Kelompok 13
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa bahwa dalam
penulisan makalah yang berjudul “Pertumbuhan Ekonomi Dan Rencana Strategis Pembangunan
Berkelanjutan” oleh penulis telah dapat diselesaikan dengan baik dengan keterbatasan waktu
yang ada.
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengetahuan dasar bagi kalangan
akademisi dan masyarakat. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik
dari segi bahasa, isi maupun analisisnya. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya mendukung guna penyempurnaan di masa yang akan datang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Tujuan ............................................................................................................................................... 5
C. Manfaat ............................................................................................................................................. 6
BAB II RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 8
A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................................................................... 8
B. Konsep Pendapatan Nasional Dalam Pertumbuhan Ekonomi .......................................................... 9
C. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan......................................................................................... 12
D. Tujuan dan Faktor Penghambat Pembangunan Berkelanjutan ....................................................... 14
E. Kebijakan Jangka Pendek dan Jangka Panjang dalam Pembangunan Berkelanjutan ..................... 16
F. Pencegahan Polusi .......................................................................................................................... 18
G. Kerjasama Internasional dan Pelestarian Lingkungan .................................................................... 18
H. Kerjasama dan Program Dalam Negeri Dalam Pembangunan Berkelanjutan ................................ 20
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................................................... 22
A. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 24
LAMPIRAN ................................................................................................................................................... 26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan rencana strategis pembangunan berkelanjutan merupakan
indikator yang paling umum digunakan untuk mengukur kesejahteraan. Seiring dengan
berjalannya waktu, maka pembangunan ekonomi yang biasa diukur dengan pertumbuhan
ekonomi yang dibarengi dengan pemenuhan kebutuhan sosial masih harus diselaraskan dengan
perhatian terhadap lingkungan. Kualitas lingkungan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pembangunan ekonomi.
Mulai disadari bahwa semakin banyak masalah yang dihadapi dunia seperti perubahan
iklim, semakin berkurangnya keanekaragaman hayati, kemiskinan, krisis kepercayaan dan lain-
lain. Pembangunan berkelanjutan merupakan perspektif baru pembangunan yang berkomitmen
memberikan kontribusi untuk masa depan. Sebagai sebuah konsep yang terbilang baru dan multi
disiplin, pembangunan berkelanjutan hingga kini memang masih belum memiliki definisi konsep
yang pasti karena kompleksitas yang dimiliki serta masih kaburnya kerangka operasional yang
ditawarkan. Secara umum konsep ini bisa diartikan sebagai cara melestarikan sumber daya alam
yang dimiliki bumi sebagai upaya untuk menghentikan eksploitasi sumber daya alam yang akan
memberi dampak negatif bagi lingkungan. Pembangunan berkelanjutan ini memiliki tiga tujuan
yaitu pertumbuhan ekonomi yang kompetitif, perlindungan lingkungan melalui kontribusi untuk
melindungi dan menggunakan sumber daya secara bijak serta peningkatan inklusi sosial untuk
mendukung komunitas masyarakat yang lebih kuat dalam menciptakan pembangunan berkualitas
tinggi.
Konsep ini juga memiliki tantangan dalam pengaplikasiannya yaitu pada proses
pengimplementasian dimensi yang terkait yang terdiri dari perlindungan lingkungan,
pembangunan ekonomi, keadilan sosial bagi masyarakat serta hubungan timbal balik yang terjadi
di antara ketiganya. Selain itu adanya permasalahan yang berasal dari lingkungan seperti iklim,
kendala demografis membuat konsep pembangunan berkelanjutan ini sangat terikat pada korelasi
waktu. Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah konsep global yang dalam pelaksanaannya
membutuhkan pendekatan yang bersifat bottom up dan dilakukan di segala level baik lokal,
regional maupun internasional sehingga kebijakannya harus lebih diperhitungkan.
4
Proses pembangunan ekonomi secara prinsip bukan hanya menyangkut fenomena
ekonomi. Pembangunan ekonomi mempunyai dimensi yang lebih luas dan komplek
Pembangunan ekonomi selain menyangkut dimensi ekonomi, juga menyangkut dimensi sosial,
politik, kelembagaan dan lain sebagainya. Dalam proses pembangunan ekonomi, fokus utama
sasaran pembangunan selain pertumbuhan, pemerataan, juga menyangkut dampak aktivitas
ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat, lingkungan dan kualitas pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai.
Pencapaian pembangunan di berbagai tingkatan pemerintahan baik nasional maupun
regional sangat bergantung kepada sinergitas peran pemerintah dan masyarakatnya. Sinergi yang
diperlukan pemerintah dan masyarakat dalam hal pembagian peran dan kerja dalam
merencanakan dan melaksanakan proses pembangunan. Keberhasilan pembangunan tidak akan
tercapai secara optimal jika pemerintah tidak melibatkan peran masyarakat di dalam proses
perencanaannya. Produk-produk pembangunan dapat menjadi produk tanpa makna bagi
masyarakatnya, produk-produk yang manfaatnya tidak dapat mereka rasakan. Demikian pula
sebaliknya, tanpa peran yang optimal dari pemerintah, pembangunan akan berjalan secara tidak
teratur dan tidak terarah, yang akhirnya akan menimbulkan permasalahan baru.
Selain memerlukan keterlibatan masyarakat (partisipasi), pembangunan juga
membutuhkan strategi yang tepat agar dapat lebih efisien dari segi pembiayaan dan efektif
terhadap hasilnya. Partisipasi masyarakat justru adalah faktor paling determinan bagi
keberhasilan pembangunan sebab mereka menduduki peran ganda, yaitu sebagai subyek
pelaksanaan pembangunan dan sekaligus obyek terhadap hasil pembangunan. Oleh karena peran
yang sentral dari masyarakat tersebut, maka dalam hal pembangunan khususnya pembangunan
ekonomi sudah seharusnya pemerintah mereorientasikan kebijakan ekonominya berpihak pada
rakyat atau dengan kata lain menggunakan sistem ekonomi kerakyatan. Diharapkan dengan
berbasis pada ekonomi kerakyatan, kesenjangan pendapatan antara masyarakat dapat
diminimalisir.
B. Tujuan
Tujuan pertumbuhan ekonomi dan rencana strategis pembangunan berkelanjutan adalah
menyusun suatu rencana pembangunan yang merupakan pegangan atau acuan untuk
melaksanakan pembangunannya yang didasarkan pada kemampuan dan potensi sumber daya
5
alam dan manusia serta peluang-peluang ekonomi yang ada, sehingga memungkinkan dapat
ditangkap secara cepat.
C. Manfaat
Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan kualitas atau taraf
hidup masyarakat sehingga menikmati kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya dan daerah
dapat berkembang secara cepat dan berkelanjutan.
6
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
2. Bagaimana konsep pendapatan nasional dalam pertumbuhan ekonomi?
3. Apa pengertian pembangunan berkelanjutan?
4. Tujuan dan faktor penghambat pembangunan berkelanjutan?
5. Bagaimana kebijakan jangka pendek dan jangka panjang dalam pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan?
6. Bagaimana kerjasama dan program dalam negeri dalam pembangunan berkelanjutan?
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Ekonomi
1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Teori lain yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah teori ekonomi modern. Teori
pertumbuhan Harrod-Domar merupakan salah satu teori pertumbuhan ekonomi modern, teori ini
menekankan arti pentingnya pembentukan investasi bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi
investasi maka akan semakin baik perekonomian, investasi tidak hanya memiliki pengaruh
terhadap permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya
terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif yang lebih panjang investasi akan menambah stok
kapital.
Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka
panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
8
penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau
penyesuaian- penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang
ada. Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada
susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai
pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability) diantaranya
sebagai berikut:
9
pendapatan nasional antara lain istilah PDB, GNP, dan NNI, kemudian istilah lain yang sekarang
ini sering muncul adalah PDRB. Keempatnya merupakan istilah yang menunjukkan pendapatan
nasional suatu negara, namun demikian instrumen yang digunakan untuk masing-masing negara
berbeda sehingga akan memiliki arti yang berbeda pula untuk penggunaan istilah-istilah tersebut.
Selain istilah di atas, ada istilah lain yang merupakan penggambaran konsep pendapatan
nasional, antara lain NNP, PI, dan DI. Ada perbedaan yang mendasar dari istilah-istilah tersebut
di atas. Di bawah ini akan dibahas tentang perbedaan di antara istilah-istilah pendapatan
nasional, sebagai berikut:
a) Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP) adalah jumlah dari
seluruh produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun termasuk
di dalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh orang asing dan perusahaan asing yang
beroperasi di dalam negeri. Tetapi tidak termasuk hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat Negara tersebut yang bekerja di luar negeri (misal untuk Indonesia TKI atau TKW
yang bekerja di Luar negeri). Ada sembilan lapangan usaha yang masuk dalam perhitungan
Produk Domestik Bruto (PDB), antara lain:
a. Pertanian
b. Pertambangan dan penggalian
c. Industri
d. Listrik, gas, dan air bersih
e. Bangunan atau konstruksi
f. Perdagangan, hotel, dan restoran
g. Pengangkutan dan komunikasi
h. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
i. Jasa-jasa lainnya, misalkan jasa konsultan, pengacara, dan lain-lain.
10
nasional yang menghasilkan nilai barang/jasa akhir secara tidak langsung juga akan membawa
pengaruh bagi perolehan pendapatan suatu daerah. Struktur perekonomian suatu daerah baik
provinsi atau kabupaten akan mempengaruhi atau juga dipengaruhi oleh jumlah perusahaan-
perusahaan yang beroperasi di daerah yang bersangkutan. Semakin tinggi nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah-daerah provinsi atau kabupaten
maka akan semakin tinggi pula perolehan PDRB-nya dan nantinya pertumbuhan ekonomi suatu
daerah juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui
peningkatan PDRB akan memacu peningkatan pertumbuhan perekonomian nasional.
11
e) Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (PNN) atau Net National Income (NNI) adalah produksi
nasional neto dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung merupakan unsur
pembentuk harga pasar, tetapi tidak termasuk dalam biaya faktor produksi. Pajak ini dapat
dialihkan kepada pihak lain, yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah pajak
penjualan , PPN, bea masuk, dan cukai. NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung.
Pendapatan Bebas (PB) atau Disposible Income (DI) adalah pendapatan dari seseorang
yang siap digunakan baik untuk keperluan konsumsi maupun untuk ditabung Pendapatan bebas
(DI) secara langsung akan mempengaruhi permintaan karena sebagian digunakan untuk
konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk tabungan sebagai unsur pembentuk modal.
Besarnya pendapatan bebas ini adalah pendapatan perseorangan dikurangi dengan pajak
langsung (misal pajak penghasilan). Pendapatan ini dirumuskan sebagai berikut: DI = PI –
Pajak Langsung.
12
lingkungan. Hal ini menimbulkan banyak inteprestasi definisi mengenai pembangunan
berkelanjutan.
Berikut beberapa pengertian mengenai pembangunan berkelanjutan. Eko Budihardjo dan
Djoko Sujarto menyebutkan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah pertama sebuah kapasitas
dalam memelihara stabilitas ekologi, sosial dan ekonomi dalam transformasi jasa biosfir kepada
manusia, kedua memenuhi dan optimasi kebutuhan pada saat ini dan generasi mendatang, ketiga
kegigihan atas sistem yang diperlukan dan dikehendaki (sosio-politik atau alam) dalam waktu tak
terbatas, keempat integrasi dari aspek etika, ekonomi, sosial dan lingkungan secara koheren
sehingga generasi manusia dan makhluk hidup lain dapat hidup pada saat ini maupaun pada masa
mendatang tanpa batas, kelima memenuhi kebutuhan dan aspirasi dibawah faktor pembatas
lingkungan, sosial dan teknologi, keenam hidup secara harmoni dengan alam dan yang lainnya
dan ketujuh menjaga kualitas hubungan antara manusia dan alam.
International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dalam
world conservation strategy mendefinisikan untuk menjadi sebuah pembangunan berkelanjutan,
pelaksanaan pembangunan harus mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial maupun ekonomi
yang berbasis pada sumberdaya kehidupan dan mempertimbangkan keuntungan ataupun
kerugian jangka panjang maupun jangka pendek dari sebuah tindakan alternatif.
Sementara itu Food and Agriculture Organization melalui komisi perikanan mengartikan
pembangunan berkelanjutan, yang dituangkan dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries,
adalah pelestarian dan pengelolaan sumberdaya alam ditujukan untuk menjamin keberlanjutan
kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang. Pengembangan konsevasi seperti tanah, air,
tanaman dan sumber daya genetik tidak menyebabkan degradasi lingkungan, menggunakan
teknologi yang tepat dan dapat diterima secara sosial dan ekonomi.
Undang–undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai upaya sadar dan terencana
yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan
untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan
mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Berpijak dari pengertian-pengertian di
atas, paradigma pembangunan yang semula berfokus pada pertimbangan ekonomi semata
bergeser kepada paradigma pembangunan dengan sektor lingkungan dan sosial sebagai sektor
yang tidak bisa ditinggalkan.
13
D. Tujuan dan Faktor Penghambat Pembangunan Berkelanjutan
1. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Dikutip dari situs SDGS Indonesia, Indonesia berkomitmen untuk melaksanakan Agenda
2030 dengan tujuan untuk menggalakkan upaya untuk mengakhiri kemiskinan, menanggulangi
ketidaksetaraan, mendorong hak asasi manusia dan memberikan perhatian terhadap keterkaitan
antara kemajuan sosial dan ekonomi serta perlindungan lingkungan hidup. Indonesia adalah
negara demokratis terbesar dengan 250 juta penduduk yang terdistribusi di 34 propinsi dan 514
propinsi. Sejak tahun 2000, Indonesia telah menerapkan kebijakan desentralisasi yang
memberikan otonomi kepada pemerintah daerah untuk merencanakan pembangunan di daerah
mereka. Pelaksanaan MDGs telah menghasilkan berbagai kemajuan bermakna di berbagai sektor
tetapi upaya lebih lanjut dengan kemitraan yang kuat dibutuhkan untuk tidak hanya
meningkatkan tetapi juga memperluas berbagai kemajuan. Indonesia secara aktif berpartisipasi
dalam berbagai diskusi Post 2015 Development Agenda dan selanjutnya di rapat-rapat
TPB/SDGs di tingkat dunia; dan memfasilitasi diskusi di tingkat nasional. Di forum-forum ini,
rekomendasi dari pakar internasional dan nasional dan pelaksanaan MDGs di berbagai negara
digali dan dikonsolidasikan untuk membentuk upaya-upaya pembangunan nasional dan
subnasional. Kegiatan transisi yang kompleks ini memungkinkan penyelarasan berbagai prioritas
pembangunan nasional dengan agenda TPB/SDGs dunia).
TPB/SDGs tercermin dalam 20 prioritas pembangunan nasional. 96 dari 169 target SDGs
telah terintegrasi. Jumlah dapat berubah sejalan dengan perkembangan diskusi:
a. Pembangunan Manusia
14
b. Pertumbuhan Ekonomi
c. Kependudukan & KB
d. Pendidikan
e. Kesehatan
f. Gender
g. Perlindungan Anak
h. Pangan & Nutrisi
i. Energi, 10.Maritim
j. Infrastruktur
k. Air & Sanitasi
l. Lingkungan Hidup
m. Ketidaksetaraan
n. Pembangunan Perkotaan & Pedesaan
o. Tata Kelola Pemerintahan
p. Politik & Demokrasi
q. Keamanan & Pertahanan
r. Kemiskinan
s. Kemitraan Global.
15
perubahan sangat terbatas sekali. Yang paling rawan adalah hambatan berupa dualisme sosial
dan teknologi yang sangat berpengaruh terhadap mekanisme pasar sehingga sumber daya yang
tersedia tidak digunakan secara efektif dan efisien.
Sektor ekspor negara sedang berkembang belum merupakan “engine of growth” karena
bersifat industri yang mendorong ekonomi dualisme yang kurang mendorong perkembangan
ekonomi lebih lanjut. Publis and Singer berpendapat bahwa dalam jangka panjang daya tukar
barang-barang yang diperdagangkan oleh negara sedang berkembang dengan negara maju akan
menjadi bertambah buruk, dan merugikan negara sedang berkembang.
Sebab akibat komulatif sirkuler adalah hambatan pembangunan di daerah miskin sebagai
akibat pembangunan di daerah maju sehingga timbul gap antara daerah maju dengan daerah
miskin. Keadaan-keadaan yang menghambat pembangunan di sebut back wash effect.
16
prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang
berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil
keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
Selain beberapa pemikiran di atas, konsep operasional keberlanjutan masih akan terus
berkembang. Namun demikian, dengan memahami esensi dasar seperti yang telah dijelaskan
dalam tulisan ini hendaknya kita akan lebih mudah mengikuti perkembangan konsep
keberlanjutan di masa-masa mendatang. Sebagai kesimpulan, keberlanjutan bukanlah merupakan
konsep yang komplek, karena dalam operasionalnya banyak hal yang perlu diperhatikan dan
saling berkaitan. Oleh karena pemahaman pembangunan berkelanjutan penting ditingkatkan
terutama bagi pengambil kebijakan baik skala makro maupun mikro guna mencapai tujuan
pembangunan. Untuk memahami konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka dalam
penerapannya dibutuhkan landasan konsep atau teori yang dapat dijadikan acuan dalam menuju
17
arah pembangunan, oleh karenanya coba kita pahami berbagai konsep dan pertimbangan-
pertimbangan aspek keberlanjutan guna membantu mengidentifikasi dan memformulasikan
berbagai strategi, guna menjadi acuan dalan mencapai tujuan pembangunan. Dan yang lebih
penting untuk menjaga tetap terjadi keberlajutan dalam pembangunan dibutuhkan komitmen
pemerintah dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan baik jangka pendek, menengah
dan jangka panjang.
F. Pencegahan Polusi
Pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagai instrumen
administrasi lingkungan lebih diutamakan daripada harus menerapkan sanksi ketika telah terjadi
pencemaran dan/atau kerusakan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan, karena tidak semua
lingkungan hidup dapat diperbaiki dan dipulihkan kembali seperti semula ketika telah tercemar
atau rusak yang berakibat pada penurunan kualitas lingkungan itu sendiri. Pembangunan
berkelanjutan merupakan salah satu perwujudan dari wawasan lingkungan yang dimaksud dalam
UUD 1945. Prinsip pembangunan berkelanjutan juga harus diterapkan dalam kebijakan
pembangunan yang berwawasan lingkungan. Tidak ada pembangunan berkelanjutan tanpa
lingkungan hidup sebagai unsur utamanya, dan tidak ada wawasan lingkungan tanpa
pembangunan berkelanjutan. Esensi dari pembangunan berkelanjutan (the postulate of
sustainability) pada dasarnya meliputi tiga aspek, yaitu, ecology, economy dan social security
yang disebut dengan segitiga keberlanjutan/triangle of sustainability. Peranan audit lingkungan
dalam pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan yaitu: Sebagai instrumen untuk mengevaluasi kepatuhan suatu
usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang operasional suatu usaha dan/atau kegiatan Mencegah dan mengantisipasi terjadinya
konflik antara perusahaan dengan masyarakat yang tinggal disekitar wilayah operasional suatu
usaha dan/atau kegiatan, dan dalam rangka penerapan prinsip pencegah an dan prinsip kehati-
hatian untuk mencapai pengelolaan lingkungan hidup yang berbasis pada pembangunan
berkelanjutan.
Kerjasama ini ini juga menuntut agar Negara-negara memajukan semangat dan
menjalankan sistem ekonomi terbuka untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan berkelanjutan semua Negara. Kebijakan perdagangan Negara-negara agar tetap
memperhatikan aspek lingkungan UULH meskipun diperuntukan secara nasional, namun dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup juga memperhatikan aspek-aspek kerjasama internasional
dalam pengelolaannya. Sebagai Pasal 4 huruf (f) menegaskan :
19
internasional.Dilihat dari sudut ekologi, bumi ini tidaklah terbagi-bagi secara terpisah melainkan
hanya dari segi pengelolaan saja yang secara administratif harus tunduk dibawah kedaulatan
masing-masing Negara.
20
Dalam kaitanya dengan aktor yang bermain, pola kemitraan antar negara juga perlu
mengadopsi kemitraan multipihak. Walaupun masih terlalu utopia untuk membawa masyarakat
sipil langsung interaktif ke dalam aktivitas diplomasi government to governmen, namun
kemitraan multipihak dapat menjadi rencana aksi dari kemitraan antar negara. Tak pelak, konsep
pembangunan secara bottom up adalah idealisme yang hendak diraih TPB. Logikanya, tanpa
kemitraan hal tersebut akan sulit untuk diatasi karena kerja sama selama ini belum menempatkan
masyarakat sebagai agen yang inklusif. Kelenturan komunikas dan prinsip “melayani” perlu
dikedepankan oleh setiap aparatur dalam meningkatkan intensitas kemitraan. Yang perlu diteliti,
kata „berkelanjutan‟ menunjukkan visi strategis dari TPB yang diharapkan akan selesai target
pada 2030. Bahwa pembangunan dimaknai sebagai aktivitas bertahap yang perlu memperhatikan
risiko-risiko ke depan demi kelangsungan generasi. Setiap negara yang turut mensukseskan
agenda tersebut dihadapkan pada anasir-anasir yang akan terjadi di masa mendatang dengan
melibatkan semakin banyak subjek pembangunan. Sehingga diharapkan, alternati alternatif
pemecahan masalah juga tidak terlalu linier, namun memiliki peta yang luas dan holistik.
Agenda 2030 diharapkan akan mendorong gerakan balik menuju pelestarian di seluruh
dunia, baik dalam ranah ekonomi, sosial dan pelestarian alam, serta dengan memperhatikan
hubungan yang sudah terjalin. Agenda 2030 dirancang sebagai perjanjian yang menyangkut
masa depan dunia yang mengikat semua negara dan menjadi pegangan untuk berbagai bidang
politik yang melampaui kerja sama pembangunan, di samping upaya untuk menanggulangi
kelaparan dan kemiskinan ataupun upaya untuk melindungi bumi yang menjadi yang menjadi
sumber kehidupan bagi generasi mendatang, sistem perekonomian, dan gaya hidup diusahakan
menjadi menjadi lebih adil, lestari, dan efektif.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan salah satu isu penting
dalam proses pembangunan dewasa ini. Segenap faktor produksi (resources) yang dimiliki
negara akan dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam pencapaian target pembangunannya. Dalam
kondisi eksplorasi sumber daya tersebut peranan kelestarian alam lingkungan menjadi sangat
penting. Tindakan ekonomi yang berlebihan justru akan menimbulkan eksternalitas negatif yang
dapat merugikan pembangunan itu sendiri. Dalam konteks ini teori pertumbuhan ekonomi
endogen (endegenous growth model) berusaha untuk menjelaskan arah dan tujuan pembangunan
dengan mendasarkan pada kualitas dari sumber daya manusia (SDM). Dalam kaitannya dengan
konsep pembangunan yang berkelanjutan sudah semestinya kualitas SDM yang ada dapat
diarahkan pada pemahaman lingkungan yang arif dan bijaksana sehingga sumber daya (natural
resources) yang ada dapat terpelihara. sebagai akhir dari diskusi ini perlu digarisbawahi lagi
bahwa pengertian pembangunan berkelanjutan dapat dibedakan menjadi empat, yakni kelestarian
lingkungan (environmental sustainability), keberlangsungan ekonomi (economic sustainability),
kelestarian sosial (social sustainability) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) itu sendiri.
Untuk memahami konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka dalam aplikasi atau
penerapannya dibutuhkan landasan konsep atau teori yang dapat dijadikan acuan dalam menuju
arah pembangunan, oleh karena itu pada makalah ini penulis telah mencoba mendalami dan
menggambarkan berbagai konsep dan pertimbangan-pertimbangan aspek keberlanjutan guna
membantu mengidentifikasi dan memformulasikan berbagai strategi, guna menjadi acuan dalan
mencapai tujuan pembangunan, khusus di Indonesia. Dalam membangun paradigma
pembangunan berkelanjutan, hendaknya memperhatikan aspek berikut:
22
1. Perilaku generasi kini tidak dapat sepenuhnya menentukan perilaku generasi
mendatang.
2. Generasi mendatang harus dipastikan memperoleh paling tidak tingkat konsumsi
minimum.
3. Pergerakan harga sumberdaya alam dan hak kepemilikan terhadap konsumsi dimasa
mendatang harus ditentukan untuk menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap
sumber daya alam masa kini.
4. Dalam situasi pasar tidak berfungsi, diperlukan intervensi non pasar.
5. Intervensi yang benar merupakan strategi yang penting untuk menjaga keberlanjutan.
6. Dan yang lebih penting untuk menjaga tetap terjadi keberlajutan dalam pembangunan
dibutuhkan komitmen pemerintah dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan
baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
23
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
27
28
29
30