Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROTEKSI LINGKUNGAN DAN PRODUKSI BERSIH

TENTANG

FAKTOR KUNCI KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Oleh
Kelompok 4

Dilla Intan Gustiani


1611211021
Lidya Sari
1611211054
Mutiara Devica 1611212018
Nurul Afifah 1611213012
Denisha Mayshorra 1611216050

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang “Pembangunan Berkelanjutan” ini. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan makalah ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Padang, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3

i
2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan.......................................................................3
2.2 Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut...........4
2.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan.................5
2.4 Landasan Hukum Pembangunan Berkelnjutan Di Indonesia........................................6
2.5 Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Indonesia...6
2.6 Dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan...................................8
2.7 Ciri pembangunan Berkelanjutan................................................................................10
2.8 Faktor pendukung pembangunan................................................................................11
2.9 Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan..................................................................11
2.10 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.................12
2.11 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Penegakan Hukum Lingkungan..................14
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................15
3.2 Saran............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen setiap
orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan. Kemajuan suatu bangsa
hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan dalam
konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat
kearah yang lebih baik yang merata. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan,
perencanaan dan proses pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung pada dukungan
penuh masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Titik
tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah dengan tujuan memenuhi
kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang layak.
Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks pemenuhan kebutuhan yang
berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga haruslah melihat aspek keadilan terhadap
lingkungan. Lingkungan bagi umat manusia adalah salah satu modal dasar dalam pembangunan.
Lingkungan sehat, bersih, lestari, secara tidak langsung akan mempengaruhi keberlanjutan
produktifitas manusia di masa yang akan datang. Artinya, dalam konteks tersebut selain
keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka diperlukan juga keberlanjutan pada sisi
ekologis
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pembangunan berkelanjutan?
2. Bagaimana asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut?
3. Bagaimana upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan?
4. Apa landasan hukum yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
Indonesia?
5. Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan?
6. Bagaimana ciri dari pembagunan berkelanjutan?
7. Apa saja faktor pendukung dari pembangunan berkelanjutan?
8. Bagaimana prinsip dasar dalam pembangunan berkelanjutan?
9. Bagaimana kebijakan nasional dan daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup?

1
10. Bagaimana kebijakan nasional dan daerah dalam penegakan hukum lingkungan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pembangunan berkelanjutan
2. Untuk mengetahui asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan
berlanjut
3. Untuk mengetahui upaya pelestarian lingkungan hidup dalam pembangunan
berkelanjutan
4. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum yang digunakan dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia
5. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan
6. Untuk mengetahui ciri dari pembagunan berkelanjutan
7. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dari pembangunan berkelanjutan
8. Untuk mengetahui prinsip dasar dalam pembangunan berkelanjutan
9. Untuk mengetahui kebijakan nasional dan daerah dalam pengelolaan lingkungan hidup
10. Untuk mengetahui kebijakan nasional dan daerah dalam penegakan hukum lingkungan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang akan
datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup dan
kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan yang
tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan hilang
Pembangunan berkelanjutan mengandung arti sudah tercapainya keadilan sosial dari
generasi ke generasi. Dilihat dari pengertian lainnya, pembangunan berkelanjutan sebagai
pembangunan nasional yang melestarikan fungsi dan kemampuan ekosistem.
Ada beberapa pakar yang memberikan rumusan untuk lebih menjelaskan makna dari
pembangunan yang berkelanjutan itu antara lain:
1. Emil Salim

2
Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan atau suistainable development
adalah suatu proses pembangunan yang mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam sumber
daya manusia, dengan menyerasikan sumber alam dengan manusia dalam pembangunan
2. Ignas Kleden
Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai jenis
pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-sumber alam maupun
sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak serta pada saat yang sama memelihara
keseimbangan optimal di antara berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber
daya tersebut.
3. Sofyan Effendi
a. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan
sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan
kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi
pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat3
b. Secara konseptual, pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai transformasi
progresif terhadap struktur sosial, ekonomi dan politik untuk meningkatkan kepastian
masyarakat Indonesia dalam memenuhi kepentingannya pada saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memnuhi kepentingan mereka.
Dalam menanggapi rumusan Pembangunan Berkesinambungan, Emil Salim dalam
terjemahan laporan ke dalam bahasa Indonesia mengemukakan bahwa rumusan pembangunan
terlanjutkan memuat dua konsep pokok yakni, pertama, konsep “kebutuhan”, khususnya
kebutuhan pokok kaum miskin sedunia, terhadap siapa prioritas utama perlu diberikan; dan
kedua, gagasan keterbatasan yang bersumber pada keadaan teknologi dan organisasi sosial yang
dikenakan terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa
depan. Dengan demikian keprihatinan kemiskinan dan ikhtiar menanggapi keterbatasan akibat
keadaan teknologi dan organisasi sosial menjadi latar belakang pembahasan masalah-masalah
lingkungan dan pembangunan.

2.2 Asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari konsep pembangunan berlanjut
Emil Salim mengemukakan ada beberapa asumsi dasar serta ide pokok yang mendasari
konsep pembangunan berlanjut ini, yaitu :

3
 Proses pembangunan itu mesti berlangsung secara berlanjut, terus menerus di topang oleh
sumber alam, kualitas lingkungan dan manusia yang berkembang secara berlanjut.
 Sumber alam terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas, diatas mana
penggunaannya akan menciutkan kualitas dan kuantitasnya. Penciutan itu berarti
berkurangnya kemampuan sumber alam tersebut untuk menopang pembangunan secara
berlanjut, sehingga menimbulkan gangguan pada keserasian sumber alam dengan daya
manusia.
 Kualitas lingkungan berkolerasi langsung dengan kualitas hidup. Semakin baik kualitas
lingkungan, semakin posistif pengaruhnya pada 4kualitas hidup, yang antara lain
tercermin pada meningkatnya kualitas fisik, pada harapan usia hidup, pada turunnya
tingkat kematian dan lain sebagainya. Oleh karena itu pembangunan berkelanjutan,
supaya memberi pengaruh positif terhadap kualitas hidup.
 Pembangunan berkelanjutan mengadaikan solidaritas transgenerasi, dimana
pembangunan ini memungkinkan generasi sekarang untuk meningkatkan
kesejahteraannya, tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa depan untuk
meningkatkan kesejahteraannya. 4
Pandangan yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Ignas Kleden yang antara lain
menyatakan bahwa ada dua hal yang dipertaruhkan disini, yaitu daya dukung sumber-sumber
daya tersebut, dan solidaritas transgenerasi; maksudnya adalah bagaimana kita mengekang diri
untuk tidak merusak sumber-sumber daya yang ada, agar dapat bersikap adil terhadap masa
depan umat manusia. Kegagalan kita untuk memelihara daya dukung sumber-sumber daya itu
akan menyebabkan kita berdosa karena telah melakukan sesuatu (sin of commission) sementara
kegagalan untuk mewujudkan solidaritas transgenerasi itu akan menyebabkan kita berdosa
karena telah melalaikan sesuatu (sin of commission)(yayasan SPES,1992:XV). 4
Sebagai sebuah konsep, pembangunan berkelanjutan tidak lepas dari berbagai
interpretasi. Moeljarto Tjokrowinoto misalnya menyebutkan ada interpretasi yang lahir dari
pemikiran kaum environmentalist dan ada pula interpretasi yang datang dari para pakar dalam
donor agencies. Kedua interpretasi pembangunan berkelanjutan tadi mempunyai implikasi
administrative tertentu. Interpretasi yang lain sustainable development menurut Moeljarto
didorong oleh adanya kenyataan tinggi morta mortality rate proyekproyek pembangunan di
negara berkembang.

