Anda di halaman 1dari 43

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

EKSPERIMEN 13
OSBORNE REYNOLDS

1.

2.

3.

TUJUAN PERCOBAAN
a.

Mengamati jenis-jenis aliran fluida

b.

Menentukan bilangan Reynolds berdasarkan debit

c.

Mencari hubungan antara bilangan Reynolds dengan jenis aliran

d.

Mengamati profil parabolic dari aliran laminer

PERALATAN
a.

Air

b.

Gelas Ukur

c.

Pesawat Osborne Reynolds

d.

Stopwatch (Pengukur Waktu)

e.

Termometer

f.

Tinta

DASAR TEORI

3.1. Ruang Lingkup Mekanika Fluida


Bumi ini 75% tertutup oleh air (zat cair) dan 100% tertutup oleh udara (gas), oleh
karena itu ruang lingkup mekanika fluida sangat luas dan menyentuh hampir seluruh segi
kehidupan manusia. Ilmu cuaca, oceanography fisis, dan hidrologi bersangkutan dengan
aliran-aliran secara alami, seperti juga halnya dengan penelaahan medis atas pernafasan dan
peredaran darah.
Semua masalah transportasi yang terkait dengan gerak fluida, dengan cabang-cabang
khusus yang telah maju dalam aerodinamika pesawat udara dan roket, dan dalam
hidrodinamika bahari kapal dan kapal selam. Di dalam bidang energi, hampir seluruh energi
elektrik kita dibangkitkan dengan aliran air (PLTA) atau aliran uap (PLTU) yang memutar
turbin.
Semua masalah pembakaran yang melibatkan gerak fluida, seperti juga masalahmasalah pengairan, pengendalian banjir, penyediaan air, pembuangan limbah, gerak umban
atau proyektil, dan pembangunan jalur minyak dan gas.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

3.2.

GROUP II

Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida


Penentuan kecepatan disejumlah titik pada suatu penampang memungkinkan untuk

membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga pengukuran kecepatan


merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa suatu aliran fluida. Kecepatan dapat
diperoleh dengan melakukan pengukuran terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang
dikenali untuk bergerak sepanjang jarak yang telah ditentukan. Besarnya kecepatan aliran
fluida pada suatu pipa mendekati nol pada dinding pipa dan mencapai maksimum pada tengah
- tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan yang tidak
serius dalam masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan sesungguhnya adalah pada
penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan pada aliran fluida umumnya
menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak ada keterangan lain yang disebutkan.
Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir dalam suatu
pipa. Jumlah dari aliran fluida mungkin dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida
dengan masing - masing laju aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume (m/s), laju aliran
berat (N/s) dan laju aliran massa (kg/s). Kapasitas aliran (Q) untuk fluida yang inkompresibel
yaitu:

Q = A .v
dimana:
Q = laju aliran volume (m/s)
A = luas penampang aliran (m)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)
Laju aliran berat fluida (W) dirumuskan sebagai:
W= .A .v
dimana:
W = laju aliran berat fluida (N/s)
= berat jenis fluida (N/m3)

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Laju aliran massa (M) dinyatakan sebagai:


M = .A .v
dimana:
M =laju aliran massa fluida (kg/s)
= massa jenis fluida (kg/m3

3.3.
a.

Macam-macam Aliran Fluida


Aliran laminar
Aliran laminar didefinisikan sebagai aliran dengan fluida yang bergerak dalam lapisan

lapisan, atau laminar-laminar dengan satu lapisan meluncur secara lancar. Dalam aliran
laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan terjadinya gerakan relative
antara lapisan.

b.

Aliran transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.

c.

Aliran turbulen
Aliran turbulen didefinisikan sebagai aliran yang dimana pergerakan dari partikel-

partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami percampuran serta putaran partikel
antar lapisan, yang mengakibatkan saling tukar momentum dari satu bagian fluida ke bagian
fluida yang lain dalam skala yang besar. Dalam keadaan aliran turbulen maka turbulensi yang
terjadi mengakibatkan tegangan geser yang merata di seluruh fluida sehingga menghasilkan
kerugian-kerugian aliran.

3.4. Kekentalan (viscosity)


Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser () pada waktu
bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi antara partikel zat cair
sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara molekul-molekul yang bergerak. Zat
cair ideal tidak memiliki kekentalan. Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu
kekentalan dinamik () atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis (). Dalam
beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan dengan
kekentalan kinematik sebagai berikut:
=v
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

dengan adalah rapat massa zat cair (kg/m3). Kekentalan kinematik besarnya dipengaruhi
oleh temperatur (T ), pada temperatur yang tinggi kekentalan kenematik zat cair akan relatif
kecil dan dapat diabaikan.

dengan T adalah suhu zat cair (..C)


Zat cair Newtonian adalah zat cair yang memiliki tegangan geser () sebanding dengan
gradien kecepatan normal (dydu) terhadap arah aliran. Gradien kecepatan adalah
perbandingan antara perubahan kecepatan dan perubahan jarak tempuh aliran

3.5.

Rapat jenis (density )


Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan

dinyatakan dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan dengan cara menghitung
nisbah ( ratio ) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume
bagian tersebut. Hubunganya dapat dinyatakan sebagai berikut:
=d dm ( kg/m3 )
dimana : m adalah masa fluida ( kg)
adalah volume fluida (m3)

Nilai density dapat dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan
suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari molekul molekul fluida
semakin berkurang.
3.6.

Bilangan Reynolds
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vs)
terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan
suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran
yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds
(18421912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting
dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain,
untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran yang
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda pula,
memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut memiliki kemiripan
dinamis.
Rumus bilangan Reynolds dapat dituliskan sebagai berikut :

Re =

Dimana :

V = Kecepatan rata-rata dari objek relative terhadap cairan (S1 unit : m/s)

L = Dimensi linear karateristik (Panjang perjalanan dari cairan ; diameter hidrolik


ketika berhadapan dengan system sungai) (m)

= Viskositas dimanis fluida (Pa.s atau N.s/m2 atau kg/m.s)

v = Viskositas kenematika ( v

= Densitas fluida (kg/m3)

) (m2/s)

Perhatikan bahwa mengalikan bilangan Reynolds,


oleh

hasil

yang rasio

Signifikansi
Re =
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang
pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.
3.7. Reynolds Transportasi Teorema
Teorema Transport (juga dikenal sebagai Leibniz-Reynolds Teorema Transport) atau
dalam Teorema Reynolds singkat, adalah generalisasi tiga dimensi dari aturan Leibniz
terpisahkan yang juga dikenal sebagai diferensiasi bawah tanda integral.
Teorema ini dinamai Osborne Reynolds (1842-1912). Hal ini digunakan untuk
menysusn kembali turunan jumlah terintegrasi dan berguna dalam merumuskan persamaan
dasar mekanika kontinum.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Perkembangan mengintegrasikan f = f (x,t) selama waktu tergantung wilayah (t) yang


memiliki batas (t), kemudian mengambil derivative sehubungan waktu :

Transportasi teorema Reynolds, diturunkan sebagai berikut :

Dimana :

n (x,t) = Unit normal yang menunjukkan luar

x = Titik di wilayah itu dan adalah variabel integrasi

dv & dA = Volume dan elemen permukaan pada x

Vb (x,t) = kecepatan dari elemen daerah

f = Fungsi vector atau skalar

Perhatikan bahwa integral di sisi kiri adalah semata-mata fungsi waktu, sehingga
derivative total telah digunakan.

3.8. Analogi Reynolds


Reynolds analogi adalah popular dikenal untuk menghubungkan momentum turbulen
dan perpindahan panas. Asumsi utama adalah bahwa fluks panas

di system yang bergolak

ini analog dengan fluks momentum , yang menunjukkan bahwa rasio

harus konstan untuk

semua posisi radial.


=

Data eksperimental untuk aliran gas yang setuju dengan persamaan di atas kira-kira
menurut Schmit dan Prandtl jumlahnya hampi 1,0 dan hanya gesekan kulit hadir dalam aliran
melewati pelat datar atau di dalam pipa. Ketika cairan yang hadir dan atau bentuk tarik hadir,
analogi ini dikenal konvensional telah valid.
Pada tahun 2008, bentuk kualitatif validitas analogi Reynolds itu kembali untuk aliran
laminer dari fluida mampat dengan viskositas dinamis variabel (). Hal ini menunjukkan
bahwa ketergantungan kebalikan dari bilangan Reynolds dan koefisien gesekan kulit (Cf)
adalah dasar bagi keabsahan analogi Reynolds, dalam aliran laminer konvektif dengan
konstan dan vaiabel.
Jadi Reynolds analogi berlaku untuk aliran yang dekat untuk dikembangkan, untuk
perubahan dalam gradient variabel lapangan (kecepatan dan suhu) di sepanjang aliran kecil.
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

3.9. Magnetic Bilangan Reynolds


Bilangan Reynolds magnetic adalah sebuah kelompok tak berdimensi yang terjadi pada
megnetohydro dynamic. Ini memberikan perkiraan efek megnetik adveksi ke magnet difusi
dan biasanya didefinisikan oleh :
Rm =
Dimana :

V = Skala kecepatan aliran

L = Skala panjang aliran

= Difusivitas magnetik

3.10. Karakteristik Umum Untuk Rm Besar & Kecil


Untuk Rm < 1, adveksi relative penting sehingga medan magnet akan cenderung untuk
bersantai menuju keadaan murni difusif, dtentukan oleh kondisi batas dari pada aliran.
Untuk Rm > 1, difusi relative tidak penting pada skala panjang L. garis fluks dari medan
magnetic tersebut kemudian adveded dengan garis aliran fluida.
Sampai saat gradient terkosentrasi ke daerah skala panjang cukup pendek bahwa difusi
dapat mengembangkan ke adveksi.

3.11. Bilangan Reynolds Dalam Cairan Kental

Gambar (13-4) Bola Yang Mengulir Melewati Arus [Gaya Tarik (Fd) & Gaya Gravitasi (Fg)]

Dimana viskositas secara alami tinggi, seperti setiap polimer mencair, aliran laminer
biasanya. Bilangan Reynolds sangat kecil, hukum Stokes dapat digunakan untuk mencari
viskositas dari fluida.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Sphere diperlakukan untuk jatuh melalui fluida dan mereka mencapai kecepatan
terminal dengan cepat dan viskositas fluida dapat ditentukan.
Aliran laminer solusi polimer dimanfaatkan oleh hewan seperti ikan dan lumba-lumba,
yang memancarkan solusi kental dari kulit . hal ini dapat membantu mempermudah tubuh
mereka untuk bergerak ketika berenang. Dalam keseharian kondisi ini telah dimanfaatkan
pada kapal, untuk mendapatkan kecepatan dengan memanfaatkan larutan polimer.

3.12. Contoh Pentingnya Bilangan Reynolds


Jika kebutuhan pengujian sayap pesawat, seseorang dapat membuat model skala bawah
dari dan mengujinya dalam terowongan angin menggunakan bilangan Reynolds yang sama
bahwa pesawat sebenarnya digunakan. Jika misalnya model skala dimensi linier memilki
seperempat dari ukuran penuh, kecepatan aliran model harus dikalikan dengan faktor dari 4
untuk medapatkan perilaku serupa.
Atau tes dapat dilakukan dalam sebuah tangki bukan di udara (efek kompresibilitas
disediakan dari udara tidak signifikan). Sebagai viskositas kinematika air adalah sekitar 13
kali lebih sedikit dibandingkan dengan udara 15 0C, dalam hal ini model skala akan perlu
sekitar 1/13 ukuran dalam semua dimensi untuk mempertahankan jumlah yang sama
Reynolds, dengan asumsi skala penuh kecepatan aliran digunakan.
Hasil dari model laboratorium akan serupa dengan hasil sayap pesawat yang
sebenarnya. Jadi tidak perlu untuk membawa pesawat skala penuh ke laboratorium dan benarbenar mengujinya, ini adalah contoh dari kesamaan dinamis.
Bilangan Reynolds adalah penting dalam perhitungan dari tubuh tarik karakteristik.
Sebuah contoh penting bahwa dari aliran disekitar silinder. Diatas sekitar 3 x 105 Re tersebut
koefisien hambatan tetes jauh. Hal ini penting ketika menghitung kecepatan jelajah optimal
untuk tarik terendah (dan karena itu jarak jauh) profil untuk pesawat terbang.

3.13. Aliran Dalam Pipa


Untuk aliran dalam pipa atau tabung, bilangan Reynolds umumnya didefinisikan
sebagai :
Re =

Dimana :

DH = Diameter hidrolik pipa, panjang karakteristik perjalanannya (L) (m)

Q = Volume laju aliran (m3/s)


GROUP II

BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

A = Luas penampang pipa (m2)

V = Kecepatan rata-rata dari objek relative terhadap cairan (S1 unit : m/s)

= Viskositas dimanis fluida (Pa.s atau N.s/m2 atau kg/m.s)

v = Viskositas kenematika ( v

= Densitas fluida (kg/m3)

) (m2/s)

3.14. Persamaan Kontinuitas


Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang dan panjang tertentu
seperti tergambar dibawah ini :

Gambar (13-1) Pipa Dengan Panjang & Luas Penampang Tertentu

Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, maka volume fluida yang ada
dalam pipa adalah V = A x L. Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida
menempuh selang waktu tertentu (t), maka bisa menyatakan bahwa besarnya debit fluida :
Q= =
Karena V = = , maka L = V x t, sehingga :
Q=

=VxA

Cara mengukur kecepatan fluida dari persamaan kontinuitas tersebut adalah :


V=

Air yang mengalir melalui pipa berdiameter (D) dengan kecepatan V dapat memiliki
sifat-sifat yang bisa diamati melalui injeksi zat warna (tinta) seperti yang ditunjukkan oleh
gambar. Untuk laju aliran yang cukup kecil, garis guratan zat pewarna akan terlihat jelas
sebagai garis pada saat mengalir.
Untuk laju aliran sedang, garis guratan tidak stabil, terkadang berupa garis lurus dan
terkadang juga tidak beraturan. Sedangkan untuk laju aliran yang cukup besar, garis guratan
tidak beraturan dan menyebar keseluruh pipa dengan pola yang acak. Ketiga karakteristik ini
masing-masing disebut aliran laminer, transisi dan turbulen.
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Laminer

Transisi

Turbulen
Gambar (13-2) Karakteristik Aliran Laminer, Transisi & Turbulen

Untuk nilai Re yang besar menunjukkan aliran yang sangat tidak beraturan (turbulen)
yaitu Re > 4000. Inilah bilangan Reynold kritis atas, sedangkan untuk Re yang nilai kecil
yaitu Re < 2000, menunjukkan bahwa sifat alirannya laminer yang disebut bilangan reynold
kritis bawah.
Partikelnya-partikelnya bergerak secara teratur dan mempunyai garis edar yang sejajar
untuk aliran peralihan antara turbulen dan laminer disebut aliran transisi yaitu 2000 < Re <
4000.
Bilangan Reynolds adalah bilangan yang tidak berdimensi yang menunjukkan sifat
suatu aliran sehingga besarnya tidak tergantung pada system yang dipakai. Bilangan Reynolds
juga dapat menyatakan antara efek inersia dan viskos dalam aliran. Menurut Reynolds, ada 4
fakta yang menentukan sifat suatu aliran yaitu karakteristik kecepatan (V), panjang (L), massa
jenis (), dan viskositas dinamik (). Hubungan dari parameter-parameter tersebut adalah :
Re =
Dimana :
V=

(viskositas kenematika)
GROUP II

BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Sehingga
Re =
Pada pipa diambil kecepatan rata-rata (V) sebagai kecepatan karakteristik dan garis
tengah pipa (D) sebagai panjang karakteristik sehingga diperoleh :
Re =
Bilangan Reynolds adalah perbandingan gaya inersia terhadap gaya yang kekentalan
bekerja pada suatu cairan.

3.15. Gaya Inersia


Gaya Inersia (Fi) = Massa x Percepatan
Fi = m x a
Fi = x L3 x
Fi = x L2 x x V
Fi = x L3 x V2
Dimana :

V = Kecepatan aliran (m/s)

L = Dimensi panjang (m)

= Kerapatan massa (kg/m3)

3.16. Gaya Gesek


Gaya Gesek (Ff) = Gesekan x Luas
Ff = x

xA

Dimana :

= Kekentalan dinamis

= Gradien kecepatan

V = Kecepatan setempat

Jika V konstan, maka :


Ff = x x L2
Ff = x x L2
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

Ff = x

GROUP II

xL

=
=
Re =

3.17.

(Terbukti)

Faktor Gesekan
Dalam dinamika fluida, rumus faktor gesekan Darcy adalah persamaan yang

berdasarkan pada data eksperimen dan teori untuk faktor gesekan Darcy. Faktor gesekan
Darcy adalah satuan tak berdimensi yang digunakan dalam persamaan Darcy-Weisbach,
untuk mendeskripsikan kehilangan tekanan akibat gesekan dalam aliran pipa.
Rumus faktor gesekan Darcy dapat diaplikasikan pada berbagai jenis aliran seperti:

Aliran laminer

Aliran transisi antara laminer dan turbulen

Aliran turbulen di saluran halus

Aliran turbulen di saluran kasar

Aliran permukaan bebas

Faktor gesekan (F) merupakan salah satu variabel yang menentukan besarnya penurunan
tekanan pada aliran fluida dalam pipa. Untuk memperoleh nilai fakta gesekan ini dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :

a. Menggunakan Rumus
Aliran turbulen
f=
Aliran transisi
f=
Aliran laminer
f=
b. Menggunakan diagram Moody
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Sebelum menggunakan diagram moody, kita harus mengetahui nilai bilangan Reynolds
dan kekasaran relative dari pipa yang di lalui oleh airan terlebih dahulu.
Kekasaran Relatif =
Dimana :

= Kekasaran pipa

d = Diameter pipa

Tekanan turun dapat terlihat untuk aliran yang penuh cairan melalui pipa, dapat di
prediksi dengan menggunakan diagram moody.

Gambar (13-3) Diagram Moody


Diagram jelas menunjukkan laminer, transisi, dan aliran turbulen sebagai peningkatan
bilangan Reynolds. Sifat aliran pipa sangat bergantung pada apakah aliran laminer atau
turbulen.
Apabila suatu aliran flluida dialirkan diantara batas-batas yang tetap, maka hambatan
terhadap gerakan aliran akan mempunyai nilai terbesar pada permukaan-permukaan batasnya.
Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya perlambatan kecepatan partikel fluida pada
permukaan batas, sehingga akan membentuk suatu profil kecepatan pada aliran laminer yang
berbentuk parabola.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

3.18. Aliran Dalam Saluran Non-Melingkar (Anulus)


Untuk bentuk seperti kotak, saluran empat persegi panjang atau annular (dimana tinggi
dan lebar yang sebanding) dimensi karakteristik aliran internal untuk situasi diambil menjadi
diameter hidrolik (DH) yang di definisikan sebagai 4 kali luas penampang (dari fluida), dibagi
dengan perimeter dibasahi. Perimeter dibasahi untuk saluran adalah perimeter total dari semua
dinding saluran yang berada dalam kontak dengan aliran. Hal ini berarti panjang air terkena
udara tidak termasuk dalam perimeter dibasahi.
DH =
Untuk pipa melingkar, diameter hidrolik adalah persis sama dengan diameter pipa di
dalam, seperti yang dapat ditampilkan secara matematis.
Untuk saluran melingkar, seperti saluran luar dalam tabung di tabung penukar panas,
diameter hidrolik dapat ditampilkan aljabar untuk mengurangi sampai D H annulus.
DH annulus = D0 D1
Dimana :

D0 = Diameter luar dari pipa luar

D1 = Diameter dalam dari pipa di dalamnya

Untuk perhitungan yang melibatkan aliran non-melingkar saluran, diameter hidrolik


dapat digantikan untuk diameter saluran melingkar, dengan akurasi yang wajar.

3.19. Aliran Dalam Duct Luas


Untuk fluida bergerak antara dua permukaan pesawat sejajar (dimana lebar jauh lebih
besar dari ruang antar pelat) maka dimensi karakteristik adalah dua kali jarak antar pelat.

3.20. Aliran Dalam Saluran Terbuka


Untuk aliran cairan dengan permukaan bebas, jari-jari hidrolik harus ditentukan. Ini
adalah luas penampang saluran dibagi dengan perimeter dibasahi. Untuk saluran setengah
lingkaran, itu adalah setengah jari-jari. Untuk saluran persegi panjang, jari-jari hidrolik adalah
luas penampang dibagi perimeter dibasahi. Beberapa teks book kemudian menggunakan
dimensi karakteristik yang 4 kali jari-jari hidrolik (dipilh karenamemberikan nilai yang sama
Re untuk awal turbulensi seperti pada aliran pipa). Sementara yang lain menggunakan jari-jari
hidrolik sebagai karakteristik skala panjang dengan nilai yang berbeda dari Re akibatnya
untuk transisi dan aliran turbulen.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

3.21. Objek Dalam Fluida


Bilangan Reynold untuk sebuah objek dalam cairan yang disebut juga jumlah partikel
Reynolds dan sering dilambangkan ReP adalah penting ketika mempertimbangkan sifat aliran,
apakah menimbulkan pusaran atau tidak menimbulkan pusaran serta kecepatan kejatuhannya.

3.22. Sphere Dalam Fluida


Untuk bola dalam cairan, panjang skala karakteristik adalah diameter bola dan
kecepatan karakteristik adalah bahwa dari bola relative terhadap cairan agak jauh dari bola
(seperti bahwa gerakan bola tidak mengganggu referensi yang terpisahkan dari cairan).
Kepadatan dan viskositas adalah apa yang mereka miliki pada cairan, perhatikan bahwa
aliran laminer murni hanya ada sampai Re = 0,1 dibawah definisi ini.
Dibawah kondisi Re rendah, hubungan antara kekuatan dan kecepatan gerak yang
memberikan yaitu hukum Stokes.

3.23. Objek Oblong Dalam Fluida


Persamaan untuk objek persegi panjang yang identik dengan bola, dengan objek yang
diperkirakan sebagai suatu ellipsoid dan sumbu panjang dipilih sebagai skala panjang
karakteristik.
Pertimbangan tersebut penting di sungai alami, misalnya untuk biji-bijian dimana
pengukuran masing-masing sumbu tidak praktis (misalnya karena terlalu kecil), diameter
saringan yang digunakan bukan aliran seabgai karakteristik partikel skala panjang. Kedua
perkiraan mengubah nilai-nilai bilangan Reynolds kritis.

3.24. Kesamaan Arus


Agar dua arus untuk menjadi serupa mereka harus memiliki geometri yang sama, dan
memiliki jumlah yang sama Reynolds dan nomor Euler. Ketika membandingkan perilaku
fluida pada titik-titik yang sesuai dalam model dan aliran skala penuh berikut ini berlaku :
ReM = Re
EuM = Eu
=

Jumlah ditandai dengan keprihatinan m aliran sekitar model dan yang lain aliran yang
sebenarnya. Hal ini memungkinkan para insinyur untuk melakukan eksperimen dengan model
GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

berkunang pada saluran air atau terowongan angin, dan mengkorelasikan data ke waktu aliran
yang sebenarnya, menghemat biaya selama eksperimen laboratorium dan tepat waktu.
Perhatikan bahwa keserupaan dinamis benar mungkin memerlukan pencocokan lainnya
berdimensi angka juga, seperti bilangan Mach yang digunakan dalam arus kompresibel atau
bilangan Fraude yang mengatur aliran saluran terbuka. Omset dari aliran turbulen 2,3 x 1035,0

x 104 untuk aliran pipa dan 106 untuk lapisan batas.

Khas pitch dalam major league baseball (2 x 105)

Orang berenang (4 x 106)

Tercepat ikan (106)

Paus biru (3 x 108)

Kapal besar (RMS Queen Elizabeth 2) (5 x 109)

3.25. Penurunan
Bilangan Reynolds dapat diperoleh ketika seseorang menggunakan nondimensional
bentuk mampat persamaan Navier-Stokes :
=(

) = - . + .2.v + f

Setiap istilah dalam persamaan diatas memiliki satuan gaya persatuan volume atau gaya
aklerasi kepadatan. Setiap jangka demikian tergantung pada pengukuran yang tepat dari
aliran.
Salah satu cara yang mungkin untuk mendapatkan persamaan nondimensional adalah
dengan memperbanyak persamaan keseluruhan oleh faktor berikut :

Dimana :

V = Kecepatan rata-rata relative terhadpa fluida (m/s)

D = Panjang karakteristik, L (m)

= Densitas fluida (kg/m3)

Jika kita sekarang mengasumsikan :


V = ;
= x

f = f x
=

;
;
GROUP II

BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

= D
Kita dapat menulis ulang persamaan Navier-Stoke tanpa dimensi :
+ V x V = - + (

)+ f;

Dimana istilah :
+ V x V = ( )
Akhirnya menjatuhkan bilangan prima untuk memudahkan membaca :
+ V x V = - + (

)+ f;

Inilah sebabnya mengapa matematis semua mengalir dengan bilangan Reynolds yang
sebanding. Perhatikan juga dalam persamaan diatas, senagai Re istilah kental lenyap,
dengan demikian jumlah arus tinggi Reynolds sekitar invisud dalam aliran bebas.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

4.

GROUP II

PROSEDUR
a.

Atur alat hingga horizontal kedudukannya, lalu hubungkan semua pipa pemberi dan
pembuang

b.

