Anda di halaman 1dari 10

8 ISSN 0854-2554

JIK TekMin, Volume 28 Nomor 1, 2016

Prediksi Terjadinya Scaling Berdasarkan Analisa Output Curve Pada Sumur


Panas Bumi

Dewi Asmorowati
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta,
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia
email: asmorowati.dewi@gmail.com

ABSTRAK
Faktor penting di dalam pengoperasian suatu lapangan panas bumi adalah keberlanjutan produksi dan
masalah-masalah yang mempengaruhinya. Masalah-masalah yang sering muncul disuatu lapangan panas bumi
adalah scaling, korosi dan problem mekanis. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan
adanya masalah di sekitar lubang sumur hingga permukaan adalah metode analisa deliverability. Analisa
dilakukan berdasarkan interpretasi data dan grafik deliverability yang pernah dilakukan oleh Grant. Dalam
penelitian ini, data diambil dari 3 sumur yang berbeda dari salah satu lapangan panas bumi di Indonesia. Dari
hasil analisa sumur A, B dan C telah mengalami penurunan produksi. Output curve sumur A menunjukkan
penurunan produksi sebesar 60-85%, yang disebabkan oleh perpindahan titik flashing. Perpindahan ini terlihat
dari peningkatan nilai dryness dari 7-14% di tahun 1997 menjadi 13-15% di tahun 2010. Pada sumur B
penurunan produksi yang terjadi sekitar 50%, yang disebabkan oleh penurunan tekanan reservoir. Penurunan
tekanan reservoir terlihat dari penurunan tekanan pada feed zone yaitu 27 bar di tahun 1997 menjadi 20 bar di
tahun 2010. Sumur C juga menunjukkan penurunan produksi sebesar 29% yang disebabkan oleh pergerakan
titik flashing.

Kata kunci: output curve, penurunan produksi, scaling

ABSTRACT
The importantce factor in operating geothermal field is the sustainable production as well as
problems that affect it. The problem that often occurs in the geothermal field is scaling, corrosion and
mechanical problems. One method that can be used to predict the problems that occur around the bottom hole
to the surface is well deliverability analysis method. The method is done by data and curve interpretation of
deliverability curve based on Grant experiment. In this study, the data are taken from 3 different wells from
Geothermal Field in Indonesia. Based on the analysis, well A, B and C have shown production decline The
deliverability curve of well A has shown production decline for about 60 – 85%, caused by moving of the
flashing point, as can be shown from the increasing of dryness value from 7-14% in 1997 became 13-15% in
2010. The deliverability curve of well B has shown the production decline for about 50%, caused by declining
of reservoir pressure that can be seen from the decreasing of feed zone pressure from 27 bars in 1997 to 20
bars in 2010. The deliverability curve of well C also has shown production decline for about 29%, caused by
moving of the flashing point.

Keywords: output curve, production decline, scaling.

I. PENDAHULUAN perubahan karakteristik fluida selama proses


Panas bumi atau geothermal adalah sumber produksi biasanya dilakukan tes secara berkala.
energi panas yang berasal dari dalam bumi. Salah satu metode lain yang dapat digunakan
Geothermal berasal dari bahasa Latin “geo” yang untuk memprediksi adanya masalah scaling yaitu
berarti bumi dan “theme” yang berarti panas. menggunakan analisa output curve. Analisa output
Faktor penting untuk diperhatikan di dalam curve dapat memprediksi perilaku sumur serta
pengoperasian suatu lapangan panas bumi adalah kemungkinan masalah yang akan dihadapi selama
keberlanjutan produksi dan masalah-masalah yang proses produksi. Selain itu, analisa ini juga dapat
mempengaruhinya. Masalah yang sering dijumpai memprediksi tempat terjadinya masalah tersebut.
pada proses produksi antara lain korosi, scaling Vivar, 1988, menganalisa perfomance lubang
serta masalah mekanis. Masalah korosi dan scaling sumur. Performance lubang sumur akan konstan
berhubungan dengan karakteristik dari fluida yang jika tidak terdapat masalah scaling. Elmi, 2005,
diproduksikan serta penurunan tekanan pada saat menganalisa data well test dari area Asal Rift untuk
proses produksi dilakukan. Untuk mengetahui mengetahui problem yang terjadi serta ukuran dan

