Anda di halaman 1dari 9

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun Oleh :

1. Aditya Jacobray Orno


2. Aurelia Hendrina
3. Valent Seignerd Bernard Barail
4. Muhammad Win Ario Raffa Izza

Dosen : Ibu Ernie Pratiwi

Source: Hasil penelitian


https://yuanitalevany.files.wordpress.com/2011/12/pengamb
ilan-keputusan

Jurusan Manajemen Logistik


Jakarta,2021

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Jakarta, 8 september 2017

Penyusun
Bab I

pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan
keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar
roda organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar.Pengambilan keputusan
tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator.Kegiatan pembuatan keputusan meliputi
pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, evaluasi daripada alternatif-
alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.Pembuatan keputusan diperlukan
pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen.

Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang
dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah
sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk
memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi
dalam organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu keputusan?

2. Apa itu pengambilan keputusan?

3. Apa saja teori-teori dalam pengambilan keputusan?

4. Apa tujuan dari pengambilan keputusan?

5. Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan?

6. Apa saja dasar dari pengambilan keputusan?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian keputusan

2. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan

3. Apa saja teori-teori dalam pengambilan keputusan?

4. Apa tujuan dari pengambilan keputusan?


5. Bagaimana sistem dalam pengambilan keputusan?

6. Apa saja dasar dari pengambilan keputusan?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keputusan

2.1.1 Pengertian
Pada umumnya para penulis sependapat bahwa kata keputusan (decision) berarti
pilihan (choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Mc Kenzie melihat bahwa
keputusan adalah “pilihan nyata” karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan
termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan atau
pada tingkat kolektif.
McGrew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa
suatu keputusan ialah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi
label Pengambilan keputusan. Morgan dan Cerullo (1984) mendefinisikan keputusan sebagai
“sebuah kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah satu
kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan.” Dalam hal ini , yang
dimaksud dengan pertimbangan ialah menganalisis beberapa kemungkinan atau
alternatif, sesudah itu dipilih satu diantaranya.

2.1.2 Unsur prosedur


Di balik suatu keputusan ada unsur prosedur, yaitu pertama-tama pembuat
keputusan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang
diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan menetapkan pilihan bertindak. Jadi, suatu
keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai.

2.1.3 Alternatif dan konsekuensi


Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa keputusan itu bertolak dari beberapa kemungkinan atau
alternatif untuk dipilih. Setiap alternatif membawa konsekuensi. Ini berarti, menurut Simon,
sejumlah alternatif itu berbeda satu dengan yang lain mengingat perbedaan dari konsekuensi-
konsekuensi yang akan ditimbulkannya. Pilihan yang dijatuhkan pada alternatif itu harus dapat
memberikan kebahagiaan atau kepuasan karena inilah yang merupakan salah satu aspek paling
penting dalam keputusan. Satu keputusan hanya bisa memuaskan sekelompok atau sebagian
besar orang. Selalu ada saja kelompok pihak yang merasak dirugikan dengan keputusan itu. Dan,
apabila kerugian yang dirasakan itu kurang objektif, tidak tertutup kemungkinan bagi mereka
untuk melakukan reaksi negatif terhadap keputusan itu. Itulah sebabnya para ahli teori
pengambilan keputusan mengingatkan agar sebelum keputusan itu ditetapkan, diperlukan
pertimbangan yang menyeluruh tentang kemungkinan konsekuensi yang bisa timbul.
2.2 Pengambilan Keputusan
2.2.1 Pengertian
Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai situasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan
membutuhkan beberapa langkah. Dalam dunia manajemen, atau dalam kehidupan organisasi,
proses atau seri tindakan itu lebih banyak tampak dalam berbagai diskusi. Suatu aturan kunci
dalam pengambilan keputusan ialah “ sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan
harus dibuat” (Brinckloe, et al. 1977). Dan sekali keputusan dibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan
kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya perubahan dan
gerakan (Hill, et al 1979). Sekali keputusan dibuat, harus diberlakukan dan kalau tidak
sebenarnya ia bukan keputusan, tetapi lebih diakatakan suatu hasrat, niat yang baik (Drucker,
1967; Hoy, 1978) Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam
dua pengertian yaitu
a. Penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi, dan
b. Pencapaian tujuan melalui implementasinya (Inbar, 1979)

2.2.2 Bagaimana tiba pada suatu keputusan

Ada dua pandangan dalam proses mencapai suatu keputusan organisasi

(Brinckloe, et al 1977)

1. Optimasi. Di sini seorang eksekutif yang penuh keyakinan berusaha menyusun

alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu

terhadap tujuan organisasi. Sesudah itu ia memperkirakan kemungkinan

timbulnya bermacam-macam kejadian di kemudian hari, mempertimbangkan

dampak dari kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah

dirumuskan, dan kemudian menyusun urutannya secara sistematis sesuai

prioritas. Barulah ia membuat keputusan. Keputusan ygn dibuatnya itu dianggap optimal karena
setidaknya ia telah

memperhitungkan semua faktor yang berkaitan dengan keputusan itu.

2. Satisficing. Seorang eksekutif cukup menempuh suatu penyelesaian yang asal

memuaskan ketimbang penyelesaian yang terbaik. Ia tidak akan dapat

mengidentifikasi semua alternatif sebagai akibat dari kelalaian atau kurangnya

sumber informasi dari hasil penelitian.

2.3. Teori-Teori Pengambilan Keputusan

2.3.1 Teori rasional komprehensif

Teori rasional komprehensif memiliki beberapa unsur yaitu:

a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari
masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalha-masalah yang dapat
diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat
jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya

c. Bermacam-macam alternatiff untuk memecahkan masalah diteliti secara seksama

d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas

e. Setiap alternatif dan impliasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan
alternatif lain

f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan,

nilai, dan sasaran yang ditetapkan

2.3.2 Teori Inkremental

Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak

masalah yang harus dipertimbangakan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:

a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan

untuk mencapainya merupakan hal yang saling terkait

b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif

yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan alternatif-alternatif ini

hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal.

c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenai sebab dan

akibatnya

d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan diredifinisikan secara teratur

dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.

e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap

masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang

mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.

f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan
yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan. Keputusan dan kebijakan
diambil dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil
terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini

● keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan

kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan

kelompok lemah terabaikan.

● Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan

tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain

● Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental
tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang

besar dan mendasar.

● Menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan

cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo

2.4 Tujuan Pengambilan Keputusan

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan
dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam
melaksanakan kegiatan. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut.

2.5 Sistem dalam Pengambilan Keputusan

Sebagai suatu sistem, manajemen organisasi bergerak dalam perilaku yang kompleks. Salah satu
perilaku organisasi yang melibatkan sejumlah komponen personel, tujuan, dan informasi,
prosedur, dan teknik adalah pengambilan keputusan. Adair (1985) berpendapat bahwa
keputusan-keputusan berpusat pada pengelolaan. Manajemen adalah memutuskan apa yang
dilakukan dan memperoleh suatu tindakan. Dalam situasi manajemen tertentu suatu keputusan
atau bagian keputusan harus mendahului pelaksanaan. Keberhasilan dan kegagalan pecapaian
hasil bagaimanapun juga akan ditentukan dalam keputusan dan efektivitas dalam
pelaksanaannya. Disini kepemimpinan, mempengaruhi, komunikasi, dan motivasi berperan di
dalamnya. Persyaratan pertama bagi keberhasilan dalam suatu perusahaan adalah mutu tinggi
keputusan manajemen.

2.6 Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan

2.6.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh
satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

2.6.2 Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah-masalah yang dihadapi
merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat
diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.

2.6.3 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh


sejumlah fakta yang memadai. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan
dasar pengambilan keputusan.

2.6.4 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri
melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman
masa lampau. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi
latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam
memudahkan pemecahan masalah

2.6.5 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang
yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif
dan efisien.

2.7 Keputusan Individu dan Kelompok

Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung


bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang
pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan
kelompok dibedakan dalam : a) Sekelompok pimpinan b) Sekelompok orang-orang bersama
pimpinannya. c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan
kelompok.

BAB III

KESIMPULAN

Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan
metode yang efisien sesuai situasi. Prosese itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Pernyataan ini menegaskan bahwa mengambil keputusan memerlukan satu seri
tindakan, membutuhkan beberapa langkah
Terdapat dua teori dalam pengambilan keputusan yaitu teori rasional komprehensif dan
teori inkremental. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk
mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer
dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien
Dasar-dasar pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi,
pengambilan keputusan rasional, pengambilan keputusan berdasarkan fakta, pengambilan
keputusan berdasarkan pengalaman, dan pengambilan keputusan berdasarkan wewenang
Proses pengambilan keputusan dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan dan
analisis data, pembuatan alternatif-alternatif kebijakan, pemilihan salah satu alternatif terbaik
dan pelaksanaan keputusan lalu pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai