Anda di halaman 1dari 14

H – 11 OSBORNE REYNOLDS

I. Tujuan Percobaan
- Memvisualisasikan aliran laminar, aliran transisi, turbulen dan
profil kecepatan.
- Mengulangi percobaan klasik yang dilakukan Prof. Osborne
Reynolds mengenai kondisi aliran.
II. Aliran dan Bahan
1. Meja Hidrolika
2. Stop Watch
3. Gelas Ukur
4. Thermometer
5. Alat Percobaan Osborne Reynolds

Gambar . Alat Percobaan Osborne Reynolds


Keterangan gambar :
1. Katup pengalir zat pewarna (katup 1)
2. Reservoir zat pewarna
3. Sekrup pengatur tabung halus (katup 2)
4. Pelimpah
5. Tabung halus
6. Corong pemulus aliran kedalam pipa
7. Kelereng peredam / penenang aliran
8. Pipa / slang aliran keluar
9. Katup pengatur aliran melalui pipa kaca (katup 3)
10. Tangki tekanan
11. Pipa / slang aliran masuk
12. Pipa kaca peraga aliran (𝜙 = 1 cm)
13. Katup pengatur debit di meja hidrolika (katup 4, tidak terdapat
di gambar
III. Teori
Bilangan Reynolds (RE) telah dikenal luas sebagai kriteria penentuan
kondisi aliran cairan. Bilangan RE ini diperoleh dari hasil perbandingan
antara gaya inersia dan gaya kekentalan (Viscous force) dalam suatu
cairan, dinyatakan sebagai :
𝑉𝑥𝑑
𝑅𝑒 = S

Dimana :
V = kecepatan rata – rata (m/s)
d = diameter pipa (m)
S = kinematik viskositas cairan (m/s)
Bilangan ini dapat digunakan untuk menentukan keadaan transisi dari
aliran laminer ke aliran turbulen .
untuk aliran pada pipa :
Re laminer < 2000
Re transisi = 2000 – 4000
Re turbulen > 4000

Gambar 1. Kelakuan aliran laminer


Gambar 2. Kelakuan aliran turbulen
Gambar ini menunjukan kelakuan cairan zat pewarna yang dimasukkan ke
dalam suatu pipa kaca.
Aliran laminer pada gambar 1 ditandai oleh keadaan mantap dimana
semua garis alir mengikuti lintasan yang sejajar. Dalam kondisi ini maka zat
pewarna Nampak jelas sebagai satu kesatuan yang berbentuk inti. Aliran
turbulen gambar 2 ditandai oleh keadaan yang tidak mantap dimana garis alir
saling bertabrakan sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan
terjadinya percampuran antara air dan zat pewarna. Dalam keadaan ini maka
zat pewarna buyar pada saat terjadinya percampuran cairan.
Sejalan dengan meningkatnya kecepatan aliran, maka terjadilah proses
transisi aliran dari laminer ke turbulen. Keadaan inilah yang disebut sebagian
aliran transisi. Hal ini ditandai dengan awal terjadinya penyimpangan garis
alir zat pewarna sampai dengan buyar sepenuhnya dimana aliran telah terjadi
turbulen.
Pesawat Osborne Reynolds digunakan untuk mengamati aliran fluida pada
pengaliran dalam pipa / aliran tertekan sifat aliran fluida dalam pipa dapat
dibedakan menjadi :
1. Aliran laminer : aliran fluida yang bergerak dalam lapisan – lapisan
atau lamina – lamina dengan suatu lapisan meluncur secara lancar pada
lapisan yang bersebelahan dengan saling tukar momentum secara
moleculer saja.
2. Aliran transisi : aliran peralihan dari laminer menjadi turbulen atau dari
turbulen menjadi laminer.
3. Aliran turbulen : bergerak dengan gerakan partikel – partikel fluida
yang sangat tidak menentukan dengan saling tukar momentum jalan arah
melintang yang dahsyat.
Pada dasarnya jenis aliran yang terjadi pada percobaan Osborne
Reynolds dipengaruhi oleh kecepatan aliran air terhadap waktu dan volume
dimana akan didapatkan bilangan Reynolds. Bilangan Reynold mengambil
nama dari penelitinya. Prof Osborne Reynold (Inggris, 1812 – 1912), adalah
suatu bilangan yang dipakai untuk menentukan jenis aliran : laminer, transisi,
atau turbulen.
Pada percobaan ini aliran yang diamati terdiri atas dua komponen yaitu
air dan tinta merah. Sifat –sifat aliran akan diamati secara visual untuk
kemudian diselidiki besaran – besaran yang berhubungan. Dan dari percobaan
ini diharapkan dengan melihat indikasi dengan zat pewarna tinta kita bisa
melihat model aliran yang disebabkan oleh besarnya pengaruh arus terhadap
keadaan zat tersebut. Pada dasarnya peristiwa yang teramati dalam percobaan
ini adalah merupakan efek dari besar arus dalam debit tertentu dan waktu
tertentu.
IV. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat – alat percobaan.
a. Meletakkan alat percobaan Osborne Reynold didekat meja hidrolika
(bukan diatas)
b. Menyambungkan pipa / selang aliran masuk ke meja hidrolika
c. Menempatkan pipa selang keluar ke daerah pembuangan air di meja
hidrolika
2. Menutup katup 3
3. Membuka katup 4
4. Mengisi tangki tekanan secara perlahan sampai melimpah melalui
bagian pelimpah.
5. Menampung air limpahan digelas ukur dan ukur temperatur air dan
mencatat.
6. ketika keadaan (4) tercapai,menutup / menghentikan suplai air dari
meja hidrolika.
7. Membuka katup 3 dan kemudian menutup kembali setelah pipa
peragaan aliran terisi air.
8. Sebelum melanjutkan, diamkan dahulu alat percobaan dalam keadaan
terakhir tersebut sedikitnya selama 10 menit.
9. Membuka katup 4 sedikit sehingga air menetes dari pipa aliran keluar
dari bagian pelimpah
10. Membuka katup 3 secara perlahan dan mengatur katup pengatur zat
pewarna (katup 1) sehingga terbentuklah aliran perlahan yang hanya garis
aliran berwarna nampak jelas.
11. Bila garis aliran telah nampak jelas, catatlah kondisi aliran zat pewarna
secara visual, volume air dan waktu pengalirannya pada lembar data.
12. Menutup katup 3 dan mengulangi langkah (10) dan (11) sehingga
didapat untuk 3 jenis aliran.
V. Data Percobaan
Tabel 1 : Data Hasil Praktikum

No Visual Dye Volume Of (ml) Time (sec)

23 10
1 Laminer 24 10
20 10
173 10
2 Transisi 172 10
168 10
240 10
3 Turbulen 238 10
237 10

VI. Pengolahan Data


- Mengubah volume dari satuan ml ke satuan m3
- 𝜙 pipa (d) = 1 cm dirubah ke m menjadi 0.01 m
- Suhu = 30°
- S = 30° pada tabel viskositas kinetimatik untuk S = 30° yaitu 0,804
x 10-6m2/s
Tabel 2 : Hasil Perhitungan Percobaan
Volume Time Dia Debit Luas Kecepatan S
No RE
(m3) (sec) (m) Q(m3/s) A(m2) V(m/s) (m2/s)
0.000023 10 0.01 0.0000023 0.0000785 0.029299363 0.000000804 364.4199385
1 0.000024 10 0.01 0.0000024 0.0000785 0.030573248 0.000000804 380.2642837
0.00002 10 0.01 0.000002 0.0000785 0.025477707 0.000000804 316.8869031
0.000173 10 0.01 0.0000173 0.0000785 0.220382166 0.000000804 2741.071712
2 0.000172 10 0.01 0.0000172 0.0000785 0.21910828 0.000000804 2725.227366
0.000168 10 0.01 0.0000168 0.0000785 0.214012739 0.000000804 2661.849986
0.00024 10 0.01 0.000024 0.0000785 0.305732484 0.000000804 3802.642837
3 0.000238 10 0.01 0.0000238 0.0000785 0.303184713 0.000000804 3770.954146
0.000237 10 0.01 0.0000237 0.0000785 0.301910828 0.000000804 3755.109801

Keterangan :
𝑉
Q = Debit (m3/t) dengan rumus 𝑄 = 𝑡

D = Diameter pipa (m)


1
A = Luas penampang (m2) dengan rumus 𝐴 = 𝜋 𝑑2
4
𝑄
V = Kecepatan (m/s) dengan rumus 𝑉 = 𝐴

S = Nilai viskositas pada derajat temperature (m2/t)


𝑉𝑥𝑑
Re = Nilai Reynolds dengan rumus 𝑅𝑒 = 𝑆

Hasil Pengolahan Data untuk masing – masing aliran :


1. Aliran laminer
V = 0.000023 m3
T = 10 detik
v 0.000023
𝑄= = = 0.0000023 m3 /t
t 10
D = 0.01 m
1 1
𝐴= x d2 = x 3,14 x (0.01)2 = 0.0000785 m2
4 4
Q 0.000023
𝑉=A= 0.0000785
= 0.29299363 m3/t

Untuk S = 30° maka tabel viskositas kinematik yaitu 0.000000804 m2/s


Vxd 0.29299363 x 0.01
𝑅𝑒 = = = 364.4199385
S 0.000000804

2. Aliran Transisi
v = 0.000173
t = 10 detik
𝑉 0.000173
𝑄= = = 0.0000173 m3/t
𝑡 10

D = 0.01 m
1 1
𝐴 = 4 π d2 = 4 𝑥 3,14 𝑥 (0.01)2 = 0.0000785 m2
Q 0.0000173
𝑉=A= 0.0000785
= 0.220382166 m3/t

Untuk S = 30° maka tabel viskositas kinematik yaitu 0.000000804 m2/s


Vxd 0.220382166 x 0.01
𝑅𝑒 = = = 2741.071712
S 0.000000804
3. Aliran Turbulen
v = 0.00024
t = 10 detik
𝑉 0.00024
𝑄= = = 0.000024 m3/t
𝑡 10

D = 0.01 m
1 1
𝐴 = 4 π d2 = 4 𝑥 3,14 𝑥 (0.01)2 = 0.0000785 m2
Q 0.000024
𝑉=A= 0.0000785
= 0.305732484 m3/t

Untuk S = 30° maka tabel viskositas kinematik yaitu 0.000000804 m2/s


Vxd 0.305732484 x 0.01
𝑅𝑒 = = = 3802.642837
S 0.000000804
Tabel 3. Tabulasi nilai Re dan kondisi aliran berdasarkan spesifikasi
Re Jenis aliran visual keterangan keadaan
364.4199385 laminer < 2000 sesuai
380.2642837 laminer laminer < 2000 sesuai
316.8869031 laminer < 2000 sesuai
2741.071712 transisi 2000 - 4000 sesuai
2725.227366 transisi transisi 2000 - 4000 sesuai
2661.849986 transisi 2000 - 4000 sesuai
3802.642837 turbulen > 4000 tidak sesuai
3770.954146 turbulen turbulen > 4000 tidak sesuai
3755.109801 turbulen > 4000 tidak sesuai
Keterangan :
Re laminer < 2000
Re transisi = 2000 – 4000
Re turbulen > 4000
VII. Analisa
1. Analisa Percobaan
Praktikum ini yaitu tentang Osborne Reynods bertujuan untuk
mengetahui berbagai macam tipe karakteristik aliran yang di visualkan
melalui 3 tipe macam aliran yaitu aliran laminer, aliran transisi, dan aliran
turbulen yang terlihat pada pipa kaca peraga aliran, supaya diketahui
berbagai perbedaan pada masing – masing aliran sehingga praktikan dapat
mengetahui berbedaannya. Berbagai alat lain juga harus disiapkan mulai
dari meja hidrolika, stopwatch, gelas ukur, thermometer, dan alat
percobaan Osborne Reynolds itu sendiri.
Pada percobaan kali ini yang dilakukan terlebih dahulu yaitu
masukan perwarna ke dalam alat praktikum Osborne Reynold, setelah itu
menyalakan alat percobaan Osborne Reynold. Langkah Selanjutnya
bukalah katup pengatur aliran supaya dapat terlihat jenis aliran yang
terjadi. Aliran laminer terlihat garis lurus sejajar tanpa adanya gelombang
yang terjadi pada aliran, jika aliran transisi terlihat perubahan yaitu garis
lurus mulai buyar, dan pada aliran turbulen mulai sepenuhnya terjadi garis
patah. Selanjutnya pengambilan data dengan mengambil sebanyak 9 data
untuk setiap aliran dan volume dengan waktu 10 detik.
2. Analisa Hasil
Tujuan pada praktikum Osborne Reynold ini adalah mencari nilai
Re. tetapi sebelum mendapatkan terlebih dahulu mencari beberapa nilai,
yaitu
Dengan beberapa tahap. Tahap pertama mencari nilai debit dengan rumus
v 1
Q= t
dan dilanjutkan tahap kedua mencari luas dengan rumus 𝐴 = 4
𝜋 𝑑2
𝑄
lalu tahap ketiga mencari kecepatan dengan rumus 𝑉 = 𝐴
lalu tahap
𝑉𝑥𝑑
terakhir mencari nilai Re dengan rumus 𝑅𝑒 = 𝑆
.

Ini adalah contoh pada pengunaan rumus tersebut pada aliran


laminer :
Aliran laminer
V = 0.000023 m3
T = 10 detik
v 0.000023
𝑄=t= 10
= 0.0000023 m3 /t

D = 0.01 m
1 1
𝐴 = 4 x d2 = 4
x 3,14 x (0.01)2 = 0.0000785 m2
Q 0.000023
𝑉=A= 0.0000785
= 0.29299363 m3/t

Untuk S = 30° maka tabel viskositas kinematik yaitu 0.000000804 m2/s


Vxd 0.29299363 x 0.01
𝑅𝑒 = = = 364.4199385
S 0.000000804

Setelah dilakukan perhitungan dengan berberapa rumus tersebut


didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel. Aliran Laminer
Re Jenis aliran visual keterangan keadaan
364.4199385 laminer < 2000 sesuai
380.2642837 laminer laminer < 2000 sesuai
316.8869031 laminer < 2000 sesuai

Dengan nilai Re laminer yaitu <2000, maka praktikum tidak terjadi


kesalahan.
Tabel. Aliran Transisi

Re Jenis aliran visual keterangan keadaan


364.4199385 transisi 2000 - 4000 sesuai
380.2642837 transisi transisi 2000 - 4000 sesuai
316.8869031 transisi 2000 - 4000 sesuai

Dengan nilai Re transisi yaitu = 2000 – 4000, maka praktikum


tidak terjadi kesalahan.

Tabel Aliran Turbulen

Re Jenis aliran visual keterangan keadaan


364.4199385 turbulen > 4000 tidak sesuai
380.2642837 turbulen turbulen > 4000 tidak sesuai
316.8869031 turbulen > 400 tidak sesuai
Dengan nilai Re turbulen yaitu tidak > 4000, maka praktikum terjadi
kesalahan.
3. Analisa Kesalahan
- terlalu sulit untuk menentukan batasan aliran transisi dan turbulen
karena hampir sama.
- pada saat pengambilan volume aliran air yang akan di masukkan
pada gelas ukur sering terlewat antara waktu mulai dan waktu akhir
sehingga sering terlewat angka baca atau batas gelas ukur.
VIII. Aplikasi
Aplikasi praktikum Osborne Reynold untuk mengulangi dan
mengetahui apa yang dilakukan oleh prof. Osborne Reynold dan terlebih
lagi mengetahui berbagai macam aliran dan perbedaannya.
IX. Kesimpulan
Dari praktikum ini diperoleh :
Re Jenis aliran visual
364.4199385 laminer
380.2642837 laminer laminer
316.8869031 laminer
2741.071712 transisi
2725.227366 transisi transisi
2661.849986 transisi
3802.642837 turbulen
3770.954146 turbulen turbulen
3755.109801 turbulen

Dengan ini kita dapat mengetahui nilai pada setiap aliran berbeda dan
mengetahui berbagai macam aliran mulai dari aliran laminer, aliran
transisi dan aliran turbulen. Praktikan juga mengetahui klasifikasi setiap
aliran melalui klasifikasi, berikut :
Re lamirer < 2000
Re transisi = 2000 - 4000
Re turbulen > 4000
Dan praktikan pun dapat mengolongkan ke masing masing klasiffikasi.
X. Referensi
- Laporan Hidrolika, Hidrologi dan sungai, Pedoman Praktikum
Mekanika Fluida. Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia,
Depok
- https://www.academia.edu/35526959/BAB_1_Osborne_Reynold
- https://www.scribd.com/doc/85350742/CL-Pendahuluan-Dan-
Osborn-Reynold-Clear
XI. Dokumentasi

Gambar 1. Menyiapkan warna untuk membaca manometer


Gambar 2. Mengatur katup aliran

Gambar 3. Melihat perbedaan aliran


Gambar 4. Contoh aliran laminer
LABORATORIUM HIDRAULIKA, HIDROLOGI & SUNGAI
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FTUI
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM HIDROLIKA

KELOMPOK : 5 (LIMA)
MODUL PRAKTIKUM : H.11 OSBORNE REYNOLDS
ASISTEN PRAKTIKUM : MUHAMMAD LUTHFI

PARAF
NO MASALAH
ASISTEN

ASISTEN MODUL
( )

Anda mungkin juga menyukai