4
Alokasi input yang berkesinambungan tidak menjadikan proyek pembangunan tadi
berkembang dengan kekuatan tersendiri. Dikatakan pula bahwa sustainable development 5atau
pembangunan berlanjut ini mungkin diwujudkan melalui keterkaitan (interlinkages) yang tepat
antara alam, aspek sosio-ekonomis dan kultur. Dikatakan juga bahwa sustainable development
bukanlah suatu situasi harmoni yang tetap dan statis, akan tetapi merupakan suatu proses
perubahan dimana eksploitasi sumber alam, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi,
perubahan kelembagaan konsisten dengan kebutuhan pada saat ini dan di masa mendatang.

2.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan


Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.
Pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya untuk menjaga, merawat, serta melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini
dilakukan pemerintah melalui penyuluhan, bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang
lingkungan hidup.

2.4 Landasan Hukum Pembangunan Berkelnjutan Di Indonesia


Konsideran UU No. 23 Tahun 1997 antara lain menjelaskan tentang mengapa kita
harus melaksanakan ‘Pembangunan Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan Hidup” ,
bahwa dalam rangka mendaya-gunakan sumberdaya alam untuk memajukan kesejahteraan
umum seperti diamanatkan dalam UUD 1945 dan untuk mencapai kebahagiaan hidup
berdasarkan Pancasila, perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan menyeluruh dengan
memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi masa depan.
Penegasan tersebut diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup berkaitan erat dengan pendayagunaan SDA
sebagai suatu asset mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ditegaskan bawa dipandang perlu
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup untuk melestarikan dan mengembangkan
kemampuan lingkungan hidup yang serasi selaras dan seimbang guna menunjang terlaksananya
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup. Dalam pertimbangan ini

5
pengelolaan lingkungan hidup dianggap sebagai penunjang terhadap pelaksanaan pembangunan
berwawasan lingkungan.
Dalam UU ini diperkenalkan suatu rumusan tentang pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup (pasal 1 butir 3). Disebutkan dalam ketentuan tersebut bahwa
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan
terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini
dan masa depan.

2.5 Pembangunan Berkelanjutan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Di Indonesia


TAP IV/MPR/1999 tentang GBHN tahun 1999-2004 menentukan : konsep
pembangunan berkelanjutan telah diletakkan sebagai kebijakan, namun dalam pengalaman
praktek selama ini, justru terjadi pengelolaan sumber daya alam yang tidak terkendali dengan
akibat perusakan lingkungan yang mengganggu pelestarian alam; ungkapan ini menunjukkan
adanya pengakuan dari lembaga tertinggi negara kita tentang masih belum terlaksananya
pembangunan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam”.
Hal senada dapat juga dilihat dalam konsideran Tap IX/MPR/2001 yang menyatakan
bahwa pengelolaan sumber daya agraria/ sumber daya alam yang berlangsung selama ini telah
menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan strukutur penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatannya serta menimbulkan berbagai konflik. Kemudian disebutkan
pula bahwa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya
agraria atau sumber daya alam saling tumpang tindih dan bertentangan. Persoalan ini bukan
hanya dihadapi di Indonesia akan tetapi juga berlaku secara global dan proses globalisasi itu
sendirilah sebenarnya yang memperlemah pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, seperti yang
dikatakan oleh Martin Khor bahwa dalam penjelasanya, proses globalisasi telah semakin
mendapat kekuatan, dan proses tersebut telah dan akan semakin menenggelamkan agenda
pembangunan yang berkelanjutan.
Sonny keraf menyebutkan ada dua penyebab kegagalan penerapan konsep
pembangunan yang berkelanjutan:

6
1. Kegagalan mengimplementasikan paradigma tersebut adalah, paradigma tersebut kurang
dipahami sebagai memuat prinsip-prinsip kerja yang menentukan dan menjiwai seluruh proses
pembangunan.
Paradigma ini tidak dipahami sebagai bentuk prinsip pokok politik pembangunan itu
sendiri. Pada akhir cita-cita yang dituju dan ingin diwujudkan dibalik paradigma tersebut tidak
tercapai. Karena, prinsip politik7pembangunan yang seharusnya menuntut pemerintah dan semua
pihak lainnya dalam rancang dan mengimplementasikan pembangunan tidak dipatuhi dengan
kata lain, paradigma pembangunan berkelanjutan harus dipahami sebagai etika politik
pembangunan, yaitu sebuah komitmen moral tentang bagaimana seharusnya pembangunan itu
diorganisir dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitan dengan itu, paradigma pembangunan berkelanjutan bukti sebuah konsep
tentang pembangunan lingkungan hidup. Paradigma pembangunan berkelanjutan juga bukan
tentang pembangunan ekonomi. Ini sebuah etika politik pembangunan mengenai pembangunan
secara keseluruhan dan bagaimana pembangunan itu seharusnya dijalankan. Dalam arti ini,
selama paradigma pembangunan berkelanjutan tersebut tidak dipahami, atau dipahami secara
luas, cita-cita moral yang terkandung di dalamnya tidak akan terwujud.

2. Menurut Sonny Keraf mengapa paradigma itu tidak jalan, khususnya mengapa krisis
ekologi tetap saja terjadi, karena paradigma tersebut kembali menegaskan ideologi
developmentalisme. Apa yang dicapai di KTT Bumi di Rio de Janeiro sepuluh tahun lalu, tidak
lain adalah sebuah kompromi mengusulkan kembali pembangunan, dengan fokus utama berupa
pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, selama sepuluh tahun terakhir ini, tidak banyak perubahan
yang dialami semua negara di dunia dalam rangka mengoreksi pembangunan ekonominya yang
tetap saja sama, yaitu penguasaan dan eksploitasi sumber daya alam dengan segala dampak
negatifnya bagi lingkungan hidup, baik kerusakan sumber daya alam maupun pencemaran
lingkungan hidup.
Sekalipun pembangunan berkelanjutan berada pada suatu titik terendah, menurut
Martin Khor, namun muncul juga tanda kebangkitannya kembali sebagai suatu paradigma.
Keterbatasan dan kegagalan globalisasi telah menyebabkan munculnya reaksi negatif dari
sebagian masyarakat yang pada akhirnya mungkin akan berdampak pada terjadinya perubahan
sejumlah kebijakan. Dengan munculnya kekuatan pro pembangunan berkelanjutan dalam

7
pemerintahan di negara-negara sedang berkembang (NSB) mereka menjadi lebih sadar akan hak-
hak dan tanggungjawab untuk meralat berbagai persoalan yang ada pada saat ini termasuk
mengubah sejumlah peraturan dalam WTO. World Summit On Sustainable Development -
WSSD (Konferensi Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan) memberikan kesempatan yang
bagus untuk memusatkan kembali perhatian masyarakat maupun upaya-upaya pemantapan,
bukan semata-mata mengenai persoalan itu, melainkan juga kebutuhan untuk menggeser
paradigma-paradigma.

2.6 Dampak yang ditimbulkan akibat pembangunan berkelanjutan


Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif
pembangunan dapat diketahui memlalui indikator ekonomi, indikator kualitas hidup,dan
indikator gabungan. Dampak negatif pada umumnya ditandai dengan kerusakan lahan, seperti
penggundulan hutan, penggersangan lahan, pencemaran, pemanasan global, dan penipisan
lapisan ozon.
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak kendala, termasuk
masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembangunan dapat menimbulkan
dampak negatif.
Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan berkelanjutan antara lain :
 Banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan masalah
kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat baru
atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai vektor penyakit, antara lain : banyak jenis
nyamuk yang menjadi vektor penyakit malaria, demam berdarah, dan lain sebagainya.
 Pencemaran udara oleh mobil banyak terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor,
Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran
udara telah menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2006 diperkirakan
sebesar US$ 625 juta.
 Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Karena
kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.

Beberapa jenis pencemaran terhadap lingkungan akan dijelaskan sebagai berikut:


1. Pencemaran tanah

8
a. Pembuangan ampas kimia, dan plastik bekas pembungkus serta botol bekas
b. Buangan zat-zat atau barang yang tidak terlarut dalam air
c. Pertanian dengan pemakaian pestisida yang berlebihan

2. Pencemaran Air
Pencemaran air dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan membahayakan
makhluk hidup. Penyebab terjadinya pencemaran air adalah sampah yang tidak membusuk,
seperti plastik dan karet, limbah industri, sisa pupuk dari usaha pertanian dan tumpahan minyak
dari kapal tangker.

3. Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat disebabkan oleh gas buang yang dihasilkan oleh proses
produksi seperti asap kendaraan bermotor, asap pabrik, dan hasil aktivitas rumah tangga
sehingga secara fisik dan kimia melebihi ambang batas yang telah ditetapkan. Hal ini akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia dan makhluk lainnya. Penecemaran udara
menyebabkan beberapa akibat, antara lain :
a. Efek rumah Kaca (Green House Effect)
Efek rumah kaca disebabkan oleh komposisi CO2 di udara sangat berlebihan.
Akibatnya, gas tersebut menyebabkan energi matahari yang diterima bumi tidak bisa dipantulkan
dengan sempurna karena terhalangnya oleh lapisan gas karbon dioksida di udara. Hal ini
menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi lebih panas. Efek lain jika menjadi
pemanasan global akan menyebabkan es di kutub mudah mencair dan menyebabkan muka laut
akan semakin naik.
b. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan Ozon (O3) terdapat di lapisan stratosfer yang mempunyai fungsi menyerap
dan menyaring sinar ultraviolet sebelum sampai ke permukaan bumi. Adapun yang menyebabkan
kerusakan lapisan ozon adalah terikatnya unsur-unsur penyusun ozon oleh freon (F) di udara.
Jika lapisan ozon menipis akan menimbulkan banyak akibat, antara lain suhu udara semakin
panas, timbulnya penyakit kulit dan mata.
c. Hujan Asam

9
Hujan Asam disebabkan oleh kandungan asam yang ada di udara sangat besar,
sehingga pada saat hujan terbawa oleh hujan. Senyawa asam tersebut berasal dari industri, dapat
berupa asal sulfat, asam nitrat, dan asam bikarbonat. Hujan asam menyebabkan rusaknya
tanaman, pengaratan yang lebih cepat pada logam dan beton, serta rusaknya ekosistem air tawar.

Beberapa contoh tentang dampak positif pembangunan berkelanjutan:


 Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
 Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
 Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
 Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
 Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
 Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang Industri.

2.7 Ciri pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah bentuk pembangunan yang tetap
memperhatikan daya dukung lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam. Pembangunan yang
berwawasan lingkungan akan menghasilkan suatu pembangunan yang berkelanjutan dan
seimbang.
Berdasarkan uraian tersebut maka secara ringkas ciri-ciri pembangunan berwawasan
lingkungan antara lain :
1. Dilakukan dengan perencanaan yang matang dengan mengetahui dan memahami
kekuatan,kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta yang akan timbul
dikemudian hari.
2. Memperhatikan daya dukung lingkungan sehingga dapat mendukung kesinambungan
pembangunan.
3. Meminimalisasi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan.
4. Melibatkan partisipasi warga masyarakat, khususnya masyarakat yang berada disekitar
lokasi pembangunan.

2.8 Faktor pendukung pembangunan


Faktor pendukung dari pembangunanber kelanjutan yaitu:

10
1. Terjaganya proses ekologi
2. Ketersediaan sumberdaya, karena pada hakikatnya proses pembnagunan merupakan usaha
yang disengaja untuk meningkatkan fungsi dan nilai sumberdaya tersebut agar dapat lebih
efisien serta berusaha mencari sumberdaya alternatif.
3. Dukungan lingkungan sumberdaya.

Karena pembangunan mempunyai dampak terhadap lingkungan , maka perlu dilakukan


pengelolaan lingkungan hidup yang bertujuan untuk :
1. Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan lingkungan.
2. Terkendalinya pemanfaatan sumberdaya secara bijaksana.
3. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan.

2.9 Prinsip dasar pembangunan berkelanjutan


1. Pemerataan dan keadilan sosial. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan harus menjamin
adanya pemerataan untuk generasi sekarang dan yang akan datang, berupa pemerataan
distribusi sumber lahan, faktor produksi dan ekonomi yang berkeseimbangan (adil), berupa
kesejahteran semua lapisan masyarakat.
2. Menghargai keaneragaman (diversity). Perlu dijaga berupa keanegaragaman hayati dan
keanegaraman budaya. Keaneragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa
sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan yang akan
datang. Pemeliharaan keaneragaman budaya akan mendorong perlakuan merata terhadap
setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih
dimengerti oleh masyarakat.
3. Menggunakan pendekatan integratif. Pembangunan berkelanjutan mengutamakan
keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara
bermanfaat dan merusak Karena itu, pemanfaatan harus didasarkan pada pemahaman akan
kompleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial dengan cara-cara yang lebih
integratif dalam pelaksanaan pembangunan.
4. Perspektif jangka panjang, dalam hal ini pembangunan berkelanjutan seringkali diabaikan,
karena masyarakat cenderung menilai masa kini lebih utama dari masa akan datang. Karena
itu persepsi semacam itu perlu dirubah.

11
2.10 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sesuai dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP
No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah
Otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas
dari pemerintah pusat kepada daerah:
a.Meletakkan daerah pada posisi penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
b.Memerlukan prakarsa lokal dalam mendesain kebijakan.
c.Membangun hubungan interdependensi antar daerah.
d.Menetapkan pendekatan kewilayahan.
Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004 dengan PP
No. 25 Tahun 2000, Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya ada di Daerah, maka
kebijakan nasional dalam bidang lingkungan hidup secara eksplisit PROPENAS merumuskan
program yang disebut sebagai pembangunan sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Program itu mencakup :
1. Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang lengkap
mengenai potensi dan produktivitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui
inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan sistem informasi. Sasaran yang ingin dicapai
melalui program ini adalah tersedia dan teraksesnya informasi sumberdaya alam dan
lingkungan hidup, baik berupa infrastruktur data spasial, nilai dan neraca sumberdaya alam
dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas di setiap daerah.
2. Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber Daya
Alam.
Tujuan dari program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya alam dan lingkungan hidup hutan, laut, air udara dan mineral. Sasaran yang
akan dicapai dalam program ini adalah termanfaatkannya, sumber daya alam untuk
mendukung kebutuhan bahan baku industri secara efisien dan berkelanjutan. Sasaran lain di
program adalah terlindunginya kawasan-kawasan konservasi dari kerusakan akibat
pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali dan eksploitatif
3. Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Hidup.

12
Tujuan program ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upaya mencegah
kerusakan dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan yang rusak
akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, serta kegiatan industri dan
transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih
dan sehat adalah tercapainya kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat sesuai dengan
baku mutu lingkungan yang ditetapkan.
4. Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum,
perangkat hukum dan kebijakan, serta menegakkan hukum untuk mewujudkan pengelolaan
sumberdaya alam dan pelestarian lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan. Sasaran
program ini adalah tersedianya kelembagaan bidang sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat hukum dan perundangan serta
terlaksannya upaya penegakan hukum secara adil dan konsisten.
5. Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam dan
Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak-pihak
yang berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersediaanya sarana bagi masyarakat dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup sejak proses
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan sampai
pengawasan.

2.11 Kebijakan Nasional dan Daerah dalam Penegakan Hukum Lingkungan


Sisi lemah dalam pelaksanaan peraturan perundangan lingkungan hidup yang menonjol
adalah penegakan hukum, oleh sebab itu dalam bagian ini akan dikemukakan hal yang terkait
dengan penegakan hukum lingkungan. Dengan pesatnya pembangunan nasional ang
dilaksanakan yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ada beberapa sisi lemah,
yang menonjol antara lain adalah tidak diimbangi ketaatan aturan oleh pelaku pembangunan atau
sering mengabaikan landasan aturan yang mestinya sebagai pegangan untuk dipedomani dalam

13
melaksanakan dan mengelola usaha dan atau kegiatannya, khususnya menyangkut bidang sosial
dan lingkungan hidup, sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan.
Oleh karena itu, sesuai dengan rencana Tindak Pembangunan Berkelanjutan dalam
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dilakukan meningkatkan kualitas lingkungan
melalui upaya pengembangan sistem hukum, instrumen hukum, penaatan dan penegakan hukum
termasuk instrumen alternatif, serta upaya rehabilitasi lingkungan. Kebijakan daerah dalam
mengatasi permasalahan lingkungan hidup khususnya permasalahan kebijakan dan penegakan
hukum yang merupakan salah satu permasalahan lingkungan hidup di daerah dapat meliputi :
 Regulasi Perda tentang Lingkungan.
 Penguatan Kelembagaan Lingkungan Hidup.
 Penerapan dokumen pengelolaan lingkungan hidup dalam proses perijinan
 Sosialisasi/pendidikan tentang peraturan perundangan dan pengetahuan lingkungan
hidup.
 Meningkatkan kualitas dan kuantitas koordinasi dengan instansi terkait dan stakeholders
 Pengawasan terpadu tentang penegakan hukum lingkungan.
 Memformulasikan bentuk dan macam sanksi pelanggaran lingkungan hidup. Peningkatan
kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia.
 Peningkatan pendanaan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan dari generasi yang
akan datang. Pembangunan berkelanjutan harus memerhatikan pemanfaatan lingkungan hidup
dan kelestarian lingkungannya agar kualitas lingkungan tetap terjaga. Kelestarian lingkungan
yang tidak dijaga, akan menyebabkan daya dukung lingkungan berkurang, atau bahkan akan
hilang. Asumsi dasar serta ide pokok dari pembangunan berkelanjutan menurut Ignas Kleden
antara lain menyatakan bahwa ada dua hal yang dipertaruhkan disini, yaitu daya dukung sumber-
sumber daya tersebut, dan solidaritas transgenerasi; maksudnya adalah bagaimana kita
mengekang diri untuk tidak merusak sumber-sumber daya yang ada, agar dapat bersikap adil
terhadap masa depan umat manusia. Kegagalan kita untuk memelihara daya dukung sumber-
sumber daya itu akan menyebabkan kita berdosa karena telah melakukan sesuatu (sin of
commission) dosa karena telah melalaikan sesuatu (sin of commission(yayasan SPES,1992:XV).
Kegiatan pembangunan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif
pembangunan dapat diketahui memlalui indikator ekonomi, indikator kualitas hidup,dan
indikator gabungan. Dampak negatif pada umumnya ditandai dengan kerusakan lahan, seperti
penggundulan hutan, penggersangan lahan, pencemaran, pemanasan global, dan penipisan
lapisan ozon. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan dampak negatif serta kerusakan lingkungan dapat ditindaklanjuti
dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan. Selain itu pemerintah berkewajiban menumbuhkan dan
mengembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya untuk menjaga, merawat, serta
melestarikan lingkungan hidup. Dan upaya ini dilakukan pemerintah melalui penyuluhan,
bimbingan, pendidikan, dan penelitian tentang lingkungan hidup.

3.2 Saran
Pemerintah hendaknya dapat menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan
dengan jalan menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta

15
keamanan dan ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di
Indonesia sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk
generasi yang akan datang. Sedangkan bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam
pembangunan di Indonesia serta dapat merawat dan melindungi lingkungan hidup.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, M dan Susilawardani, 2002. Pembangunan yang tidak Berkelanjutan, Refleksi Kritis
Pembangunan Indonesia. Transmedia Global Wacana, Yogyakarta.
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 1997. Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk
Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
Marfai, M.A. 2005. Moralitas Lingkungan, Wahana Hijau, Yogyakarta Pemerintah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2002. Rencana Strategis Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pemda Propinsi DI Yogyakarta.
Slaymaker, O and Spencer, T., 1998. Physical Geography and Global Environmental
Change.Addison Wesley Longman Limited, Edinburh Gate, Harlow.
Miller. G.T. Jr. 1995. Environmental Science Sustaining the Earth. Wadsworth Publishing
Co.Belmont.
Sumarwoto, O (ed). 2003. Menuju Jogya Propinsi Ramah Lingkungan Hidup, Agenda 21
Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintah Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai