhitungan reaksi, semua harus
berdasarkan satuan mol, jadi apabila diketahui

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


berat , maka harus dibawa ke satuan mol.
Jawab: (1). Hitung mol H O = (5,4/18) =0,3 mol;
2
(2) Lihat stoikiometri reaksi pembentukan air
dari oksigen dan hidrogen. Setiap 1 mol H2O 1
mol H2
Setiap 0,3 mol H2O 0,3 mol H2
Hitung berat 0,3 mol H2 = 0,3 x 2,02 = 0,6006
gram H2 20
SOAL 6.7 (B).
Perhatikan gambar dibawah ini:

Logam Aluminium (Al)


(s) apabila direaksikan
dengan larutan HCl
akan membentuk AlCl3.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


dan gas hidrogen
(Tuliskan persamaan
reaksinya). LaRUTAN
HCl dimasukkan ke
dalam erlenmeyer yang
berisi logam Al (s)
melalui corong . Reaksi
terjadi di dalam
erlenmeyer dan gas H2
yang dihasilkan
disalurkan melalui pipa
keluar dari
erlenmeyer .
21
SOAL
Tuliskan persamaan reaksinya (lengkap).
Apabila diketahui mol HCl yang ditambahkan =

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


2 mol, dan logam Al berlebih, berapakan AlCl3
terbentuk?
Berapakah mol gas hidrogen terbentuk?

Berapa gram Al yang bereaksi apabila dianggap


semua HCl habis bereaksi?
Apabila logam Al volumenya 0,842 cm3 dengan
HCl berlebihan dan densitas Al = 2,7 g/cm3,
berapakan gram gas hidrogen dibebaskan?
22
CONTOH 4.7
Suatu logam campuran terdiri dari 95,0 % Al dan 5,0 % Cu.
(% massa). Digunakan dalam reaksi (4.16). Anggaplah semua
logam Al bereaksi dan semua logam Cu tidak bereaksi.
Berapa berat logam campuran diperlukan untuk

menghasilkan 1,75 gram H2 ?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Cari berat atom Al dan Cu dalam sistem berkala.

Hitung mol H2 = 1,75/2,02 mol H2.

Tuliskan persamaan reaksi pembentukan H 2 dari reaksi Al +

HCl sesuai dengan persamaan (4.16). Dari persamaan


tersebut diketahui bahwa setiap 3 mol H 2 diperlukan 2 mol
Al.
Hitung mol Al = 2/3 x mol H 2, = 2/3 x (1,75/2,02). Kemudian

hitung berat Al = mol Al x Berat atom Al (27 gram/mol)


Hitung berat logam campuran = (1/0,95) x berat Al.
Didapatkan berat logam campuran = 16,4 gram. 23
CONTOH 4.8
Larutan HCl terdiri dari 28,0 % massa HCl dan
densitas larutan = 1,14 g/cm3. Berapa volume
larutan dibutuhkan untuk melarutkan 2,35 gram Al
dalam reaksi (4.16)?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Hitunglah mol Al = (2,35/27) mol = 0,087 mol

Hitung kebutuhan HCl untuk melarutkan 0,087 mol

Al = (6/2) x 0,087 mol =0,2611 mol HCl.


Hitung berat HCl = 0,2611 x Berat molekul HCl =
0,2611 x 36,5 = 9,53 gram HCl.
Hitung berat larutan = (1/0,28) x berat HCl = 34,0

gram larutan HCl


Hitung Volume larutan = 34/densitas = 34/ 1,14 =

29,8 cm3 larutan HCl.


24
REAKSI REAKSI KIMIA DALAM LARUTAN
Reaksi dalam larutan adalah reaksi dalam
pelarut dimana pereaksi dan hasil reaksi larut
didalam pelarut (solvent).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Perekasi dan hasil reaksi yang larut dalam
sebuag pelarut disebut zat terlarut atau solute.
Lambang NaCl (aq) maksudnya pelarutnya
adalah air (aquadest). Sedangkan NaCl adalah
zat terlarut atau solute.
Kandungan solute di dalam solvent dapat
dinyatakan dengan beberapa satuan konsentrasi
diantaranya satuan Molar (Molaritas) atau diberi
25
simbol M.
MOLARITAS = M

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


mMol = M/1000

Contoh :
0,5 mol urea, CO(NH2)2, dilarutkan dalam air
sehingga volumenya 1,000 liter, maka konsentrasi
dalam satuan Molar adalah:

26
CONTOH 4.8.
Berapa Molar etanol sebanyak 3,52 m mol dalam
100 ml larutan?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Jawab : 3,52 x 10-3 mol/100 x10-1 L= 3,52 10-2
mol/L = 0,0352 mol/L. = 0,0352 M.

Contoh 4.9.
25 cm3 etanol dilarutkan ke dalam air sampai
volumenya 250 ml. Densitas etanol = 0,789 g/cm3.
Berapak molaritas etanol ? Berat molekul etanol =
46,1 g/mol.
27
CONTOH 4.3
Diperlukan larutan dengan volumenya 0,5 L
dengan molaritas 0,22 M dari Na2SO4

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Berapakah massa Na2SO4 diperlukan ?

Volumetris :Apabila kita mau membuat larutan


yang lebih encer, bisa dilakukan dengan cara
pengenceran larutan pekat: Untuk menentukan
berapakah volume larutan pekat yang diperlukan
untuk membuat larutan encer dengan molaritas
tertentu?
28
PENGENCERAN LARUTAN

Mol zat terlarut awal = Mol zat terlarut akhir


akhir (setelah pengenceran).
Mol zat terlarut awal = V x M
1 1

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Mol zat terlarut setelah pengenceran = V2 x M2
Neraca mol = V1 x M1 = V2 x M2

Contoh 4.11.
Berapa volume 1,0 M KNO3 harus diencerkan
dengan air untuk membuat larutan 250,0 ml
0,200 M KNO3 ?
Gunakan rumus pengenceran: V1 x M1 = V2 x M2
29
Jawab : 50 ml larutan 1,0 M KNO3 .
CONTOH 4.12
Berapa volume 0,1060 M AgNO3 (aq) harus
bereaksi dengan 10,0 ml K2CrO4 (aq) 0,0972 M
untuk mengendapkan semua kromat sebagai
Ag2CrO4

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Tuliskan persamaan reaksi pengendapan: Setiap
1 mol CrO4 memerlukan 2 mol Ag.
2AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2KNO3
0,018339 liter = 18,4 ml.

30
CONTOH 4.13
Larutan elektrolit dalam aki menyimpan timbal
dalam larutan H2SO4. (aq). Sebanyak 5 ml contoh
asam dari aki membutuhkan 46,4 ml larutan
0,875 M NaOH untuk menetralkannya. Berapa

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


konsentrasi molar asam sulfat?
H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq) Na2SO4 (aq) + 2H2O (c)
Jawab : 4,06 Molar.

31
REAKSI REDUKSI OKSIGEN
Penentuan koefisien reaksi dalam suatu reaksi yang
melibatkan perubahan bilangan oksidasi dalam suatu
reaksi tidaklah sederhana.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Kunci untuk menyatakan bahwa dalam suatu reaksi

terjadi perubahan bilangan oksidasi, adalah menentukan


dengan benar bilangan oksidasi atom atom yang terlibat
dalam reasksi.
Dalam contoh berikut ini bilangan oksidasi atom atom

dituliskan dengan bilangan kecil diatas lambang kimianya.


Atom yang mengalami kenaikan muatan positif adalah
reduktor, molekul atau atom itu sendiri teroksidasi.
Atom atau molekul yang mengalamai kenaikkan muatan

negatif adalah oksidator dan atom atau molekul itu sendiri


mengalami reduksi. 32
CONTOH REAKSI REDUKSI-
OKSIDASI
I2 + Br2 + H2O HIO3 + HBr.
Bilangan oksidasi I2=0; Br2=0

Bilangan oksidasi O dalam molekul H2O = -2

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Bilangan oksidasi H dalam H2O = +1.

Sebelah kiri anak panas bilangan oksidasi total =0.

Kita lihat bilangan oksidasi atom atom disebelah


kanan anak panah:
Terjadi perubahan bilangan oksidasi pada atom I
dalam molekul HIO3, bilangan oksidasi I berubah
menjadi +5 . Berarti setiap atom I mengalami
kenaikkan 5 bilangan oksidasi.
Sedangkan atom Br menjadi -1, berarti mengalami 33
penurunan -1 setiap atom Br.
KETENTUAN REAKSO REDOK
Dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi kenaikkan
jumlah Bilangan oksidasi untuk semua atom
yang terlibat dalam oksidasi harus sama dengan
jumlah penurunan bilangan oksidasi untuk

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


semua atom yang terlibat dalam reduksi.
Untuk menyamakan kenaikkan bilangan
oksidasi dan reduksi, diperlukan penyamaan
koefisien reaksi.
I + 5Br + H O 2HIO + 10 HBr
2 2 2 3

Selanjutnya menyamakan jumlah atom atom


sebelah kiri dan sebelah kanan anak panash.
I + 5Br + 6H O 2HIO + 10 HBr 34
2 2 2 3
PENENTU PEREAKSI PEMBATAS
Di dalam suatu reaksi ada komponen pereaksi
pembatas, ada komponen pereaksi berlebihan.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Pereaksi berlebih setelah reaksi selesai, masih
ada sisa yang ada di dalam campuran reaksi.
Pereaksi pembatas, habis setelah waktu reaksi
selesai.
Dalam suatu reaksi, pereaksi pembatas tidak
dinyatakan secara tegas.

35
CONTOH 4.14.
Berapa jumlah mol Fe(OH)3 (p) yang dapat
dihasilkan oleh reaksi 1,0 mol Fe2S3, 2 mol H2O
dan 3,0 mol O2.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Pertama yang harus dilakukan adalah
menuliskan persamaan reaksi dengan disertai
stokiometri dengan benar:
2Fe S (p) + 6H O + 3O 4Fe(OH) (p) + 6 S (p).
2 3 2 2 3

Untuk menentukan pereaksi pembatas harus


dicoba membandingkan satu persatu diantara
komponen pereaksi:
Dicoba Okisegen adalah komponen pembatas. 36
Sesuai dengan koefisien reaksi: untuk oksigen
koefisien reaksinya = 3

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Koefisien reaksi Fe S = 2.
2 3

Artinya setiap mol 2Fe2S3 memerlukan 3 mol


oksigen.
Kalau diketahui mol Fe S = 1 mol, maka O
2 3 2
yang diperlukan sesuai stokiometri adalah 3/2
mol.
Padahal O tersedia = 3 mol, dapat disimpulkan
2
bahwa O2 bukan komponen pembatas, karena
mol tersedia lebih besar dari mol diperlukan. 37
Dicoba komponen pembatas adaalah air:
Mol H O tersedia = 2 mol.
2

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Padahal setiap 1 mol Fe2S3 memerlukan 3 mol
H2O. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mol air
yang tersedia lebih sedikit dibandingkan dengan
yang diperlukan, maka H2O adalah komponen
pembatas.
Untuk memperhitungkan konversi suatu reaksi,
dianggap komponen pembatas habis bereaksi.

38
REAKSI REDOK
Diocoba komponen pembatas adalah Fe2S3.
Agar supaya Fe2S3 habis bereaksi, memerlukan

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


3 mol air dan 3/2 mol O2.
Mol air tersedia hanya 2 mol sehingga kurang,
ini yang disebut kompone pembatas dalam
reaksi.

39
Dicoba komponen pembatas adalah O2.
O2 tersedia 3 mol. Agar supaya semua O2 habis

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


bereaksi, memerlukan 2/3 mol Fe2S3 dan 6 mol
H2O.
Padahal mol H2O tersedia hanya 2 mol.
Dapat diismpulkan bahwa mol H2O tersedia
<mol H2O yang diperlukan untuk mereaksikan 3
mol O2 atau H2O adalah komponen pembatas.

40
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
41
Latihan : Kerjakan soal soal:
Hal120 No 14, Hal 121 No 5, 6, 7, 8.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


Hal 121 No. 11, 12, 13.

Hal 122. No. 16, 17

Hal 123 No 27, 29.

Hal 124 No. 34, 38.

42
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
43
PENGENDAPAN PERAK DENGAN
LOGAM CU
Cu (s) + 2 Ag+ (aq) Cu+2 (larut/aq) + Ag (p)
(mengendap/s)

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


44

Anda mungkin juga menyukai