BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi Sumur
Baik
Mengalami penyumbatan sedikit
Penyumbatan di beberapa tempat
Sulit dikembalikan seperti semula
Klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss (Walton, 1970)
Factor Development
< 0,1
0,1 0,5
0,5 1
>1
Klas
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
dilakukan
tebal basah
Mendesain sumur pengamatan (ukurlah seperti pada sumur yang dipompa dan
jaraknya).
Jarak sumur pengamatan diusahakan pengamatan diusahakan sedekat mungkin.
Pemompaan diusahakan dengan kecepatan yang kecil dahulu dinaikan bila muka
air tidak berubak dan seteruanya.
Diusahakan air yang dipompa tidak diresapkan lagi ke sekitar sumur yang
memungkinkan mempengaruhi air dalam sumur.
Mengukur muka air pada sumur pompa dan sumur pengamatan secara bersamasama berdasarkan perubahan muka air yang berarti. Bila perubahan muka air relatif
kecil saat dipompa, waktu pengamatan dapat dinaikan. Misal pada tahap awal
setiap 0,5 menit bila perubahan tak berarti naikan 1 menit beberapa kali dan
9.
seterusnya.
Bila muka airtanah tidak berubah terhadap waktu selama dipompa maka kondisi
demikian disebut stready state dan pemompaan dihentikan. Dalam Recovery test,
waktu pengukuran muka airtanah dari mulai 0,5 menit dan seterusnya dinaikan
waktu pengamatan bila muka airtanah berubah sangat kecil.
d. Pengolahan data
Seluruh data dapat diolah dengan metode logans dan Jacob (bila perlu dengan
metode lainnya khusus untuk akuifer tak tertekan).
- Pengujian Pompa
Sumur
o pompa submersible listrik
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7
BAB II
PEMBAHASAN
STEP
Sw
Sw/Q
(I / Detik)
(m)
(m)
(m/I/Detik)
1.
1,77
0,84
0,84
0,48
2.
2,69
1,71
0,87
0,64
3.
3,93
2,91
1,20
0,74
4. Mencari nilai C (koefisien well loss) dan nilai B (koefisien aquifer loss) dengan
membuat kurva Sw/Q vs Q. (Kurva terlampir).
5. Menghitung harga BQ (hambatan di dalam akuifer) dan CQ2 (drawdown yang
disebabkan konstruksi sumur),
6. Menentukan harga Sw (Sw = BQ + CQ2),
7. Menentukan nilai Efisiensi Pemompaan dengan rumus Ep = (BQ/Sw) x 100 %,
8. Menentukan nilai factor development dengan rumus Fd = C/B,
BQ
CQ2
SW
(I / Detik)
1.
1,77
0,28
0,12
0,49
0,37
0,86
2.
2,69
0,28
0,12
0,75
0,86
1,61
3.
3,93
0,28
0,12
1,10
1,85
2,86
1. Ep =
2. Ep =
= 56,97 %
= 46,5 %
3. Ep =
=
= 38,46 %
Faktor Development
2. Fd =
=
= 0,43
( Baik )
II.2 Metode II
Metode ini dilakukan dengan membandingkan tiap kapasitas jenis (Q/Sw) pada
setiap step pemboran. Apabila harga mendekati kesamaan dengan perbedaan < 1, maka
konstruksi sumur sempurna.
- Step 1 Q1/Sw1 = 2,05 m3/jam/l
- Step 2 Q2/Sw2 = 1,67 m3/jam/l
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7
Q2 / Sw2
(b)
Q3 / Sw3
(c)
2,05
1,67
1,37
2,05
1,67
0,38
1,67
1,37
0,30
2,05
1,37
0,68
m2/hari,
Sw
T (m2/hari)
K (mD)
127,5
2,10
2,04
1,04
2,01
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Step test pada dasarnya bertujuan untuk menentukan parameter hidrolik akuifer
maupun sumur, mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur, menentukan besaran
kapasitas jenis sumur, serta efisiensi sumur.
Dengan menggunakan metode Jacob, Parameter hidroliknya berupa koefisien
aquifer loss (B) dengan nilai 1 m/l/detik dan harga dari koefisien well loss (C) bernilai
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7
2,04 dan berdasarkan klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss
(Walton, 1970), sumur ini dalam keadaan Baik. Sedangkan nilai Fd-nya 0,43 dan
berdasarkan klasifikasi sumur berdasarkan factor development (Bierschenk, 1964), sumur
ini memiliki kualitas Sangat Baik. Hal ini berarti sumur ini memiliki efisiensi sumur yang
baik.
Dengan menggunakan metode II kita dapat mengetahui kesempurnaan konstruksi
sumur, nilai perbandingan dari kapasitas jenis tiap sumur adalah :
- Step 1 Q1/Sw1 = 2,05 m3/jam/l
- Step 2 Q2/Sw2 = 1,67 m3/jam/l
- Step 3 Q3/Sw3 = 1,37 m3/jam/l
Karena perbandingan tiap step < 1, maka dapat dinyatakan sumur ini memiliki
konstruksi yang sempurna.
Harga permeabilitas sumur yaitu 2,01 mD, harga tersebut didapat dengan
menggunakan metode Logans dan merupakan salah satu parameter hidrolik.