Anda di halaman 1dari 41

PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Penganggaran Kesehatan Daerah


Dosen Pengampu : Destanul Aulia, S.K.M.,M.Ec.,Ph.D
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KELOMPOK 2
1. ALVIN NAPITUPULU 171000292
2. JULIANA 18100001
3. FARHAN ILMA YUDRA 181000002
4. MUTIARA RAMADHANI 181000026
5. EZY PRATAMA PUTRI 181000028
6. ZULFA HAZRA 181000042
PENDEKATAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Didasarkan karena anggaran disusun melalui pengambilan


keputusan terhadap kehidupan dan tujuan organisasi .
Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan proses
gabungan dari elemen-elemen disiplin ekonomi, ilmu poilitik,
psikologi dan administrasi publik.
Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu


pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penemuan yang matang dari alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang
tepat.
Pengambilan Keputusan Anggaran dibedakan menjadi 2 yaitu :

Perbedaan Rasional Penyesuaian bertahap


Keterkaitan Pemikiran ekonomi yang Konsep pluralis organisasi yang
tradisional demokratis
Tipe pendekatan Pendekatan tujuan dan Proses penyesuaian antar individu
pengukuran alternatif tujuan dan kelompok yang mempunyai
nilai ekonomi dan tingkat
kekuasaan yang berbeda
Kritik Survei alternatif tidak Proses negosiasi akan menjadi
dimungkinkan. Keputusan dasar pengambilan keputusan dan
akan mengurangi proses kompromi tujuan menjadi dasar
penyesuaian dan ditentukan penilaian prestasi.
melalui proses politik
Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

1. Knowledge
Persyaratan paling penting untuk membuat keputusan yang baik. Kesehatan keputusan
tergantung pada seberapa informasi pembuat keputusan itu.
 
2. Initiative
Pembuat keputusan yang efektif memikul tanggung jawab untuk memulai proses
pengambilan keputusan dan menindaklanjutinya. Mereka mengambil bagian aktif dalam
membuat segalanya lebih baik.
 
3. Advice-Seeking
Pembuat keputusan yang baik tahu bahwa mereka membutuhkan bantuan dari orang lain.
Mereka mengidentifikasi orang-orang yang dapat memberikan konstribusi spesifik pada
proses pengambilan keputusan dan meminta saran dan nasihat mereka.
 
Lanjutan…
4. Selectivity
Pembuat keputusan yang efektif mencari data terkait. Mereka menghindari t
erjebak oleh fakta dan angka asing.
5. Comprehensiveness
Disisi lain, mereka melihat semua opsi yang tersedia dan mempertimbangka
n setiap alternatif yang memungkinkan untuk membuat pilihan terbaik.
6. Currency
Pembuat keputusan yang baik mempertimbangkan kondisi saat ini dan mem
anfaatkan peluang yang ada pada saat itu.
 
Prinsip dalam Pengambilan Keputusan

 
7. Flexibility
  keputusan yang efektif tetap berpikiran terbuka tentang konsepdan ide baru mereka bersedia mengubah yang
Pembuat
lebih baik tampaknya mungkin.
 
8. Good Judgement
Keputusan yang baik tidakakan selalu dihasilkan dari hanya mengikuti prosedur. Pembuat keputusan harus melakukan
penilaian terbaik mereka dalam mempertimbangkan factor khusus untuk situasi tersebut.
 
9. Calculated Risk Taking
Risiko dan hasil dari berbagai alternatif harus ditimbang dan konsekuensi diterima, apakah positif atau negatif.
 
10. Self Knowledge
Pembuat keputusan yang baik mengetahui kemampuan, bias dan keterbatasan mereka sendiri.
 
Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

a. Intuisi
 
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa
keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.

2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.


Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah
yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan
kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari
pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu
pihak saja sehingga hal-hal yang lain seringdi abaikan.
 
LANJUTAN…

b. Pengalaman
 
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah.Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan
bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah.

c. Fakta
 
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu
sangat sulit.
LANJUTAN…

d. Wewenang
 
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik diktatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh
pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur
atau kurang jelas.
Rasional
 
e. Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat
diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat
yang di akui saatitu.
Jadi kesimpulannya, dasar-dasar
pengambilan Keputusan antara lain
berdasarkan intuisi, pengalaman, fakta,
wewenang dan rasional.
Proses- proses Pengambilan Keputusan

Proses Pengambilan Keputusan adalah suatu usaha


yang rasional dari administrator untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari
fungsi perencanaan . Proses nya mulai dan berakhir dari
perencanaan.
Proses- proses Pengambilan Keputusan

Langkah- Langkah Proses Pengambilan Keputusan :


1. Identifikasi Masalah Inti/Utama
2. Pengumpulan data dan analisis
3. Tahap penentuan alternatif keputusan berikut
konsekuensi negatif /positif setiap alternatif
4. Pemilihan alternatif” Terbaik’’
5. Pelaksanaan Keputusan
6. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan
Lanjutan…

1. Identifikasi Masalah Inti/Utama

Untuk dapat mengidentifikasi masalah inti atau utama, perlu dipahami lebih dulu apa yang
dimaksud dengan masalah. Beberapa ahli mendefinisikan masalah sebagai pertanyaan yang harus
dijawab.Ada pula yang mendefinisikan masalah sebagai sebuah kesenjangan antara harapan dan
kenyataan yang harus diatasi.Juga ada yang mengartikan masalah sebagai penyimpangan dari
kondisi normal. Apapun definisi masalah yang digunakan, bagaimanapun Identifikasi masalah
tetaplah merupakan tahapan yang kritis. Sekali terjadi kesalahan dalam penentuan masalah, maka
keputusan yang dihasilkan tidak akan pernah dapat memperbaiki keadaan. Ibarat dokter
memberikan obat berdasarkan diagnosis penyakit yang salah. Akibatnya, pasien tidak akan sembuh
dengan obat tersebut.
Lanjutan…

2. pengumpulan data dan analisis


Pengumulan data dan analisis pada tahap dua ini berbeda dengan pengumpulan data ada tahap identifikasi
masalah.Perbedaannya ada pada tujuan.
Tujuan pengumpulan data pada tahap dua ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kemungkinan
alternatif solusi yang bisa dilakukan, berikut analisis alternatif terkait konsekuensi-yang timbul dari setiap
alternatif.Langkah-langkah pengumpulan data pada tahap ini anatara lain
(1) menentukan metode pengumpulan data yang tepat, cepat dalam rangka mendapatkan data yang relevan
dan valid.
(2) menentukan skala prioritas terhadap data yang akan dikumpulkan,
(3) mengklasifikasi data yang terhimpun. Bagaimanapun yang perlu dicatat adalah bahwa data yang dikumpulkan
adalah data yang relevan dan berkualifikasi.
Beberapa kualifikasi data yang berkategori baik adalah
(1) data tersebut memiliki hubungan dengan obyek masalah
(2) data dikumpulkan pada waktu yang tepat
(3) pencarian dan penggunaan data harus sesuai aturan yang berlaku. Data yang dicari dengan menggunakan
cara-cara yang menyalahi aturan/ tradisi/ nilai-nilai dan mengganggu orang lain akan melahirkan masalah
baru,
(4) kecermatan data harus bersifat kredibel, terbatas, akurat dan tidak saling bertentangan.
Lanjutan…

