Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

H.11 OSBORNE REYNOLDS

I Tujuan
1 Memvisualisasikan aliran laminer, aliran transisi, turbulen dan profil kecepatan.
2 Mengulangi percobaan klasik yang dilakukan Prof. Osborne Reynolds mengenai
kondisi aliran.

II Alat dan Bahan


a Meja Hidraulika
b Stop Watch
c Gelas Ukur
d Termometer
e Alat Percobaan Osborne Reynolds
Keterangan gambar:
1 Katup pengalir zat pewarna
(katup 1)
2 Reservoir zat pewarna
3 Sekrup pengatur tabung halus
(katup 2)
4 Pelimpah
5 Tabung halus
6 Corong pemulus aliran ke dalam
pipa
7 Kelereng peredam/penenang
aliran
8 Pipa/slang aliran keluar
9 Katup pengatur aliran melalui
pipa kaca (katup 3)
10 Tangki tekanan
11 Pipa/slang aliran masuk
12 Pipa kaca peraga aliran ( = 1 cm)
13 Katup pengatur debit di meja hidraulika (katup 4, tidak terdapat gambar)

III Latar Belakang & Teori


Bilangan Reynolds (Re) telah dikenal luas sebagai kriteria penentuan kondisi
aliran cairan. Bilangan Re ini diperoleh dari hasil perbandingan antara gaya inersia
dan gaya kekentalan (Viscous force) dalam suatu cairan, dinyatakan sebagai:
V .d
=
S

Dimana:
V = kecepatan rata-rata (m/s)
d = diameter (m)
S = kinematik viskositas cairan (m/s)
Bilangan ini dapat digunakan untuk menentukan keadaan transisi dari aliran
laminer ke aliran turbulen.
Untuk aliran pada pipa:
Re laminer < 2000
Re transisi = 2000 4000
Re turbulen > 4000

Keadaan aliran pada laminer:

Keadaan aliran pada


turbulen:

Gambar ini merupakan keadaan cairan zat pewarna yang dimasukkan kedalam suatu
pipa kaca.
Aliran laminer ditandai oleh keadaan mantap dimana semua garis aliran
mengikuti lintasan yang sejajar.
Dalam kondisi ini maka zat pewarna nampak jelas sebagai satu kesatuan yang
berbentuk inti.
Aliran turbulen ditandai oleh keadaan yang tidak mantap dimana garis aliran
saling bertabrakan sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan terjadinya
pencampuran air dan zat pewarna. Dalam keadaan ini maka zat pewarna buyar pada
saat terjadinya pencampuran cairan.
Sejalan dengan meningkatnya kecepatan aliran, maka terjadilah proses transisi
aliran dari laminar ke turbulen. Kedaan inilah yang dinamakan sebagai aliran transisi.
Hal ini ditandai dengan awal terjadinya penyimpangan garis aliran zar pewarna
sampai dengan buyar sepenuhnya dimana aliran telah terjadi turbulen.

IV Cara Kerja
1 Menyiapkan alat-alat percobaan
a Meletakkan alat percobaan Osborne Reynolds di dekat meja hidraulika (bukan
diatas)
b Menyambungkan pipa/slang aliran masuk ke meja hidraulika
c menempatkan pipa slang keluar ke daerah pembuangan air di meja hidraulika
2 Menutup katup 3
3 Membuka katup 4
4 Mengisi tangki tekanan secara perlahan sampai melimpah melalui bagian
pelimpah
5 Menampung air limpahan digelas ukur dan ukur temperatur air dan mencatatnya
6 Menutup/Menghentikan suplai air dari meja hidraulika, ketika keadaan (4) sudah
tercapai
7 Membuka katup 3 dan kemudian Menutup kembali setelah pipa peragaan aliran
terisi air
8 Sebelum melanjutkannya, diamkan dahulu alat percobaan dalam keadaan terakhir
tersebut sedikitnya selama 10 menit
9 Membuka katup 4 sedikit hingga air menetes dari pipa aliran keluar dari bagian
pelimpah
10 Membuka katup 3 secara perlahan dan atur katup pengatur zat pewarna (katup 1)
sehingga terbentuk aliran perlahan yang hanya garis aliran zat pewarna secara
visual
11 Bila garis aliran zat pewarna telah nampah jelas, mencatat kondisi aliran zat
pewarna secara visual, volume air dan waktu pengalirannya pada lembar data
12 Menutup katup 3 dan ulangi langkah (10) dan (11) sehingga didapat untuk 3 jenis
aliran
V Data Praktikum
Tabel Data Praktikum:

Visual Dye Volume (ml) Time (s)


Aliran 36 10,08
38 9,98
Laminer
46 10,03
Aliran 165 10,31
222 10,04
Transisi
145 10,24
Aliran 1072 10,27
753 11,02
Turbulen
897 10,31
VI Pengolahan Data
1 Pengolahan
Perhitungan Volume dari satuan ml ke dm3 atau Liter:

Visual Dye Volume (ml) Volume (l) (dm^3)


Aliran 36 0,036
38 0,038
Laminer
46 0,046
Aliran 165 0,165
222 0,222
Transisi
145 0,145
Aliran 1072 1,072
753 0,753
Turbulen
897 0,897

Perhitungan hasil data praktikum:

Visual Volume Time S (29)


Q (m^3/s) d (m) A (m^2) V (m/s) Re (V.d)/S
Dye (m^3) (s) (m^2/s)

Aliran 0,000036 10,08 0,0000035 0,015 0,000176 0,0202 0,000000818 370,789


0,000038 9,98 0,0000038 0,015 0,000176 0,0215 0,000000818 395,310
Laminer
0,000046 10,03 0,0000045 0,015 0,000176 0,0259 0,000000818 476,148
Aliran 0,000165 10,31 0,0000160 0,015 0,000176 0,0906 0,000000818 1661,540
0,000222 10,04 0,0000221 0,015 0,000176 0,1251 0,000000818 2295,646
Transisi
0,000145 10,24 0,0000141 0,015 0,000176 0,0801 0,000000818 1470,123
Aliran 0,001072 10,27 0,0001043 0,015 0,000176 0,5909 0,000000818 10837,026
0,000753 11,02 0,0000683 0,015 0,000176 0,3868 0,000000818 7094,130
Turbulen
0,000897 10,31 0,0000870 0,015 0,000176 0,4925 0,000000818 9032,741

Keterangan:
Q = Debit
d = Diameter pipa
A = Luas penampang
V = Kecepatan
S = Nilai viskositas pada derajat temperatur
Re = Nilai Reynolds

2 Hasil Data Praktikum


1 Aliran Laminer
Volume = 0,000036 m3
(t) = Time = 10,08 s
Volume
(Q) = Debit = Time

0,000036
= 10,08

= 0,0000035 m3/s
(d) = Diameter Pipa = 0,015 m
1 2
d
(A) = Luas Penampang = 4

1
3,14 0,0152
= 4

= 0,000176 m2
Q 0,0000035
(V) = Kecepatan Rata-Rata = A = 0,000176

= 0,0202 m/s
V .d 0,0202. 0,015
(Re) = Bilangan Reynolds = S = 0,000000818

= 370,789 m
2 Aliran Transisi
Volume = 0,000165 m3
(t) = Time = 10,31 s
Volume
(Q) = Debit = Time

0,000165
= 10,31
= 0,0000160 m3/s
(d) = Diameter Pipa = 0,015 m
1
d2
(A) = Luas Penampang = 4

1 2
3,14 0,015
= 4

= 0,000176 m2
Q 0,0000160
(V) = Kecepatan Rata-Rata = A = 0,000176

= 0,0906 m/s
V .d
(Re) = Bilangan Reynolds = S

0,0906. 0,015
= 0,000000818

= 1661,540 m
3 Aliran Turbulen
Volume = 0,001072 m3
(t) = Time = 10,27 s
Volume
(Q) = Debit = Time

