Anda di halaman 1dari 20

NAMA KELOMPOK

1. Sella Okta Viani (B1031171067)


2. Dessy Ramadhanty (B1031171070)
3. Anastasia Dhea Nataliana (B103117108

MENTAL ACCOUNTING 4.
1)
Syahrivan (B1031171084)
5. Muhammad Farisan Luthfi (B103117108
7)
APA ITU MENTAL ACCOUNTING
? suatu rangkaian op
Mental Accounting merupakan
erasi kognitif yang dipergunakan oleh individu unt
uk mengode, membuat kategoti, dan mengevaluas
i aktivitas finansialnya.
MENTAL ACCOUNTING
Terdiri dari 2 suku kata

01 Mental

02 Accoutting

Dapat diartikan sebagai pengertian akuntansi, yaitu:


sistem pencatatan, pengelompokan, dan pelaporan keuangan
untuk pengambilan keputusan
Alasan Mental Accounting dapat menyebabkan
keputusan keuangan yang irasional

1. Terdapat kecenderungan seseorang merasakan dan


mengelompokkan secara berbeda uang dari hasil penghasilan
rutin dan uang dari hasil bonus atau hadiah.
Uang gaji rutin diperoleh dari hasil kerja keras, sehingga lebih
berhati-hati dalam penggunaannya dibanding uang bonus atau hadiah.

2. Seseorang mempunyai kecenderungan memperlakukan uang secara


berbeda tergantung dari mana sumbernya.
Dengan menggunakan uang bonus seseorang akan lebih
mudah dan tidak merasa berdosa membeli barang-barang
hedonis atau barang mewah.

3. Frekuensi evaluasi penggunaan uang.


Pengeluaran rutin gaji bulanan akan dievaluasi setiap bulan,
sehingga lebih terkontrol dibanding bonus.
CONTOH
PNS menerima gaji ke-13 dan ke-14. Jika tidak berhati-
hati, penerima akan terkena mental accounting. Karena
terdapat kecenderungan individu untuk mengelompok-
kan gaji 13 – 14 sebagai penghasilan lain-lain/tak
terduga, sehingga mereka akan menggunakan secara
irasional, misalnya untuk memborong barang-barang
di mal, memburu diskon lebaranan, membeli motor baru,
dsb. PNS tersebut lebih mudah tergoda, merasa bebas,
dan tidak merasa menyesal saat membelanjakannya
karena mereka merasa gaji 13 – 14 berbeda dengan
penghasilan rutin. Meskipun seseorang terindikasi
terkena mental accounting, tetapi kadang mereka tidak
menyadarinya.
Teori Yang Mendasari
Mental Accounting
Prospect Theory (teori prospek) dikembangkan oleh Daniel Kahneman dan Amos
Tversky pada awal tahun 1980-an. Teori ini mencakup dua disiplin ilmu yaitu:

01 Psikologi

02 Ekonomi

Teori prospek merupakan suatu analisis perilaku seseorang dalam mengambil


keputusan ekonomi di antara dua pilihan.
Awal mulanya teori ini ada dikarenakan Kahneman dan Tversky melakukan
penelitian mengenai perilaku manusia yang dianggap aneh kontradiktif dalam
mengambil keputusan.
Teori Yang Mendasari
Mental Accounting

Dari dua subjek yang diberikan pilihan yang sama, ternyata menunjukkan dua perilaku yang
berbeda. Hal ini disebut sebagai:

Risk-aversion Risk-seeking
behavior
Teori Yang Mendasari
Mental Accounting
CONTOH KASUS

Pada kondisi 1, kita terkena denda sebesar Rp.250.000 karena tidak menggunakan helm saat
berkendara dan denda sebesar Rp 250.000 karena melanggar lampu lalu lintas.
01 Namun, di kondisi 2, kita terkena denda 1 kali sebesar Rp 500.000.
Hasilnya, kebanyakan individu menganggap kondisi A lebih menyakitkan daripada kondisi B.

Pada kondisi A, kita menerima hadiah dari orangtua seminggu sekali berupa uang rekreasi
sebesar Rp.200.000.
02 Namun, pada kondisi B, kita menerima hadiah dari orangtua sebesar Rp 800.000.
Hasilnya, mayoritas individu lebih memilih kondisi A.
Mental Accounting di Akuntansi
AKUNTANSI MENTAL DAN DISAGREGASI BERDASARKAN
TANDA DAN BESARNYA RELATIF ITEM LAPORAN LABA RUGI
Sarah E. Bonner, Shana M. Clor-Proell, Lisa Koonce
The Accounting Review, 2014, (89): 2087-2114

LATAR BELAKANG
Standar Akuntansi berbasis IFRS (International Financial Standard Boards) memberikan
fleksibilitas dalam penyajian item laba.

Alternatif Agregasi (keuntungan Alternatif Disagregasi (keuntungan


disajikan dalam nilai bersih atau disajikan dalam nilai kotor atau
dalam 1 baris) dalam 2 baris)
Keuntungan Rp 70.000 Keuntungan Rp 1.000.000
Kerugian Rp 930.000

Fleksibilitas tersebut menimbulkan masalah karena majaner memilih untuk


melakukan agregasi atau disagregasi bergantung pada utilitas yang akan
diperolehnya. Utilitas yang akan diperoleh manajer dipengaruhi oleh penilaian
investor pada penyajian laba.
LITERATURE REVIEW DAN HIPOTESIS
Disagregasi dan Mental Accounting

Disagregasi adalah penyajian secara terpisah komponen


dari satu atau lebih item dalam laporan keuangan.

Berdasarkan mental accounting, individu akan lebih menyukai


melakukan agregasi pada total kerugian yang terdiri dari
kerugian-kerugian kecil.

Sebaliknya, individu akan menyukai disagregasi total


keuntungan menjadi beberapa keuntungan kecil.
Prediksi Preferensi Manajer Terhadap Penyajian Agregasi/Disagregasi Laba
Berdasarkan Mental Accounting

A. Kondisi Keuntungan Bersih Kecil (Small Net Gain)

Pada kondisi keuntungan bersih kecil, manajer lebih memilih menyajikan keuntungan bersih
secara agregasi.
Alternatif Agregasi
(keuntungan disajikan dalam nilai bersih atau dalam 1 baris)
Keuntungan Rp 70.0000
B. Kondisi Kerugian Bersih Besar / Large Net Loss

Pada kondisi B, manajer akan melakukan disagregasi


keuntungan dari kerugian besar

Alternatif Disagregasi
Kerugian (Rp 1.000.000)
Keuntungan Rp 70.000
C. Kondisi Keuntungan Bersih Besar / Large Net Gain

Pada kondisi C, Manajer akan melakukan agregasi keuntungan


bersih (keuntungan besar – kerugian kecil)
Alternatif Agregasi
Keuntungan Rp 950.0000
Hipotesis penelitian

H1: pilihan manajer dalam menyajikan


01 laporan laba rugi agregasi/disegregesi
dipengaruhi oleh mental accounting

02 H2: penelitian investor pada perusahaan


dipengaruhi oleh cara penyajian laporan
laba rugi
METODE PENELITIAN
Didalam penelitian ada dua eksperimen

1 Eksperimen pertama, digunakan untuk menguji preferensi manajer


dalam menyajikan laporan laba rugi.

contoh eksperimen :

Eksperimen dilakukan oleh sebanyak 56 partisipan , semua


partisipan menerima laporan laba rugi yang di sajikan secara
agregesi maupun disaregasi. Partisipan diasumsikan
sebagai chief financial officer. Partisipan harus memutuskan
bagaimana mereka akan menyajikan laporan laba rugi
perusahaan apakah dalam bentuk agregasi dan disagregasi
2 Eksperimen kedua , digunakan untuk mengetahui bagaimana
penilaian investor pada laporan laba rugi agregasi dan disagregasi

contoh eksperimen :

Partisipan berjumlah 197 dan diasumsikan sebagai investor.


Partisipan diminta untuk memberikan nilai perusahaan
berdasarkan laporan laba rugi perusahaan.
Hasil Penelitian
Hipotesis 1
Hasil nya menunjukkan bahwa preferensi manajer dalam menyajikan laporan laba rugi sesuai

01 dengan prediksi mental accounting. Pada kondisi A yaitu keuntungan bersih kecil, manajer
memilih menyajikan secara agregasi. Pada kondisi B (kondisi kerugian bersih besar), manajer
Memilih menyajikan secara disagregasi. Pada kondisi C ( kondisi keuntungan bersih besar)
manajer memilih menyajikan secara agregasi.

Hipotesis 2
Hasil menunjukan bahwa penyajian laporan keuangan berpengaruh pada penilaian investor
sesuai dengan metal accounting. Pada kondisi keuntungan bersih kecil, investor secara
02 signifikan menilai lebih tinggi perusahaan yang menyajikan laporan keuangan secara
agregasi dibanding perusahaan yang menampilkan secara disagregasi. Pada kondisi
kerugian bersih
besar, investor secara signifikan menilai rendah untuk penyajian disagregasi dan menilai
tinggi penyajian agregasi
Any Question?
Thank you
For your attention!

Anda mungkin juga menyukai