Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

DEMONSTRASI OSBORNE REYNOLDS


Untuk memenuhi tugas mata kuliah Hidrolika yang diampu oleh
Bapak Gilang Idfi, S.T., M.T

Oleh :
Salzabil Arifurrizal (170523627126)
Sofi Haniah Indiani (170523627072)
Syafira Artina Sari (170523627037)
Wisnu Djubad Zakariya (170523627060)
Zahidah Salsabila Ramadani (170523627099)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
APRIL 2019

1
1. Maksud dan Tujuan
a. Mengamati jenis-jenis aliran fluida
b. Menentukan bilangan Reynolds berdasarkan debit
c. Mencari hubungan antara bilangan Reynolds dengan jenis aliran

2. Alat dan Bahan


a. Osbone Reynolds Apparatus
b. Hydraulics bench
c. Stop watch
d. Thermometer
e. Gelas ukur
f. Tinta pewarna
g. Air

3. Teori
Aliran dapat dibedakan dalam aliran laminar dan turbulen. Aliran
lambat didominasi oleh gaya viskos, cenderung beraturan, bisa
diprediksikan dan disebut laminar. Pada aliran laminar, fluida berkelakuan
seperti lapisan-lapisan konsentris (laminar) yang saling meluncur dengan
kecepatan maksimum pada sumbunya, kecepatan nol pada dinding tabung
dan membentuk sebuah distribusi kecepatan parabolic. Pewarna yang
diinjeksikan pelan-pelan pada suatu titik pada aliran pipa laminer akan
meluncur bersamaan dengan aliran untuk membentuk garis nyata dan
jelas. Pencampuran hanya bisa terjadi dengan difusi molecular
Penambahan debit secara perlahan-lahan akan mengubah perlakuan
aliran karena inersia aliran (sehubungan dengan kerapatannya) menjadi
lebih signifikan dari gaya viskos; hal ini menjadikan aliran menjadi
turbulen. Pada aliran pipa turbulen, pewarna yang diinjeksikan pada suatu
titik dengan cepat akan tercampur sehubungan dengan gerak lateral
substansial dalam aliran dan perlakuan pewarna tampak menjadi chaos
(tidak beraturan). Gerakan ini muncul tidak beraturan dan muncul dari

1
pertambahan ketidakstabilan dalam aliran. Perlakuan detail tidak mungkin
diprediksikan kecuali dengan hal statistika.
Ada sebuah tingkat antara, aliran transisional, di mana aliran
bewarna akan muncul kacau dan menunjukkan semburan percampuran
yang kadang ada dan kadang tidak, diikuti oleh perlakuan yang lebih
laminer.
Angka Reynolds, Re, menyediakan cara yang berguna untuk
menentukan karakteristik aliran, didefinisikan sebagai :

u×d
ℜ=
v
Dengan :
u : Viskositas kinematic
v : Kecepatan rata yang diberikan untuk volume debit
d : Diameter pipa

Bila bilangan Reynolds dari aliran fluida tertentu dalam suatu pipa
nilainya kurang dari 2000 maka aliran yang terjadi adalah laminer,
sedangkan bila lebih dari 4000 maka aliran yang terjadi adalah turbulen

Nama Kolom Lambang Satuan Tipe Deskripsi


Diameter d m Diberikan Diameter pada pipa
Pipa percobaan. Diameter
Percobaan diukur dalam mm.
Dikonversi ke meter
untuk perhitungan
Volume V m3 Diukur Volume fluida yang
Terkumpul terkumpul pada
silinder pengukur.
Volume diukur
dalam ml.
Dikonversi ke meter
kubik untuk
perhitungan

