Anda di halaman 1dari 37

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).

STOIKIOMETRI II
Ir. Mahreni, MT, PhD

1
REAKSI REAKSI KIMIA
 Reaksi kimia adalah perubahan senyawa
senyawa yang disebut pereaksi atau bahan baku
menjadi produk.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Ciri reaksi kimia: Terjadi pemutusan ikatan dan
pembentukan kembali ikatan membentuk
produk yang strukturnya berbeda dengan
pereaksi.
 Sebagai contoh : Reaksi pembakaran senyawa
hidrokarbon metana dengan oksigen.
 CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O
2
REAKSI KIMIA
 Terjadi pemutusan ikatan C-H dan O-O
 Terjadi pembentukan ikatan C-O dan H-O

 Reaksi ada dua macam iaitu reaksi endotermis


iaitu reaksi yang memerlukan panas dan reaksi

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


eksotermis adalah reaksi yang menghasilkan
panas contonya reaksi pembakaran.
 Reaksi terjadi pada kondisi suhu dan tekanan
yang spesifik.
 Artinya reaksi memerlukan kondisi tertentu
untuk bisa berlangsung.
 Contoh reaksi pirolisis terjadi pada suhu tinggi
500-700 C dan pada tekanan di atas 10 atm.
3
KOEFISIEN REAKSI
 Contoh reaksi pembakaran metana dengan
oksigen:
 CH4 + 2O2 CO2 + 2H2O

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Koefisien reaksi adalah angka yang ditulis di
depan senyawa senyawa yang terlibat dalam
suatu reaksi.
 Koefisien reaksi CH4 = adalah 1
 Koefisien reaksi O2 = 2; CO2 =1; H2O =2
 Bagaimanakan cara menentukan koefisien
reaksi?
 Dicoba menentukan koefisien reaksi pembakaran
etanol dengan oksigen.
4
HUKUM KEKEKALAN MASA
 Tidak ada massa yang bisa diciptakan atau
dimusnahkan.
 Artinya apabila diterapkan dalam suatu persamaan

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


reaksi, jumlah atom atom pereaksi harus sama
dengan jumlah atom produk.
 Atau jumlah atom atom sebelah kiri anak panah
harus sama dengan jumlah atom atom sebelah
kanan anak panah.
 Stokiometri reaksi adalah suatu bilangan bilangan
yang menyertai suatu senyawa kimia yang terlibat
dalam suatu reaksi agar supaya terjadi kesamaan
atom atom pereaksi dan produk. 5
KESIMPULAN

 Jumlah atom dari tiap jenis zat yang terlibat


dalam suatu reaksi tidak berubah atau tetap
dalam suatu reaksi kimia.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Atom tidak dapat dibentuk atau dihancurkan
dalam suatu reaksi kimia.
 Dalam melakukan penyeimbangan hanya
koefisien reaksi yang berubah.
 Karena reaksi tertentu hanya akan terjadi pada
kondisi tekanan dan suhu tertentu, maka jenis
senyawa produk juga sudah tertentu.
6
 Misalnya pada suhu T1 dan tekanan P1, reaksi
antara gas NO dan O2 mengikuti persamaan
reaksi :

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 NO+O2 NO2
 Selagi suhu tetap T1 dan tekanan P1, produk
reaksi adalah NO2. bukan NO3
 Latihan menyeimbangkan koefisien reaksi:
Propada dengan oksigen.

7
CONTOH 4.2
 Trietilen glikol (C6H14O4) digunakan sebagai
pelarut dan bahan pembuat plastik. Tulislah
persamaan reaksi kimia yang telah

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


diseimbangkan pada pembakaran sempurnanya.

8
MENULIS KEADAAN ATAU WUJUD SENYAWA KIMIA
DALAM PERSAMAAN REAKSI

 Apabila wujud cair ditulis “l”, padat “s atau p”


dan gas “g”.
 Reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


menjadi air (cair) adalah :
 2H2 (g) +O2 (g) 2H2O (l)
 Apabila reaksi terjadi antara molekul yang
terlarut di dalam pelarut air, persamaan reaksi
dapat dituliskan : Contoh reaksi antara NaCl
dan AgNO3 keduanya larut di dalam air dan
reaksi terjadi di dalam pelarut :
 AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl
(mengendap/p) +NaNO3 (larut/aq)
9
REAKSI PENGENDAPAN
 Deret elektrokimia
 Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Deret elektrokimia atau deret Volta adalah
urutan logam-logam (ditambah hidrogen)
berdasarkan kenaikan potensial elektrode
standarnya.[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]
 Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah:
 Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb
H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
 Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial
elektrode lebih negatif ditempatkan di bagian kiri,
sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang 10
lebih positif ditempatkan di bagian kanan.
 Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam
deret tersebut, maka

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas
elektron)
 Logam merupakan reduktor yang semakin kuat
(semakin mudah mengalami oksidasi)
 Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu
logam dalam deret tersebut, maka
 Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit
melepas elektron)
 Logam merupakan oksidator yang semakin kuat 11
(semakin mudah mengalami reduksi)
 Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain
dengan menghubungkan logam (misalnya besi) dengan
logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam
deret volta (misalnya magnesium) sehingga logam yang
mempunyai potensial elektrode yang lebih negatif lah yang
akan mengalami oksidasi. Metode pencegahan karat

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


seperti ini disebut perlindungan katodik. Contoh lain dari
perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon, dan
berbagai barang lain yang dilapisi dengan zink, atau
disebut Galvanisasi. Zink dapat melindungi besi dari
korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena
potensial reduksi besi lebih positif daripada zink (posisinya
dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang kontak
dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink
yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
12
REAKSI PENGENDAPAN

 Logam Cu terletak lebih kiri dibandingkan dengan


logam Ag dalam deret Volta.
 Artinya logam Cu lebuh mudah mengion (teroksidasi
dibandingkan dengan logam Ag).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Apabila di dalam larutan ada ion Ag+ dan ion Ag
akan diendapkan dengan memasukkan logam Cu ke
dalam larutan, maka ion Ag+ tereduksi menjadi
logam Ag dan Cu akan teroksidasi menjadi ion Cu+2
(larut dalam air) . Logam Ag akan mengendap.
 Persamaan reaksi reduksi-oksidasi (redok)
pengendapan ion Ag oleh logam Cu :
 Cu (s) + 2Ag+ (aq) Cu+2 (aq) + Ag (s) mengendap

13
CONTOH 4.3
 Bila gas hidrogen sulfida dilaulkan pada pelarut
air yang mengandung ion Bi 3+
terbentuk endapan coklat tua Bismut sulfida
Bi2S3

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Yang disertai oleh kenaikkan jumlah ion H+
dalam larutan. Tuliskan reaksinya:
 Persamaan reaksinya”

 Bi3+ (aq) + H2S (g) Bi2S3 (s) + H+ (aq)


 Menyeimbangkan jumlah atom disebelah kiri
dan disebelah kanan anak panash:
 2 Bi3+ (aq) + 3 H2S (g) Bi2S3 (s) + 6 H+ (aq)
14
KONDISI REAKSI (TEKANAN DAN SUHU REAKSI)

 Persamaan reaksi biasanya dilengkapi dengan


kondisi operasi reaksi (tekanan dan suhu).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Contoh penulisan kondisi operasi reaksi dapat
dilihat pada contoh :

350oC
 CO(g) + 2H2 (g) CH3OH (g)
340 atm

15
JENIS JENIS REAKSI

1. Reaksi pembakaran : adalah suatu reaksi


dimana suatu unsur atau senyawa bergabung
dengan oksigen membentuk senyawa yang

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


mengandung oksigen sederhana misalnya CO2,
H2O dan SO2.
2. Reaksi penggabungan: Atau sintesis,
adalahreaksi pembentukan senyawa yang lebih
komplek dari pereaksi yang sederhana (baik
unsur atau senyawa). Contoh reaksi
pembentukan air dari hidrogen dan oksigen,
reaksi pembetukan metanol dari CO dan
hidrogen 16
LANJUTAN JENIS REAKSI
3. Reaksi peruraian: Suatu zat dipecah menjadi
molekul yang lebih sederhana. Contohnya reaksi
peruraian perak oksida menjadi logam perak dan

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


oksigen.
4. Reaksi perpindahan : Reduksi –oksidasi (redok);
Misalkan pada reaksi pengendapan Ag oleh Cu.
5. Reaksi metatesis (perpindahan ganda):
Contohnya AgNO3 + NaCl menjadi AgCl +
NaNO3.

17
PENTINGNYA STOKIOMETRI DALAM PERSAMAAN
REAKSI

 Jelaskan mengenai equivalensi koefisien reaksi


pembentukan molekul air dari hidrogen dan
oksigen.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


18
CONTOH 4.4
 Berapa mol air (H2O) apabila hidrogen (H2)
dioksidasi dengan 3,3 mol oksigen (O2) apabila
H2 berlebihan?
 Jawab: Kata berlebihan berarti dalam reaksi

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


menggunakan hidrogen yang lebih banyak dari
kebutuhan stoikiometri.
 Tuliskan persamaan reaksi pembentukan H2O.

 Equivalensikan 3,3 mol oksigen dengan molekul


air yang dapat dibentuk apabila semua oksigen
habis bereaksi.
 Jawab : mol air terbentuk dari 3,3 mol O2 = 6,6
mol
19
CONTOH 4.5
 Berapa massa H2 harus bereaksi dengan O2
berlebih supaya menghasilkan 5,4 gram H2O
 Dalam perhitungan reaksi, semua harus
berdasarkan satuan mol, jadi apabila diketahui

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


berat , maka harus dibawa ke satuan mol.
 Jawab: (1). Hitung mol H2O = (5,4/18) =0,3 mol;
(2) Lihat stoikiometri reaksi pembentukan air
dari oksigen dan hidrogen. Setiap 1 mol H2O ∞ 1
mol H2
 Setiap 0,3 mol H2O ∞ 0,3 mol H2

 Hitung berat 0,3 mol H2 = 0,3 x 2,02 = 0,6006


gram H2
20
SOAL 6.7 (B).
 Perhatikan gambar dibawah ini:

Logam Aluminium (Al)


(s) apabila direaksikan
dengan larutan HCl
akan membentuk AlCl3.

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


dan gas hidrogen
(Tuliskan persamaan
reaksinya). LaRUTAN
HCl dimasukkan ke
dalam erlenmeyer
yang berisi logam Al (s)
melalui corong . Reaksi
terjadi di dalam
erlenmeyer dan gas H2
yang dihasilkan
disalurkan melalui
pipa keluar dari
erlenmeyer .
21
SOAL

 Tuliskan persamaan reaksinya (lengkap).


 Apabila diketahui mol HCl yang ditambahkan =

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


2 mol, dan logam Al berlebih, berapakan AlCl3
terbentuk?
 Berapakah mol gas hidrogen terbentuk?

 Berapa gram Al yang bereaksi apabila dianggap


semua HCl habis bereaksi?
 Apabila logam Al volumenya 0,842 cm3 dengan
HCl berlebihan dan densitas Al = 2,7 g/cm3,
berapakan gram gas hidrogen dibebaskan?
22
CONTOH 4.7
 Suatu logam campuran terdiri dari 95,0 % Al dan 5,0 % Cu.
(% massa). Digunakan dalam reaksi (4.16). Anggaplah
semua logam Al bereaksi dan semua logam Cu tidak
bereaksi.
 Berapa berat logam campuran diperlukan untuk
menghasilkan 1,75 gram H2 ?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Cari berat atom Al dan Cu dalam sistem berkala.
 Hitung mol H2 = 1,75/2,02 mol H2.
 Tuliskan persamaan reaksi pembentukan H2 dari reaksi Al
+ HCl sesuai dengan persamaan (4.16). Dari persamaan
tersebut diketahui bahwa setiap 3 mol H2 diperlukan 2 mol
Al.
 Hitung mol Al = 2/3 x mol H2, = 2/3 x (1,75/2,02). Kemudian
hitung berat Al = mol Al x Berat atom Al (27 gram/mol)
 Hitung berat logam campuran = (1/0,95) x berat Al.
 Didapatkan berat logam campuran = 16,4 gram.

23
CONTOH 4.8
 Larutan HCl terdiri dari 28,0 % massa HCl dan
densitas larutan = 1,14 g/cm3. Berapa volume
larutan dibutuhkan untuk melarutkan 2,35
gram Al dalam reaksi (4.16)?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Hitunglah mol Al = (2,35/27) mol = 0,087 mol
 Hitung kebutuhan HCl untuk melarutkan 0,087
mol Al = (6/2) x 0,087 mol =0,2611 mol HCl.
 Hitung berat HCl = 0,2611 x Berat molekul HCl
= 0,2611 x 36,5 = 9,53 gram HCl.
 Hitung berat larutan = (1/0,28) x berat HCl =
34,0 gram larutan HCl
 Hitung Volume larutan = 34/densitas = 34/ 1,14 =
29,8 cm3 larutan HCl.
24
REAKSI REAKSI KIMIA DALAM LARUTAN

 Reaksi dalam larutan adalah reaksi dalam


pelarut dimana pereaksi dan hasil reaksi larut
didalam pelarut (solvent).

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Perekasi dan hasil reaksi yang larut dalam
sebuag pelarut disebut zat terlarut atau solute.
 Lambang NaCl (aq) maksudnya pelarutnya
adalah air (aquadest). Sedangkan NaCl adalah
zat terlarut atau solute.
 Kandungan solute di dalam solvent dapat
dinyatakan dengan beberapa satuan konsentrasi
diantaranya satuan Molar (Molaritas) atau diberi
25
simbol M.
MOLARITAS = M

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 mMol = M/1000

Contoh :
0,5 mol urea, CO(NH2)2, dilarutkan dalam air
sehingga volumenya 1,000 liter, maka konsentrasi
dalam satuan Molar adalah:

26
CONTOH 4.8.
 Berapa Molar etanol sebanyak 3,52 m mol dalam
100 ml larutan?

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Jawab : 3,52 x 10-3 mol/100 x10-1 L= 3,52 10-2
mol/L = 0,0352 mol/L. = 0,0352 M.

Contoh 4.9.
25 cm3 etanol dilarutkan ke dalam air sampai
volumenya 250 ml. Densitas etanol = 0,789 g/cm3.
Berapak molaritas etanol ? Berat molekul etanol =
46,1 g/mol.
27
CONTOH 4.3
 Diperlukan larutan dengan volumenya 0,5 L
dengan molaritas 0,22 M dari Na2SO4

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Berapakah massa Na2SO4 diperlukan ?

Volumetris :Apabila kita mau membuat larutan


yang lebih encer, bisa dilakukan dengan cara
pengenceran larutan pekat: Untuk menentukan
berapakah volume larutan pekat yang diperlukan
untuk membuat larutan encer dengan molaritas
tertentu?
28
PENGENCERAN LARUTAN

 Mol zat terlarut awal = Mol zat terlarut akhir


akhir (setelah pengenceran).
 Mol zat terlarut awal = V1 x M1

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Mol zat terlarut setelah pengenceran = V2 x M2

 Neraca mol = V1 x M1 = V2 x M2

Contoh 4.11.
Berapa volume 1,0 M KNO3 harus diencerkan
dengan air untuk membuat larutan 250,0 ml
0,200 M KNO3 ?
Gunakan rumus pengenceran: V1 x M1 = V2 x M2
Jawab : 50 ml larutan 1,0 M KNO3 . 29
CONTOH 4.12
 Berapa volume 0,1060 M AgNO3 (aq) harus
bereaksi dengan 10,0 ml K2CrO4 (aq) 0,0972 M
untuk mengendapkan semua kromat sebagai
Ag2CrO4

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


 Tuliskan persamaan reaksi pengendapan: Setiap
1 mol CrO4 memerlukan 2 mol Ag.
 2AgNO3 + K2CrO4  Ag2CrO4 + 2KNO3

 0,018339 liter = 18,4 ml.

30
CONTOH 4.13
 Larutan elektrolit dalam aki menyimpan timbal
dalam larutan H2SO4. (aq). Sebanyak 5 ml contoh
asam dari aki membutuhkan 46,4 ml larutan
0,875 M NaOH untuk menetralkannya. Berapa

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


konsentrasi molar asam sulfat?
 H2SO4 (aq) + 2NaOH (aq)  Na2SO4 (aq) + 2H2O (c)
 Jawab : 4,06 Molar.

31
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
32
PEREAKSI PEMBATAS
Dibaca sendiri

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
33
REAKSI REDOK
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
34
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
35
Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).
36
PENGENDAPAN PERAK DENGAN LOGAM CU
 Cu (s) + 2 Ag+ (aq) Cu+2 (larut/aq) + Ag (p)
(mengendap/s)

Stoikiometri II (Ir. Mahreni, MT, PhD).


37

Anda mungkin juga menyukai