3. Tahap penentuan alternatif keputusan berikut konsekuensi-konsekuensi positif/ negatif setiap alternatif.

Tahap penentuan alternatif keputusan memerlukan data dan informasi. Semakin lengkap data relevan yang
tersedia, semakin baik alternatif-alternatif keputusan yang dapat dipilih.Brdasarkan data yang diperoleh, dicoba
dicari berbagai alternatif keputusan. Beberapa cara atau metode untuk mendapatkan gagasan alternatif keputusan
diantaranya adalah metode Osborn (curah pendapat) dan metode curah pendapat tertulis. Metode curah pendapat
yang dikemukakan oleh Osborn adalah cara mendapatkan gagasan dimana setiap individu diberi kebebasan untuk
menyampaikan secara lisan ide-ide yang ada dalam pikirannya terkait masalah yang sedang dihadapi. Metode
curah pendapat secara tertulis, sama seperti curah pendapat Oborn, bedanya pada penyampaian. Setelah alternatif-
alternatif keputusan didapat, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap setiap alternatif untuk mendapatkan
beberapa alternatif yang terbaik dan yang paling mungkin dilakukan.
Lanjutan…

4. pemilihan alternatif "terbaik".


Dalam menentukan satu alternatif terbaik, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
antara lain:
1. Tingkat resiko
2. Tenaga dan pikiran yang dibutuhkan
3. Jumlah dan kualitas sumberdaya manusia yang dibutuhkan,
4. Waktu
Bila dua alternatif memiliki kualitas yang sama, maka dipilih alternatif yang
memiliki jangkauan waktu yang lebih luas.
5. Aspek ekonomi.
Artinya memilih alternatif yang memiliki dampak ekonomi yang paling
menguntungkan.
6. Dapat dilaksanakan, Pemecahan masalah harus bersifat praktis, tidak terlalu spekulatif
namun juga tidak takut berinovasi.
Lanjutan…

5. Pelaksanaan Keputusan
Pertama-tama perlu dibedakan lebih dulu antara istilah-istilah
membuat keputusan, mengambil keputusan, dan mengeluarkan
keputusan. Membuat keputusan merupakan proses dari awal
sampai akhir untuk mencapai sebuah hasil yang baik yaitu
pemecahan masalah. Mengambil keputusan merupakan salah satu
tahap dalam proses pengambilan keputusan yakni memilih
alternatif terbaik.
Lanjutan…

6. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keputusan.

Proses supervisi dan evaluasi diperlukan untuk


memastikan bahwa fase pelaksanaan keputusan tetap
terjaga dan penuh vitalitas. Sekaligus sebagai upaya
untuk mengantisipasi adanya perubahan situasi atau
hal-hal yang terjadi dan diluar perkiraan.
Kesimpulan

Pengambilan Keputusan adalah memilih salah satu alternatif


dari alternatif yang ada. Untuk dapat mengambil keputusan
diperlukan prinsip dan pendekatan sehingga keputusan tersebut
merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang
paling minim. Dalam mengambil keputusan juga terdapat
berbagai kendala yang dihadapi sehingga dengan mengetahui
kendala tersebut dapat mengatasi kendala tersebut .
Faktor-Faktor Dalam Pengambilan
Keputusan

Faktor Eksternal Faktor Internal


Faktor Eksternal

1. Kedudukan 3.Situasi
Jabatan atau kedudukan seseorang dapat dilihat Adalah keseluruhan faktor dalam keadaan yang
berdasarkan pangkaatnya apakah sebagai pimpinan berkaitan satu sama lain dan secara bersama sama
atau bawahan, sehingga dapat ditentukan pantas atau memencarkan pengaruh terhadap kita dan apa yang
tidaknya mengambil suatu keputusan. akan hendak kita perbuat.

2.Masalah 4.Pengaruh dari kelompok lain


Adalah hal yang menjadi penghalang untuk Kelompok lain juga dapat berpengaruh terhadap
tercapainya tujuan yang merupakan penyimpanga suatu keputusan dikarenakan kelompok lain atau
dari hal hal yang diharapkan atau direncanakan. organisasi mempunyai keputusan yang dapat
dipertimbangkan oleh pemimpin organisasi lain
dalam menyikapi masalah dan pengaruh kelompok
lain ini juga dapat menjatuhkan organisasi serta
mementingkan kelompok tersebut.
Faktor Internal

1. Kepribadian
2. Faktor pengalaman
Tingkah laku atau karakter seseorang
dalam pengambilan suatu keputusan juga Semakin banyak nya seseorang tersebut
sangat mempengaruhi dimana sifat mengambil keputusan maka ia akan
manusia ini beragam ada yang tergesa berani dalam mengambil keputusan dan
gesa dan dan juga yang berhati hati hal ini juga berkaitan denga keahlian
dalam menetapka suatu pilihan sehingga yang dimiliki oleh pemimpin atau skill
kepribadian ini juga sangat berpengaruh yang ia miliki karena pengalaman yang
terhadap pemgambilan suatu keputusan. pernah dialaminya.
Dan juga dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kebijaksanaan dan ketegassan
seseorang dalam mengambil suatu
keputusan.
Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan pengambilan keputusan menjadi tolok


ukur dalam memilih alternatif dalam penyusunan
anggaran, sehingga idealnya para pengambil
keputusan dalam penyusunan anggaran
berpegang teguh pada tujuan yang hendak
dicapai dalam pengambilan keputusan
Lanjutan…

Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan:


(1) Tujuan yang bersifat tunggal.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya
bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain dan
(2) Tujuan yang bersifat ganda.
Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila
keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah,
artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau
lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak
kontradiktif.
Fungsi Pengambilan Keputusan Penganggaran

1.Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)


2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)
3.Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
4.Anggaran sebagai Alat Politik (political Tool)
5.Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination
and Communication Tool)
6.Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance
Measurement Tool)
7.Anggaran sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
1.Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)
Anggaran merupakan alat perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Anggaran sebagai alat
perencanaan digunakan untuk:
a) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan;
b) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternative
sumber pembiayaannya;
c) Mengalokasikan dana pada berbagai program dan kegiatan yang telah disusun;
d) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategi.
 
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)
Anggaran merupakan suatu alat yang esensial untuk menghubungkan antara proses perencanaan dan pengendalian.
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar
pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan kepada publik. Anggaran merupakan alat untuk
memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan pemerintah. Sebagai alat
pengendalian manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang
yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Selain itu, anggaran digunakan untuk memberi informasi dan
meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekerja secara efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan.
 
3.Anggaran sebagai Alat Kebijakan Fiskal (Fiscal Tool)
Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal pemerintah digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik tersebut dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi.
 
4.Anggaran sebagai Alat Politik (political Tool)
Anggaran digunakan untuk memutuskan prioritas-prioritas dan kebutuhan keuangan terhadap prioritas
tersebut. Pada sektor publik, anggaran merupakan political tool sebagai bentuk komitmen eksekutif dan
kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu. Oleh karena itu pembuatan
anggaran publik membutuhkan political skill, coalition building, keahlian bernegoisasi, dan pemahaman
tentang prinsip manajemen keuangan publik.
 
5.Anggaran sebagai Alat Koordinasi dan Komunikasi (Coordination and Communication Tool)
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan. Anggaran publik yang
disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian
tujuan organisasi. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja
dalam lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi untuk
dilaksanakan.
 
6.Anggaran sebagai Alat Penilaian Kinerja (Performance Measurement Tool) Anggaran merupakan wujud
komitmen dari budget holder (eksekutif) kepada pemberi wewenang (legislatif). Kinerja eksekutif akan
dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer
publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia capai dikatakan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengendalian dan penilaian kinerja.
 
7.Anggaran sebagai Alat Motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya agar bekerja secara
ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Agar
dapat memotivasi pegawai, anggaran hendaknya bersifat challenging but attainable atau demanding but
achieveable. Maksudnya adalah target anggaran hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu mudah untuk dicapai.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

1. Kendala yang bersumber pada diri


2. Kegagalan dimasa lalu
3. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi
4. Konsultasi yang Berlebihan
5. Faktor ketidak pastian
6. Keterlibatan kelompok
7. Ketidakjelasan peranan
8. Kemalasan
9. Kekurang mampuan mengelola waktu.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan
1. Kendala yang bersumber pada diri
Kendala yang paling kuat dampaknya sesungguhnya bersumber pada diri pengambil keputusan
yang bersangkutan sendiri. Kedala yang paling sering menampakkan diri adalah ketidak mampuan
seseorang untuk
bertindak tegas. Sering seorang manajer membiarkan dirinya diliputi oleh keragu-raguan yang
sedemikian menguasai cara berfikir dan cara bertindaknya.

Seorang Manajer yang ragu-ragu dalam bertindak akan mengakibatkan :


a. Ia menyerahkan pengambilan keputusan kepada para bawahannya, yang sering dibenarkan
dengan dalih pendelegasian wewenang
b. Ia mengangkat pemasalahan ketingkat yang lebih tinggi sehingga pimpinan pada hirarki yang
lebih ataslah yang kemudian mengambil keputusan
c. Ia mencari alasan sedemikian rupa, sehingga peranan mengambil keputusan itu bergeser secara
horizontal kepada manajer lain yang setingkat.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

2. Kegagalan dimasa lalu

Berbagai cara yang dapat dilakukan manajer dalam mengendalikan trauma


kegagalan masa lalu adalah :
a. Pembentukan panitia ad-hoc.
b. Penyerahan tugas menyelesaikan masalah kepada sekelompok tenaga ahli dalam
organisasi.
c. Pengarahan tenaga konsultan diluar organisasi

Penciptaan prosedur pengambilan keputusan yang sangat formal, sehingga proses


pengambilan keputusan menjadi tugas dan tanggung jawab yang sifatnya kolektif,
dan tidak lagi merupakan tanggung jawab manajer yang bersangkutan.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

3. Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi


Pemahaman yang tidak tepat tentang peranan informasi dalam pengambilan keputusan dapat
menjadi kendala yang harus disingkirkan. Informasi yang diberikan harus lengkap, mutakhir, dapat
dipercaya, terolah dengan baik, dan tersimpan dengan rapi.

4. Konsultasi yang Berlebihan


Para ahli telah menemukan tujuh cara untuk melibatkan orang lain dlam proses pengambilan
keputusan :
a. Konsultasi yang bersifat memberitahukan.
b. Konsultasi yang bersifat menjual.
c. Konsultasi yang memancing reaksi orang lain.
d. Konsultasi yang bersifat minta pertimbangan orang lain.
e. Konsulasi dengan partisisi aktif pihak lain.
f. Konsultasi dengan penekanan kuat pada pendapat orang lain.
g. Konsultasi yang bersifat pendelegasian.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

5. Faktor ketidak pastian


Ketidakpastian akan menjadi kendala karena :
a. Kurangnya keyakinan dalam diri seorang manajer yang bersangkutan tentang
hasil yang akan diperoleh
b. Prefensi pribadi manajer yang bersangkutan atas alternatif yang mungkin
ditempuh, yang bisa saja berbeda dari alternatif-alternatif yang dilakukan dengan
pendekatan ilmiah
c. Manajer yang bersangkutan meragukan apakah keputusan baru diperlukan
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

6. Keterlibatan kelompok
Kelemahan utama yang ditimbulkan oleh keterlibatan banyak orang
dalam proses pengambilan keputusan adalah :
a. Karena keinginan pihak-pihak yang terlibat, dan dengan itikad yang
sesungguhnya baik untuk berperan serta, proses pengambilan keputusan dapat
menjadi sangat lamban
b. Sering timbul polarisasi pandangan dikalangan mereka yang terlibat, yang pada
gilirannya mempersulit tercapainya mufakat tentang :
1) Berbagai langkah dalam pengambilan keputusan.
2) Hasil tindakan yang akan diambil.
3) Resiko yang mungkin timbul.
4) Beban yang harus dipikul oleh organisasi dalam benuk
penggunaan sumberdaya dan dana.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

7. Ketidakjelasan peranan
Ketidakjelasan peranan dapat berakibat pada berbagai hal yang
negatif seperti :
a. Kemungkinan seseorang bertindak melampaui batas-batas wewenang yang
sesungguhnya dimiliki
b. Kemungkinan keragu-raguan bertindak karena ketidakpastian apakah tindakan
yang hendak diambilnya masih dalam batasan wewenang yang dimilikinya
c. Kemungkinan tumpang tindih kegiatan
d. Kemungkinan terjadinya duplikasi
e. Kenungkinan tidak lancarnya koordinasi
f. Laporan yang tidak ditangani sebagaimana mestinya
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan
8. Kemalasan
Beberapa hal yandapat dilakukan untuk melawan kemalasan :
a. Berlatih untuk tidak membiarkan diri selalu diliputi oleh sikap raguragu.
b. Berarti senang bersikap tegas dan bangga atas sikap tersebut.
c. Berlatih untuk secara cepat untuk mendeteksi keragu-raguan, dan mampu mempertimbangkan secara cepat konsekuensi
yang mungkin timbul karena sikap keraguan tersebut.
d. Malatih dir dan memusatkan perhatian pada pemechan masalah dan kemampuan mendefenisikan situasi problematis yang
dihadapi secara tepat.
e. Apabila tahap bertindak untuk memutuskan telah dicapai dalam proses pengambilan keputusan , melatih diri memusatkan
perhatian pada waktu dan tenaga yang ada padanya dan kurang berorientasi pada proses konsutasi yang melibatkan banyak
pihak.
f. Melatih diri untuk mengikuti suatu prosedur tertentu baik untuk pemecahan masalah maupun untuk pengamblan keputusan
tanpa menutp pintu terhadap ide batu, atau teknik baru.
g. Menggunakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengidentifikasikan dan menilai kelebihan, serta kekurangan
setiap alternatif yang dipertimbangkan untuk ditempuh
h. Membiasakan diri untuk tidak memusatkan perhatian, waktu, dan tenaga pada hal-hal yang tidak penting, atau
diperkirakan tidak akan mempunyai dampak kuat secara negatif terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan dan
berbagai sasaran.
i. Melatih diri untuk berfiki secara sistematis dalam seluruh proses pengambilan keputusan.
j. Melatih diri untuk bertindak dengan tingkat kecepatan yang tinggi, terutma dalam memperhitungkan berbagai ramifikasi
atau percabangan yang akan timbul dari suatu keputusan yang akan diambil.
Kendala Dalam Pengambilan Keputusan

9. Kekurang mampuan mengelola waktu.


Penelitian dan pengalaman menunjukkan, bahwa kemampuan seseorang mengambil keputusan
yng efektif dan rasional banyak ditentukan oleh kemmpuan mengatur waktu yang tersedia baginya
dengan baik. Apabila seseorang merasa, bahwa ia tidak mempunya cukup waktu untuk melakukan
semua tugas yang dipercayan kepadanya, dengan pengambilan keputusan sebagai salah satu tugas
yang terpenting, sering terbukti bhwa kekuranga waktu adalah akibat kekurang mampuannya untuk
mengatur diri sendiri.  
Daftar Pustaka
1. FEMA. (2005). Decision Making and Problem Solving
2. Salusu, J. .1996. Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit.
Jakarta : PT Grasindo.
3. Siagian, S. P. (1990). Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung
4. Terry, G. R. (1977). Principles Of Management (8th ed.; R. D. Irwin, ed.).
5. Najati, 2001 (dalam Bariroh Nuril. 2011. Analisis Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan Mahasiswa
Menetap di Ma‟had Sunan Ampel Al-Ali Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang. Malang : Skripsi tidak diterbitkan)
6. Afmansyah, T. H. 2019. Pendekatan dalam Pengambilan Keputusan. Universitas Negeri Padang
7. Hewlett%20Packard/Downloads/artikel%20pengambilan%20keputusan.pdf diakses pada tanggal 26
oktober 2020
8. Rifa’I, A. Proses Pengambilan Keputusan. Universitas Negeri Padang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai