Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KEPUTUSAN DENGAN LOGIKA

BESSE SRI RATIH

E041201056

ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
A. PENDAHULUAN
Pada saat menghadapi suatu permasalahan, seseorang akan dihadapkan pada banyaknya
kemungkinan dan pilihan dalam pengambilan suatu keputusan dalam penyelesaian
permasalahan tersebut. Keputusan (desicion) adalah hasil/output dari proses pemikiran
terbaik dari beberapa alternatif solusi yang dilakukan dalam menyelesaikan suatu masalah
guna menghindari atau mengurangi resiko dampak negatif yang ditimbulkan. Sedangkan
pengambilan suatu keputusan (decision making) merupakan proses memilih atau menentukan
berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti yang menghasilkan satu
pilihan final.

Pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang selalu terjadi pada kehidupan


manusia. Pengambilan keputusan merupakan proses intelektual yang bersifat dasar bagi
perilaku manusia. Pengambilan keputusan juga merupakan suatu ilmu dan seni yang harus
dicari, dipelajari, dimiliki dan dikembangkan secara mendalam oleh setiap pengambil
keputusan (decision maker). Suatu tindakan yang diambil oleh seseorang merupakan
implementasi dari hasil proses pengambilan keputusan. Dapat dikatakan bahwa jika
seseorang ingin mengambil keputusan, maka ia harus melewati beberapa tahapan sebelum
pada akhirnya suatu keputusan tersebut dipilih, hal ini dikenal sebagai proses pengambilan
keputusan. Proses pengambilan keputusan merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan
seseorang mulai dari proses identifikasi masalah hingga mendapatkan hasil berupa solusi
terbaik. Tahapan dalam pengambilan keputusan adalah menganalisa hakekat suatu masalah,
mengumpulkan data, informasi dan fakta yang diperlukan, mengambil keputusan yang
dianggap paling optimal dan kemudian mengimplementasikannya.

Proses pengambilan keputusan bukanlah suatu hal yang mudah, semakin rumit
aktivitas atau kondisi dari suatu permaslahan serta terbatasnya informasi dan sumber daya
yang tersedia dapat menjadi hambatan dalam menghasilkan suatu keputusan yang rasional.
Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan diperlukan peran logika dan
rasionalitas dari decision maker agar dapat menghasilkan keputusan final yang efektif dan
efisien. Apabila seorang decision maker tidak mampu melakukan proses pengambilan
keputusan dengan rasional, logic dan tepat, maka akan berdampak pada peluang munculnya
berbagai macam permasalahan masalah baru.
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN LOGIKA
B.1 Keputusan
Ralph C. Davis menjelaskan bahwa keputusan merupakan suatu hasil pemecahan
masalah yang dihadapi dengan tegas. Sedangkan menurut Mary Follet keputusan adalah suatu
atau sebagai hukum situasi. Selanjutnya James A.F. Stoner mengatakan bahwa keputusan
merupakan suatu pemilihan diantara alternatif-alternatif yang ada. Definisi lain tentang
pengambilan keputusan yaitu oleh Nigro yang menyatakan bahwa keputusan adalah pilihan
sadar dan teliti terhadap salah satu alternatif yang memungkinkan pada suatu posisi tertentu
guna merealisasikan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa keputusan adalah suatu hasil pemecahan masalah yang dilakukan
melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada secara tegas.

B.2 Pengambilan Keputusan


Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif
perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. Selanjutnya S.P. Siagian
mengatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang berdasarkan perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat. Sedangkan menurut James A.F. Stoner, pengambilan
keputusan adalah suatu proses yang digunakan dalam memilih suatu tindakan sebagai metode
pemecahan masalah. Definisi lain tentang pengambilan keputusan juga dijelaskan oleh Baron
dan Byrne, dimana pengambilan keputusan merupakan suatu proses yang melalui kombinasi
individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan tujuan memilih
satu dari berbagai kemungkinan tindakan. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif
terbaik dari beberapa alternatif yang ada diantara situasi-situasi yang tidak pasti yang
dilakukan secara sistematis untuk ditindaklanjuti dan diimplementasikan sebagai suatu cara
pemecahan masalah.

B.3 Tujuan Pengambilan Keputusan


Tujuan dari pengambilan suatu keputusan menurut Syamsi dapat dibedakan menjadi :
1. Tujuan bersifat tunggal
Tujuan ini terdapat jika keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut pada satu masalah.
Dalam hal ini berarti jika suatu keputusan telah diputuskan, maka tidak ada kaitannya
dengan masalah lain.
2. Tujuan bersifat ganda
Tujuan ini terdapat jika keputusan yang dihasilkanya menyangkut pada lebih dari satu
masalah. Dalam hal ini berarti jika suatu keputusan diambil, maka sekaligus dapat
memecahkan dua masalah atau lebih, yang sifatnya kontradiktif maupun tidak
kontradiktif.

B.4 Dasar Pengambilan Keputusan


G.R Terry mengatakan bahwa dasar-dasar pengambilan keputusan yaitu:
a. Intusisi
Suatu keputusan yang diambil melalui suatu intuisi atau perasaan merupakan suatu
hal yang bersifat subjektif, yaitu seperti: sugesti, pengaruh eksternal, dan faktor-faktor
mental lainnya.

b. Pengalaman
Pengalaman dapat dijadikan suatu pedoman dalam menyelesaikan masalah. Suatu
keputusan yang didasarkan oleh pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis.
Pengalaman menjadikan decision maker untuk memiliki kemampuan dalam
memperkirakan latar belakang masalah dan arah penyelesaiannya.

c. Fakta
Suatu keputusan yang baik dapat didasarkan oleh sejumlah fakta, data atau informasi
yang cukup dalam pengambilan keputusan.

d. Wewenang
Suatu keputusan yang didasarkan kepada aspek kewenangan kerap menimbulkan sifat
rutinitas dan mengasosiasikan dengan praktik diktator.

e. Rasional
Suatu keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Suatu keputusan
yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional yang lebih bersifat objektif, logis, lebih
transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala
tertentu, sehingga mendekati kebenaran.

Pada pengambilan keputusan secara rasional, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
 Kejelasan masalah, yaitu tidak terdapat keraguan dan kekaburan masalah.
 Orientasi tujuan, yaitu suatu kesatuan pengertian dari tujuan yang ingin dicapai.
 Pengetahuan alternatif, yaitu seluruh alternatif yang telah diketahui jenis dan
konsekuensinya.
 Preferensi yang jelas, yaitu alternatif yang ada dapat diurutkan sesuai kriteria.
 Hasil maksimal, yaitu pemilihan alternatif terbaik berdasarkan hasil ekonomis yang
maksimal.

B.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Kotler (2003) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
adalah:
a. Faktor budaya, yaitu termasuk peran budaya, sub budaya dan kelas sosial.
b. Faktor sosial, yaitu termasuk kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial.
c. Faktor personal, yaitu termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor psikologis, yaitu termasuk motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
pendirian.

Sedangkan menurut Syamsi (1995), pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa


faktor, yaitu:
a. Kondisi Internal
b. Kondisi Eksternal
c. Kepribadian dan Kecakapan

B.6 Proses Pengambilan Keputusan


Menurut Cooke dan Slack, terdapat beberapa tahap seorang decision maker dalam
mengambil keputusan, yaitu:
1. Observasi.
2. Pengenalan masalah.
3. Penetapan tujuan.
4. Pemahaman masalah.
5. Penentuan pilihan-pilihan.
6. Evaluasi pilihan-pilihan.
7. Pemilihan.
8. Penerapan.
9. Monitoring.
Sedangkan menurut Simon tahap dalam proses pengambilan keputusan adalah:
a. Tahap Pemahaman (Inteligence Phace)
b. Tahap Perancangan (Design Phace)
c. Tahap Pemilihan (Choice Phace)

Langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg yaitu:


1. Tahap Identifikasi
2. Tahap Pengembangan
3. Tahap Seleksi

C. CONTOH KASUS
Studi oleh Tyasasi (2014) yang berjudul “Pengambilan Keputusan Remaja dalam
Memilih Jurusan: Studi Kasus pada Siswa SMK Negeri 2 Malang” menunjukkan salah satu
contoh dari pengambilan keputusan berdasarkan logika. Tyasasi melakukan studi pada remaja
yang bertujuan untuk melihat proses pengambilan keputusan remaja kelas X dalam memilih
jurusan di Sekolah Menengah Kejuruan serta mempelajari tujuan, dasar dan faktor yang
menjadi acuan dalam pengambilan keputusan tersebut.
Studi tersebut dilakukan dengan pendekatan kualitatif yaitu rancangan studi kasus.
Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui proses pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh remaja kelas X dalam memilih jurusan di salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tujuan dari pengambilan
keputusan remaja di SMK Negeri 2 Malang adalah untuk memenuhi keinginan dalam
memilih jurusan dengan dukungan orang tua. Oleh karena itu, tujuan pengambilan keputusan
dapat dikategorikan dalam tujuan yang bersifat tunggal, dimana siswa menyelesaikan suatu
permasalahan pengambilan keputusan yaitu pemilihan jurusan, serta tidak ada permasalahan
lain yang ikut terselesaikan bersamaan dengan keputusan tersebut.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan remaja dalam memilih jurusan adalah
pengambilan keputusan secara rasional, fakta, pengalaman, dan wewenang. Pengambilan
keputusan rasional atau berdasarkan logika yang bersifat objektif merupakan dasar yang
digunakan remaja dalam mengambil suatu keputusan memilih jurusan. Remaja tersebut
mengetahui konsekuensi dari keputusan yang diambilnya sehingga keputusan yang diambil
bersifat rasional dan objektif. Selain itu, remaja juga mempertimbangkan bakat yang
dimilikinya sebelum menentukan pilihan. Selain berdasarkan logika, pengambilan keputusan
juga dilakukan berdasarkan fakta, dimana remaja melakukan pencarian informasi dan data
serta sumber lain yang dibutuhkan sebelum melakukan pengambilan keputusan. Pengalaman
juga menjadi dasar remaja dalam memilih jurusan. Hal ini ditunjukkan oleh remaja yang
mengetahui dan mengalami sendiri kondisi saat tidak diterima di jurusan yang diinginnkan
kemudian harus menjalani jurusan yang lainnya. Dasar terakhir yang menjadi alasan remaja
memilih jurusan yaitu wewenang, dimana remaja melakukan pengambilan keputusan
berdasarkan intervensi dukungan dari orang tua atau teman terdekatnya.
Faktor yang mempengaruhi remaja dalam pengambilan keputusan memilih jurusan
adalah faktor sosial yang terdiri dari faktor keluarga dan lingkungan sosial, serta faktor
personal dan psikologis. Faktor personal yang mempengaruhi adalah keyakinan,
pertimbangan finansial orang tua dan waktu. Sedangkan faktor psikologis yang berperan
adalah pertimbangan tes IQ, cita-cita, sosialisasi, menambah wawasan, mendekatkan diri
pada masyarakat, ilmu yang bermanfaat dan applicable serta membantu finansial keluarga.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Tyasasi, dapat dilihat dan kemudian
disimpulkan bahwa remaja kelas X di di SMK Negeri 2 Malang telah menerapkan peran
logika sebagai dasar pengambilan keputusannya dalam memilih jurusan. Pengaplikasian
logika tersebut kemudian akan menghasilkan keputusan yang rasional dan objektif sehingga
remaja dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari hasil keputusannya dan
memperoleh keputusan final yang optimal, efektif dan efisien

D. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Keputusan merupakan hasil atau output dari serangkaian proses pengambilan
keputusan dari berbagai alternatif pilihan yang ada yang dilakukan dalam
menyelesaikan suatu masalah dan dilakukan secara tegas dan teliti guna menghasilkan
tujuan yang diinginkan.
2. Proses pengambilan keputusan adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan seseorang
mulai dari proses identifikasi masalah hingga mendapatkan hasil berupa solusi
terbaik.
3. Tahapan dalam pengambilan keputusan adalah menganalisa suatu masalah,
mengumpulkan data, informasi dan fakta yang diperlukan, mengambil keputusan
yang dianggap paling optimal dan kemudian mengimplementasikannya.
4. Suatu keputusan yang optimal, efektif dan efisien dapat diperoleh melalui
pengambilan keputusan yang rasional atau berdasarkan logika yang bersifat objektif,
logis, lebih transparan, dan konsisten sehingga dapat memaksimalkan hasil yang
diperoleh.
5. Berdasarkan contoh kasus yang dipilih yaitu studi “Pengambilan Keputusan Remaja
dalam Memilih Jurusan: Studi Kasus pada Siswa SMK Negeri 2 Malang”, dapat
diketahui bahwa remaja kelas X telah menerapkan logika atau rasionalitas sebagai
dasar pengambilan keputusannya dalam memilih jurusan.

DAFTAR PUSTAKA

Rachman, G. R. Sistem Penunjang Keputusan: Bab 2. Dasar Pengambilan Keputusan.


Universitas Gunadarma. 13-20.
Tyasasi, C. 2014. Pengambilan Keputusan Remaja dalam Memilih Jurusan: Studi Kasus
pada Siswa SMK Negeri 2 Malang. Undergraduate Thesis. Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.

Anda mungkin juga menyukai