Oleh :
Alifah Widya Rochmah
190523648149
3. Prinsip
1. Keberlanjutan Lingkungan
Harus mampu memelihara sumber daya yang stabil, menghindari
eksploitasi sumber daya alam dan fungsi penyerapan lingkungan
termasuk pemeliharaan keanekaraman hayati, stabilitas ruang udara,
ekonomi dan fungsi ekosistem.
Harus diupayakan hal-hal sebagai berikut :
Pemakaian sumber daya tidak melebihi kemampuan regenerasi
sumber daya tersebut
Emisi untuk lingkungan tidak melebihi kapasitas ekosistem-
ekosistem individu
Kurun waktu dampak antropogenik untuk lingkungan harus
seimbang dengan waktu kemampuan proses alami dalam
lingkungan untuk bereaksi
Minimalisasi resiko dan bahaya yang disebabkan oleh aktivitas
antropogenik
2. Keberlanjutan Ekonomi
Pembangunan yang mampu menghasilkan barang dan jasa secara
kontinu untuk memelihara keberlajutan pemerintahan dan menghindari
terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi
pertanian dan industri. Tiga elemen utama untuk keberlanjutan ekonomi
makro yaitu
Efisiensi ekonomi
Kesejahteraan ekonomi yang berkesinambungan
Meningkatkan pemerataan dan distribusi kemakmuran
3. Keberlanjutan Sosial
Keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan,
pendidikan, gender, dan akuntabilitas politik. Keberlanjutan sosial
mempunyai sasaran antara lain :
Negara sebagai badan sosial konstitusional menetapkan dan
menjunjung tinggi derajat dan perkembangan karakter manusia
secara bebas.
Setiap anggota masyarakat mendapat manfaat dari masyarakat
sesuai dengan kontribusinya untuk sistem jaminan sosial dan
juga jika kurang mampu.
jaminan sosial (social security system) hanya bisa tumbuh
bergantung pada standar ekonomi.
Potensi produktivitas seluruh masyarakat dan cabangnya
seharusnya tetap dilangsungkan untuk generasi masa depan.
4. Langkah-Langkah Mencapai Sustainable City
Langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan sustainable city sebagai
berikut :
Mengembangkan kota mampat (compact city)
Mengembangkan tata guna lahan kombinasi (mixed land use)
Penekanan transportasi tidak bermotoratau disebut juga
neighborhood development
Mengembangkan sistem transportasi umum yang memadai
Pengembangan perumahan sesuai dengan budaya lokal
Memperbesar RTH(Ruang Terbuka Hijau)
Pencanangan indentitas kota yang kuat.
5. Study Kasus Sustainable City
5.1 Surabaya
Upaya pemerintahan Surabaya dalam mencapai kota berkelanjutan yang
ramah lingkungan dengan project yang dinamakan project on Low-
Carbon. Project ini bertujuan untuk mengurangi emisi CO2 dan dapat
membawa banyak keuntungan sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam
jangka waktu panjang.
2. Pengelolaan Air
Menggunakan peralatan berefisiensi tinggi, pancuran aliran rendah,
sistem binatu yang sangat efisien, daur ulang air limbah, dan irigasi
efisiensi tinggi dan lansekap penggunaan air rendah, terutama
melalui penggunaan flora gurun asli. Sistem air limbah saat ini
menggabungkan air abu-abu dan air hitam untuk diproses dan diolah
di pabrik bioreaktor membran kota (MBR).
3. Pengelolaan Limbah
4. Pusat Daur Ulang Bahan
Pusat Daur Ulang Material (MRC)
Kayu dipisahkan dan disimpan untuk digunakan ulang
mebangun kota atau diproses untuk menjadi kayu yang baru.
Baja, logam dan plastik dikumpulkan dan dikirim untuk
didaur ulang.
Limbah beton dihancurkan menggunakan crusher, material
ini digunakan sebagai bahan pengisi atau pemadat untuk
tanah mengingat kondisi tanah yang gembur di Masdar City.
5. Transportasi
Menguji coba sebuah Personal Rapid Transit (PRT) dengan sistem
kekuatan listrik, otomatis, kendaraan dengan single-cabin yang dapat
diandalkan serta berkelanjutan dari sistem transportasi umum
SUSTAINABLE CONSTRUCTION (3 & 7)
1. Definition of Sustainable Contruction
Konstruksi berkelanjutan adalah rangkaian kegiatan yang
diperlukan untuk menciptakan suatu fasilitas fisik yang memenuhi
tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan pada saat ini dan masa yang
akan dating.
Ervianto (2012) menyatakan bahwa sustainable construction adalah
konstruksi yang memperhatikan aspek keberlanjutan, yaitu
penggunaan sumberdaya alam yang memperhatikan daya dukung
lingkungan untuk menghindari terjadinya penurunan kualitas
lingkungan.
1. Definition of Gheothermal
Gheotermal berasal dari 2 suku kata, “geo” artinya bumi dan
“thermal” artinya panas, sehingga Geothermal energi adalah energi
panas bumi.
Energi panas bumi dibagi menjadi dua yaitu
1. Energi panas bumi magnetic
Sumber energi yang diproduksi ketika hujan atau air jatuh dan
bertemu dengan magma (batuan cair yang panas di kerak bumi)
mencapai panas yang luar biasa dalam mangkuk bumi.)
2. Energi panas bumi amagagmetik
Energi yang diekstraksi dari panas yang tersimpan di dalam
bumi. Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di
dalam bumi yang terjadi sejak planet ini diciptakan.
Hochstein (1990) membedakan geothermal system menjadi tiga, antara lain:
1. Sistem Geothermal Menggunakan Temperatur Rendah
sebuah system dengan wadah yang berisi cairan bersuhu kurang dari
125֯C
2. Sistem Geothermal Menggunakan Temperatur Menengah
sebuah system dengan wadah yang berisi cairan bersuhu 125֯C
hingga 225֯C
3. Sistem Geothermal Menggunakan Temperatur Tinggi
sebuah system dengan wadah yang berisi cairan bersuhu yaitu lebih
dari 225֯
Geothermal system juga sering diklasifikasikan berdasarkan entalpi
cairannya, antara lain
1. System entalpi rendah
Cairan panas bumi dengan suhu < 100֯C, biasanya dimanfaatkan
untuk pemandian, pemanas ruangan, proses ore pertambangan, dan
greenhouses gas.
2. System dengan entalpi sedang
Cairan panas bumi secara dengan suhu 100֯C-175֯C, biasanya
dimanfaatkan untuk penhasil atau pembangkit listrik kelas binary.
3. System dengan entalpi tinggi
Cairan panas bumi secara dengan suhu >175֯C, biasanya
dimanfaatkan sebagai pemutar turbin generator, dan penghasil listrik
sekala besar dengan suhu >200֯C
3. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PLTP
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah salah satu
pembangkit tenaga listrik yang ramah lingkungan dengan energi
panas bumi. Dibawah ada beberapa deskripsi dari sistem pembangkit
listrik tenaga panas bumi:
2. Study Kasus
2.1 Jindo Uldolmok Tidal Power Plant di Korea Selatan didirikan
dengan kapasitas 90 MW.
2.2 Sihwa Lake Tidal Power Plant di Korea Selatan, merupakan
instalasi tidal power terbesar di dunia dengan kapasitas 254MW.
2.3 Bureau of Ocean Energy Management (BOEM), didirikan di
Amerika Serikat
3. Keuntungan Menggunakan Tidal Energy
1. Bersih dan Efisien
2. Energi Berkelanjutan dan dapat Diprediksi
Karena pasang naik dan surut adalah siklus, lebih mudah untuk
merancang sistem yang efisien.
3. Usia Layan Peralatan yang Cukup Panjang
4. Kerugian Penggunaan Tidal Energy
1. Kurangnya Penelitian
2. Dampak Emisi EMF
Emisi elektromagnetik juga dapat mengganggu kehidupan laut yang
sensitive.
3. Biaya Konstruksi yang Tinggi
OTTV
Keterangan :
OTTV = nilai perpindahan. termal menyeluruh pada dinding luar
yang memiliki arah atau orientasi tertentu (Watt/m2).
a = absorbtansi radiasi matahari. (tabel 1 dan 2).
UW = transmitansi termal dinding tak tembus cahaya
(Watt/m2.K).
WWR = perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding
luar pada orientasi yang ditentukan.
TDEk = beda temperatur ekuivalen (K).(lihat tabel 8)
SC = koeffisien peneduh dari sistem fenestrasi.
SF = faktor radiasi matahari (W/m2).
Uf = transmitansi termal fenestrasi (W/m2.K).
OT = beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan
bagian dalam (diambil 5K)
2. Nilai OTTV Seluruh Dinding Luar
Keterangan :
Ao = luas dinding pada bagian dinding luar i (m2).
Luas ini termasuk semua permukaan dinding tak tembus cahaya
dan luas permukaan jendela yang terdapat pada bagian dinding
tersabut.
OTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding i
sebagai hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan
(4.2.1.1)
2. Absorbtansi Termal (a) -Dinding luar-
3. Transmitansi termal (U) -Dinding luar-
Keterangan :
1. Emisifitas tinggi adalah permukaan halus yang tidak mengkilap
(non reflektif)
2. Emisifitas rendah adalah permukaan dalam yang sangat
reflektif, seperti alumunium foil.
Resistansi termal bahan (RK)
dimana :
t = tebal bahan (m ).
k = nilai konduktifitas termal bahan (Watt/m.K)
Resistansi termal rongga udara (RRu)
dimana :
SC = koeffisien peneduh sistem fenestrasi.
SCk = koeffisien peneduh kaca.
SCEf = koeffisien peneduh effektif alat peneduh.
7. Nilai perpindahan termal atap RTTV-Penutup atap-