Anda di halaman 1dari 9

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Dasar Teori


Dalam suatu pumping test, air di pompa keluar dari suatu sumur pada kecepatan
yang di ketahui selama waktu tertentu (beberapa jam atau beberapa hari). Muka air tanah
dipantau pada sumur yang dipompa serta pada satu pengamatan atau lebih yang berjarak
dekat dengan sumur tersebut.
Step test pada dasarnya dilaksanakan setelah pelakasanaan konstruksi sumur dan
setelah pembersihan/penyempurnaan sumur atau dengan kata lain tahap akhir dari
rangkaian pekerjaan pemboran airtanah. Step test dilakukan dengan cara mengukur
penurunan muka airtanah di dalam sumur uji dengan debit pemompaan yang ditambah
secara bertahap.
Jacob menyatakan bahwa drawdown pada sumur akibat pemompaan terdiri atas
dua komponen, yang pertama adalah aquifer loss yaitu drawdown pemompaan disebabkan
oleh macam akuifernya (hambatan yang terjadi di dalam aliran pada akuifernya sendiri =
BQ) dan yang kedua adalah well loss, yaitu drawdown pemompaan yang disebabkan oleh
konstruksi sumur (CQ2). Sumur yang efisien adalah sumur yang memiliki well loss kecil.
Bierschenk (dalam Suharyadi) menyatakan bahwa efisiensi sumur itu tergantung
besarnya pemompaan yang terdiri atas efisiensi pemompaan (Ep) dan Factor Development
(Fd). Besarnya pemompaan yang efisien apabila harga Ep-nya 50%.

Coeficient Well Loss (C)


< 0,5
0,5 1
14
>4

Kondisi Sumur
Baik
Mengalami penyumbatan sedikit
Penyumbatan di beberapa tempat
Sulit dikembalikan seperti semula

Klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss (Walton, 1970)

Nama : Arik Bagus Kurniady


NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

Factor Development
< 0,1
0,1 0,5
0,5 1
>1

Klas
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek

Klasifikasi sumur berdasarkan factor development (Bierschenk, 1964)


Tes akuifer (atau tes pemompaan) dilakukan untuk mengevaluasi akuifer dengan
"merangsang" akuifer melalui konstan memompa , dan mengamati "respons" akuifer itu
( penarikan ) dalam pengamatan sumur . Pengujian akuifer adalah alat umum yang
hydrogeologists gunakan untuk mengkarakterisasi sistem akuifer, aquitards dan batas-batas
sistem aliran.
Sebuah tes siput adalah variasi pada tes akuifer khas di mana perubahan sesaat (kenaikan
atau penurunan) dibuat, dan efek diamati dalam sumur yang sama. Hal ini sering
digunakan dalam pengaturan atau rekayasa geoteknik untuk mendapatkan perkiraan cepat
(menit bukan hari) dari sifat akuifer segera di sekitar sumur.
Tes akuifer ditafsirkan dengan menggunakan model analisis aliran akuifer (yang
paling mendasar menjadi solusi Theis) untuk mencocokkan data yang diamati di dunia
nyata, maka dengan asumsi bahwa parameter dari model ideal berlaku untuk akuifer dunia
nyata. Dalam kasus yang lebih kompleks, model numerik dapat digunakan untuk
menganalisis hasil tes akuifer, tetapi menambahkan kompleksitas tidak menjamin hasil
yang lebih baik (lihat parsimoni).
Pengujian akuifer berbeda dari pengujian baik dalam perilaku baik terutama
perhatian dalam terakhir, sedangkan karakteristik akifer yang diukur di bekas. Pengujian
akuifer juga sering menggunakan satu atau lebih sumur pemantauan , atau Piezometers
("titik" sumur observasi). Pemantauan dengan baik hanyalah sebuah sumur yang tidak
dipompa (tapi digunakan untuk memantau kepala hidrolikdalam akuifer ). Biasanya
pemantauan dan pemompaan sumur disaring di akuifer yang sama.
a. Beberapa keuntungan dan kerugian dari pumping test
1. Bersifat mengekstraksi air keluar dari akuifer daripada slug test (tidak

dilakukan

dalam praktek ini sehubungan keterbatasan sarana sumur bor).


2. Sangat baik untuk mengidentifikasi karakter akuifer yang berdekatan.
3. Mengukur karakter dalam skala besar keheterogenan dan anisotropi.
4. Lebih realistik tentang respon akuifer terhadap pemompaan.
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

5. Memerlukan waktu yang panjang, pompa, dan sumur pengamatan.


6. Sedikit kurang baik untuk lapisan akuitard.
b. Perencanaan suatu pumping test
Studi geologi; mengetahui benar kondisi geologi bawah permukaan. Pengetahuan
geologi dapat mengacu pada geologi regional, data geofisik, data geologi lokal, data
topografi atau singkapan-singkapan.
Menggunakan netoda analitik; misalnya metoda Theis, Jacob dsb.
c. Pengukuran dalam persiapan pumping test
Adapun langkah-langkah persiapan dan pengukuran yang harus dilakukan dalam
pumping test adalah :
1. Mengukur diameter sumur
2. Mengukur muka air tanah awal dan kedalaman dasar sumur sehingga diketahui
3.
4.
5.
6.
7.
8.

tebal basah
Mendesain sumur pengamatan (ukurlah seperti pada sumur yang dipompa dan
jaraknya).
Jarak sumur pengamatan diusahakan pengamatan diusahakan sedekat mungkin.
Pemompaan diusahakan dengan kecepatan yang kecil dahulu dinaikan bila muka
air tidak berubak dan seteruanya.
Diusahakan air yang dipompa tidak diresapkan lagi ke sekitar sumur yang
memungkinkan mempengaruhi air dalam sumur.
Mengukur muka air pada sumur pompa dan sumur pengamatan secara bersamasama berdasarkan perubahan muka air yang berarti. Bila perubahan muka air relatif
kecil saat dipompa, waktu pengamatan dapat dinaikan. Misal pada tahap awal
setiap 0,5 menit bila perubahan tak berarti naikan 1 menit beberapa kali dan

9.

seterusnya.
Bila muka airtanah tidak berubah terhadap waktu selama dipompa maka kondisi
demikian disebut stready state dan pemompaan dihentikan. Dalam Recovery test,
waktu pengukuran muka airtanah dari mulai 0,5 menit dan seterusnya dinaikan
waktu pengamatan bila muka airtanah berubah sangat kecil.

d. Pengolahan data
Seluruh data dapat diolah dengan metode logans dan Jacob (bila perlu dengan
metode lainnya khusus untuk akuifer tak tertekan).
- Pengujian Pompa
Sumur
o pompa submersible listrik
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

o pompa angkat udara


o hidrogeologi juga desain
o packer pengujian
pengujian akuifer
o steady-state analisis
o pengujian slug
- Metode analisis
o Metode jacob
o Metode Logans

I.2 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menguji aquifer (aquifer test) dan
pengujian sumur (well test) agar praktikan dapat menentukan parameter hidrolik akuifer
maupun sumur, mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur, menentukan besaran
kapasitas jenis sumur, serta efisiensi sumur.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Metode I (Metode Jacob)


Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Jacob yaitu :
1. Membuat grafik hubungan t (waktu pemompaan) terhadap s (drawdown),
2. Dari grafik tersebut mencari harga Sw (Total penurunan muka airtanah) dan S
(tambahan penurunan muka airtanah). (Grafik terlampir)
3. Membuat table berdasar nilai Q, S, Sw, dan Sw/Q,
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

STEP

Sw

Sw/Q

(I / Detik)

(m)

(m)

(m/I/Detik)

1.

1,77

0,84

0,84

0,48

2.

2,69

1,71

0,87

0,64

3.

3,93

2,91

1,20

0,74

4. Mencari nilai C (koefisien well loss) dan nilai B (koefisien aquifer loss) dengan
membuat kurva Sw/Q vs Q. (Kurva terlampir).
5. Menghitung harga BQ (hambatan di dalam akuifer) dan CQ2 (drawdown yang
disebabkan konstruksi sumur),
6. Menentukan harga Sw (Sw = BQ + CQ2),
7. Menentukan nilai Efisiensi Pemompaan dengan rumus Ep = (BQ/Sw) x 100 %,
8. Menentukan nilai factor development dengan rumus Fd = C/B,

Tabel Hasil Tabulasi Data Metode Jacob


STEP

BQ

CQ2

SW

(I / Detik)
1.

1,77

0,28

0,12

0,49

0,37

0,86

2.

2,69

0,28

0,12

0,75

0,86

1,61

3.

3,93

0,28

0,12

1,10

1,85

2,86

Efisiensi Pemompaan (Ep)

Nama : Arik Bagus Kurniady


NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

1. Ep =

2. Ep =

= 56,97 %

= 46,5 %

3. Ep =
=
= 38,46 %

Faktor Development
2. Fd =
=
= 0,43

( Baik )

Berdasarkan klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss


(Walton, 1970), sumur ini dalam keadaan Baik.
Berdasarkan Klasifikasi sumur berdasarkan factor development (Bierschenk, 1964),
sumur ini memiliki kualitas Sangat Baik.

II.2 Metode II
Metode ini dilakukan dengan membandingkan tiap kapasitas jenis (Q/Sw) pada
setiap step pemboran. Apabila harga mendekati kesamaan dengan perbedaan < 1, maka
konstruksi sumur sempurna.
- Step 1 Q1/Sw1 = 2,05 m3/jam/l
- Step 2 Q2/Sw2 = 1,67 m3/jam/l
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

- Step 3 Q3/Sw3 = 1,37 m3/jam/l


Q1 / Sw1
(a)

Q2 / Sw2
(b)

Q3 / Sw3
(c)

2,05

1,67

1,37

2,05

1,67

0,38

1,67

1,37

0,30

2,05

1,37

0,68

Berdasarkan perbandingan dari tiap step, perbandingan dari ketiganya memilih


selisaih < 1 sehingga konstruksi sumur ini sempurna.
II.3 Metode 3 (Metode Logans)
1. Membuat kurva Ep vs Q untuk mencari Q optimum. (kurva terlampir),
2. Menentukan Q optimum dengan cara menarik garis dari titik 50 searah dengan absis
hingga memotong garis berat lalu menarik garis tegak lurus absis untuk membaca nilai
Q optimum,
3. Menentukan harga Sw dengan rumus Sw = Q (optimum) x 50,
4. Mencari nilai T (keterusan) dengan rumus

m2/hari,

5. Mencari nilai D (tebal) dengan membuat kurva Q vs BQ dan Q vs CQ 2. (kurva


terlampir),
6. Menghitung nilai k (permeabilitas) dengan rumus k = T/D
Q
optimum
2,55

Sw

T (m2/hari)

K (mD)

127,5

2,10

2,04

1,04

2,01

Nama : Arik Bagus Kurniady


NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Step test pada dasarnya bertujuan untuk menentukan parameter hidrolik akuifer
maupun sumur, mengetahui kesempurnaan konstruksi sumur, menentukan besaran
kapasitas jenis sumur, serta efisiensi sumur.
Dengan menggunakan metode Jacob, Parameter hidroliknya berupa koefisien
aquifer loss (B) dengan nilai 1 m/l/detik dan harga dari koefisien well loss (C) bernilai
Nama : Arik Bagus Kurniady
NIM : 111.110.018
Plug : 7

Laboratorium Geologi Teknik dan Hidrogeologi 2013

2,04 dan berdasarkan klasifikasi kondisi sumur berdasarkan harga koefisien well loss
(Walton, 1970), sumur ini dalam keadaan Baik. Sedangkan nilai Fd-nya 0,43 dan
berdasarkan klasifikasi sumur berdasarkan factor development (Bierschenk, 1964), sumur
ini memiliki kualitas Sangat Baik. Hal ini berarti sumur ini memiliki efisiensi sumur yang
baik.
Dengan menggunakan metode II kita dapat mengetahui kesempurnaan konstruksi
sumur, nilai perbandingan dari kapasitas jenis tiap sumur adalah :
- Step 1 Q1/Sw1 = 2,05 m3/jam/l
- Step 2 Q2/Sw2 = 1,67 m3/jam/l
- Step 3 Q3/Sw3 = 1,37 m3/jam/l
Karena perbandingan tiap step < 1, maka dapat dinyatakan sumur ini memiliki
konstruksi yang sempurna.
Harga permeabilitas sumur yaitu 2,01 mD, harga tersebut didapat dengan
menggunakan metode Logans dan merupakan salah satu parameter hidrolik.

Nama : Arik Bagus Kurniady


NIM : 111.110.018
Plug : 7

Anda mungkin juga menyukai