Anda di halaman 1dari 30

Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah saluran irigasi, mengetahui debit aliran dalam sebuah saluran irigasi
adalah sangat penting. Ini bertujuan untuk dapat mengontrol laju penggunaan air pada
petak sawah dengan sesuai dengan kebutuhan suatu lahan atau tanaman di sebuah lahan
tersebut. Dengan mengetahui besarnya laju aliran persatuan waktu (debit) diharapkan
akan dapat mengontrol laju aliran sesuai dengan yang dibutuhkan.
Oleh karena itu perlunya pengukuran debit aliran pada sebuah saluran irigasi adalah
merupakan suatu metode ataupun kepentingan dalam sebuah manajemen irigasi atau
dalam sebuah system keirigasian. Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-
nilai hidrologis proses yang terjadi dilapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran
sangat diperlukan untuk mengetahui potensi suatu sumber daya air disuatu daerah atau
wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air
permukaan yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilaksanakan praktikum ini karena
pengetahuan mengenai mata kuliah mekanika fluida membantu kita memahami berapa
debit pada suatu saluran yang akan direncanakan pada kenyataan di lapangan.

1.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat fluida dari hasil pengukuran debit, kecepatan
aliran, jarak pancar, dan total kehilangan energi pada bangunan ukur melalui percobaan
praktikum secara langsung maupun secara teoritis (perhitungan dengan rumus).

1.3 Manfaat Praktikum


Manfaat dari praktikum pengukuran debit saluran terbuka ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan dan kemampuan pelajaran mekanika fluida
di bidang irigasi.
2. Agar mahasiswa dapat mengolah data hasil percobaan langsung di lapangan dan
dimasukkan ke dalam rumus teoritis yang tersedia, sehingga bisa ditemukan hasil
akhir dari percobaan.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 1


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

1.4 Waktu dan Lokasi Praktikum


Hari, Tanggal : Senin, 20 Agustus 2018
Pukul : 18.00 – Selesai
Tempat : Lab. Sipil

1.5 Lingkup Percobaan Praktikum


Percobaan di laboratorium mengenai saluran terbuka ini, pengujiannya menggunakan
4 macam percobaan, yaitu :
1. Rechbok
2. Thompson
3. Aliran Lubang Kecil
4. Hydraulic Jump

1.6 Metodologi Praktikum

Study Literature

Persiapan Alat Praktikum 1. Rechbok

2. Thompson
Pelaksanaan Praktikum
3. Aliran Lubang Kecil

Pencatatan Data 4. Hydraulic Jump

Pengolahan Data

Pembuatan Laporan

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 2


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB II
DASAR TEORI

2.1 RECHBOK
Alat ukur rechbok adalah alat pengukur debit yang berdasarkan peluapan sempurna,
arus lepas dan tanpa kontraksi tepi. Dinding saluran vertical dibuat licin dan lebar saluran
diusahakan sama dengan panjang ambang.

Gambar 2.1 Alat Ukur Rechbok

Besarnya debit yang melewati pelimpah ambang tipis berpenampang segi empat
dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

𝟐
Q = Cd .𝟑 . (𝟐𝒈 . H1.5

Keterangan :
Q = Debit air
Cd = Koefisien debit = 0,6
H = Tinggi muka air di depan ambang
g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 3


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

2.2 THOMPSON
Sekat Ukur Thompson Berbentuk segitiga sama kaki dengan sudut 90 yang dapat
dipindah-pindahkan karena bentuknya sangat sederhana (portable) dan lazim digunakan
untuk mengukur debit air yang relatif kecil.

Gambar 2.2 Alat Ukur Thompson

Penggunaan alat ini dengan memperhatikan sudut θ = 900 , Cd = 0,6 dan percepatan
gravitasi g = 9,81 m/s2 , maka untuk mengetahui debit aliran adalah :

Q= . Cd . tan θ . .

Keterangan :
Q = Debit air
Cd = Koefisien debit = 0,6
θ = Sudut ambang tajam = 90⁰
h = Tinggi muka air depan ambang
g = Percepatan gravitasi = 9,81 m/s

2.3 ALIRAN LUBANG KECIL


Percobaan ini dilakukan menggunakan Pipa PVC dengan diameter 3” dan 4” dengan
kondisi yang sudah di lubangi secara berurutan dengan diameter 6 mm dan memiliki
variasi ketinggian mulai dari 15, 25, 50, 60, 75, dan 90 cm dari permukaan air. Percobaan
ini didasarkan untuk mengetahui hubungan antara debit air dan jarak pancar air secara

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 4


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

horizontal. Yang mana kedepannya kita juga bisa mengetahui berapa tekanan yang
didapat oleh air sehingga bisa mencapai jarak pancar tertentu.

Gambar 2.3 Aliran Lubang Kecil

Untuk menghitung Debit Aliran( )dapat dihitung dengan rumus berikut :

Dimana :
= Debit Aliran Air (liter/s)
v = Volume Air (liter)
t = Waktu Pancaran Air (s)
Untuk menghitung Kecepatan Aliran Air ( ) dapat menggunakan rumus berikut :

Dimana :
V = Kecepatan Aliran Air (m/s)
= Percepatan Gravitasi (m/s)
= Tinggi Lubang dari Permukaan Air (m)
Untuk waktu yang dibutuhkan semburan air untuk mencapai tanah (t) dapat dihitung
menggunakan rumus :

Dimana :
t = Waktu yang Dibutuhkan Semburan Air untuk Mencapai Tanah (s)
= Tinggi Lubang Dari Permukaan Tanah (m)
= Percepatan Gravitasi (m/s)

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 5


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

Untuk menghitung jarak jangkaun air (x) dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :

Dimana :
= Jarak Jangkauan Air (m)
= Tinggi Lubang dari Permukaan Air (m)
= Tinggi Lubang dari Permukan Tanah (m)

2.4 HYDRAULIC JUMP


Secara praktis penggunaan loncatan air antara lain adalah sebagai peredam energi
aliran di bawah pelimpah, waduk, pintu dan lain-lain, sehingga penggerusan yang tidak
diharapkan di hilir saluran dapat dihindari. Selain itu telah pula digunakan untuk
menaikkan permukaan air di hilir untuk menyediakan kebutuhan tinggi tekan pengaliran
ke dalam saluran dan juga untuk menambah muatan berat air pada lantai lindung (apron),
dengan demikian dapat menetralisir tekanan angkat (uplift pressure) sehingga dapat
mengurangi ketebalan lantai lindung dari beton yang diperlukan dalam bangunan pada
pondasi tak kedap air (permeable fondations). Loncatan air juga digunakan pada sistem
pengaliran air bersih perkotaan untuk mencampur bahan kimia dan juga mengeluarkan
gelembung-gelembung udara.
Fenomena loncatan air ini terjadi akibat adanya perubahan aliran dari super kritis
tiba-tiba menjadi subkritis, oleh karena itu permukaan air menyesuaikan diri terhadap
pengurangan kecepatan dan penambahan kedalaman aliran dalam bentuk keunikannya
yang disebut loncatan air.

Gambar 2.4 Hydraulic Jump

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 6


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

Untuk menghitung kecepatan air sebelum loncatan (V1), digunakan rumus sebagai
berikut :

V1 =
.

Dimana,
V1 = Kecepatan air sebelum loncatan (m/s)
Q = Debit air (m3/s)
Y1 = Tinggi muka air sebelum loncatan (m)
b = Lebar flume = 0,078 (m)

Untuk menghitung kecepatan air setelah loncatan (V3), digunakan rumus sebagai
berikut :

V3 =
.

Dimana,
V3 = Kecepatan air setelah loncatan (m/s)
Q = Debit air (m3/s)
Y3 = Tinggi muka air setelah loncatan (m)
b = Lebar flume = 0,078 (m)

Sedangkan, untuk mencari total kehilangan energi sepanjang loncatan air (ΔH)
digunakan rumus :
( )
ΔH =

Dimana,
ΔH = Total kehilangan energy sepanjang loncatan air (m)
Y1 = Tinggi muka air sebelum loncatan (m)
Y3 = Tinggi muka air setelah loncatan (m)

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 7


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 RECHBOK
3.1.1 Tujuan
Mencari besaran debit yang melewati saluran dengan penampang persegi
3.1.2 Peralatan
 Meteran
 Alat Ukur Rechbok
 Rambu Ukur
 Stopwatch
 Wadah Penampung Air
 Bejana Ukur
3.1.3 Tahapan Percobaan
1. Memasang pintu yang akan diamati pada posisi yang telah ditetapkan.
2. Mengalirkan air dari bak penampungan dengan menjalankan pompa air ke bak
pengaliran sehingga melimpah ke pintu.
3. Dimkan beberapa saat hingga pengaliran menjadi konstan.
4. Setelah konstan, baru di adakan pengukuran tinggi muka air menggunakan meteran
5. Mencatat volume air yang melimpah melalui pintu, untuk satuan waktu tertentu.
Pengukuran dilakukan beberapa kali untuk tiap satuan waktu.
6. Satu pintu dilakukan pencarian volume sebanyak 3 kali.

3.2 THOMPSON
3.2.1 Tujuan
Mencari besaran debit yang melewati saluran dengan penampang segitiga sama kaki
3.2.2 Peralatan
 Meteran
 Alat Ukur Thompson
 Alat Ukur Hydraulic Bench
 Stopwatch
 Wadah Penampung Air

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 8


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

3.2.3 Tahapan Percobaan


1. Alirkan air melalui saluran di perangkat ambang tipis.
2. Pada kondisi muka air stabil, ukur tinggi muka air dasar ambang alat ukur.
3. Catat bacaan untuk muka air.
4. Lakukan percobaan pada ketinggian muka air yang di tetapkan : 2cm, 4cm & 6cm
5. Lakukan pembacaan setiap pencatatan muka air sebanyak 3 kali selama 3 detik.
6. Lakukan prosedur di atas pada setiap perubahan debit yang di sesuaikan dengan
percobaan pengukuran debit lainnya

3.3 ALIRAN LUBANG KECIL


3.3.1 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat aliran fluida terutama
untuk mencari debit, kecepatan aliran air, waktu yang dibutuhkan semburan air untuk
mencapai tanah dan jarak jangkauan pancaran air secara horizontal yang keluar dari
lubang berdiameter 6mm pada pipa berukuran 3” & 4”.
3.3.2 Peralatan
 Pipa berdiameter 3” dan 4” yang sudah dilubangi sebesar 6mm
 Rambu Ukur
 Selang Air
 Bejana Ukur
 Wadah Penampung Air
 Stopwatch
3.3.3 Tahapan Percobaan
1. Siapkan pipa yang sudah dilubangi lalu letakkan secara vertical dengan ketinggian
yang telah di tentukan di atas permukaan tanah.
2. Masukkan selang air ke dalam pipa lalu nyalakan pompa air.
3. Tunggu hingga pipa penuh terisi air hingga tumpah (semua lubang sudah ditutup)
4. Disaat air sudah tumpah melebihi permukaan pipa, lepas penutup lubang no 6 pada
pipa (paling bawah), yaitu 90 cm dari permukaan air.
5. Disaat penutup lubang dibuka, kita akan mendapatkan jarak pancar horizontal dari
pancaran air tersebut, ukurlah panjang jarak pancar tersebut menggunakan rambu
ukur dan mistar.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 9


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

6. Tampung air yang keluar melaui lubang kecil menggunakan bejana selama 3 detik
(lakukan sebanyak 3 kali penampungan).
7. Ukur berapa liter air yang di dapat dari setiap penampungan air.
8. Ulangi percobaan di atas untuk semua lubang (1 lubang 3 kali percobaan)
9. Lakukan juga untuk pipa yang satunya dengan tahapan percobaan yang sama.

3.4 HYDRAULIC JUMP


3.4.1 Tujuan
Untuk mencari hasil debit air, kecepatan air sebelum dan sesudah loncatan air
dan juga total kehilangan energi sepanjang loncatan air serta hubungannya yang
digambarkan pada grafik
3.4.2 Peralatan
 Peralatan lab Hydraulic Jump
 Penggaris / meteran
 Selang Air
 Bejana Ukur
 Wadah Penampung Air
 Stopwatch
3.4.3 Tahapan Percobaan
1. Isilah alat hydraulic jump dengan air yang sesuai arahan pembimbing lab.
2. Aturlah tinggi bukaan pintu air (Yg) = 20 mm dan tinggi muka air di hulu pintu
(Yo) lalu pastikan dalam keadaan konstan.
3. Tampung air yang keluar dengan waktu yang telah ditentukan.
4. Ukur volume air dengan menggunakan bejana ukur.
5. Lakukan percobaan di atas dengan jarak pintu air yang berbeda.
6. Untuk tiap langkah di atas, ukur dan catat nilai-nilai Y1, Y3 dan Q.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 10


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 RECHBOK
Dari percobaan pengukuran rechbok, hasil praktikum kami jadikan dalam 2
metode, yaitu metode secara langsung (hasil percobaan di lapangan) dan metode
secara teoritis (hasil perhitungan dengan rumus) sebagai berikut.

4.1.1 Metode Langsung


Hasil pengukuran percobaan di lapangan secara langsung, di dapat data seperti
tabel 4.1.1

Tinggi Volume Rata-Rata


Pintu Waktu Muka (liter) Debit
Volume
Air (s) Air (liter/s)
(liter)
(cm) I II III
1 3 2 2,00 2,21 2,06 2,09 0,697
2 3 4 6,73 4,77 4,67 5,39 1,797
3 3 6 7,66 9,05 10,19 8,97 2,989
Tabel 4.1.1

Ada 3 percobaan di lapangan yang dilakukan masing-masing dengan tinggi


muka air yang telah di tentukan (lihat tabel 4.1.1). Setiap tinggi muka air dilakukan 3
pengujian untuk menentukan besarnya volume lalu di cari rata-rata volume untuk
setiap tinggi muka air hingga di ketahui besarnya debit air.
Untuk perhitungan debit saat melakukan percobaan di lapangan dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut :

Q=

Dimana, Q = debit (liter/s)


V = Volume (liter)
t = Waktu (s)

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 11


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.1.2 Metode Teoritis


Untuk mendapatkan hasil aliran debit air, bisa juga menggunakan rumus debit
secara teoritis dengan mengacu pada data hasil percobaan di lapangan. Rumus
mencari debit secara teoritis sebagai berikut :

Q = Cd . . ( . H1.5

Berikut penjabaran data hasil percobaan Rechbok di lapangan yang telah di


masukkan ke dalam rumus :
 PERCOBAAN RECHBOK PINTU AIR 1
Cd = 0,6
g = 9,81 m/s = 98,1 dm/s
H = 2 cm = 0,2 dm
Q = Cd . . ( . H1.5

= 0,6 . . ( . 0,21.5

= 0,501 dm3/s = 0,501 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 1
didapatkan debit air sebesar 0,501 liter/s

 PERCOBAAN RECHBOK PINTU AIR 2


Cd = 0,6
g = 9,81 m/s = 98,1 dm/s
H = 4 cm = 0,4 dm
Q = Cd . . ( . H1.5

= 0,6 . . ( . 0,41.5

= 1,417 dm3/s = 1,417 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 2
didapatkan debit air sebesar 1,417 liter/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 12


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

 PERCOBAAN RECHBOK PINTU AIR 3


Cd = 0,6
g = 9,81 m/s = 98,1 dm/s
H = 4 cm = 0,6 dm
Q = Cd . . ( . H1.5

= 0,6 . . ( . 0,61.5

= 2,603 dm3/s = 2,603 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 3
didapatkan debit air sebesar 2,603 liter/s

4.1.3 Grafik Perbandingan Debit Rechbok


Dari kedua metode di atas, maka dapat dilihat selisih perbandingan antara
hasil percobaan di lapangan (aktual) dengan hasil perhitungan secara teoritis melalui
grafik berikut.

Perbandingan Hasil Debit Aktual & Teoritis


3.500

3.000
2,989-2,603=0,386
2.500
Debit (liter/s)

2.000
1,797-1,417=0,380 Aktual
1.500
Teoritis
1.000
0,697-0,501=0,196
0.500

0.000
0 2 4 6 8
Tinggi Muka Air (cm)

Grafik 4.1.3 Perbandingan Hasil Debit

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 13


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.1.4 Kesimpulan Percobaan Rechbok


Dari hasil percobaan rechbok di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat selisih hasil aliran debit antara percobaan di lapangan dan perhitungan
secara teoritis, dan hal ini wajar.
2. Selisih hasil perhitungan debit setelah di rata-rata sebesar 0,320 liter/s

4.2 THOMPSON
Dari percobaan pengukuran thompson, hasil praktikum kami jadikan dalam 2
metode, yaitu metode secara langsung (hasil percobaan di lapangan) dan metode
secara teoritis (hasil perhitungan dengan rumus) sebagai berikut.

4.2.1 Metode Langsung


Hasil pengukuran percobaan di lapangan secara langsung, di dapat data seperti
tabel 4.2.1

Tinggi Volume Rata-Rata


Pintu Waktu Muka (liter) Debit
Volume
Air (s) Air (liter/s)
(liter)
(cm) I II III
1 3 2 1,18 0,59 0,49 0,75 0,250
2 3 4 2,57 2,35 2,01 2,31 0,770
3 3 6 7,80 6,70 6,25 6,92 2,306
Tabel 4.2.1

Ada 3 percobaan di lapangan yang dilakukan masing-masing dengan tinggi


muka air yang telah di tentukan (lihat tabel 4.2.1). Setiap tinggi muka air dilakukan 3
pengujian untuk menentukan besarnya volume lalu di cari rata-rata volume untuk
setiap tinggi muka air hingga di ketahui besarnya debit air.
Untuk perhitungan debit saat melakukan percobaan di lapangan dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut :

Q=

Dimana, Q = debit (liter/s)


V = Volume (liter)
t = Waktu (s)

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 14


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.2.2 Metode Teoritis


Untuk mendapatkan hasil aliran debit air, bisa juga menggunakan rumus debit
secara teoritis dengan mengacu pada data hasil percobaan di lapangan. Rumus
mencari debit secara teoritis sebagai berikut :

Q= . Cd . tan θ . .

Berikut penjabaran data hasil percobaan Thompson di lapangan yang telah di


masukkan ke dalam rumus :
Diketahui : Cd = 0,6
θ = 90⁰
g = 9,81 m/s = 98,1 dm/s
 PERCOBAAN THOMPSON PINTU AIR 1
h = 2 cm = 0,2 dm
Q = . Cd . tan θ . .

= . 0,6 . tan 90 . .√

= 0,063 dm3/s = 0,063 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 1
didapatkan debit air sebesar 0,063 liter/s

 PERCOBAAN RECHBOK PINTU AIR 2


h = 4 cm = 0,4 dm
Q = . Cd . tan θ . .

= . 0,6 . tan 90 . .√

= 0,356 dm3/s = 0,356 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 2
didapatkan debit air sebesar 0,356 liter/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 15


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

 PERCOBAAN RECHBOK PINTU AIR 3


h = 6 cm = 0,6 dm
Q = . Cd . tan θ . .

= . 0,6 . tan 90 . .√

= 1,981 dm3/s = 1,981 liter/s


Jadi, dengan menggunakan perhitungan secara teoritis pada pintu air 3
didapatkan debit air sebesar 1,981 liter/s

4.2.3 Grafik Perbandingan Debit Thompson


Dari kedua metode di atas, maka dapat dilihat selisih perbandingan antara
hasil percobaan di lapangan (aktual) dengan hasil perhitungan secara teoritis melalui
grafik berikut.

Perbandingan Hasil Debit Aktual & Teoritis


3.500
3.000
2.500
Debit (liter/s)

2,306-1,981=0,325
2.000
1.500 Aktual

1.000 Teoritis

0.500 0,770-0,356=0,414
0,251-0,063=0,188
0.000
0 2 4 6 8
Tinggi Muka Air (cm)

Grafik 4.2.3 Perbandingan Hasil Debit

4.2.4 Kesimpulan Percobaan Thompson


Dari hasil percobaan Thompson di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Terdapat selisih hasil aliran debit antara percobaan di lapangan dengan
perhitungan secara teoritis, dan hal ini wajar.
2. Selisih hasil perhitungan debit setelah di rata-rata sebesar 0,309 liter/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 16


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.3 ALIRAN LUBANG KECIL


Dari hasil uji coba aliran lubang kecil di lapangan secara langsung, diperoleh
beberapa data untuk menghitung debit dan juga data jarak pancaran air. Data-data
tersebut nantinya akan di masukkan ke dalam metode perhitungan dengan rumus
(teoritis) untuk menghitung kecepatan aliran air, waktu yang dibutuhkan semburan air
untuk mencapai tanah dan jarak pancaran air sehingga bisa dilihat perbandingan
antara jarak pancaran air yang dilakukan langsung di lapangan dengan jarak pancaran
air secara teoritis.

4.3.1 Metode Langsung


Berikut data hasil percobaan praktikum aliran lubang kecil secara langsung di
lapangan dengan menggunakan pipa berdiameter 3”

Tinggi
Tinggi
lubang dari Jarak
No. lubang dari Waktu Volume Debit
No. Percobaan permukaan Pancar
Lubang muka air (s) (liter) (liter/s)
tanah (cm)
(cm)
(cm)
1 1 3 0.270 0.090 258
2 2 1 90 235 3 0.280 0.093 257
3 3 3 0.300 0.100 256
4 1 3 0.220 0.073 248
5 2 2 75 250 3 0.220 0.073 248
6 3 3 0.265 0.088 248
7 1 3 0.202 0.067 202
8 2 3 60 265 3 0.155 0.052 200
9 3 3 0.175 0.058 200
10 1 3 0.225 0.075 208
11 2 4 50 275 3 0.195 0.065 214
12 3 3 0.215 0.072 210
13 1 3 0.130 0.043 158
14 2 5 25 300 3 0.150 0.050 154
15 3 3 0.135 0.045 158
16 1 3 0.105 0.035 103
17 2 6 15 310 3 0.095 0.032 102
18 3 3 0.100 0.033 104
Tabel 4.3.1a

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 17


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

Berikut data hasil percobaan praktikum aliran lubang kecil secara langsung di
lapangan dengan menggunakan pipa berdiameter 4”

Tinggi
Tinggi
lubang dari Jarak
No. lubang dari Waktu Volume Debit
No. Percobaan permukaan Pancar
Lubang muka air (s) (liter) (liter/s)
tanah (cm)
(cm)
(cm)
1 1 3 0.245 0.082 260
2 2 1 90 235 3 0.250 0.083 260
3 3 3 0.240 0.080 257
4 1 3 0.255 0.085 248
5 2 2 75 250 3 0.265 0.088 248
6 3 3 0.270 0.090 250
7 1 3 0.210 0.070 205
8 2 3 60 265 3 0.210 0.070 205
9 3 3 0.215 0.072 207
10 1 3 0.225 0.075 211
11 2 4 50 275 3 0.205 0.068 210
12 3 3 0.210 0.070 212
13 1 3 0.135 0.045 150
14 2 5 25 300 3 0.135 0.045 158
15 3 3 0.140 0.047 160
16 1 3 0.120 0.040 117
17 2 6 15 310 3 0.125 0.042 114
18 3 3 0.122 0.041 108
Tabel 4.3.1b

Ada 6 buah lubang berdiameter 6mm pada masing-masing pipa. Setiap lubang
dilakukan percobaan sebanyak 3 kali untuk meminimalir kesalahan.

4.3.2 Metode Teoritis


Untuk menghitung aliran debit air (Q), hanya perlu menjumlahkan 3
percobaan hasil debit pada tiap lubang untuk masing-masing pipa (lihat tabel 4.3.1a
& 4.3.1b) sedangakan untuk menghitung hasil kecepatan aliran (v), waktu yang
dibutuhkan air untuk mencapai tanah (t), dan jarak jangkauan air (x) harus
menggunakan rumus yang sudah dijelaskan pada bab 2.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 18


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.3.2.1 Penjabaran Hasil Teoritis Pipa Ø3”


4.3.2.1.1 Perhitungan Debit (Q)
o Lubang No. 1
0,090 + 0,093 + 0,100 = 0,283 liter/s
o Lubang No. 2
0,073 + 0,073 + 0,088 = 0,234 liter/s
o Lubang No. 3
0,067 + 0,052 + 0,058 = 0,177 liter/s
o Lubang No. 4
0,075 + 0,065 + 0,072 = 0,212 liter/s
o Lubang No. 5
0,043 + 0,050 + 0,045 = 0,138 liter/s
o Lubang No. 6
0,035 + 0,032 + 0,033 = 0,1 liter/s
4.3.2.1.2 Kecepatan Aliran Air (v)
v=
g = 9,81 m/s
o Lubang No. 1
h = 90 cm = 0,9 m
v=√ = 4,202 m/s
o Lubang No. 2
h = 75 cm = 0,75 m
v= = 3,836 m/s
o Lubang No. 3
h = 60 cm = 0,6 m
v=√ = 3,431 m/s
o Lubang No. 4
h = 50 cm = 0,5 m
v= = 3,132 m/s
o Lubang No. 5
h = 25 cm = 0,25 m
v= = 2,215 m/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 19


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

o Lubang No. 6
h = 15 cm = 0,15 m
v= = 1,716 m/s
4.3.2.1.3 Waktu yang Dibutuhkan Air Untuk Mencapai Tanah (t)

g = 9,81m/s
o Lubang No. 1
h2 = 235 cm = 2,35 m

√ = 0,692 s

o Lubang No. 2
h2 = 250 cm = 2,5 m

√ = 0,714 s

o Lubang No. 3
h2 = 265 cm = 2,65 m

√ = 0,735 s

o Lubang No. 4
h2 = 275 cm = 2,75 m

√ = 0,749 s

o Lubang No. 5
h2 = 300 cm = 3 m

√ = 0,782 s

o Lubang No. 6
h2 = 310 cm = 3,1 m

√ = 0,795 s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 20


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.3.2.1.4 Jarak Jangkauan Air (x)

o Lubang No. 1
h = 90 cm = 0,9 m
h2 = 235 cm = 2,35 m
= 2,057 m
o Lubang No. 2
h = 75 cm = 0,75 m
h2 = 250 cm = 2,5 m
= 1,936 m
o Lubang No. 3
h = 60 cm = 0,6 m
h2 = 265 cm = 2,65 m
= 1,783 m
o Lubang No. 4
h = 50 cm = 0,5 m
h2 = 275 cm = 2,75 m
= 1,658 m
o Lubang No. 5
h = 25 cm = 0,25 m
h2 = 300 cm = 3 m
= 1,225 m
o Lubang No. 6
h = 15 cm = 0,15 m
h2 = 310 cm = 3,1 m
= 0,964 m

4.3.2.2 Penja aran Hasil Teoritis Pipa Ø4”


4.3.2.2.1 Perhitungan Debit (Q)
o Lubang No. 1
0,082 + 0,083 + 0,080 = 0,245 liter/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 21


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

o Lubang No. 2
0,085 + 0,088 + 0,090 = 0,263 liter/s
o Lubang No. 3
0,070 + 0,070 + 0,072 = 0,212 liter/s
o Lubang No. 4
0,075 + 0,068 + 0,070 = 0,213 liter/s
o Lubang No. 5
0,045 + 0,045 + 0,047 = 0,137 liter/s
o Lubang No. 6
0,040 + 0,042 + 0,041 = 0,123 liter/s
4.3.2.2.2 Kecepatan Aliran Air (v)
v=
g = 9,81 m/s
o Lubang No. 1
h = 90 cm = 0,9 m
v=√ = 4,202 m/s
o Lubang No. 2
h = 75 cm = 0,75 m
v= = 3,836 m/s
o Lubang No. 3
h = 60 cm = 0,6 m
v=√ = 3,431 m/s
o Lubang No. 4
h = 50 cm = 0,5 m
v= = 3,132 m/s
o Lubang No. 5
h = 25 cm = 0,25 m
v= = 2,215 m/s
o Lubang No. 6
h = 15 cm = 0,15 m
v= = 1,716 m/s

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 22


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.3.2.2.3 Waktu yang Dibutuhkan Air Untuk Mencapai Tanah (t)

g = 9,81m/s
o Lubang No. 1
h2 = 235 cm = 2,35 m

√ = 0,692 s

o Lubang No. 2
h2 = 250 cm = 2,5 m

√ = 0,714 s

o Lubang No. 3
h2 = 265 cm = 2,65 m

√ = 0,735 s

o Lubang No. 4
h2 = 275 cm = 2,75 m

√ = 0,749 s

o Lubang No. 5
h2 = 300 cm = 3 m

√ = 0,782 s

o Lubang No. 6
h2 = 310 cm = 3,1 m

√ = 0,795 s

4.3.2.2.4 Jarak Jangkauan Air (x)

o Lubang No. 1
h = 90 cm = 0,9 m
h2 = 235 cm = 2,35 m
= 2,057 m

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 23


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

o Lubang No. 2
h = 75 cm = 0,75 m
h2 = 250 cm = 2,5 m
= 1,936 m
o Lubang No. 3
h = 60 cm = 0,6 m
h2 = 265 cm = 2,65 m
= 1,783 m
o Lubang No. 4
h = 50 cm = 0,5 m
h2 = 275 cm = 2,75 m
= 1,658 m
o Lubang No. 5
h = 25 cm = 0,25 m
h2 = 300 cm = 3 m
= 1,225 m
o Lubang No. 6
h = 15 cm = 0,15 m
h2 = 310 cm = 3,1 m
= 0,964 m

4.3.3 Grafik Perbandingan Debit Aliran Lubang Kecil


Dari percobaan aliran lubang kecil diatas, bisa dilihat bahwa hasil debit antara
percobaan pengukuran langsung di lapangan dengan perhitungan secara teoritis
adalah sama, hal ini dikarenakan kedua metode menggunakan rumus yang sama.
Maka, disini yang kami bandingkan adalah hasil debit antara pipa berdiameter 3” dan
pipa berdiameter 4”.
Untuk perbandingannya bisa dilihat pada grafik berikut.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 24


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

Perbandingan Debit Pipa Ø3" & Pipa Ø4"


0.30

0.25

0.20
Debit (liter/s)

0.15
Pipa Ø3"

0.10 Pipa Ø4"

0.05

0.00
0 1 2 3 4 5 6 7
No. Lubang

Grafik 4.3.3 Perbandingan Hasil Debit

4.3.4 Kesimpulan Percobaan Aliran Lubang Kecil


Dari hasil percobaan Aliran Lubang Kecil di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Hasil perhitungan debit air antara percobaan di lapangan dengan perhitungan
teoritis adalah sama, dikarenakan hanya 1 rumus debit.
2. Hasil perhitungan kecepatan aliran air (v), waktu semburan air (t), dan jarak
pancar air (x) diperoleh hasil yang sama baik pipa Ø3” maupun pipa Ø4”
dikarenakan tinggi lubang dari permukaan air dan tinggi lubang dari tanah sama.
3. Hasil perhitungan debit air antara pipa Ø3” dengan pipa Ø4” berbeda (memiliki
selisih) dan hal ini wajar, dikarenakan ukuran diameter dan volume pipa berbeda.

4.4 HYDRAULIC JUMP


Dari hasil uji coba Hydraulic Jump di lapangan secara langsung, diperoleh
beberapa data untuk menghitung kecepatan air dan total kehilangan energi. Data-data
tersebut nantinya akan di masukkan ke dalam metode perhitungan dengan rumus
(teoritis).

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 25


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.4.1 Metode Langsung


Berikut data hasil percobaan praktikum Hydraulic Jump secara langsung di
lapangan dengan tinggi bukaan pint (Yg) konstan sebesar 0,020 m

Percobaan Yg Y₀ Y Y Q
(m) (m) (m) (m) (m³/s)
1 0,020 0,128 0,014 0,071 0,001602
2 0,020 0,131 0,018 0,069 0,001330
3 0,020 0,140 0,019 0,072 0,001442
4 0,020 0,150 0,021 0,073 0,001531
5 0,020 0,166 0,021 0,076 0,001874
Tabel 4.4.1

4.4.2 Metode Teoritis


Dari data percobaan metode langsung di atas, dapat dicari kecepatan air
sebelum dan sesudah loncatan dan juga total kehilangan energi sepanjang loncatan air
sebagai berikut.

4.4.2.1 Perhitungan Kecepatan Air Sebelum Loncatan (V₁)

V1 =
.

b = 0,078 m
o Percobaan 1
, 6
V1 = = 1,467 m/s
, 4. , 78

o Percobaan 2
, 33
V1 = = 0,947 m/s
, 8. , 78

o Percobaan 3
, 44
V1 = = 0,973 m/s
, 9. , 78

o Percobaan 4
, 53
V1 = = 0,935 m/s
, . , 78

o Percobaan 5
, 874
V1 = = 1,144 m/s
, . , 78

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 26


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

4.4.2.2 Perhitungan Kecepatan Air Setelah Loncatan (V₃)

V3 =
.

b = 0,078 m
o Percobaan 1
, 6
V3 = = 0,289 m/s
, 7 . , 78

o Percobaan 2
, 33
V3 = = 0,247 m/s
, 69 . , 78

o Percobaan 3
, 44
V3 = = 0,257 m/s
, 7 . , 78

o Percobaan 4
, 53
V3 = = 0,269 m/s
, 73 . , 78

o Percobaan 5
, 874
V3 = = 0,316 m/s
, 76 . , 78

4.4.2.3 Perhitungan Total Kehilangan Energi Sepanjang Loncatan Air (ΔH)


( )
ΔH =

o Percobaan 1
( )
ΔH = = 0,047 m
o Percobaan 2
( )
ΔH = = 0,027 m
o Percobaan 3
( )
ΔH = = 0,027 m
o Percobaan 4
( )
ΔH = = 0,023 m

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 27


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

o Percobaan 5
( )
ΔH = = 0,026 m

4.4.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Air & Kehilangan Energi

1.467
1.400

1.200
1.144
1.000 0.973
0.947 0.935
0.800 V₁
V₃
0.600
ΔH
0.400
0.289 0.316
0.247 0.257 0.269
0.200

0.047 0.027 0.027 0.023 0.026


0.000
Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan Percobaan
1 2 3 4 5

Grafik 4.4.3 Hubungan V1, V2, dan ΔH

4.4.4 Kesimpulan Percobaan Hydraulic Jump


Dari hasil percobaan Hydraulic Jump di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Pada loncatan hidrolis, terjadi pengurangan kecepatanaliran secara mendadak dari
V1 menjadi V3 dan pertambahan kedalaman aliran dari Y1 menjadi Y3.
2. Loncatan hidrolik yang mana batas energy masih dalam batas toleransi
diaplikasikan untuk menurunkan kecepatan aliran air yang mengalir melewati
pintu air melalui saluran air. Sehubungan dengan hal tersebut, energy yang
mengalir akan menurun/berkurang. Energy yang berpindah setelah loncatan
adalah menjauhi sluice gate (menuju bagian hilir).

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 28


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
1) Terdapat selisih hasil debit antara percobaan pengukuran di lapangan secara
langsung dengan perhitungan secara teoritis (menggunakan rumus).
2) Pengukuran setiap orang yang berbeda, yang mengakibatkan terjadinya
kesalahan/kurang akuratnya data.
3) Energi yang mengalir pada saluran air yang melewati pintu air akan selalu
berkurang dan akan berpindah setelah loncatan menjauhi sluice gate (menuju
hilir).
5.2 SARAN

1) Sebelum melaksanakan praktikum sebaiknya memahami panduan pelaksanaan


praktikum terlebih dahulu, agar hasil praktikum lebih akurat dan lancar dalam
pelaksanaannya.
2) Gunakanlah perlengkapan praktikum sesuai Standart Operasional Procedural
(SOP).
3) Lakukan dengan serius, sehingga praktikum dapat dilaksanakan dengan baik.
4) Perlu adanya penambahan alat, karena dikerjakan oleh 2 kelompok dan jumlah
per kelompok banyak.
5) Perlu adanya update modul praktikum, karena kurang lengkapnya isi dari
modul serta berbeda antara isi dan pelaksanaan praktikum.

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 29


Program Studi Teknik Sipil – Universitas Bhayangkara Surabaya

DAFTAR PSTAKA

 Modul Praktikum
 Wikipedia.com

Tugas Laporan Praktikum Mekanika Fluida | 30

Anda mungkin juga menyukai