Anda di halaman 1dari 15

CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Makalah diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Administration Principle.

Oleh :
1. Ageng Latifah (2307710070012)
2. Elly Rahmawati (2307710070010)
3. Nafi’ah Rosyada (2307710070015)

Dosen pengampu :
Lutfiyah Sri Hidayah, M. Pd

Office Administration Automatization


LP3I College Purwokerto
Tahun 2023/2024
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Latar belakang pengambilan keputusan mencakup sejarah psikologi, ekonomi dan


ilmu sosial lainnya. Beberapa tokoh seperti Herbert Simon, Daniel Kahneman, dan Amos
Tversky telah berkontribusi dalam memahami bagaimana manusia mengambil
keputusan. Perkembangan teknologi dan analitik data juga telah memengaruhi cara
organisasi dan individu membuat keputusan yang lebih baik.
Pengambilan keputusan adalah proses yang kompleks yang melibatkan pemilihan dari
sebagai aternatif yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu. Keputusan dapat
dipengaruhi oleh beberbagai faktor, seperti informasi yang tersedia, nilai-nilai personal,
lingkungan, dan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sudah mengimplementasikan apa itu
pengambilan keputusan yang sangat berkaitan dengan manajemen. Mulai dari
menentukan pilihan pakaian yang akan kita kenakan hingga menjadi sebuah keputusan
dengan mengambil satu pilihan dari beberapa opsi. Namun jika pengambilan keputusan
dengan media yang cakupannya lebih luas, maka kita perlu memiliki ilmu cara-cara
pengambilan keputusan yang tepat.
Pengambilan keputusan tercipta karena manusia memiliki berbagai pilihan yang
menentukan kehidupan manusia dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
Menentukan pilihan yang menjadi keputusan juga menjadikan pribadi yang teguh, tegas,
dan berkarakter.
Banyak teori dan pendekatan yang telah dikembangkan untuk memahami dan
meningkatkan proses pengambilan keputusan, termasuk pendekatan rasional, perilaku
dan heuristik. Penting untuk memahami konsep ini dalam berbagi konteks, baik pribadi
maupun profesional, karena kemampuan yang baik dalam pengambilan keputusan sangat
penting untuk mencapai kesuksesan dan mencapai tujuan.
B. Rumusan Masalah :
1. Apa itu pengertian keputusan dan pengambilan keputusan?
2. Apa ciri-ciri pengambilan keputusan?
3. Apa saja fungsi pengambilan keputusan?
4. Apa tujuan dari pengambilan keputusan?

I
5. Apa unsur-unsur dalam pengambilan keputusan?
6. Apa saja dasar analisis masalah sebelum pengambilan keputusan?
7. Bagaimana Rasionalitas pendekatan pengambilan keputusan?
8. Bagaimana Proses Pengambilan keputusan itu sendiri?
9. Apa saja faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan?
10. Apa saja tipe atau jenis pengambilan keputusan?
11. Apa saja model dalam pengambilan keputusan ?

II
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keputusan
Keputusan adalah ketetapan atau penentuan atas suatu pilihan yang diinginkan.1
Keputusan itu sebenarnya merupakan hasil dari pemikiran yang berupa pemilihan 1
(satu) diantara beberapa alternatif yang sebenarnya dapat digunakan untuk memecahkan
masalah yang dihadapi. Berikut beberapa pengertian keputusan menurut para ahli :
1. Ralp C. Davis
Keputusan merupakan hasil dari pemecah masalah yang dihadapi dengan tegas.
Keputusan haruslah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai apa yang sedang
dibicarakann dalam hubungan perencanaan.
2. Mary Follet
Keputusan merupakan suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila fakta-fakta dari
situasi tersebut bisa didapatkan dan semua terlibat, baik itu pengawas maupun
pelaksana mau menaati hukum maupun ketentuaanya.
3. Akhmad Sudrajat
Keputusan adalah suatu pemecah masalah sebagai landasan suatu hukum situasi
yang dilaksanakannya melalui pemilihan 1 alternative dari beberapa alternative
lainnya.
Dari definisi di atas dapat disimpulan bahwa keputusan adalah kegiatan memilih
suatu strategi atau tindakan dengan memenuhi syarat, variable, dan model yang
ditentukan untuk memecahkan masalah.

B. Makna Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif tindakan untuk
mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Berikut ini beberapa pengertian pengambilan
keputusan menurut beberapa ahli :
1. Turban, dkk (2007:53)
Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan tindakan (diantara berbagai
alternatif) untuk mencapai suatu tujuan.

1
Indra Imam&Iswandi,Aplikasi Manajemen Perusahaan Edisi 2,(Jakarta : Lentera Ilmu
Cendekia,2012),Hlm.247

1
2. George R. Terry
Pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternative perilaku tertentu dari
2 atau beberapa alternatif lainnya.
3. S.P. Siagian
Pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan secara sistematis pada
alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungannya
tindakan yang paling tepat.2
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebuah hasil dari pemecah masalah, jawaban dari suatu pertanyaan sebagai hukum
situasi dan merupakan pemilihan dari salah satu alternatif dari alternatif-alternatif
yang ada, serta pengakhiran proses pemikiran tentang masalah yang dihadapi3
C. Ciri-Ciri Pengambilan Keputusan
Dalam pengambilan keputusan ada beberapa ciri-ciri yang membantu
memastikan keputusan yang lebih baik dan lebih efektif, diantaranya sebagai berikut :
1. Informasi yang memadai
Mengambi keputusan harus memiliki informasi yang cukup dan relevan untuk
membuat keputusan yang baik.
2. Tujuan yang jelas
Harus ada tujuan atau tujuab yang jelas yang ingin dicapai melalui keputusan
tersebut.
3. Pertimbangan alternatif
Pengambilan keputusan harus mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum
memutuskan tindakan yang akan diambil
4. Evaluasi konsekuensi
Konsekuensi dari setiap alternatif harus di evaluasi, termasuk dampat positif
dan negatifnya.
5. Keterbatasan dan sumber daya
Pengambilan keputusan perlu mempertimbangkan keterbatasan sumber daya
seperti waktu, uang, dan tenaga.

2
Iqbal M. Hasan,Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan, (Jakarta : Ghalia Indonesia,
2002),Hlm.7
3
Anastasia Lipursari, Jurnal Stie Semarang, VOL 5, NO 1, ( Februari 2013),hlm.31

2
6. Risiko
Pengambilan keputusan harus mengidentifikasi dan menilai risiko yang terkait
dengan setia alternatif.
7. Rasionalitas
Keputusan harus diambil secara rasional. Berdasarkan logika dan data yang
tersedia.
8. Konsistensi
Mengambil keputusan harus konsisten dalam pendekatan pengambilan
keputusan mereka.
9. Fleksibilitas
Kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah keputusan jika situasi berubah.
10. Etika
Keputusan harus sesuai dengan nilai dan prinsip etika.
D. Fungsi-Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan memiliki dua fungsi yaitu :
1. Pangkal Permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik
secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusioanal maupun
secara organisasional
2. Bersifat futuristic, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan
datang (efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama)

E. Tujuan Pengambilan Keputusan


Adapun tujuan pengambilan keputusan yaitu :
1. Tujuan yang bersifat tunggal
Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah.
Artinya sekali diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain
2. Tujuan bersifat ganda
Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut dua masalah atau lebih,
yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontrakdiktif.4

4
Iqbal M. Hasan,Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan, (Jakarta : Ghalia Indonesia,
2002),Hlm.9-10

3
F. Unsur-unsur dalam Pengambilan Keputusan
Menurut Syamsi (1995 : 13) unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang
harus dipertimbangkan adalah:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu tujuan yang
ingin dicapai dari pengambilan keputusan tersebut
2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah dipilih
untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, perlu dibuat daftar jenis-jenis
tindakan yang memungkinkan untuk diadakan pemilihan
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di
luar jangkauan manusia (uncontrollable events)
4. Sarana atau alat yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu
pengambilan keputusan
Unsur-unsur pengambilan keputusan yang dapat digunakan oleh pimpinan terlebih
dahulu harus dapat mengkaji dan mempertimbangkan mengenai tujuan pengambilan
keputusan, identifikasi masalah, faktor-faktor internal maupun eksternal
lembaga/oraganisasi, serta sarana pengambilan keputusan5

G. Analisis Masalah
Ada 3 dasar dalam melakukan analisis masalah sebelum pengambilan
keputusan, yaitu :
1. Menetapkan sasaran atau membuat kriteria yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi hasil yang diharapkan dan sumber yang disediakan untuk
digunakan.
2. Memprtimbangkan alternatif uang dapat memenuhi sasaran dan menentukan
alternatif yang paling dapat memenuhi kebutuhan
3. Menilai akibat – akibat yang merugikan atau risiko yang terkandung dalam
alternatif terbaik sebelum diadakan komitmen untuk bertindak
Dengan demikian, dalam analisis keputusan dapat dilakukan penentuan pilihan,
alternatif pemecah, sasaran yang tepat, dan akibat – akibat yang dapat merugikan.6

5
Anastasia Lipursari, Jurnal Stie Semarang, VOL 5, NO 1, ( Februari 2013),hlm.33
6
Anton Athillah, Dasar-Dasar Manajemen,(CV Pustaka Setia : Jakarta,2010),…hal.233-234

4
H. Rasionalitas Pendeketan Pengambilan Keputusan
Terdapat 3 pendekatan pengambilan keputusan yang sering dikemukakan asalah
pendekatan rasional, intuitif-emosional, politis. Pasa kenyataannya keputusan
manajemen diambil dengan mempertimbangkan ketiga pendekatan tersebut, dengan
rasio yang berbeda-beda untuk setiap jenis keputusan.

Rasional Politis

Intutif-
Emosional

1. Pengambilan Keputusan Rasional


Pengambilan keputusan berdasarkan pertimbangan sebab-akibat yang jelas
(seringkali dengan data), informasi lengkap. Membuat skala pilihan pada semua
alternatif dan memilih alternatif berdasarkan nilai terbaik. Keputusan ini
menggambarkan pendekatan yang rasional secara sadar, sistematis dan analitis.
Pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
a. Keputusan sulit dilakukan karena keputusan seringkali harus melibatkan banyak
pihak yang memiliki prioritas kepentingan yang berbeda-beda.
b. Hasil analisis tidak tepat karena pengambilan keputusan seringkali tidak
didasarkan informasi yang lengkap karena informs sulit dicari dan mahal.
c. Keputusan sulit atau menjadi tidak ideal karena sasaran tidak hanya satu
kadang-kadang berubah bahkan berlawanan satu sama lain .
d. Membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada pengambilan keputusan intuitif
karena analisis harus menggunakan data lengkap dan akurat.
2. Pengambilan Keputusan Intuitif-Emosional
Pengambilan keputusan ini dilakukan berdasarkan kebiasan, kepuasan ,
pengalaman, perasaan yang mendalam, naluri dan mengggunakan proses alam

5
bawah sadar yang seringkali sulit dijelaskan sebab-akibatnya terhadap sasaran yang
ingin dicapai.
Biasanya pendekatan intuitif tidak berdiri sendiri tetapi didukung dengan
pertimbangna rasional. Jadi model rasional merupakan saran untuk ‘membantu’
(bukan alat utama) dalam pengambilan keputusan, yaitu untuk melengkapi
pertimbangan. Pendekatan inni dikriktik karena memiliki beberapa kelemahan,
yaitu :
a. Cara ini tidak secara optimal menggunakan semua sarana yang ada bagi
pengambilan keputusan modern.
b. Sulit dipertanggungjawabkan
c. Sulit dilakukan bila pengambilan keputusan terdiri dari banyak pihak
3. Pengambilan Keputusan Politis
Merupakan pengambilan keputusan individual dengan melakukan pendekatan
kolektif. Juga dianggap teori deskriptif yang menyarankan agar organisasi tempat
pengambil keputusan bekerja membatasi pilihan yang ada. Pengambil keputusan
harus mempertimbangkan apakah hasil keputusan itu dapat dilaksanakan secara
politis.7

I. Proses Pengambilan Keputusan


Secara teoretis ada enam Langkah proses pengambilan keputusan yaitu sebagai
berikut :
1. Mendefinisikan/menetapkan masalah
2. Menentukan pedoman pemecah masalah
Kegiatan yang dilakukan ialah menetapkan pembatasan dan syarat-syarat
pemecah masalah. Beberapa pertanyaan yang harus dicarikan jawabannya adalah :
a) Berapa waktu akan dialokasikan untuk memecahkan masalah tersebut?
b) Apakah pemecahan masalah itu dibatasi oleh kebijakan-kebijakan tertentu?
c) Apa kriteria pemecahan yang baik?
3. Mengidentifikasi alternatif
4. Mengadakan penilaian terhadap alternatif yang telah diperoleh.
Untuk menilai alternatif – alternatif pemecahan yang ada, diperlukan cukup
informasi. Berdasarkan informasi – informasi itu, kemudian dikaji kebaikan dan

7
Tedjo Tripomo, Manajemen Strategi,(Rekayasa Sains : Bandung, 2005),…Hal 31-34

6
keburukan setiap alternatif, dan diteliti kemungkinan akibatnya jika alternatif itu
dilalksankan.
5. Memilih alternatif yang “baik”
Dalam memilih alternatif, perlu diipertimbangkan kriteria yang telah ditetapkan
dalam Langkah sebelumnya. Alternatif yang “baik” bukan berarti yang mudah atau
yang dapat “diterima”, melainkan yang dapat dilaksanakan dan diduga akan
menghasilkan dampak positif.
6. Implementasi alternatif yang dipilih
Setelah alternatif - alternatif itu dinilai baik-buruknya kemudian dipilih
alternatif yang dianggap paling baik untuk dilaksakan, Langkah terakhir adalah
melaksanakan alternatif pemecahan masalah tersebut, yaitu melaksanakn keputusan
yang telah diambil.

Tindakan yang dapat dilakukan dalam melaksankan keputusan itu ialah :


1. Memberi kekuata legal kepada keputusan; misalnya dengan membuat surat
keputusan.
2. Mengusahakan agar keputusan tersebut dapat diterima oleh orang yang terkena
keputusan itu.
3. Melakukan persuasi dan pengarahan bagaimana menyalurkan hasil putusan itu.8

J. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan


Dalam proses pengambilan keputusan, suatu organisasi tidak terlepas dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Posisi atau kedudukan
Dalam rangka pengambilan keputusan, posisi atau kedudukan dapat dilihat
dalam hal:
a. letak posisi, sebagai pembuat keputusan, penentu keputusan, atau staf,
b. tingkatkan posisi, sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, atau teknis.
2. Masalah
Masalah atau problem adalah yang menjadi penghalang untuk tercapainya
tujuan, yang merupakan penyimpangan dari yang diharapkan, direncanakan,

8
Anton Athillah, Dasar-Dasar Manajemen,(CV Pustaka Setia : Jakarta,2010),…..Hal 236-237

7
dikehendaki atau harus diselesaikan. Masalah dibagi menjadi 2 jenis yaitu masalah
yang terstuktur dan masalah tidak terstruktur.

3. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor dalam keadaan uamh berkaitan satu sama lain,
dan yang secara bersama-sama memencarkan pengaruh terhadap kita beserta yang
hendak kita perbuat.
4. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan faktor yang secara bersama-sama menentukan daya
gerak, daya berbuat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor tersebut
merupakan sumber daya.
5. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan),
tujuan organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah tertentu atau
ditentukan. Tujuan yang telah ditentukan dalam pengambilan keputusan
merupakan tujuan antara atau objektif.

K. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan


Jenis-jenis keputusan dapat disusun berdasarkan berbagai sudut pandang dan secara
garis besar dikenal tiga jenis keputusan yaitu:
1. Keputusan berdasarkan tingkat keputusan
Pada umumnya sebuah lembaga memiliki hierarki manajemen. Secara klasik
hierarki ini terbagi atas 3 tingkatan yaitu: manajemen puncak, manajemen
menengah dan manajemen tingkat bawah.
2. Keputusan yang berdasarkan regularitas
Keputusan yang dikemukakan oleh Simon (1995) dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Pengambilan keputusan terprogram
Pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas dan berulang-ulang dengan
cara penannggulangan telah ditentukan untuk penyelesaikan masalah melalui:
prosedur (serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus
diikuti oleh pengambil keputusan), aturan (ketentuan yang mengatur yang
harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil kebijakan),
kebijakan (pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan)

8
b. Pengambilan keputusan tidak terprogram
Pengambilan keputusan yang bersifat tidak rutinitas dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang tidak berstuktur.

3. Keputusan berdasarkan lingkungan


Keputusan ini dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu:
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik

L. Model dalam Pengambilan Keputusan


Kohler mengemukakan adanya 3 model pengambilan keputusan yaitu sebagai
berikut :
1. Behavioral Model (Model Perilaku)
Model perilaku adalaj model pengambilan keputusan yang didasarkan atas pola
tingkah laku orang yang terlibat dalam organisasi atau Lembaga itu. Menurut
model ini, pengambilan putusan menyangkut 3 hal :
a. Tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi/Lembaga
b. Harapan tentang konsekuensi pengambilan putusan tersebut
c. Pilihan alternatif
2. Model Informasi
Model informasi merupakan model pengambilan putusan yang didasarkan ataas
asumsi berikut :
a. Informasi merupakan kondisi yang harus dipenuhi dalam proses pengambilan
keputusan.
b. Informasi yang berasal dari dala, organisasi yang diperoleh dari seseorang
yang mempunyai posisi tinggi dan lebih dipercaya sebagai bahan pengambilan
keputusan.
3. Model Normatif
Pengambilan putusan dengan model normative harus mengikuti proses dengan
menjawan pertanyaan-pertanyaan berikut :
a. Apakah ada syarat kualitas, misalnya suatu putusan harus lebih rasional dari
yang lain?
9
b. Apakah pengambilan putusan mempunyai cukup informasi?
c. Apakah masalahnya terstruktur?
d. Apakah diterimanya putusan oleh bawahan merupakan hal yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan?
e. Apakah diambil putusan sendiri (oleh pimpinan) dan dia yakin bahwa akan
diterima oleh bawahannya?
Model-model tersebut memberikan gambaran proses pengambilan putusan itu
terjadi.
4. Participative decision making
Model ini mengemukakan tata cara pengambilan keputusan dengan
mengikutsertakan bawahan. Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa
pengambilan keputusan yang partisipatif dapat menignkatkan keefektifan
organisasi atau Lembaga.
Ada tiga jenis partisipasi yang dapat digunakan dalam pengambilan putusan :
a. Sentralisasi demokratis, yaitu semua bawahan dimintai pendapat dan
gagasannya dalam menyelesaikan masalah, lalu pemimpin mengambil
keputusan
b. Parlementer, yaitu pendapat dan musyawarah menjadi penentu dan alternatif
pengambilan keputusan. Artinya para bawahan atau semua peserta ditugaskan
mengambil keputusan dan jika musyawarah para bawahan tidak menemukan
kesepakatan akan dilakukan voting
c. Penentuan oleh peserta, yaitu pengambilan keputusan dalam pelaksaannya
mengutamakan consensus.

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu fungsi yang sangat penting dalam kepemimpinan, yaitu pengambilan
keputusan. Seorang pimpinan sebagian besar waktu, perhatian, maupun pikirannya
dipergunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan. Semakin tinggi posisi
seseorang dalam kepemimpinan organisasi maka pengambilan keputusan menjadi tugas
utama yang harus dilaksanakan. Perilaku dan cara pimpinan dalam pola pengambilan
keputusan sangat mempengaruhi perilaku dan sikap dari pada stafnya.
Pengambilan keputusan adalah sebuah hasil dari pemecahan masalah, jawaban
dari suatu pertanyaan sebagai hukum situasi, dan merupakan pemilihan dari salah satu
alternatif dari alternatif-alternatif yang ada, serta pengakhiran dari proses pemikiran
tentang masalah atau problema yang dihadapi. Adapun hasil dari pengambilan
keputusan adalah keputusan (decision).

11
DAFTAR PUSTAKA

Athoillah, A. (2010). Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: CV Pustaka Setia.


Hasan, I. M. (2002). Pokok-pokok Materi Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Lipursari, A. (2013). Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan.
Jurnal Stie Semarang, V(5).
Siswandi, I. I. (2012). Aplikasi Manajemen Perusahaan. Jakarta Pusat: Lentera Ilmu
Cendekia.
Tripomo, T. (2005). Manajemen Strategi. Bandung: Rekayasa Sains .

12

Anda mungkin juga menyukai