Buka katup pemasukan dan biarkan air memasuki tangki penenang. Buang
kelebihan air melalui pipa pembuang bagian atas untuk mencapai muka air yang
konstan.

c.

Diamkan air selama 5 menit, kemudian ukur temperatur air dengan memasukkan
thermometer kedalamnya

d.

Buka katup pengontrol aliran perlahan-lahan, lalu atur katup jarum pengontrol zat
warna hingga tercapai aliran lambat dengan zat warna terlihat jelas.

e.

Tentukan besarnya debit yang lewat dengan cara menampung aliran melalui pipa
pembuangan selama selang waktu tertentu ke dalam gelas ukur.

f.

Ulangi prosedur di atas untuk debit Q yang berubah-ubah dari kecil ke besar.

g.

Kerjakan kebalikan proses di atas untuk debit yang berubah-ubah dari besar ke
kecil.

h.

Amati profil kecepatan, dengan cara menurunkan injector zat warna ke dalam mulut
inlet, dan dalam keadaan tidak ada aliran buka katup jarum dari reservoir zat warna
kemudian teeteskan zat warna ke dalam air. Buka katup pengontrol aliran lalu amati
jenis aliran yang terjadi.

i.

Ukur kembali temperatur pada akhir percobaan.

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

5.

GROUP II

HASIL DAN PERHITUNGAN

Data hasil eksperimen Osborne Reynolds :


Pengukuran Debit
No. Waktu
Volume
Debit
(s)
(ml)
(ml/s)
3
120
40.0
3
140
46.7
3
130
43.3
1
Jumlah
390
130.0
Harga Q rata - rata : 43.3
3
135
45.0
3
115
38.3
3
145
48.3
2
Jumlah
395
131.7
Harga Q rata - rata : 43.9
3
135
45.0
3
115
38.3
3
130
43.3
3
Jumlah
380
126.7
Harga Q rata - rata : 42.2
3
125
41.7
3
120
40.0
3
150
50.0
4
Jumlah
395
131.7
Harga Q rata - rata : 43.9
5
170
34.0
5
155
31.0
5
150
30.0
5
Jumlah
475
95.0
Harga Q rata - rata : 31.7
5
165
33.0
5
180
36.0
5
135
27.0
6
Jumlah
480
96.0
Harga Q rata - rata : 32.0

Kecepatan
Aliran
(mm/s)

Bilangan
Reynolds

Tampak
Visual

Log Re

Log f

326.637

4,735.129

TURBULEN

0.038094

3.675332

-1.4191

330.825

4,795.835

TURBULEN

0.037973

3.680864

-1.4205

318.262

4,613.715

TURBULEN

0.038342

3.664051

-1.4163

330.825

4,795.835

TURBULEN

0.037973

3.680864

-1.4205

238.696

3,460.286

TRANSISI

0.040587

3.539112

-1.3916

241.209

3,496.710

TRANSISI

0.040518

3.54366

-1.3923

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

1
0

10
180
10
160
10
220
Jumlah
560
Harga Q rata - rata :
10
190
10
216
10
185
Jumlah
591
Harga Q rata - rata :
10
185
10
220
10
215
Jumlah
620
Harga Q rata - rata :
10
175
10
185
10
220
Jumlah
580
Harga Q rata - rata :

Temperatur

GROUP II

18.0
16.0
22.0
56.0
18.7
19.0
21.6
18.5
59.1
19.7
18.5
22
21.5
62
20.7
17.5
18.5
22
58
19.333

140.705

2,039.748

LAMINER

0.031376

3.309576

-1.5034

148.494

2,152.662

LAMINER

0.029731

3.332976

-1.5268

155.781

2,258.292

LAMINER

0.028340

3.35378

-1.5476

145.730

2,112.596

LAMINER

0.030294

3.324816

-1.5186

= 200C

Diameter Pipa = 13 mm
Jenis Pipa

= Pipa Gelas

Jenis Fluida

= Air

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Perhitungan :
Data (1)
1.

Viskositas (V)
V=

2.

= 0.896762247mm2/s

Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 43.3 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 326.637 mm/s

= 4735.129

Faktor Gesekan (f)


Aliran Turbulen f =

= 0,038094

6.

Log Re = log (4735.129) = 3,675332

7.

Log f = log (0,038094) = -1,4191

Data (2)
1. Viskositas (V)
V=
2.

= 0.896762247mm2/s

Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 43.9ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

= 330,825 mm/s

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 4795,835

Faktor Gesekan (f)


Aliran Turbulen f =

= 0,037973

6.

Log Re = log (4795,835) = 3,680864

7.

Log f = log (0,036428) = -1,4205

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data (3)
1. Viskositas (V)
V=
2.

= 0.896762247mm2/s

Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 42,2 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 318,262 mm/s

= 4613.715

Faktor Gesekan (f)


Aliran Turbulen f =

= 0,037902

6.

Log Re = log (4613.715) = 3,664051

7.

Log f = log (0,03792) = -1,4163

Data (4)
1. Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 43.9 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=

= 330,825 mm/s

4. Bilangan Reynolds (Re)


Re =

= 4795,835

5. Faktor Gesekan (f)


Aliran Turbulen f =

= 0,037973

6. Log Re = log (4795,835) = 3,680864


7. Log f = log (0,036428) = -1,4205

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data (5)
1. Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 31,7 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=

= 238,696 mm/s

4. Bilangan Reynolds (Re)


Re =

= 3460,286

5. Faktor Gesekan (f)


Aliran Transisi

f=

= 0,040587

6. Log Re = log (3460,286) = 3,539112


7. Log f = log (0,040587) = -1,3916

Data (6)
1. Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 32,0 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

= 241,209 mm/s

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 3496,710

Faktor Gesekan (f)


Aliran Transisi

f=

= 0,040518

6.

Log Re = log (3496,710) = 3,54336

7.

Log f = log (0,027887) = -1,3923

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data (7)
1. Viskositas (V)
V=
2.

= 0.896762247mm2/s

Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 18,7 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=

= 140,705 mm/s

4. Bilangan Reynolds (Re)


Re =

= 2039.748

5. Faktor Gesekan (f)


Aliran Laminer f =

= 0,031376

6. Log Re = log (2039.748) = 3,309576


7. Log f = log (3,309576) = -1.5034

Data (8)
1. Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 19,7 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=

= 148,494 mm/s

4. Bilangan Reynolds (Re)


Re =

= 2152,62

5. Faktor Gesekan (f)


Aliran Laminer f =

= 0,029731

6. Log Re = log (2152,62) = 3,332976


7. Log f = log (0,029731) = -1,5268

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data (9)
1. Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 62 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 155,781 mm/s

= 2258,292

Faktor Gesekan (f)


Aliran Laminer

f=

= 0,028340

6.

Log Re = log (2258,292) = 3,35378

7.

Log f = log (0,028340) = -1,5476

Data (10)
1.

Viskositas (V)
V=

= 0.896762247mm2/s

2. Debit Rata-Rata (Qrata-rata)


Qrata-rata =

= 19,33 ml/s

3. Kecepatan Rata-Rata (v)


v=
4.

= 145,730 mm/s

Bilangan Reynolds (Re)


Re =

5.

= 2112,596

Faktor Gesekan (f)


Aliran Laminer

f=

= 0,030294

6.

Log Re = log (2112,596) = 3,324815

7.

Log f = log (0,030294) = -1,5186

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Re
No.

< 2000

2000 < Re <


4000

> 4000

Pengamatan Visual Hasil Perhitungan

4735,129

Turbulen

Turbulen

4795,835

Turbulen

Turbulen

4613,715

Turbulen

Turbulen

4795,835

Turbulen

Turbulen

3460,286

Transisi

Transisi

3496,710

Transisi

Transisi

2039,748

Laminer

Transisi

2152,662

La miner

Transisi

2258,292

Laminer

Transisi

10

2112,296

Laminer

Transisi

Tabel (13-1) Perbandingan Hasil Pengamatan Visual Dengan Hasil Perhitungan

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

PERHITUNGAN DENGAN DIAGRAM MOODY

Data 1
1. Viskositas () = 0.896762247 mm2/s
2. Qrata-rata = 43,3 ml/s
3. V = 326,637 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 4735,129
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,038094
6. Log Re = 3,675332
7. Log f = -1,4191

4735,835
6794,884

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 2
1. Viskositas () = 0.896762247 mm2/s
2. Qrata-rata = 43,9 ml/s
3. V = 330,825 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 4795,835
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,037973
6. Log Re = 3,680864
7. Log f = -1,4205

4795,835

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 3
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 42,2 ml/s
3. V = 318,262 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 4613,715
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,038342
6. Log Re = 3,664051
7. Log f = -1,4163

4613,715

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 4
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 43,9 ml/s
3. V = 330,825 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 4795,835
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,037973
6. Log Re = 3,680864
7. Log f = -1,4205

4795,835

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 5
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 31,7 ml/s
3. V = 238,696 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 3460,286
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,040587
6. Log Re = 3,539112
7. Log f = -1,3916

3460,286

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 6
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 32,0 ml/s
3. V = 241,209 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 3496,710
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,040518
6. Log Re = 3,54366
7. Log f = -1,3923

3496,710

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 7
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 18,7 ml/s
3. V = 140,705 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 2039,478
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,031376
6. Log Re = 3,309576
7. Log f = -1,5034

2039,478

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 8
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 19,7 ml/s
3. V = 148,494 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 2152,662
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,029731
6. Log Re = 3,332976
7. Log f = -1,5268

2152,662

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 9
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 20,7 ml/s
3. V = 155,781 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 2258,292
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,028340
6. Log Re = 3,35378
7. Log f = -1,5476

2258,292

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Data 10
1. Viskositas () = 0,865279 mm2/s
2. Qrata-rata = 19,33 ml/s
3. V = 145,730 mm/s
4. Bilangan Reynolds (Re) = 2112,596
5. Faktor gesekan dengan diagram Moody
f = 0,030294
6. Log Re = 3,324816
7. Log f = -1,5186

2112,596

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

6.

GROUP II

GRAFIK

Grafik Hubungan Antara Q dan Re pada Aliran


Tansisi
40.0
36.0

35.0

34.0
33.0
31.0
30.0

debit

30.0

27.0
25.0
22.02221.6 22
21.5

20.0

19.0
18.5 18.5
18.018.5

16.0
15.0
2000.000 2200.000 2400.000 2600.000 2800.000 3000.000 3200.000 3400.000 3600.000
re

Grafik Hubungan Antara Q dan re pada Aliran


Turbulen
60.0
50.0
4735.129, 46.7
4735.129, 43.3
4735.129, 40.0

4613.715, 45.0
4613.715, 43.3

debit

40.0

4613.715, 38.3

4795.835, 50.0
4795.835, 48.3
4795.835, 45.0
4795.835, 41.7
4795.835, 40.0
4795.835, 38.3

30.0
20.0
10.0
0.0
4600.000

4650.000

4700.000

4750.000

4800.000

4850.000

re

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Grafik Hubungan Antara Q daN t pada Aliran


Transisi
40.0

5; 36.0

35.0

5; 34.0
5; 33.0
5; 31.0
5; 30.0

debit

30.0

5; 27.0
25.0
10;
22
21.6
10; 22.0
21.5
20.0

10;
19.0
10;
18.5
10;
10; 18.0
17.5
10; 16.0

15.0

10

12

Grafik Hubungan Antara Q dan t pada Aliran


Turbulen
55.0

50.0

3; 50.0
3; 48.3
3; 46.7
3; 45.0
3; 43.3
3; 41.7
3; 40.0
3; 38.3

debit

45.0

40.0

35.0

30.0
0

0.5

1.5

2.5

3.5

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

Grafik Hubungan Antara Re dan f pada Aliran


Transisi
0.043000

0.041000

3460.286, 0.040587

0.039000
3496.710, 0.040518

0.037000
0.035000
0.033000
2039.748, 0.031376
2112.596, 0.030294
2152.662, 0.029731

0.031000
0.029000

2258.292, 0.028340

0.027000
1500.000

2000.000

2500.000

3000.000

3500.000

4000.000

re

Grafik Hubungan Antara Re dan f pada Aliran


Turbulen
0.038400
0.038350

4613.715; 0.038342

0.038300
0.038250
f

0.038200
0.038150
0.038100

4735.129; 0.038094

0.038050
0.038000
0.037950
4600.000

4795.835; 0.037973
4650.000

4700.000

4750.000

4800.000

4850.000

re

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

7.

GROUP II

APLIKASI
Bilangan Reynold dapat menetukan jenis aliran yang terjadi. Bilangan Reymold akan

membantu kita untuk mengetahui apakah aliran yang terjadi laminar atau turbulen. Aliran
laminar terjadi apabila sbb:
Re < 2000

= Aliran Laminer

2000 < Re < 4000 = Aliran Transisi


Re > 4000

= Aliran Turbulen

Batas Kritis bawah & atas adalah Re antara 2000 dan 4000
Aplikasi dari laminar adalah pada saat pengecoran (casting). Misalnya pada saat
pengecoran semen, jangan terlalu terburu-buru atau cepat-cepat karena nanti alirannya akan
sangat turbulen. Dalam pengecoran jika turbulen terjadi maka akan sangat dirugikan, yaitu
terdapat ruang (udara atau gas) kosong didalam cetakannya yang akan memperpendek umur
hasil pengecoran.
Aplikasi dari aliran turbulen adalah digunakan di pompa air, aliran udara di permukaan
sayap pesawat, aliran air di permukaan kapal selam, kincir angina atau kapal laut. Salah satu
kegunaan aliran turbulen adalah sebagai heat mixer yaitu sebagai pembawadan pencampur
panas yang digunakan pada turbin-turbin tenaga

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

8.

GROUP II

GAMBAR ALAT

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

9.

GROUP II

KESIMPULAN

1. Dari grafik hubungan antara debit (Q) dan bilangan Reynolds (Re) diketahui bahwa
besarnya debit berbanding lurus dengan bilangan Reynolds, ini berarti bahwa semakin
besar debit suatu aliran maka aliran akan berubah dari laminer ke turbulen.
2. Dari grafik hubungan antara debit (Q) dan waktu (t) diketahui bahwa besarnya debit
berbanding terbalik dengan waktu, ini berarti bahwa semakin besar waktu pengaliran
maka semakin kecil debit yang dihasilkan
3. Dari grafik hubungan antara bilangan Reynolds (Re) dan faktor gesekan (f) diketahui
bahwa f berbanding terbalik dengan Re berarti semakin besar nilai Re maka semakin
kecil nilai f.
4. Bilangan Reynolds (Re) digunakan untuk mengklasifikasikan jenis aliran, yaitu aliran
laminer, transisi dan turbulen
5. Dari rumus, didapatkan bilangan Reynols berbanding lurus dengan kecepatan aliran
dan berbanding terbalik dengan kekentalan fluida
6. Semakin besar kecepatan aliran, semakin besar pula bilangan Reynoldnya, sehingga
memungkinkan aliran menjadi turbulen.

10. REFERENSI
1. Modul Penuntun Praktikum Hidrolika, Laboratorium Hidrolika Deoartemen Teknik
Sipil, FT USU
2. Asisten Laboratorium Hidrolika FT USU
3. Laporan praktikan Hidrolika FT USU T.A 2015/2016
4. https://phucky.wordpress.com/

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

OSBORNE REYNOLDS

GROUP II

GROUP II
BELLA VABIOLA SIREGAR

MUHAMMAD NAUVAN AFRIANDI

(7114090104)

(7114090019)

Anda mungkin juga menyukai