“Pembangunan Berkelanjutan”
Oleh :
22217099
2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi
seluruh ummat manusia.
Penyusun sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini.
Disamping itu, penyusun mengucapkan banyak terimah kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini.
Meskipun demikian penyusun sangat membutuhkan masukan yang
bersifat membangun dari para pembaca. Harapan penyusun, mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang membaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...........................................................................................................iii
A. Latar Belakang.........................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah....................................................................................................iii
C. Tujuan......................................................................................................................iii
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN...............................................................................................................1
A. Pembangunan Berkelanjutan.....................................................................................1
1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan................................................................1
2. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan Menurut Para Ahli..................................1
3. Ciri Ciri Pembangunan Berkelanjutan....................................................................2
4. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan......................................................................2
5. Syarat Pembangunan Berkelanjutan.......................................................................3
6. Prinsip Pembangunan Berkelanjutan......................................................................4
B. SDGs (Sustainable Development Goals)...................................................................5
1. Pengertian SDGs ( Sustainable Development Goals )............................................6
2. Target SDGs ( Sustainable Development Goals )...................................................6
3. Perbedaan Dengan MGDs (Milenium Development Goals )..................................6
4. Perkembangan MDGs Menjadi SDGs....................................................................7
5. Pencapaian MDGs dalam Bidang Kesehatan.........................................................8
6. Alasan Terbentuknya SDGs...................................................................................9
7. 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).........11
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
iii
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan
Berkelanjutan.
2) Untuk mengetahui seperti apa ciri-ciri dan tujuan Pembangunan
Berkelanjutan.
3) Untuk mengetahui bagaimana syarat dan prinsip Pembangunan
Berkelanjutan.
4) Untuk mengetahui apa itu SDGs (Sustainable Development Goals).
5) Untuk mengetahui seperti apa target SDGs (Sustainable Development
Goals).
6) Untuk mengetahui seperti apa tujuan SDGs (Sustainable Development
Goals).
iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembangunan Berkelanjutan
Brutland Report
Pengertian pembangunan berkelanjutan atau sustainable development
menurut Brutland Report dalam sidang PBB tahun 1987 adalah proses
1
pembangunan yang berprinsip untuk memenuhi kebutuhan sekarang tanpa
mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang.
Budiharjo dan Sudjarto
Pengertian pembangunan berkelanjutan menurut Budiharjo dan Sudjarto
adalah kota yang dalam perkembangannya mampu memenuhi kebutuhan
masyarakatnya masa kini, mampu berkompetisi dalam ekonomi global dengan
mempertahankan keserasian lingkungan vitalitas sosial, budaya, politik, dan
pertahanan keamanannya tanpa mengabaikan atau mengurangi kemampuan
generasi mendatang dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Konferensi Tingkat Tinggi
Pengertian pembangunan berkelanjutan dalam Konferensi Tingkat Tinggi
mengenai Pembangunan Berkelanjutan di tahun 2002 adalah kondisi dimana
masyarakat dapat men entukan dirinya sendiri yang disiapkan dalam perdagangan
bebas multilateral dengan syarat terciptanya tata pemerintahan yang baik (good
goverment).
Sudharta P. Hadi
Pengertian pembangunan berkelanjutan menurut Sudharta P. Hadi dalam
bukunya yang berjudul “Opcit” tahun 2007 adalah konsep pembangunan yang
menyelaraskan kepentingan pembangunan dengan pengelolaan lingkungan.
2
4. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
3
3) Pembuangan beragam limbah industri dan rumah tangga yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan.
4) Perubahan ekologis yang terjadi di dalam, sangatlah tidak diperbolehkan
untuk melebihi kapasitas dari serangkaian daya dukung terhadap
lingkungan.
4
Ini berarti setiap generasi di dunia memiliki hak untuk menerima dan
menempati bumi bukan dalan kondisi yang buruk akibat generasi sebelumnya.
h. Keadilan Dalam Satu Generasi
Ini membahas mengenai keadilan dalam suatu generasi dimana beban
permasalahan lingkungan harus ditanggung bersama.
i. Prinsip Pencegahan Dini
Ini berarti bahwa jika terjadi ancaman yang berarti yang menyebabkan
kerusakan lingkungan yang tidak bisa dipulihkan maka ketiadaan temuan atau
pembuktian ilmiah yang konklusif dan pasti tidak bisa dijadikan alasan untuk
menunda upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.
j. Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Ini merupakan prasyarat dari hasil implementasi keadilan antar generasi.
Perlindungan keanekaragaman hayati berarti juga mencegah kepunahan
keanekagaragaman hayati tersebut.
5
AGENDA 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan (Prapti, 2015).
6
Lingkungan dalam skala kecil atau social economic development dan lingkungan
yang besar atau environmental development berupa ketersediaan kualitas
lingkungan dan sumber daya alam yang baik.
3. Perbedaan Dengan MGDs (Milenium Development Goals )
Pada dasarnya MGDs dan SDGs punya persamaan dan kesamaan tujuan
yang sama, yakni SDGs melanjutkan cita-cita mulia MGDs yang ingin konsen
menganggulangi kelaparan dan kemiskinan di dunia. Namun dokumen yang
disepakati pimpinan dunia pada tahun 2000 tersebut hanis pada tahun 2015, para
pemimpin dunia merasa agenda Milenium Development Goals perlu dilanjutkan,
sehingga muncul sebuah dokumen usulan bernama sustainable development
goals.
4. Perkembangan MDGs Menjadi SDGs
Pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan
Persatuan Bangsa-Bangsa di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari 189
negara menyepakati Deklarasi Milenium yang menegaskan kepedulian utama
secara global terhadap kesejahteraan masyarakat dunia. Tujuan Deklarasi yang
disebut Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals -
MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama pembangunan dan
mengartikulasi satu gugus tujuan yang berkaitan satu sama lain ke dalam agenda
pembangunan dan kemitraan global.
Setiap tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator
yang terukur yaitu: terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan dasar,
kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan prevalensi
penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama global. MDGs
yang didasarkan pada konsensus dan kemitraan global ini, juga menekankan
kewajiban negara maju untuk mendukung penuh upaya tersebut (Bappenas, 2011).
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencapaian target-target
MDGs,dengan mengintegrasikan prioritas MDGs dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2005-2009 dan 2010-2014), Rencana Pembangunan
Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Sebagai realisasinya, maka melalui Instruksi Presiden No.3
Tahun 2010 telah ditetapkan tujuan prioritas pembangunan yang berkeadilan yang
berpihak pada pencapaian MDGs.
Sebagai salah satu bentuk implementasi dari Inpres No.3 Tahun 2010,
maka Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun Peta Jalan (Road Map)
pencapaian tujuan pembangunan MDGs yang diikuti dengan penyusunan Rencana
Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan pencapaian MDGs yang difasilitasi
7
langsung oleh Bappenas dan Bappeda. Selanjutnya masing-masing Kepala Daerah
akan mengesahkan Rencana Aksi Daerah (RAD) MDGs tersebut (Bappenas,
2011).
Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang
positif. Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja
keras untuk mencapainya, tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan
kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai. Penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari, sudah berkurang setengah
miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen, dengan sekitar tiga juta jiwa
anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan tahun 2000.
Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya. Indonesia
berhasil menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00
(PPP) per kapita per hari dari 20,60 persen pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen
pada tahun 2008. Pemerintah juga telah berhasil menurunkan ketimpangan gender
di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini dapat dilihat dari penurunan yang
signifikan pada indikator rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan
terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi
101,40 persen pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di
Indonesia sudah berhasil mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990
menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (BPS, 2015).
Di tahun 2015, MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak
juga yang masih jauh dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang awalnya
berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia terkini. Berbagai
actor pembangunan internasional pun merumuskan pengganti MDGs sehingga
terbentuk skema pembangunan multilateral terbaru yakni yang dikenal sebagai
Sustainable Development Goals/SDGs . Agenda SDGs atau disebut juga dengan
AGENDA 2030 akan menjadi kerangka kerja pembangunan global baru dalam
melaksanakan pembangunan berkelanjutan (Prapti, 2015).
5. Pencapaian MDGs dalam Bidang Kesehatan
Kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi, dan ada lima penyebab
kematian ibu seperti perdarahan, hipertensi pada kehamilan, infeksi, persalinan
macet, macet dan aborsi. Dan dari penyebab ini, perdarahan, hipertensi pada
kehamilan, dan infeksi dominan dalam kematian ibu. Proporsi dari tiga penyebab
kematian ibu sebenarnya telah berubah, yang pendarahan dan infeksi cenderung
menurunkan sementara meningkatkan proporsi hipertensi pada kehamilan.
Hal ini lebih dari 30% dari kematian ibu di Indonesia di 2010 disebabkan
oleh hipertensi pada kehamilan. Ada tiga jenis daerah intervensi untuk
mengurangi angka kematian dan maternal dan morbiditas neonatal, yaitu melalui:
8
kenaikan pertama dalam perawatan antenatal mampu mendeteksi 21 dan
menangani kasus 22 dari berisiko tinggi memadai; Bantuan kedua persalinan
bersih 18 dan aman dengan kesehatan yang terampil personel, 20 pasca-persalinan
perawatan dan kelahiran; 23 kebidanan ketiga dan perawatan neonatal dan dasar
yang komprehensif yang dapat dicapai (Tosepu, 2016).
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, 24
ditargetkan pada akhir 2014 di masing-masing kabupaten / kota ada di Setidaknya
empat pusat kesehatan mampu Neonatal dasar rawat inap dan Kabupaten Rumah
Sakit mampu menerapkan komprehensif. 25 Melalui pengelolaan dasar dan
perawatan neonatal komprehensif, kesehatan pusat dan rumah sakit diharapkan
menjadi institusi terkemuka di mana komplikasi dan rujukan kasus dapat
diselesaikan dengan cepat dan tepat.
Nutrisi Anak 4 Di antara 33 provinsi di Indonesia, ada 19 provinsi
memiliki prevalensi balita gizi di atas nasional Tingkat prevalensi, mulai dari
19,7% sampai dengan 33,1%. Atas dasar target MDG pada 2015, itu tiga provinsi
yang memiliki mencapai sasaran, yaitu 13,2% di Bali, 14,0% di Jakarta, dan
15,1% di Bangka Belitung. Kondisi ini masih tetap masalah serius, terutama bagi
mereka provinsi memiliki prevalensi malnutrisi pada anak balita antara 20,0-
29,0%, dan dianggap sangat tinggi ketika prevalensi lebih dari 30% (Tosepu,
2016).
Daerah ini terkena malaria terutama di Timur Indonesia, 30 terutama
Papua provinsi yang terletak sebagai endemik malaria, 31 morbiditas peringkat
pertama dari 10 penyakit utama. Malaria di Papua masih sulit untuk memberantas
karena tidak memadai peraturan lingkungan, rendah status ekonomi yang
mengarah ke malnutrisi, 32 pelayanan kesehatan terbatas dan kurangnya tenaga
medis, resistensi obat disebabkan oleh orang-orang yang tidak mematuhi di
minum obat dan perilaku kurang mendukung gaya hidup sehat. Dalam hal ini,
mobilitas orang ke daerah ini 33 memiliki risiko besar tertular malaria.
Di samping itu, Perubahan iklim, 34 kebakaran hutan 35 dan Proses
perkembangan pesat menyebabkan penyebaran penyakit. Oleh karena itu, Malaria
membutuhkan penanganan multidimensi, baik masyarakat dan pemerintah harus
aktif dalam mengatasi masalah ini. Publik tenaga kesehatan sebagai bagian dari
tenaga kesehatan di Indonesia memiliki berbagai metode dalam memecahkan
kasus malaria. metode-metode termasuk upaya pencegahan dengan melakukan
Pendekatan masyarakat. 36 Pendekatan ini sangat penting karena akan
menyebabkan kepercayaan publik terhadap pelayanan kesehatan pekerja. Tahap
berikutnya dari petugas kesehatan akan dengan mudah memberikan masukan dan
kesehatan pesan pesan mereka. Sehingga pembentukan kepercayaan antara
9
masyarakat dan petugas kesehatan adalah kunci keberhasilan program kesehatan,
seperti pendidikan kesehatan program (Tosepu, 2016).
6. Alasan Terbentuknya SDGs
Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun
1987, yang dikatakan sebagai Sustainable Development atau pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang
banyak di masa depan tanpa menyepelekan kemampuan generasi mendatang
untuk menggapai segala kebutuhannya (UNDP, 2015).
SDGs, Sustainable Development Goals atau yang dikenal sebagai Global
Goals, dibuat berdasarkan 8 tujuan MDGs yang dilaksanakan pada tahun 1990-
2015. MDGs mencakup isu memberantas kemiskinan, kelaparan, penyakit,
ketidaksetaraan gender, dan akses terhadap sanitasi. Dibalik kesuksesan MDGs,
ternyata secara global kemiskinan belum terhapuskan secara menyeluruh (UNDP,
2015).
Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan
MDGs, mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang
universal untuk berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh warga
dunia. Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang tertinggal, dan
menjamin bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal dibelakang. SDGs atau Global
Goals menjadi suatu program yang lebih menyeluruh dan mendetail karena
merupakan gabungan dari Global Sustainability Objects / GSO dan MDGs (The
Global Goals, 2015).
SDGs diadakan untuk mencakup kebutuhan seluruh warga dunia yang
lebih mendetail dan menyeluruh, dibandingkan dengan MDGs. SDGs juga tidak
memandang kondisi suatu negara, pada lingkungan maupun ekonominya, untuk
dibantu dengan program Development Goals secara menyeluruh. Di dalam SDGs
juga terdapat beberapa tujuan yang dikembangkan dari indikator tujuan MDGs,
contohnya antara lain (UNDP, 2015):
Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Ekstrim) mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan
kelaparan, sedangkan pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan
yang berbeda yaitu pada tujuan pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan
kedua SDGs (Zero Hunger)
Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan
(Menurunkan Angka kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain) tdak terdapat di SDGs
dan digantikan dengan Good Health and Well Being yang mencakup
10
kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu, penyakit-
penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs
Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup)
memiliki beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah tangga
yang mendapat air minum layak kini menjadi tujuan keenam SDGs,
indikator terkait rumah tangga kumuh perkotaan kini menjadi tujuan
kesebelas SDGs.
11
Air bersih dan sanitasi Adanya pengelolaan sumber daya air yang
6.
layak terintegerasi
Berkurangnya
10. Penyetaraan dari sosial, ekonomi, dan politik
kesenjangan
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14