 Dewi
Asmorowati 
ISSN 0854-2554 9
JIK TekMin, Volume 28 Nomor 1, 2016

kapasitas 1. Mempersiap
reservoir yang akan data,
sesungguhnya. 2. Membuat
Elmi output curve
menggunakan (WHP vs
output curve Total mass
untuk flow rate)
memperkirakan pada waktu
problem serta yang
menganalisa berbeda,
penyebab 3. Menganalisa
terjadinya output curve
problem menggunaka
tersebut. n metode
Khasani, 2002, analisa
menganalisa Grant,
efek parameter 4. Memprediksi
reservoir seperti terjadinya
tekanan scaling serta
reservoir, memperkirak
temperatur fluida an letak
dan terjadinya
permeabilitas- scaling,
ketebalan (kh) 5. Menganalisa
pada scaling dari
karakteristik data entalpi,
sumur. distribusi
Peneliti tekanan dan
an ini temperatur di
menganalisa lubang
output curve sumur,
untuk 6. Menganalisa
memprediksi penyebab
terjadinya terjadinya
scaling, serta scaling dari
memperkirakan karakteristik
letak terjadinya aliran fluida,
scaling tersebut. 7. Memperkirak
Penelitian ini an scaling
akan yang terjadi,
menggunakan lokasi dan
beberapa data penyebab
sumuran dari terjadinya
salah satu scaling,
lapangan panas 8. Membuat
bumi di rekomendasi
Indonesia. untuk
meminimalis
II. METODE ir terjadinya
PENELITIAN scaling.
Data yang
dipakai dalam
III.HASIL DAN
penelitian ini
PEMBAHASA
adalah sejarah N
produksi, data
Peneliti
well test dan data
an ini
reservoar.
mengambil data
Langkah-
dari tiga sumur,
langkah
yaitu sumur A, B
penelitian adalah
dan C.
sebagai berikut:
Pembuatan
output curve
menggunakan gas tidak terlalu
dua metode, besar. Garis
yaitu manual dan kurva A
simulator menunjukkan
WellSim. Data base case,
dari sumur A menunjukkan
diolah aliran fluida dari
menggunakan reservoir sampai
metode manual permukaan
dengan inputan dengan
well geometry, permeabilitas
reservoir basar dan titik
permeability and flashing berada
pressure drop di dekat
antara reservoir permukaan.
and feedzone. Garis
Sedangkan
untuk data pada
sumur B dan C
menggunakan
simulator
WellSim. Data
inputan yang
dipakai dalam
simulasi
WellSim
meliputi tracer
flow test (TFT)
data, well
geometry, tipe
fluida, maximum
and minimum
flow dan tekanan
reservoar.
Grant, 1982,
menganalisa
beberapa variasi
perbedaan
output curve
pada sumur
panas bumi
untuk
memprediksi
terjadinya
beberapa
masalah yang
akan muncul.
Hasil analisa
tersebut
dirangkum dan
dijadikan
rujukan sebagai
acuan dalam
memprediksi
masalah yang
akan muncul.
Gambar 1.
Menunjukkan
variasi bentuk
output curve
berdasarkan
analisa Grant.
Asumsi yang
digunakan
adalah entalpi
dan kandungan
kurva B aliran masa
menunjukkan menurun tanpa
akibat dari merubah harga
penurunan entalpi, hal ini
tekanan mengindikasikan
reservoir. Garis terjadinya
kurva C problem scaling.
memperlihatkan
peningkatan
tekanan
reservoir atau
temperatur
reservoir atau
kandungan gas.
Garis kurva D
memperlihatkan
efek scaling
pada lubang
sumur dan garis
kurva E
menunjukkan
efek dari
penurunan Gambar 1.
permeabilitas. Output curve:
Laju alir pada variasi bentuk
tekanan kepala dari aliran masa
sumur (wellhead dan tekanan
pressure) tinggi kepala sumur
pada garis kurva (Grant et. al.,
D dan E tidak 1982).
berubah, karena
hambatan hanya  Sumur A
menghasilkan Gambar
efek yang kecil 2 menunjukkan
pada aliran penurunan kurva
lambat. output pada
Besarnya watktu yang
hambatan karena berbeda.
scaling setara Penurunan yang
dengan kuadrat terjadi sekitar 60
dari laju aliran – 85 %.
yang sedangkan Berdasarkan
laju penurunan kurva Grant
permeabilitas penyebab
pada reservoir terjadinya
linier. Garis penurunan kurva
kurva F output adalah
memperlihatkan terproduksinya
bahwa fluida dua fasa fluida di
direservoar dalam reservoir
berupa dua fasa atau disebut
(pada tekanan perpindahan titik
yang sama flashing ke arah
dengan base reservoir.
case/kuva A). Perpindahan titik
Proble flashing ini akan
m scaling juga memicu
dapat diprediksi munculnya
dari monitoring scaling karena
performance merubah fasa
sumur yang dari fluida
menunjukkan produksi dan
aliran masa dan kelarutan suatu
perubahan harga zat dalam
entalpi setiap larutan. Problem
sumur. Jika ini dapat dicegah
 Dewi
Asmorowati
dengan
mengontrol
tekanan reservoir
dan pressure
drop di dalam
reservoir dan
lubang sumur.

 Sumur B
Gambar 3
menunjukkan
penurunan kurva
output.
Penurunan yang
terjadi sekitar
50%,
berdasarkan
kurva Grant
penurunan ini
disebabkan oleh
penurunan
tekanan
reservoar.
10 ISSN 0854-2554
JIK TekMin, Volume 28 Nomor 1, 2016

Penurunan tekanan reservoar disebabkan


oleh proses produksi atau scaling. Penyebab scaling
dapat terlihat dari nilai entalpi yang tetap stabil
sekitar 2550 BTU/lb (Gambar 4) pada kurun waktu
yang berbeda yaitu tahun 1997 dan 2010. Penurunan
tekanan reservoir dapat dilihat dari grafik distribusi
tekanan di dalam lubang sumur (Gambar 5). Gambar
5 menunjukkan tekanan dasar sumur (feed zone)
pada tahun 1997 sebesar 27 bar kemudian turun
menjadi 20 bar di tahun 2010.

Gambar 4. Entalpi sumur B

Gambar 2. Output curve sumur A

Scaling di feed zone dapat diminimalisir


dengan melakukan pengasaman (acidizing) atau
menuntup sumur untuk sementara waktu. Penutupan Gambar 5. Distribusi tekanan dan temperatur sumur
sumur bertujuan untuk menghancurkan scaling di B
daerah feed zone dan menaikkan tekanan dasar
sumur, sehingga diharapkan dengan penutupan  Sumur C
sumur sementara dapat meningkatkan kembali Gambar 6 memperlihatkan penurunan
produksi sumur tersebut. kurva output di sumur C. Penurunan yang terjadi
sekitar 29%, sebagai contoh pada saat PWH
(tekanan kepala sumur 18 bar maka laju alir total
masa pada tahun 1998 sebesar 57,4 t/h dan turun
menjadi 40,46 t/h ditahun 2010). Penyebab
penurunan output curve berdasarkan kurva Grant
adalah penurunan tekanan reservoir selama proses
produksi.
Tetapi, berdasarkan Gambar 7 dan Gambar 8, (harga
entalpi dan distribusi tekanan) mengalami kenaikan.
Besarnya kenaikan entalpi sekitar 9,5%, sebagai
contoh pada WHP 10 bar nilai entalpi pada tahun
1998 sebesar 2515 BTU/lb menjadi 2775 BTU/lb
Gambar 3. Output curve sumur B pada tahun 2010. Kenaikan ini disebabkan oleh
perubahan fasa fluida, karena pada tahun 2010 yang
fluida yang diproduksi berupa fasa uap dengan
dryness 0.87.
Kenaikan tekanan reservoir dapat dilihat dari
tekanan dasar sumur C (Gambar 8). Tekanan dasar
sumur pada tahun 1998 sebesar 28 bar menjadi 29
bar pada tahun 2010. Phenomena ini menjelaskan
bahwa sudah dilakukan program work over pada
sumur C, yang menyebabkan perubahan fasa fluida
produksi.

 Dewi
Asmorowati
ISSN 0854-2554 11
JIK TekMin, Volume 28 Nomor 1, 2016

Gambar 7. Harga
entalpi sumur C

Gambar 6.
Output
curve
sumur C

Program
work over yang
Gambar 8.
telah dilakukan
Distribusi
adalah acidizing
tekanan dan
untuk
temperature
meminimalisir
sumur C
masalah scaling
yang terjadi.
IV.
Program
KESIMPULAN
acidizing juga
1.
membuat harga Berdasa
entalpi tetap rkan
stabil (Gambar teori
7). Tetapi, Grant
perpindahan titik tentang
flashing akan perilak
mempercepat u
pembentukan output
scaling. Maka curve,
untuk maka
meminimallisir dapat
terjadinya scaling disimpu
disarankan untuk lkan
melakukan
penutupan sumur
sementara. Hal
ini juga dapat
menaikkan
tekanan dan
temperatur
reservoar.
bahwa menutup
sumur A, B sumur
dan C untuk
mempunyai sementara
problem waktu,
scaling. kemudian
2. Output membuka
curve nya
sumur A kembali
menunjukk dengan
an menguran
penurunan gi ukuran
sekitar 60- diameter
85%, yang choke
disebabkan orifice,
oleh yaitu
berpindahn dengan
ya titik mengguna
flashing. kan plate
3. Sumur B yang lebih
menunjukk kecil.
an 6. Penutupan
penurunan sumur
output sementara
curve dapat
sebesar meningkat
50%, yang kan
disebabkan tekanan
oleh dan
penurunan temperatu
tekanan r
reservoir. reservoar.
Penurunan 7. Tekanan
ini terlihat reservoar
dari juga dapat
penurunan dikontrol
tekanan mengguna
pada feed kan
zone, yaitu program
27 bar pada injeksi air.
tahun 1997 8. Memperta
menjadi 20 hankan
bar di tahun dan
2010. mengontr
4. Sumur C ol tekanan
mengalami reservoir
penurunan dapat
output mencegah
curve berpindah
sekitar 29% nya titik
yang flashing,
disebabkan sehingga
oleh dapat
berpindahn meminima
ya titik lisir
flashing. terjadinya
5. Problem scale.
scaling
dapat
dikurangi V. DAFTAR
dengan PUSTAKA
menerapka _____, 1990,
n program Teknik
acidizing Reservoir
atau Panas

 Dewi
Asmorowati
Bumi, Pusat Tecla, El
penelitian Salvador
dan Brown, G.O., 2002,
Pengemban Henry
gan Darcy
Teknologi and the
Minyak dan Making of
gas Bumi, Law,
Lemigas, Departme
Jakarta nt of
_____, 2006, Biosystem
Prevention s and
s and Agricultur
Solutions al
for the Engineeri
Scaling ng,
Problem at Oklahoma
the State
Geotherma University
l Power .
Plant, Elmi, Daher, 2005,
Engineerin Analysis
g and of
Consulting Geotherm
Firms al Well
Association Test Data
, Japan From The
Abdillah, Mu’thi, Asal Rift
2008, Area,
Evaluasi Republic
Penurunan of
Produksi Djibouti,
Sumur di Geotherm
Lapangan al
Panas Training
Bumi X, Programm
Program e, The
Studi United
Teknik Nation
Perminyaka University
n Fakultas , Iceland.
Teknik
Pertambang
an Dan
Perminyaka
n, Institut
Teknologi
Bandung
Axelsson, Gudni,
2013,
Geotherma
l Well
Testing,
Short
Course V
on
Conceptual
Modelling
of
Geothermal
Systems,
UNU-GTP
and LaGeo,
in Santa
12 ISSN 0854-2554
JIK TekMin, Volume 28 Nomor 1, 2016

Grant, Malcolm A.; Donaldson, Ian G.; Bixley,


Paul F., 1982, Geothermal Reservoir
Engineering, A Subsidiary of Harcourt
Brace Javanovich Publisher, New York,
London.
Gudjonsdottir, Maria; Eliasson, Jonas; Axelsson,
Gudni; Palsson, Halldor and Saevarsdottir,
Gudrun, 2012, Effect Of Flow
Configuration On The Relative
Permeabilities Of Water And Steam In
Two Phase Flow In Geothermal
Reservoirs, Proceedings, Thirty-Seventh
Workshop on Geothermal Reservoir
Engineering, Stanford University,
Stanford, California
Khasani, 2002, Study on Well Deliverability Using
Wellbore Model Coupled with Radial
Flow in Reservoir, Department of Earth
Resources Engineering, Graduate School
of Engineering, Khyusu University.
Menzies, Anthony J., 1982, Flow Characteristics
and Relative Permeability Functions for
Two Phase Geothermal Reservoirs from a
One Dimensional Thermodynamic Model,
Department of Petroleum Engineering,
Stanford University.
Orkiszewski, J., 1967, Predicting Two-Phase
Pressure Drops in Vertical Pipe, Journal
of Petroleum Technology.
UU number 27/2003.
Villaluz, Anson L., 2005, Relative Permeability of
Fracture Rock, Stanford Geothermal
Program, Stanford University.
Vivar, Jesus de LeOn, 1988, Deliverability Of
Geothermal Reservoirs, The United
Nations University, Geothermal Training
Programme Reykjavik, Iceland Report 2.
www.need.org.

 Dewi
Asmorowati

Anda mungkin juga menyukai