TENTANG
Oleh
Kelompok 4
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pembangunan Berkelanjutan” ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
i
2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan.......................................................................3
2.2 Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut...........4
2.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan.................5
2.4 Landasan Hukum Pembangunan Berkelnjutan Di Indonesia........................................6
2.5 Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Indonesia...6
2.6 Dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan...................................8
2.7 Ciri pembangunan Berkelanjutan................................................................................10
2.8 Faktor pendukung pembangunan................................................................................11
2.9 Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan..................................................................11
2.10 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.................12
2.11 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Penegakan Hukum Lingkungan..................14
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
10. Bagaimana kebijakan nasional dan daerah dalam penegakan hukum lingkungan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembangunan berkelanjutan
2. Untuk mengetahui asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan
berlanjut
3. Untuk mengetahui upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan
4. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum yang digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia
5. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan
6. Untuk mengetahui ciri dari pembagunan berkelanjutan
7. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dari pembangunan berkelanjutan
8. Untuk mengetahui prinsip dasar dalam pembangunan berkelanjutan
9. Untuk mengetahui kebijakan nasional dan daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup
10. Untuk mengetahui kebijakan nasional dan daerah dalam penegakan hukum lingkungan
BAB 2
PEMBAHASAN
2
Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainable development
adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan
2. Ignas Kleden
Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis
pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun
sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara
keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber
daya tersebut.
3. Sofyan Effendi
a. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan
sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan
kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi
pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat3
b. Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai transformasi
progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian
masyarakat Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memnuhi kepentingan mereka.
Dalam menanggapi rumusan Pembangunan Berkesinambungan, Emil Salim dalam
terjemahan laporan ke dalam bahasa Indonesia mengemukakan bahwa rumusan pembangunan
terlanjutkan memuat dua konsep pokok yakni, pertama, konsep “kebutuhan”, khususnya
kebutuhan pokok kaum miskin sedunia, terhadap siapa prioritas utama perlu diberikan; dan
kedua, gagasan keterbatasan yang bersumber pada keadaan teknologi dan organisasi sosial yang
dikenakan terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa
depan. Dengan demikian keprihatinan kemiskinan dan ikhtiar menanggapi keterbatasan akibat
keadaan teknologi dan organisasi sosial menjadi latar belakang pembahasan masalah-masalah
lingkungan dan pembangunan.
2.2 Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut
Emil Salim mengemukakan ada beberapa asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari
konsep pembangunan berlanjut ini, yaitu :
3
Proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus di topang oleh
sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berlanjut.
Sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, diatas mana
penggunaannya akan menciutkan kualitas dan kuantitasnya. Penciutan itu berarti
berkurangnya kemampuan sumber alam tersebut untuk menopang pembangunan secara
berlanjut, sehingga menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam dengan daya
manusia.
Kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik kualitas
lingkungan, semakin posistif pengaruhnya pada 4kualitas hidup, yang antara lain
tercermin pada meningkatnya kualitas fisik, pada harapan usia hidup, pada turunnya
tingkat kematian dan lain sebagainya. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan,
supaya memberi pengaruh positif terhadap kualitas hidup.
Pembangunan berkelanjutan mengadaikan solidaritas transgenerasi, dimana
pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang untuk meningkatkan
kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk
meningkatkan kesejahteraannya. 4
Pandangan yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ignas Kleden yang antara lain
menyatakan bahwa ada dua hal yang dipertaruhkan disini, yaitu daya dukung sumber-sumber
daya tersebut, dan solidaritas transgenerasi; maksudnya adalah bagaimana kita mengekang diri
untuk tidak merusak sumber-sumber daya yang ada, agar dapat bersikap adil terhadap masa
depan umat manusia. Kegagalan kita untuk memelihara daya dukung sumber-sumber daya itu
akan menyebabkan kita berdosa karena telah melakukan sesuatu (sin of commission) sementara
kegagalan untuk mewujudkan solidaritas transgenerasi itu akan menyebabkan kita berdosa
karena telah melalaikan sesuatu (sin of commission)(yayasan SPES,1992:XV). 4
Sebagai sebuah konsep, pembangunan berkelanjutan tidak lepas dari berbagai
interpretasi. Moeljarto Tjokrowinoto misalnya menyebutkan ada interpretasi yang lahir dari
pemikiran kaum environmentalist dan ada pula interpretasi yang datang dari para pakar dalam
donor agencies. Kedua interpretasi pembangunan berkelanjutan tadi mempunyai implikasi
administrative tertentu. Interpretasi yang lain sustainable development menurut Moeljarto
didorong oleh adanya kenyataan tinggi morta mortality rate proyekproyek pembangunan di
negara berkembang.
4
Alokasi input yang berkesinambungan tidak menjadikan proyek pembangunan tadi
berkembang dengan kekuatan tersendiri. Dikatakan pula bahwa sustainable development 5atau
pembangunan berlanjut ini mungkin diwujudkan melalui keterkaitan (interlinkages) yang tepat
antara alam, aspek sosio-ekonomis dan kultur. Dikatakan juga bahwa sustainable development
bukanlah suatu situasi harmoni yang tetap dan statis, akan tetapi merupakan suatu proses
perubahan dimana eksploitasi sumber alam, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi,
perubahan kelembagaan konsisten dengan kebutuhan pada saat ini dan di masa mendatang.
5
pengelolaan lingkungan hidup dianggap sebagai penunjang terhadap pelaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan.
Dalam UU ini diperkenalkan suatu rumusan tentang pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup (pasal 1 butir 3). Disebutkan dalam ketentuan tersebut bahwa
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini
dan masa depan.
6
1. Kegagalan mengimplementasikan paradigma tersebut adalah, paradigma tersebut kurang
dipahami sebagai memuat prinsip-prinsip kerja yang menentukan dan menjiwai seluruh proses
pembangunan.
Paradigma ini tidak dipahami sebagai bentuk prinsip pokok politik pembangunan itu
sendiri. Pada akhir cita-cita yang dituju dan ingin diwujudkan dibalik paradigma tersebut tidak
tercapai. Karena, prinsip politik7pembangunan yang seharusnya menuntut pemerintah dan semua
pihak lainnya dalam rancang dan mengimplementasikan pembangunan tidak dipatuhi dengan
kata lain, paradigma pembangunan berkelanjutan harus dipahami sebagai etika politik
pembangunan, yaitu sebuah komitmen moral tentang bagaimana seharusnya pembangunan itu
diorganisir dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitan dengan itu, paradigma pembangunan berkelanjutan bukti sebuah konsep
tentang pembangunan lingkungan hidup. Paradigma pembangunan berkelanjutan juga bukan
tentang pembangunan ekonomi. Ini sebuah etika politik pembangunan mengenai pembangunan
secara keseluruhan dan bagaimana pembangunan itu seharusnya dijalankan. Dalam arti ini,
selama paradigma pembangunan berkelanjutan tersebut tidak dipahami, atau dipahami secara
luas, cita-cita moral yang terkandung di dalamnya tidak akan terwujud.
2. Menurut Sonny Keraf mengapa paradigma itu tidak jalan, khususnya mengapa krisis
ekologi tetap saja terjadi, karena paradigma tersebut kembali menegaskan ideologi
developmentalisme. Apa yang dicapai di KTT Bumi di Rio de Janeiro sepuluh tahun lalu, tidak
lain adalah sebuah kompromi mengusulkan kembali pembangunan, dengan fokus utama berupa
pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, selama sepuluh tahun terakhir ini, tidak banyak perubahan
yang dialami semua negara di dunia dalam rangka mengoreksi pembangunan ekonominya yang
tetap saja sama, yaitu penguasaan dan eksploitasi sumber daya alam dengan segala dampak
negatifnya bagi lingkungan hidup, baik kerusakan sumber daya alam maupun pencemaran
lingkungan hidup.
Sekalipun pembangunan berkelanjutan berada pada suatu titik terendah, menurut
Martin Khor, namun muncul juga tanda kebangkitannya kembali sebagai suatu paradigma.
Keterbatasan dan kegagalan globalisasi telah menyebabkan munculnya reaksi negatif dari
sebagian masyarakat yang pada akhirnya mungkin akan berdampak pada terjadinya perubahan
sejumlah kebijakan. Dengan munculnya kekuatan pro pembangunan berkelanjutan dalam
7
pemerintahan di negara-negara sedang berkembang (NSB) mereka menjadi lebih sadar akan hak-
hak dan tanggungjawab untuk meralat berbagai persoalan yang ada pada saat ini termasuk
mengubah sejumlah peraturan dalam WTO. World Summit On Sustainable Development -
WSSD (Konferensi Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan) memberikan kesempatan yang
bagus untuk memusatkan kembali perhatian masyarakat maupun upaya-upaya pemantapan,
bukan semata-mata mengenai persoalan itu, melainkan juga kebutuhan untuk menggeser
paradigma-paradigma.
8
a. Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas pembungkus serta botol bekas
b. Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam air
c. Pertanian dengan pemakaian pestisida yang berlebihan
2. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan membahayakan
makhluk hidup. Penyebab terjadinya pencemaran air adalah sampah yang tidak membusuk,
seperti plastik dan karet, limbah industri, sisa pupuk dari usaha pertanian dan tumpahan minyak
dari kapal tangker.
3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh gas buang yang dihasilkan oleh proses
produksi seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan hasil aktivitas rumah tangga
sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Hal ini akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk lainnya. Penecemaran udara
menyebabkan beberapa akibat, antara lain :
a. Efek rumah Kaca (Green House Effect)
Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di udara sangat berlebihan.
Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi matahari yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan
dengan sempurna karena terhalangnya oleh lapisan gas karbon dioksida di udara. Hal ini
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih panas. Efek lain jika menjadi
pemanasan global akan menyebabkan es di kutub mudah mencair dan menyebabkan muka laut
akan semakin naik.
b. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan stratosfer yang mempunyai fungsi menyerap
dan menyaring sinar ultraviolet sebelum sampai ke permukaan bumi. Adapun yang menyebabkan
kerusakan lapisan ozon adalah terikatnya unsur-unsur penyusun ozon oleh freon (F) di udara.
Jika lapisan ozon menipis akan menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu udara semakin
panas, timbulnya penyakit kulit dan mata.
c. Hujan Asam
9
Hujan Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada di udara sangat besar,
sehingga pada saat hujan terbawa oleh hujan. Senyawa asam tersebut berasal dari industri, dapat
berupa asal sulfat, asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan asam menyebabkan rusaknya
tanaman, pengaratan yang lebih cepat pada logam dan beton, serta rusaknya ekosistem air tawar.
10
1. Terjaganya proses ekologi
2. Ketersediaan sumberdaya, karena pada hakikatnya proses pembnagunan merupakan usaha
yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sumberdaya tersebut agar dapat lebih
efisien serta berusaha mencari sumberdaya alternatif.
3. Dukungan lingkungan sumberdaya.
11
2.10 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP
No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas
dari pemerintah pusat kepada daerah:
a.Meletakkan daerah pada posisi penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b.Memerlukan prakarsa lokal dalam mendesain kebijakan.
c.Membangun hubungan interdependensi antar daerah.
d.Menetapkan pendekatan kewilayahan.
Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 dengan PP
No. 25 Tahun 2000, Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya ada di Daerah, maka
kebijakan nasional dalam bidang lingkungan hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan
program yang disebut sebagai pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Program itu mencakup :
1. Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang lengkap
mengenai potensi dan produktivitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui
inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan sistem informasi. Sasaran yang ingin dicapai
melalui program ini adalah tersedia dan teraksesnya informasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, baik berupa infrastruktur data spasial, nilai dan neraca sumberdaya alam
dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas di setiap daerah.
2. Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya
Alam.
Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup hutan, laut, air udara dan mineral. Sasaran yang
akan dicapai dalam program ini adalah termanfaatkannya, sumber daya alam untuk
mendukung kebutuhan bahan baku industri secara efisien dan berkelanjutan. Sasaran lain di
program adalah terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan akibat
pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali dan eksploitatif
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup.
12
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah
kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak
akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, serta kegiatan industri dan
transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih
dan sehat adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan
baku mutu lingkungan yang ditetapkan.
4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum,
perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan hukum untuk mewujudkan pengelolaan
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan. Sasaran
program ini adalah tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan serta
terlaksannya upaya penegakan hukum secara adil dan konsisten.
5. Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam dan
Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersediaanya sarana bagi masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sejak proses
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai
pengawasan.
13
melaksanakan dan mengelola usaha dan atau kegiatannya, khususnya menyangkut bidang sosial
dan lingkungan hidup, sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan.
Oleh karena itu, sesuai dengan rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dilakukan meningkatkan kualitas lingkungan
melalui upaya pengembangan sistem hukum, instrumen hukum, penaatan dan penegakan hukum
termasuk instrumen alternatif, serta upaya rehabilitasi lingkungan. Kebijakan daerah dalam
mengatasi permasalahan lingkungan hidup khususnya permasalahan kebijakan dan penegakan
hukum yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup di daerah dapat meliputi :
Regulasi Perda tentang Lingkungan.
Penguatan Kelembagaan Lingkungan Hidup.
Penerapan dokumen pengelolaan lingkungan hidup dalam proses perijinan
Sosialisasi/pendidikan tentang peraturan perundangan dan pengetahuan lingkungan
hidup.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas koordinasi dengan instansi terkait dan stakeholders
Pengawasan terpadu tentang penegakan hukum lingkungan.
Memformulasikan bentuk dan macam sanksi pelanggaran lingkungan hidup. Peningkatan
kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia.
Peningkatan pendanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
14
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang
akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup
dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan
yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan
hilang. Asumsi dasar serta ide pokok dari pembangunan berkelanjutan menurut Ignas Kleden
antara lain menyatakan bahwa ada dua hal yang dipertaruhkan disini, yaitu daya dukung sumber-
sumber daya tersebut, dan solidaritas transgenerasi; maksudnya adalah bagaimana kita
mengekang diri untuk tidak merusak sumber-sumber daya yang ada, agar dapat bersikap adil
terhadap masa depan umat manusia. Kegagalan kita untuk memelihara daya dukung sumber-
sumber daya itu akan menyebabkan kita berdosa karena telah melakukan sesuatu (sin of
commission) dosa karena telah melalaikan sesuatu (sin of commission(yayasan SPES,1992:XV).
Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif
pembangunan dapat diketahui memlalui indikator ekonomi, indikator kualitas hidup,dan
indikator gabungan. Dampak negatif pada umumnya ditandai dengan kerusakan lahan, seperti
penggundulan hutan, penggersangan lahan, pencemaran, pemanasan global, dan penipisan
lapisan ozon. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan dampak negatif serta kerusakan lingkungan dapat ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan. Selain itu pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk menjaga, merawat, serta
melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini dilakukan pemerintah melalui penyuluhan,
bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup.
3.2 Saran
Pemerintah hendaknya dapat menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan
dengan jalan menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta
15
keamanan dan ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di
Indonesia sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk
generasi yang akan datang. Sedangkan bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam
pembangunan di Indonesia serta dapat merawat dan melindungi lingkungan hidup.
16
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, M dan Susilawardani, 2002. Pembangunan yang tidak Berkelanjutan, Refleksi Kritis
Pembangunan Indonesia. Transmedia Global Wacana, Yogyakarta.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997. Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk
Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
Marfai, M.A. 2005. Moralitas Lingkungan, Wahana Hijau, Yogyakarta Pemerintah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2002. Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pemda Propinsi DI Yogyakarta.
Slaymaker, O and Spencer, T., 1998. Physical Geography and Global Environmental
Change.Addison Wesley Longman Limited, Edinburh Gate, Harlow.
Miller. G.T. Jr. 1995. Environmental Science Sustaining the Earth. Wadsworth Publishing
Co.Belmont.
Sumarwoto, O (ed). 2003. Menuju Jogya Propinsi Ramah Lingkungan Hidup, Agenda 21
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.
17