2
Waktu t s Diukur Waktu yang diambil
Pengumpula untuk
n mengumpulkan
volume air pada
tabung silinder.
Temperatur C Diukur Temperatur air yang
Air meninggalkan
session percobaan.
Viskositas u Diukur Lihat tabel
Kinematik
Debit Q m3/s Dihitung V Volume Collected
Qt= =
t Time for Collection
Kecepatan v cm/s Dihitung Kecepatan aliran
melalui pipa
Flow Rate
v=
Area of Pipe
Angka Re Dihitung Vd
ℜ=
v
Reynolds

4. Prosedur Percobaan
a. Meletakkan perangkat Reynolds pada permukaan yang tetap dan
bebas getaran (bukan hydraulic bench) dan memastikan bahwa
dasar permukaan horizontal
b. Menghubungkan penghubung outlet bench ke pipa inlet dan
menghubungkan luapan tangka head ke tangka volumetric
hydraulic bench
c. Menyalakan pompa. Perlahan-lahan membuka katup control aliran,
kemudian membuka katup bench dan membiarkan sistem terisi air.
Memeriksa bahwa pipa visualisasi aliran terisi dengan benar.
Ketika ketinggian air pada tangka head mencapai tabung luapan,
menyesuaikan katup control bench untuk menghasilkan debit
keluar yang rendah
d. Memeriksa bahwa katup control pewarna juga tertutup.
Menambahkan pewarna ke penampung pewarna (dye reservoir)
sampai terisi 2/3 penuh. menghubungkan jarum hypodermic.

3
Menahan peralatan pewarna di atas bak pencuci, dan membuka
katup untuk memeriksa aliran pewarna
e. Menyesuaikan katup bench dan katup pengontrol aliran untuk
mengembalikan debit yang keluar ke aliran yang pelan (jika
dibutuhkan), kemudian mendiamkan alat sekurang-kurangnya lima
menit sebelum memulai percobaan lagi
f. Mengamati jenis aliran yang terjadi
g. Mengukur debit volume dengan waktu yang terkumpul, dan
mengukur temperature aliran yang keluar (temperature air yang
terkumpul di silinder pengukur). Menentukan viskositas kinematic
dari lembar data yang disediakan, dan memeriksa angka Reynolds
yang berhubungan dengan tipe aliran ini
h. Melakukan pengamatan beberap kali sampai didapat jenis aliran
laminar, transisi, dan turbulen dengan mengatur debit
i. Menggambarkan grafik hubungan antara kecepatan aliran (v)
dengan bilangan Reynolds (Re)

5. Data Teknis
a. Diameter pipa (d) = 0,010 m
b. Luasan melintang pipa (A) = 7,854 x 10
c. (Dimensi-dimensi peralatan bisa diukur lagi sebagai bagian dari
prosedur percobaan dan diganti dengan pengukuran sendiri)

4
5
6. Data Hasil Percobaan
Data Alat : Tanggal 22/04/2019
Diameter pipa = 0.01 m
Luas penampang pipa (A) = 0.00007854 m2

Tabel Data Pengamatan dan


Perhitungan
Volume (V) Waktu (t) Debit (Q) Kecepatan (v) Suhu Air Kinematic Viscosity Reynolds Number (Re)
No
(liter) (detik) (m3/s) (m/s) (derajat c) (m2/s)  
ALIRAN LAMINER
1 0.15 45.3 3.311E-06 0.042 20 1.002E-06 420.760
2 0.66 57 1.158E-05 0.147 20 1.002E-06 1471.331
ALIRAN TRANSISI
1 0.69 10.77 6.407E-05 0.816 20 1.002E-06 8140.944
ALIRAN TURBULEN
1 0.79 11.64 6.787E-05 0.864 20 1.002E-06 8624.134
2 0.768 6.5 1.182E-04 1.504 20 1.002E-06 15013.752

6
7. Kesimpulan

8. Sumber Rujukan
 Armfield. 2004. Instruction Manual. Osborne Reynolds
Demonstration F1-20. England: Armfield
 Bambang Triatmodjo. 2010. Hidraulika 2. Cetakan ke-8.
Yogyakarta: Beta Offset

Anda mungkin juga menyukai