Anda di halaman 1dari 12

PERAN AKUNTAN DALAM MEWUJUDKAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT DI

ERA EKONOMI DIGITAL

Di susun oleh:

Ana Febriyanti
31401606311

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................... 2
TUJUAN .................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
1.1. Konsep Dasar Pembangunan Berkelanjutan ............................................................... 3
1.2. Pengukuran Pembangunan Berkelanjutan ................................................................... 6
1.3. Peran Akuntan Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan ............................ 7
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
1

PENDAHULUAN
Di era ekonomi digital peningkatan ekonomi sudah hampir di semua bidang, meliputi
kemakmuran yang lebih besar, perbaikan kesehatan, cara yang lebih baik dan mudah dalam
melakukan sesuatu. Hal tersebut memang identik dengan pembangunan ekonomi. Pada tahun
2015 sebanyak 193 negara anggota PBB mengadopsi secara aklamasi dokumen berjudul
”Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” atau
”Mengalihrupakan Dunia Kita: Agenda Tahun 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”.
Tujuan utama dari Sustainable Development adalah mengurangi jumlah penduduk miskin
hingga 50% karena kemiskinan masih menjadi masalah terbesar didunia yang harus
ditanggulangi bersama. Pembangunan berkelanjutan berinti pada pencapaian keseimbangan
antara pembangunan sektor ekonomi, pembangunan sektor sosial, dan perlindungan
lingkungan.
Istilah Sustainable Development pertama kali dipopulerkan dalam Our Common
Future, sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Komisi Dunia untuk Lingkungan Hidup dan
Pembangunan the world Commission on Environment and Development (WCED) pada
tahun1987. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai
development which meets the needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs. Sehingga dapat dijabarkan bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah perbaikan kualitas hidup yang disesuaikan dengan daya dukung
lingkungan (carrying capital). Sedangkan secara umum, keberlanjutan diartikan sebagai
continuing without lessening, yang berarti melanjutkan aktivitas tanpa mengurangi. Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembangunan berkelanjutan melakukan pembangunan untuk
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan untuk generasi dimasa
mendatang dengan menitik beratkan pada daya dukung lingkungan, pencapaian keadilan
sosial, berkelanjutan ekonomi dan lingkungan. Untuk menanggulangi permasalahan SDGs
diperlukannya peran akuntan untuk menanggulanginya.
Peran akutan saat ini merupakan salah satu profesi yang akan tetap relevan meski
adanya perubahan. Bakker (2012) dari World Business Forum untuk SDGs mencatat bahwa
“akuntan akan menyelamatkan dunia”. Akuntan meminimalkan asimetri informasi dan
menilai risiko investasi, mereka menciptakan pelaporan terintegrasi dan audit yang
terintegrasi, menyediakan dan standar tes akuntansi keberlanjutan, pelaporan dan audit dalam
model bisnis baru. Dengan keterampilan khusus profesional dan keterlibatan dalam
pemerintahan, manajemen risiko, analisis bisnis, pendukung keputusan, due diligence,
2

kegiatan anti korupsi dan menjamin transparansi perusahaan, akuntan profesional saat ini
menilai kembali peran mereka karena SDGs dan keberlanjutan perusahaan.
Dalam konteks ini peran akuntan profesional secara langsung berkaitan dengan
promosi inisiatif pembangunan berkelanjutan di tingkat perusahaan. Pada tingkat strategis
wewenang yang dijalankan oleh seorang akuntan adalah sebagai pencipta nilai-nilai.
Sedangkan pada tingkat strategis akuntan dalam bertindak adalah sebagai penyedia dari nilai-
nilai pembangunan berkelanjutan. Serta akuntan pada tingkat pelaporan bertindak sebagai
penjaga dan wartawan. Maka dapat disimpulkan bahwa peran akuntan dalam pembangunan
berkelanjutan perlu adaya pembaharuan atau revisi yang baru sesuai dengan kondisi ekonomi
yang terbaru yaitu di era ekonomi digital.
Pada penulisan paper ini, penulis memiliki tujuan untuk menentukan peran akuntan
dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan mengintegrasikan pendekatan yang
berbeda untuk penataan peran akuntan profesional dalam pembangunan berkelanjutan. Serta
mengembangan lebih lanjut dari informasi dan dukungan akuntan dalam analisis
pembangunan berkelanjutan diperlukan.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam paper ini adalah:
1. Apa konsep dasar dan pengukuran yang digunakan dalam Pembangunan Berkelanjutan?
2. Bagaimana peran akuntan dalam mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan?

TUJUAN
Tujuan dari penyusunan paper ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsep dasar dan cara pengukuran Pembangunan Berkelanjutan.
2. Untuk mengetahui peran akuntan dalam mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan.
3

PEMBAHASAN
1.1. Konsep Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Semenjak kemunculan isu pembangunan berkelanjutan muncul banyak
persepsi atau pemikiran tentang definisi dan konsep pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian pembangunan berkelanjutan memiliki prinsip dan penekanan pada:
yang pertama, harus memiliki komitmen pada keadilan dan fairness yang berprioritas
diberikan kepada masyarakat miskin diseluruh dunia dengan mempertimbangkan hak-
hak generasi mendatang. Kedua, dengan memandang jauh kedepan yang berprinsip
precautionary “dimana ada ancaman yang serius yang tidak bisa dicegah dan
kurangnya kepastian pengetahuan secara penuh yang berguna untuk mencegah
degradasi lingkungan”. Ketiga, pembangunan berkelanjutan bertindak untuk
mengintegrasikan, memahami serta bertidak yang ada di antara lingkungan, ekonomi
dan masyarakat.
Definisi yang dikutip dari komisi Laporan Brundtland, menggambarkan
bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan
masa kini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. Pembangunan berkelanjutan telah digambarkan bahwa
pembangunan yang memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi sekarang tanpa
mengorbankan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan generasi mendatang.
Keberlanjutan ini mulai mencuat tahun 1987 ketika Brundland Commission
menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Our Common Future”. Didalam buku
tersebut menghasilkan pemikiran baru yang memicu lahirnya agenda baru mengenai
pembangunan ekonomi dan berkaitan dengan lingkungan dalam konteks
pembangunan yang berkelanjutan.
Konsep Pembangunan Berkelanjutan saat ini sudah tidak asing lagi untuk
dibicarakan dan bukan merupakan pemikiran yang baru, bahkan saat ini telah menjadi
fokus diseluruh dunia. Konsep SDGs lahir pada tahun 2012 dalam konferensi yang
dilakukan oleh PBB mengenai Pembangunan Berkelanjutan. Tujuan yang ingin
dicapai adalah memperoleh tujuan bersama yang universal yang mampu memelihara
keseimbangan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan:
1. Pertumbuhan ekonomi, yakni menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dengan
merestrukturisasi sistem produktif untuk menghemat sumber daya dan energi.
2. Keberlanjutan sosial, yakni menjamin keadilan social dalam distribusi kekayaan
dan pelayanan social.
4

3. Keberlanjutan lingkungan, yakni dengan menjaga lingkungan tempat tinggal


agar nyaman dan aman melalui zero emission.


Pertumbuhan
Ekonomi

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Keberlanjutan Keberlanjutan
Sosial Lingkungan
Gambar. Pembanguan Berkelanjutan

Berakhirnya tahun 2015 Pembangunan Berkelanjutan semakin popular dan


mengemuka dengan ditawarkannya Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai
pengganti dari Millennium Development Goals (MDGs). Jika MDGs sudah
memberikan kontribusi yang signifikan dalam kurun waktu 15 tahun, maka SDGs ini
juga dicanangkan untuk 15 tahun kedepan yakni sampai tahun 2030. Sustainable
Development Goals merupakan sebuah program pembangunan berkelanjutan yang
didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target dengan tenggang waktu yang sudah
ditentukan.
Keseimbangan ketiga dimensi pembangunan berkelanjutan dapat tetap terjaga
dengan 5 pondasi utama yang dimiliki oleh SDGs yaitu planet, manusia,
kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan yang memiliki tiga tujuan utama di tahun
2030 adalah mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan
iklim. Karena masalah terbesar didunia adalah kemiskinan, maka untuk mencapai tiga
tujuan utama tersebut disusunlah 17 Tujuan Global dengan 169 target yang meliputi:
1. End poverty
Diseluruh didunia diharapkan tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun.
2. Zero hunger
Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta
mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.
3. Good health and well-being
Menjamin tersedianya kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan untuk
seluruh masyarakat di segala umur.
4. Quality education
5

Pemerataan pendidikan yang berkualitas dan terjamin dengan meningkatkan


kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang inklusif dan
berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
5. Gender equality
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan perempuan.
6. Clean water and sanitation.
Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan.
7. Affordable and clean energy
Menjamin akses sumber energi yang terjangkau, terpercaya, berkelanjutan dan
modern untuk semua orang.
8. Decent work and economic growth
Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan
kerja yang penuh dan produktif, serta semua orang mendapatkan pekerjaan yang
layak.
9. Industry, innovation, and infrastructure
Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan industri yang
inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.
10. Reduce inequality
Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam negara maupun di antara negara-
negara di dunia.
11. Sustainable cities and communities
Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas, aman,
berketahanan dan bekelanjutan.
12. Responsible consumption and production
Menjamin keberlangsungan konsumsi serta pola produksi.
13. Climate action
Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
14. Life below water
Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan sumber daya laut
untuk perkembangan pembangunan yang berkelanjutan.
15. Life on land
Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan pemakaian
ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan, mengurangi tanah tandus,
6

memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta


menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.
16. Peace and justice strong institutions
Meningkatkan perdamaian masyarakat untuk pembangunan berkelanjutan,
menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang termasuk lembaga dan
bertanggung jawab untuk seluruh kalangan, serta membangun institusi yang
efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.
17. Partnership for the goals
Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk
pembangunan yang berkelanjutan.

1.2. Pengukuran Pembangunan Berkelanjutan

Di Indonesia saat ini sangat relevan untuk diterapkannya pembangunan berkelanjutan.


Untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) diperlukannya sebuah
ukuran indikator yang dijadikan sebagai pedoman. Berikut adalah pengukuran yang
digunakan untuk pembangunan berkelanjutan, meliputi:
1. Dimensi ekonomi
Pembangunan berkelanjutan selalu berkaitan dengan pertumbuhan pendapatan
yang tetap. Para ekonom akan memperdebatkan jenis pendapatan apa yang tepat
untuk digunakan, sedangkan ukurannya dibuat dalam istilah moneter, yaitu Δ$.
2. Dimensi sosial
Dimensi ini berkaitan dengan sejumlah isu yang sangat luas mulai dari hak akan
kesehatan sampai hak akan pendidikan. Namun, suatu ukuran umum, dapat berupa
bagaimana berbagai prioritas dan tindakan di area-area ini ditentukan. Dalam
pengertian tersebut, peningkatan jumlah orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan yang tetap dapat menjadi ukuran yang berguna, yaitu Δn.
3. Dimensi lingkungan hidup
Dimensi ini bahkan lebih rumit lagi, jadi sebaiknya menggunakan dua ukuran
umum yang akan memaparkan dampak langsung terhadap lingkungan hidup dan
juga mengenai ketahanan alam dan kemanusiaan. Pertama, pemulihan biomassa di
lanskap-lanskap yang tetap dapat memberi beberapa dampak positif, yaitu ΔtC (ton
Karbon). Kedua, pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dengan hasil yang
diproduksi yang tetap akan dikehendaki, yaitu ΔJ/$ (Joule/USD, atau efisiensi
energi).
7

1.3. Peran Akuntan Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan


Profesi akuntan kini menjadi bagian integral dalam pembangunan
berkelanjutan menuju cita-cita bangsa, membangun welfare state di Indonesia. Profesi
akuntan merupakan satu dari sedikit profesi yang akan tetap relevan dan reliable
terhadap perubahan yang terjadi di era digital ekonomi. Pada saat prosedur standar
dan metode telah banyak berubah, tujuan dan nilai-nilai akuntansi serta relevansinya
dengan dunia bisnis akan tetap sama. Meskipun pada tingkat ketidakpastian yang
belum pernah ada sebelumnya, akuntan dituntut untuk semakin adaptif dan fleksibel
agar perannya sebagai penjaga integritas dan stabilitas perekonomian tetap handal.
Berikut ini adalah peran akuntan dalam mewujudkan Sustainable Development Goals
(SDGs), yaitu:
1. Mempersempit kesenjangan gender
Organisasi akuntan dibeberapa negara telah sepakat untuk berkontribusi dengan
mempertahankan dan mengadvokasi perempuan memasuki berbagai macam
profesi, tak terkecuali profesi akuntan, dengan berbagai macam program dan
kemitraan.
2. Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai inisiatif untuk memberikan
kepemimpinan, keterampilan bisnis dan kewirausahaan dan pendidikan
profesional yang relevan untuk memperluas jalur ke dalam profesi. Serta
mengarahkan lebih banyak pada kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan
keterampilan.
3. Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Akuntan menggunakan keterampilan professional yang dimiliki untuk mendorong
para pemimpin mengarahkan organisasi yang dijalankan menuju pencapaian
kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan. Selain itu, akuntan
juga memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada kemakmuran yang lebih
besar dan meningkatkan standar hidup secara lebih luas.
4. Mempromosikan Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab
Akuntan dalam sektor bisnis diharaplan dapat membangun tata kelola perusahaan
dan rencana keberlanjutan terpadu yang mengoptimalkan proses bisnis,
menghindari pemborosan dan menerapkan inovasi dan teknologi yang mampu
mendorong efisiensi.
8

5. Memajukan Aksi Iklim


Dicanangkannya SDGs tahun 2015 profesi akuntan dapat mendukung pemerintah
dan organisasi global dalam mengimplementasikan rencana untuk perubahan
iklim. Dengan menggunakan pelaporan terpadu untuk lebih memahami risiko
perubahan iklim, akuntan dapat membantu organisasi menyelaraskan tujuan dan
sasaran bisnis mereka dengan persiapan untuk perubahan iklim.
6. Menjaga Perdamaian dan Keadilan
Tercerminnya masyarakat yang adil dan makmur berawal dari pemerintah dan
perusahaan yang transparan dan menjunjung tinggi prinsip keadilan. Sering kali
SDGs terhalang oleh kecurangan dan tindak korupsi yang kemudian dapat
mencegah pertumbuhan bisnis, serta menghalangi investasi publik dan asing.
Secara khusus, profesi akuntan turut membantu menjaga perdamaian dan keadilan
dengan memegang teguh prinsip kejujuran dalam membangun laporan keuangan
perusahaan.
Tanpa peran akuntan, target-target SDGs mungkin hanya menjadi slogan-slogan
belaka dalam strategi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. Dengan
demikian peran akuntan sangat penting demi keberlangsungan Sustainable
Development Goals (SDGs).
9

KESIMPULAN

Profesi akuntan merupakan satu dari sedikit profesi yang akan tetap relevan dan reliable
terhadap perubahan yang terjadi di era digital ekonomi. Tanpa peran akuntan, target-target
SDGs mungkin hanya menjadi slogan-slogan belaka dalam strategi pemerintahan dan
perusahaan-perusahaan swasta. Dengan demikian peran akuntan sangat penting demi
keberlangsungan Sustainable Development Goals (SDGs). Moldan dan dahl (2007:2)
memberikan pemahaman bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dimaknai sebagai
pembangunan yang mampu mempertahankan terjadinya pembangunan itu sendiri menjadi
tidak terbatas. Sustainable Development Goals merupakan sebuah program pembangunan
berkelanjutan yang didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target dengan tenggang waktu
yang sudah ditentukan. Untuk mencapai target-target tersebut, sektor swasta juga perlu turut
mencantumkan SDGs dalam strategi perusahaannya. Namun faktanya saat ini, 8 dari 17
tujuan yang ingin dicapai dalam SDGs didukung langsung oleh pekerjaan para akuntan.
10

DAFTAR PUSTAKA

Davianti, Anthik. 2016. “Sebuah Esai Tentang Akuntansi, Riset Akuntansi, dan Sustainable
Development”. Jurnal Bina Manajemen. Salatiga: Departemen Akuntansi FEB
UKSW.
Fauzi, Akhmad dan Alex, Oktavianus.2014. “Pengukuran Pembangunan Berkelanjutan di
Indonesia”. MIMBAR, Volume 30 (1). Bogor: Institut Pertanian Bogor Kampus IPB
Dramaga.
Laula, Gereon AC. 2017. “The Measurement of Sustainable Development Index of 33
Province in Indonesia”. Bandung: Universitas Katholik Parahyangan.
Makarenko, Inna dan Alex, Plastun. 2017. “The Role of Accounting in Sustainable
Development”. Akuntansi dan Keuangan Pengendalian, Volume 1 (2), 4-12.
Ukraina: LLC “СPС‘Perspektif Bisnis’Hryhorii Skovoroda lane.
Murty, MN. 2004. “On Evironmental Accounting for Sustainable Development”. Delhi,
India: Institut Pertumbuhan Ekonomi.
Uwaoma, Ironkwe dan Gabriel, Success. 2017. “Environmental Accounting and Sustainable
Development: A Study of Niger Delta Area of Nigeria”. International Journal of
Business and Management Invention, Volume 6 (5). Nigeria: Departement of
Accounting, Faculty of Management Sciences, University of Port Harcourt, Port
Harcourt.

Anda mungkin juga menyukai