0,001072
= 10,27

= 0,0001043 m3/s
(d) = Diameter Pipa = 0,015 m
1 2
d
(A) = Luas Penampang = 4

1
3,14 0,0152
= 4

= 0,000176 m2
Q
(V) = Kecepatan Rata-Rata = A
0,0001043
= 0,000176

= 0,5909 m/s
V .d
(Re) = Bilangan Reynolds = S

0,5909. 0,015
= 0,000000818

= 10837,026 m

VIIAnalisa
a Analisa Percobaan
Pada percobaan ini kelompok IX mencoba memvisualisasikan aliran laminer,
aliran transisi dan aliran turbulen serta profil kecepatan. Percobaan ini telah
dilakukan oleh Prof. Osborne Reynolds mengenai kondisi aliran. Dalam
percobaan ini, dilakukan persiapan alat-alat kemudian melakukan percobaan yang
dimulai dengan meletakan alat percobaan tersebut didekat meja hidrolika, setelah
itu menyambungkan pipa aliran masuk ke meja hidrolika, dan menempatkan pipa
selang keluar kedaerah pembuangan air yang diletakan dibawah meja hidrolika.
Pada alat tersebut terdapat beberapa katup dengan fungsi tertentu, untuk katup 1
fungsinya untuk pengalir zat pewarna, katup 2 untuk pengatur tabung halus dan
katup 3 untuk pengatur aliran melalui pipa kaca, dan terdapat satu katup lagi
berada pada meja hidrolika untuk pengatur debit. Setelah itu percobaan dilakukan
dengan menutup katup 3 dan membuka katup 4 agar aliran masuk ke tangki
tekanan secara perlahan dengan cara memutar katup kekanan perlahan sampai
aliran melimpah melalui bagian pelimpah dan menampung air limpahan tersebut
digelas ukur untuk diukur dan dicatat temperaturnya. Selanjutnya katup 3 dibuka
agar dapat melihat atau memvisualisasikan aliran yang terjadi, katup 1 diatur.
Setelah jenis aliran diketahui maka gelas ukur diambil untuk mengukur volume air
dengan mengatur waktu yang ditentukan, tujuannya adalah untuk mengetahui
debit air yang mengalir apakah jenis aliran tersebut termasuk klasifikasi aliran
sesuai bilangan Reynold. Kemudian katup 3 diatur kembali agar mendapatkan
jenis aliran yang berbeda, jenis aliran tersebut yaitu laminer, turbulen dan transisi.
Bentuk dari aliran terbagi menjadi 3, yaitu:
1 Laminer: Aliran berbentuk garis lurus sejajar, tanpa adanya gelombang yg
terjadi pada aliran.
2 Transisi: Aliran ini terjadi pada saat perubahan dari aliran laminer ke aliran
turbulen, hal ini ditandai dengan awal terjadinya penyimpangan garis alir zat
pewarna sampai dengan buyar sepenuhnya.
3 Turbulen: Pada aliran ini ditandai dengan garis alir saling bertabrakan
sehingga menimbulkan bidang geser yang patah dan terjadinya pencampuran
antara air dan zat pewarna (dalam keadaan ini zat pewarna buyar pada saat
terjadinya pencampuran cairan).
Percobaan ini dilakukan sebanyak 9 kali, yaitu 3 kali untuk untuk masing-
masing jenis aliran.
b Analisa Hasil
Adapun hasil dari percobaan Osborne Reynold yaitu melihat kondisi jenis
aliran dan untuk volumenya berbeda-beda. Salah satu hasil analisa yang didapat
dalam percobaan masing-masing jenis aliran adalah sebagai berikut:

Visual Dye Nilai Re Visual Keterangan Keadaan


370,789 Laminer < 2000 Sesuai
Laminer 395,310 Laminer < 2000 Sesuai
476,148 Laminer < 2000 Sesuai
1661,540 Lmainer < 2000 Tidak Sesuai
Transisi 2295,646 Turbulen > 4000 Tidak Sesuai
1470,123 Laminer < 2000 Tidak Sesuai
10837,026 Turbulen > 4000 Sesuai
Turbulen 7094,130 Turbulen > 4000 Sesuai
9032,741 Turbulen > 4000 Sesuai

Dilihat dari tabel diatas, kita dapat menganalisa hasil dari ke tiga jenis aliran:
Aliran laminer menunjukan bahwa nilai Re Praktikum yang didapat sesuai
dengan nilai Re yang seharusnya yaitu < 2000, ini menunjukan bahwa tidak ada
kesalahan baik kesalahan dalam perhitungan waktu/pembacaan stopwatch
ataupun kesalahan pada saat menampung air di dalam gelas ukur.
Aliran transisi nilai Re Praktikum yang didapat tidak sesuai dengan nilai Re
yang seharusnya yaitu = 2000 - 4000, ini menunjukan bahwa ada kesalahan,
kesalahan kemungkinan bisa terjadi pada saat perhitungan waktu/pembacaan
stopwatch, kesalahan pada saat menampung debit air ataupun bisa juga terdapat
pada saat kesalahan dalam mengatur zat pewarna dalam pipa.
Aliran turbulen percobaan ini sesuai dengan nilai Re yang seharusnya yaitu >
4000, ini menunjukkan bahwa tidak ada kesalahan baik kesalahan dalam
perhitungan waktu/pembacaan stopwatch ataupun kesalahan pada saat
menampung air di dalam gelas ukur.
Sedangkan menurut bilangan Reynold, klasifikasi aliran adalah sebagai berikut:
Re Laminer < 2000
Re Transisi = 2000 4000
Re Turbulen > 4000

c Analisa Kesalahan
Pada percobaan Teori Osborne Reynold ini terdapat kesalahan pada hasil
analisa perhitungan yang terdapat di aliran Transisi. Karena hasil perhitungannya
< 2000 dan tidak sesuai dengan bilangan Reynolds yang sudah ditentukan, yang
terdapat pada saat menampung debit air ke dalam gelas ukur, dan pembacaan
stopwatch yang terlalu cepat.

VIII Kesimpulan
Dari hasil percobaan Osborne Reynold yang di lakukan ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a Setelah melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui kondisi aliran
laminer, aliran transisi dan aliran turbulen serta profil kecepatan dengan
mengulangi percobaan Osborne Reynold.
b Setelah melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui bilangan Reynold
yang dikenal sebagai penentu kondisi aliran.
c Setelah melakukan percobaan ini kita dapat mengetahui berapa kecepatan
dengan perbandingan debit air dan luas penampang.
IX Daftar Pustaka
Buku : Pedoman Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika Universitas
Indonesia, Depok.
https://www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai