Anda di halaman 1dari 11

MODEL

KONSEPTUAL
PROSES JUDGMENT
KELOMPOK 3 :

Lilis Ruswanti NPM 18630053


Pramesella Putri NPM 18630040
Rara Mutiara Puri NPM 18630057
Siti Safira NPM 18630042
Definisi, Sifat Serta Model
Konseptual Proses Judgment

A. Definisi model konseptual proses judgment.


Model Konseptual Proses Judgment adalah
kemampuan untuk melakukan pertimbangan atas stimulus
atau situasi yang dihadapi dengan cara
membandingkannya dengan pengetahuan yng dimiliki
dengan membuat beberapa pertimbangan dalam suatu
diagram dari satu set hubungan antara faktor-faktor
tertentu yang di yakini memberi dampak terhadap suatu
keputusan atau menghantar ke suatu kondisi target.
B. Sifat Model Konseptual Proses Judgment

Model Konseptual Proses Judgment mempunyai


sifat kemampuan untuk menarik kesimpulan atas
situasi yang dihadapi. Judgment dibuat ketika berada
dalam suatu situasi atau kasus. Jadi, melalui kasus atau
masalah, seseorang dapat mengolah pengetahuan-
pengetahuan yang dimilikinya untuk mengambil
kesimpulan. Banyak orang takut dengan masalah dan
begitu takutnya sedapat mungkin menghindarinya.
Padahal, di dalam masalah, kita dapat belajar untuk
membuat judgment yang baik.
Bias Dan Isu –Isu Bias Judgment

A. Bias Judgment
Bias berarti kekeliruan dan judgment berarti
pertimbangan. Jadi, Bias Judgment adalah kekeliruan
seseorang dalam mengambil pertimbangan keputusan
yang diambil olehnya.
Pertimbangan bias dihasilkan dalam kapasitas
pemerosesan informasi yang terbatas yang dimiliki oleh
manusia. Ketika menghadapi masalah yang membutuhkan
kesimpulan dan perhitungan yang rumit, manusia
cenderung mengandalkan heuristic, atau aturan praktis
untuk mendukung pertimbangan mereka.
Isu – Isu Bias Judgment
Bias judgment memuat beberapa isu yaitu :
1. Isu di dalam pemrosesan informasi, meneliti bagaimana
pengguna (user) memperoses informasi, dengan tema utama
peran pengungkapan akuntansi dan informasi akuntansi.
2. Isu pengauditan, penelitian isu pengauditan lebih banyak
meneliti judgment auditor dari sisi prosesnya sehingga dapat
dibuatkan expert system untuk memecahan masalah secara
spesifik.
3. Isu pengendalian manajerial, mengenai peran akuntan dalam
menyusun anggaran dan menggunakan anggaran sebagai alat
pengendalian.
4. Isu perancangan sistem informasi akuntansi, suatu sistem
informasi yang akan menghasilkan suatu informasi untuk
pengguna.
Sumber Penyebab Bias Judgment Dan Peran
Memori Dalam Memprediksi Judgment

A.Sumber Penyebab Bias Judgment


1. Informasi pertama, Orang cenderung percaya
dengan informasi yang pertama kali diterimanya.
2. Sudah terlanjur investasi.
3.Tidak mencari informasi lain, Sedikit mirip
dengan yang sebelumnya, bedanya ini versi yang
lebih pasif.
4. Emosi sesaat, Ini juga sering terjadi, karena
ada rasa emosi yang memuncak, kita langsung
memutuskan sesuatu.
B. Peran Memory Memprediksi Judgment
Sistem memory memainkan peran kunci dalam proses
pengambilan pertimbangan keputusan karena individu
secara konstan memiliki di antara opsi-opsi alternatif.
Karena banyaknya keputusan yang diambil, banyak
dari proses pengambilan keputusan yang tidak disadari
dan otomatis. Memory rentan terhadap bias, tetapi itu
merupakan bagian intergral dari pembentukan
preferensi dan untuk diferensiasi antara pilihan.
Memory telah terbukti memengaruhi perilaku
pengambilan keputusan dan, mengingat hubungan
timbal balik antara keduanya juga dapat
mempengaruhinya.
Strategi Memitigasi Bias Judgment Serta
Teory Bias Judgment

A. Strategi memitigasi bias jugment


Ketika usaha yang diberikan tidak cukup untuk meningkatkan
kualitas penilaian dapat menggunakan alat bantu keputusan
Beberapa langka langkah dalam memitigasi bias judgment :
1. Mendisagregatkan keputusan menjadi beberapa keputusan
yang lebih kecil.
2. Mengragretkan keputusan yang lebih kecil kedalam nilai
total.
3. Dengan pengetahuan, dimana pengambilan keputusan
berpengetahuan akan menggunakan langkah-langkah
umum sesuai ketentuan yang berlaku.
B. Teory Bias Judgment
Teori pertimbangan sosial merupakan hasil penelitian
psikolog Muzafer cara individu dalam menilai pesan (Barker,
1987). Adapun penilaiannya kerap melalui
proses pertimbangan pesan, dengan berpatokan pada kerangka
rujukan (reference points) yang dimiliki individu tersebut.
Adapun ketiga kerangka rujukan tersebut, diantaranya:
1. Latitude of Acceptance (Zona Penerimaan)
2. Latitude of Rejection (Zona Penolakan)
3. Latitude of Non-Commitment (Zona Ketidakberpihakan)

Anda mungkin juga menyukai