Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN

DOSEN PENGASUH
RIFAT Y. Y MAROMON, ST., MSi

MAHASISWA
CINTIA F.D LUDJIPAU
1706090010

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Arsitektur
Berkelanjutan (Sustainable Architecture)” tepat pada waktunya.

P enulis menyadari bahwa makalah yang disajikan jauh dari sempurna. Untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi sempurnanya makalah ini
ke depan. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Kupang, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................5

BAB II........................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1. Pengertian Arsitektur Berkelanjutan ...................................................7
2.2 Prinsip-prinsip Arsitektur Berkelanjutan..............................................7
2.3. Penerapan Arsitektur Berkelanjutan....................................................8
2.4.Contoh Bangunan yang menerapkan Arsitektur Berkelanjutan.........10

BAB III.....................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA.................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perancangan suatu bangunan sering sekali kurang memperhatikan
keselarasan antara bangunan dengan alam dalam hal pemanfaatan sumber
daya alam dan penggunaan teknologi yang tidak ramah terhadap lingkungan.
Oleh karena itu, perancangan suatu bangunan secara arsitektur mempunyai andil
yang sangat besar dalam memicu pemanasan global dan berakibat pada
turunnya kualitas hidup manusia. Dari semua gejala alam yang sudah terjadi,
kini sudah saatnya perancangan bangunan secara arsitektur lebih memahami alam
melalui pendekatan dan pemahaman terhadap perilaku alam lebih dalam, agar
tidak terjadi kerusakan alam yang lebih parah.
Sasaran utama dari upaya ini adalah tidak memperparah pemanasan global
melalui upaya perancangan arsitektur yang selaras dengan alam
sertamemperhatikan kelangsungan ekosistem yaitu dengan pendekatan ekologi.
Pendekatan ekologi ini diharapkan menghasilkan konsep-konsep perancangan
arsitektur yang ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem,
menggunakan energi yang efisien, memanfaatkan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui secara efisien, dan menekankan penggunaan sumber
daya alam yang dapat diperbaharui dengan daur ulang. Semua ini ditunjukkan
bagi kelangsungan ekosistem, kelestarian alam dengan tidak merusak tanah, air,
dan udara tanpa mengabaikan kesejahteraan dan kenyamanan manusia secara
fisik, sosial, dan ekonomi secara berkelanjutan.
Dalam kaitan ini, eksplorasi maupun eksploitasi komponen-komponen
sumber daya alam untuk pembangunan, harus seimbang dengan hasil/produk
bahan alam dan pembuangan limbah ke alam lingkungan. Prinsip pemeliharaan
keseimbangan lingkungan harus menjadi dasar dari setiap upaya pembangunan
atau perubahan untuk mencapai kesejahteraan manusia dan keberlanjutan fungsi
alam semesta.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian arsitektur berkelanjutan
2. Menjelaskan prinsip-prinsip yang digunakan dalam arsitektur berkelanjutan
3. Menjelaskan penerapan Arsitektur Berkelanjutan
4. Mendeskripsikan contoh bangunan yang menerapkan prinsip arsitektur
berkelanjutan

1.3 Tujuan Penulisan


1. Memahami pengertian arsitektur berkelanjutan
2. Memahami prinsip-prinsip yang digunakan dalam arsitektur berkelanjutan
3. Memahami penerapan Arsitektur Berkelanjutan
4. Mengetahui contoh bangunan yang menerapkan prinsip arsitektur
berkelanjutan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arsitektur Berkelanjutan


Sustainable architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah
arsitektur  berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur
untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber
daya alamagar bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital
sumber daya alamdan lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet,
sistem pertanian,industri, kehutanan, dan tentu saja arsitektur (Wikipedia, 2014)
Secara sederhana, sustainable architectureatau arsitektur berkelanjutan dapat
didefinisikan sebagai desain Arsitektur yang berwawasan lingkungan. Tentu
saja pendekatan ini terkait dengan pendekatan Sustainable
Development atauPembangunan Berkelanjutan yang diungkapkan dalam Report
of the World Commission on Environment and Development tahun 1987. Konsep
Sustainable Development dapat didefinisikan secara sederhana, yakni
pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengkompromikan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya di masa
mendatang (Prayoga, 2013)
Sehingga dengan demikian, maka desain berkelanjutan ( sustainable
design) merupakan desain yang mampu untuk mengatasi kondisi-kondisi yang
terjadi dewasa ini terkait dengan krisis lingkungan global, pertumbuhan pesat
kegiatan ekonomi dan populasi manusia, depresi sumber daya alam, kerusakan
ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati manusia.
Desain berkelanjutan (sustainable design) berusaha mengurangi dampak
negatif  pada lingkungan, kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan,
sehingga meningkatkan kinerja bangunan. Pada dasarnya pelaksanaan desain
berkelanjutan (sustainable design) ini dapat diaplikasikan bentuk (Prayoga,
2013):
a. M i k r o k o s m o s , yang diwujudkan dalam bentuk benda
u n t u k p e n g g u n a a n sehari-hari
b. Makrokosmos, yang diwujudkan dalam bentuk bangunan, kotadan
fisik  permukaan bumi. Bentuk inilah yang dapat diterapkan dibidang
arsitektur, arsitektur lansekap, desain urban, perencanaan kota, teknik, desain
grafis, desain industri, desain interior dan fashion design

2.2 Prinsip-prinsip Arsitektur Berkelanjutan

1. Keberlanjutan Ekonomi
Keberlanjutan ekonomi dari perspektif pembangunan memiliki dua hal
utama, keduanya mempunyai keterkaitan yang erat dengan tujuan aspek
keberlanjutan lainnya. Keberlanjutan ekonomi makro menjamin kemajuan
ekonomi secara berkelanjutan dan mendorong efisiensi ekonomi melalui
reformasi struktural dan nasional. 3 elemen utama untuk keberlanjutan
ekonomi makro yaitu efisiensi ekonomi, kesejahteraan ekonomi yang
berkesinambungan, dan meningkatkan pemerataan dan distribusi
kemakmuran. Hal tersebut diatas dapat dicapai melalui kebijaksanaan
makro ekonomi mencakup reformasi fiskal, meningkatkan efisiensi sektor
publik, mobilisasi tabungan domestik, pengelolaan nilai tukar, reformasi
kelembagaan, kekuatan pasar yang tepat guna, ukuran sosial untuk
pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan distribusi pendapatan
dan aset.

2. Keberlanjutan Sosial
Secara menyeluruh keberlanjutan sosial dinyatakan dalam keadilan sosial,
harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia.
Keberlanjutan sosial mempunyai sasaran antara lain :
- Negara sebagai badan sosial konstitusional seharusnya menetapkan dan
menjunjung tinggi derajat manusia dan perkembangan karakter manusia
secara bebas untuk sekarang dan masa depan, untuk menjaga kedamaian
sosial
- Setiap anggota masyarakat mendapat manfaat dari masyarakat sesuai
dengan kontribusinya untuk sistem jaminan sosial dan juga jika kurang
mampu.
- Sistem jaminan sosial (social security system) hanya bisa tumbuh
bergantung pada standar ekonomi.
- Potensi produktivitas seluruh masyarakat dan cabangnya seharusnya tetap
dilangsungkan juga untuk generasi masa depan.

3. Keberlanjutan Ekologi
Keberlanjutan ekologis adalah prasyarat untuk pembangunan dan
keberlanjutan kehidupan. Keberlanjutan ekologis akan menjamin
keberlanjutan ekosistem bumi. Untuk menjamin keberlanjutan ekologis harus
diupayakan hal - hal sebagai berikut :
- Pemakaian sumberdaya yang dapat diperbaharui seharusnya tidak melebihi
kemampuan regenerasi sumber daya tersebut. Ini berhubungan dengan
kebutuhan performa ekologi yang berkelanjutan, contohnya keberlanjutan
kapital ekologis yang ditentukan oleh fungsinya
- Emisi untuk lingkungan seharusnya tidak melebihi kapasitas ekosistem -
ekosistem individu.
- Kurun waktu dampak antropogenik untuk lingkungan harus seimbang
dengan kurun waktu kemampuan proses alami dalam lingkungan yang
berkaitan untuk bereaksi.
- Resiko dan bahaya untuk kesehatan manusia yang disebabkan oleh aktivitas
antropogenik harus diminimalisasi. Salah satu bentuk desain berkelanjutan
(sustainable design) yang terkait dengan urban design adalah terwujudnya
kota berkelanjutan (sustainable city) dengan salah satu contohnya adalah
bentuk kota yang kompak, atau lebih dikenal dengan istilah compact city.

Meskipun terdapat beragam standard dan pemahaman, beberapa prinsip


dasar sustainable design yang umum diterima adalah meliputi aspek-aspek:
a. Low-impact material: memanfaatkan bahan non-toxic dan diproduksi secara
ramah lingkungan (mis: pembuatannya hanya membutuhkan sedikit energi).
b. Efisiensi energi: menggunakan atau membuat produk yang hanya
membutuhkan sedikit energi.
c. Kualitas dan daya tahan: produk yang berfungsi baik (memiliki umur pakai)
secara lama berarti mengurangi perawatan atau penggantian.
d. Reuse and recycle: rancangan produk harus mempertimbangkan pemanfaatan
secara berkelanjutan hingga setelah masa pakai berakhir (afterlife).
e. Renewability: bahan berasal dari wilayah terdekat, diproduksi dari sumberdaya
terbarukan, serta (bila memungkinkan) bisa diolah menjadi kompos.
f. Sehat: produk tidak berbahaya bagi pengguna/penghuni dan lingkungan
sekitarnya, bahkan bisa menunjang aspek kesehatan secara luas.

2.3 Penerapan Arsitektur Berkelanjutan


Penerapan arsitektur berkelanjutan diantaranya:
1. Dalam efisiensi penggunaan energi:
a. Memanfaatkan sinar matahari untuk pencahayaan alami secara maksimal
pada siang hari, untuk mengurangi penggunaan energi listrik.
b. Memanfaatkan penghawaan alami sebagai ganti pengkondisian udara
buatan (air conditioner).
c. Menggunakan ventilasi dan bukaan, penghawaan silang, dan cara-cara
inovatif lainnya.
d. Memanfaatkan air hujan dalam cara-cara inovatif untuk menampung dan
mengolah air hujan untuk keperluan domestik.
e. Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan dan penghawaan
alami merupakan konsep spesifik untuk wilayah dengan iklim tropis.

2. Dalam efisiensi penggunaan lahan:


a. Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus
dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan
demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup lahan hijau dan taman.
Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
b. Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan
dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan
(taman atap), taman gantung (dengan menggantung pot-pot tanaman pada
sekitar bangunan), pagar tanaman atau yang dapat diisi dengan tanaman,
dinding dengan taman pada dinding ,dan sebagainya.
c. Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan, dengan tidak mudah
menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi
bagian untuk berbagi dengan bangunan.
d. Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan
fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi
inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan
fleksibilitas ruang yang lebih besar.
e. Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat
menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan

2.4 Contoh Bangunan yang menerapkan Arsitektur Berkelanjutan


Green School Bali, Arsitektur Berkelanjutan di Indonesia

Green School Bali ini berada di Desa Sibang Kaja yang berlokasi 30 Km dari
Kota Denpasar. “Learning For A Sustainable Future”, jargon ini merupakan satu
nilai utama yang mengusung keberhasilan karya arsitektur dengan fungsi Green
School ini.
Sebuah karya bangunan yang mengangkat sekolah ini menjadi inovator
dalam memperkenalkan “sustainability within education”. Isu tentang pemanasan
global dan segala dampak pengrusakan bumi, rupanya menjadi perhatian utama
yang mendunia dan mengundang aneka upaya memperbaiki cara hidup. Banyak
kaum pemerhati kelas dunia yang mulai menghimbau agar kesadaran
menyelamatkan bumi mampu menjadi gaya hidup era puluhan tahun ke depan.
Sustainability adalah satu konten yang memiliki arti adanya “keberlanjutan”.
Artinya, sebisa mungkin apa yang kita perbuat dan produksi di atas muka
bumi ini, dapat menjadi kontinuitas yang baik untuk diturunkan kepada generasi
penerus kita di masa depan. Secara tipologi (bentuk tipe bangunan), sekolah ini
melakukan inovasi dengan melepaskan fisik mereka dari bentuk-bentuk sebuah
sekolah yang banyak dipakai. Image yang biasa kita temukan pada bangunan
sekolah, tidak akan kita temukan pada bangunan sekolah unik yang satu ini.
Green school ini memiliki material hanya ada bambu, alang-alang, rumput gajah,
dan tanah liat di atasnya. Bisa dipastikan, semua material konstruksi nya
merupakan material alam dengan nilai lokal dan dapat didaurulang. Ini
merupakan bentukan penting sebagai konsekuensi dari tema Sustainability terkait
penyelamatan bumi tersebut.

CONNECTED WITH NATURE, itulah konsep utama dalam perancangan


arsitektur dari Green School Bali ini. Konsep utama yang ingin “lebih dekat” ke
alam ini juga menjadi tolak utama pemilihan lokasi / lahan yang berada di dekat
sungai Ayung, Bali.
Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainability
dan green architecture pada Green School Bali ini adalah pembentukan ruang
kelas tanpa dinding pembatas. Dengan cara ini, diharapkan secara sosial dan
interaksi, para murid dan guru dapat lebih peka dan intim dalam menjalin
hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan berkualitas baik. Banyaknya
elemen distraksi / pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan sekolah.
Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan
menjadikan murid-murid terbiasa dengan distraksi tersebut dan mampu tetap
berkonsentrasi dalam pembelajaran. Bangunan tidak diberi penghawaan dengan
Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan
bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur
dan dekat dengan sungai dan hutan. Tenaga listrik berasal dari biogas yang
memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya. Tenaga listrik
lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros
dalam membutuhkan seumber energi elektrikal. Adanya tambak udang dan
peternakan sapi, mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar
(biogas) yang bisa digunakan tanpa polusi terlalu besar

Secara umum, selain sebagai inovasi dalam sustainability architecture, Green


School Bali ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material
kebudayaan lokal Bali sebagai inspirasi desain arsitekturalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep berkelanjutan ini saling terkait antara sistem ekologis, sistem
ekonomi, dan sistem sosial, yang tidak lagi terpaku pada konsep awal yang lebih
terfokus pada pemikiran kelestarian keseimbangan lingkungan semata – mata,
sehingga contoh studi kasus yang diambil sangatlah cocok atau tepat pada
penerapan desain berkelanjutan karena material yang digunakan memiliki siklus
perkembangan yang cepat dan termasuk ke dalam material yang sustainable. Di
sisi lain pemenuhan kebutuhan rumah yang terjangkau juga perlu menjadi
perhatian pemerintah dan pengembangan secara serius.
Hal inilah yang disebabkan karena masalah ekonomi juga menjadi
pertimbangan utama di negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu
para arsitek, pengembang, masyarakat maupun pemerintah perlu dikembangkan
dengan sosialisasi konsep “ Sustainable Architecture “ seperti “ LEED for
Homes”

3.2 Saran
Desain berkelanjutan (sustainable design) dapat mengurangi dampak
negatif  pada lingkungan, kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan,
sehingga meningkatkan kinerja bangunan, untuk itu disarankan kepada para
perancang, ketika merancang untuk mempertimbangkan kelestarian lingkungan
dengan menerapkan konsep arsitektur berkelanjutan.
DAFTAR PUSAKA

https://www.academia.edu/11103662/Arsitektur_Berkelanjutan_Sustainable_Architec
ture_Studi_Kasus_Bangunan_Komersial_The_Royal_Pitamaha_Resort_
16743-16844-2-PB.pdf
03_-_NASKAH_PUBLIKASI.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/10819/3/3TA13709.pdf
https://www.scribd.com/doc/94759679/ARSITEKTUR-BERKELANJUTAN

Anda mungkin juga menyukai