Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN DI

PT. NIKE

Tugas Perilaku Organisasi

Dibuat oleh :

FAJRI MULYANA PUTRA : 2015052846

FIKKA AMALIYAH : 2015054660

GIRI BAGUS BAGAS KARA : 2015054544

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDY MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG

2017

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmatNYA sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai, serta salam dan salawat semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta para keluarga, sahabat, dan kita
semua selaku para pengikutnya sehingga kami mampu menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang bertemakan “PENGARUH PENGAMBILAN

KEPUTUSAN MANAJEMEN DI PT. NIKE” makalah ini kami buat


dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Perilaku
Organisasi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... 4

1.2 TUJUAN PENELITIAN ........................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ........................................................................ 5-7

2.2 MACAM-MACAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ..........8-11

2.3 FUNGSI DAN MANFAAT ..................................................... 12

2.4 SISTEM ..................................................................................13-14

2.5 CONTOH KASUS .................................................................15-19

2.6 PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BAIK ..................... 20

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ........................................................................ 21

3.2 SARAN ..................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22

3|Page
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengambilan keputusan merupakan tindakan manajemen dalam mencapai


sasaran. Teori pengambilan keputusan memiliki unsur-unsur utama berupa
pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat
diperbandingkan satu sama lain; Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang
mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan tingkatannya
sesuai dengan urutan pentingnya. Berbagai 4lternative untuk memecahkan
masalah tersebut diteliti secara seksama. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
setiap 4lternative yang dipilih dengan teliti. Setiap 4lternative dan masing-masing
akibat yang menyertainya dapat dibandingkan dengan alternatifalternatif lainnya
serta pembuat keputusan akan memilih 4 lternative dan akibat-akibatnya yang
dapat memungkinkan tercapainya tujuan, nilai atau sasaran. Dengan banyaknya 4
lternative yang mempengaruhi sebuah keputusan maka sulit untuk mengambil
sebuah keputusan secara manual. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam
mengambil sebuah keputusan adalah metode TOPSIS (Technique For Others
Reference by Similarity to Ideal Solution)

TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria


yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang tahun 1981,
menggunakan prinsip bahwa 4lternative yang terpilih harus memiliki jarak
terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal 4 lternat dari sudut
pandang geometris dengan menggunakan Universitas Sumatera Utara jarak
Euclidean untuk menentukan kedekatan 4 lternat dari suatu 4lternative dengan
solusi optimal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat hasil
keputusan yang terbaik.

4|Page
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN

Pengertian Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya


dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat
juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses
pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa
kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah
dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan
yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan
keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi
terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang
mendasarkan diri pada relasi sesama.
Kemudian terdapat definisi menurut para ahli, antara lain :
·
 Menurut George R. Terry :
pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
·
 Menurut Sondang P. Siagian :
pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling cepat.
·

5|Page
 Menurut James A. F. Stoner :
pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu
tindakan sebagai cara pemecahan masalah.

Pengertian Pengambilan Keputusan


Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikanoleh
para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
 Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan)tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
 Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadaphakikat
alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
 Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih
suatutindakan sebagai cara pemecahan masalahDari pengertian-pengertian
pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatukesimpulan bahwa :
Pengambilan keputusan merupakan suatu
proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah

 Menurut Koontz dan Weihrich (1990: 108)


Mengatakan bahwa “ Decision making is defined as selection of a course
of action from amongalternatives” Pengambilan keputusan ini dikatankan
sebagai inti perencanaan, karena perencanaan belum ada, kecuali
keputusan telah dibuat, terutama yang menyangkut sumber-sumber daya
dan arah pelaksanaan. Pengambilan keputusan dinyatakan sebagai bagian
besar dalam kegiatan perencanaan.

6|Page
 Menurut Ulbert Silalahi dalam bukunya “Study Tentang Ilmu
Administrasi” (1992: 206-207)
“Decision making is commonly defined as choosting from among
alternatives” “Decision making is the selection based on some criteria of
one babavior alternative from two or more possible alternative”

 Menurut Joseph L.Massie & Jhon Douglas (1993: 209)


"(1) a choice, (2) the result of conscious mental activity, and (3) diracted a
purpose”

Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak
boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan
untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.

7|Page
2.2 MACAM-MACAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Keputusan Auto Generated


Keputusan ini diambil dengan cepat dan kurang memperhatikan,
mempertimbangkan data, informasi, fakta, dan lapangan keputusan nya.

2. Keputusan Induced
Keputusan induced diambil berdasarkan scientific management atau
manajemen ilmiah, sehingga keputusan itu logis, ideal, rasional untuk
dilaksanakan dan resiko nya relatif kecil, proses pengambilan keputusan lebih
lambat.

3. Metode TOPSIS
Metode TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan
multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun
1981. Metode ini merupakan salah satu metode yang banyak digunakan unt
uk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis.
TOPSIS memiliki konsep dimana alternatif yang terpilih merupakan alternatif
terbaik yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif dan jarak terjauh
dari solusi ideal negative.

Semakin banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan dalam proses


pengambilan keputusan, maka semakin relatif sulit juga untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan. Apalagi jika upaya pengambilan
keputusan dari suatu permasalahan tertentu, selain mempertimbangkan berba
gai faktor/kriteria yang beragam, juga melibatkan beberapa orang pengambil
keputusan. Permasalahan yang demikian dikenal dengan permasalahan multip
le criteria decision making (MCDM).

8|Page
Dengan kata lain, MCDM juga dapat disebut
sebagai suatu pengambilan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Metode TOPSIS
digunakan sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan permasalahan multiple
criteria decision making. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan muda
h dipahami, komputasinya efisien dan memiliki kemampuan untuk mengukur
kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.

Basis Pengambilan Keputusan


1. Keyakinan
Manajer (decision maker) dalam pengambilan keputusan (decision
making) nya didasarkan atas keyakinan bahwa "keputusan" (decision) inilah yang
terbaik setelah diperhitungkan dan dianalisis faktor-faktor internal dan eksternal
serta dampak positif dan negatif dari keputusan tersebut.

2. Intuisi
Manjer dalam pengambilan keputusan didasarkan atas suara
hati (intuisi) nya, bersifat ilham dan perasaan-perasaan (good feeling) nya,
sasaran-sasaran, pengaruh, preferensi-preferensi, dan pisikologis individu
pengambil keputusan memegang peranan penting.

3. Fakta-Fakta
Pengambilan keputusan didasarkan atas hasil analisis data, informasi, dan
fakta-fakta, serta didukung oleh kemampuan imajinasi, pengalaman, perspektif
yang tepat, dan daya pikir untuk mengimplementasikan situasi dan dan kondisi
masa depan.

9|Page
4. Pengalaman
Manajer dalam pengambilan keputusan nya didasarkan kepada
pengalaman nya dan pengalaman pihak-pihak lain. Pengalaman sangat
berharga memberikan petunjuk-petunjuk dan memberikan jawaban atas
pertanyaan "apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi.

5. Kekuasaan
Decision maker dalam pengambilan keputusan (decision making) harus
berpedoman atas kekuasaan (authority) yang dimiliki nya, supaya
keputusan (decision) itu sah dan legal untuk diberlakukan. hal ini
disebabkan authority merupakan dasar hukum untuk bertindak dan berbuat
sesuatu.

Tipe-Tipe Keputusan Dalam Manajemen


1. Pengambilan keputusan terprogram :
Keputusan yang diprogram merupakan keputusan yang bersifat rutin dan
dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat dikembangkan suatu prosedur
tertentu. Keputusan yang diprogram terjadi jika permasalahan terstruktur dengan
baik dan orang-orang tahu bagaimana mencapainya. Permasalahan ini umumnya
agak sederhana dan solusinya relatif mudah. Di perguruan tinggi keputusan yang
diprogram misalnya keputusan tentang pembimbingan KRS, penyelenggaraan
Ujian Akhir Semester, pelaksanaan wisuda, dan lain sebagainya (Gitosudarmo,
1997).
Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik
terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah
yang bersifat pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan
keputusan jenis ini. Tantangan yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui
jenis-jenis keputusan ini dan memberikan atau menyediakan metode-metode
untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang terprogram di mana saja. Agar
pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan secara jelas. Bila hal

10 | P a g e
ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan suatu
algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.
Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk
melaksanakan pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan
diambil sesuai dengan prosedur pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat
pelaksanaan pengambilan keputusan yang terprogram ini adalah membebaskan
manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting.

2. Pengambilan keputusan tidak terprogram:


Keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan baru, tidak terstrutur dan
tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Tidak dapat dikembangkan prosedur
tertentu untuk menangani suatu masalah, apakah karena permasalahannya belum
pernah terjadi atau karena permasalahannya sangat kompleks dan penting.
Keputusan yang tidak diprogram dan tidak terstruktur dengan baik, apakah karena
kondisi saat itu tidak jelas,metode untuk mencapai hasil yang diingankan tidak
diketahui,atau adanya ketidaksamaan tentang hasil yang
diinginkan(Wijono,1999).
Keputusan yang tidak diprogram memerlukan penanganan yang khusus dan
proses pemecahan masalah dengan intuisi dan kreatifitas. Tehnik pengambilan
keputusan kelompok biasanya dilakukan untuk keputusan yang tidak diprogram.
Hal ini disebabkan oleh karena keputusan yang tidak diprogram biasanya bersifat
unik dan kompleks, dan tanpa kriteria yang jelas, dan umumnya dilingkari oleh
kontroversi dan manuver politik (Wijono, 1999). Gillies (1996), menyebutkan
bahwa keputusan yang tidak diprogram adalah keputusan kreatif yang tidak
tersusun, bersifat baru, dan dibuat untuk menangani suatu situasi dimana strategi/
prosedur yang ditetapkan belum dikembangkan.
keputusan tidak terprogram menunjukkan proses yang berhubungan dengan
masalah-masalah yang tidak jelas. Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis
ini meliputi proses- proses pengambilan keputusan untuk menjawab masalah-
masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-masalah ini umumnya bersifat
kompleks, hanya sedikit parameter'parameter yang diketahui dan kebanyakan

11 | P a g e
parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab m'asalah ini
diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah
dengan bantuan sistem infofmasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keputusan tidak terprogram dengan baik. Perluasan fasilitas-fasilitas pabrik,
pengembangan produk baru, pengolahan dan pengiklanan kebijaksanaan-
kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan semuanya adalah contoh
masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak terprogram.
Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan
manajer organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik.
Ukuran keberhasilan mereka dapat dihubungkan secara langsung kepada mutu
informasi yang mendasari tugas ini.

2.3 Fungdi dan manfaat pengambilan keputusan


Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan
masalah mempunyai fungsi antara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik
secara individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun
secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa
yang akan dating, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

Manfaat Sistem

1. SIM memberikan dukungan dalam pengumpulan informasi atau perancangan


rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik
dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil
kegiatan.

12 | P a g e
2. Sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung
setiap tingkatan pada proses pengambilan keptusan dan dapat digunakan juga
memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar
dan situasi sekarang.

3. SIM ini juga sangat membantu untuk mereleasasikan keputusan dalam tindakan
dan mengawasi tindakan serta memberikan umpan balik yang berkaitan dengan
hasilnya.

2.4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SISTEM INFORMASI


MANAJEMEN

SIM ini mempunyai peranan yang sangat penting di dalam suatu


organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah
organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar maupun yang kecil
pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan
dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.

Sekarang ini, penerapan SIM dalam suatu organisasi pasti akan melibatkan
penggunaan komputer untuk membantu mengolah data yang ada untuk menjadi
informasi yang dibutuhkan.

Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
komplekslah pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi
semakin banyak dan bervariasi.

13 | P a g e
Peranan Sistem Informasi Manajemen Bagi Manajemen

Tingkat manajemen dari gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


a. Manajemen tingkat atas
b. Manajemen tingkat menengah
c. Manajemen tingkat bawah

Berdasarkan George M. Scott, sumber-sumber infomasi untuk tingkatan


manajemen dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Manajemen tingkat atas memerlukan sumber-sumber informasi yang berasal
dari :
1. Informasi internal dari sistem infomasi komputer (15 % - 20 %)
2. 0Informasi internal bukan dari sistem informasi komputer (10% - 15%)
3. Informasi ekternal yang berupa peraturan pemerintah, keadaan perekonomian
dan sebagainya (35% - 45%)

b. Manajemen tingkat menengah memerlukan sumber informasi yang berasal dari


:
1. Informasi internal dari sistem infomasi komputer (30 % - 40 %)
2. Informasi internal bukan dari sistem informasi komputer (15% - 20%)
3. Informasi ekternal yang berupa peraturan pemerintah, keadaan perekonomian
dan sebagainya (10% - 15%)

c. Manajemen tingkat bawah memerlukan sumber informasi yang berasal dari :


1. Informasi internal dari sistem infomasi komputer (55 % - 75 %)
2. Informasi internal bukan dari sistem informasi komputer (25% - 45%)
3. Informasi ekternal yang berupa peraturan pemerintah, keadaan perekonomian
dan sebagainya (5% - 10%)

14 | P a g e
CONTOH KASUS:
Di awal-awal tahun, perusahaan Niketidak memiliki sumber dana untuk
membeli sebuah pabrik atau mempekerjakan banyak karyawan. Modal yang
dimiliki oleh Knight sangat kecil dan ia tidak bisa membeli sepatu dari Asia.
Sebenarnya Nike termasuk hollow corporation karena tidak memiliki pabrik
manufacture sendiri, Nike hanya perantara antara supplier dengan retailer.

Nike fokus pada menemukan inovasi sepatu terbaru. Kombinasi dari


pekerja yang murah dan perkembangan pasar yang baik memungkinkan
perusahaan untuk bersaing dalam research and development. Di awal 80-an, Nike
menjadi produsen sepatu atletik nomor 1 di dunia. Untuk memastikan bahwa
supplier Nike memiliki kualitas yang tinggi, Knight menuntut mereka untuk
mempunyai hubungan dengan perusahaan lainnya. Jika supplier percaya dan
bekerja sama dengan Nike, Knight memastikan bahwa mereka akan puas dengan
dirinya sendiri. Kemudian jika salah satusupplier menjadi sangat mahal, Nike bisa
mengganti supplier dengan tetap menjaga kualitas yang ditetapkan.

Ditahun 1983, orang kepercayaan Knight melakukan kesalahan dalam


pengelolaan Nike. Si pelaksana ini melihat celah untuk ekspansi ke pasar sepatu
biasa. Data statistic mereka menunjukkan hampir 90 % pembeli sepatu Nike tidak
menggunakan sepatu tersebut untuk atletik. Mereka percaya bahwa sepatu casual
akan diterima lebih baik oleh konsumen. Sayangnya, hal tersebut salah. Pendatang
baru, Reebok, berkembang karena sepatu aerobic dan mengambil posisi Nike
sebagai produsen sepatu atletik nomor satu, berdampak pada Nike untuk
memberhentikan 350 karyawannya. Melihat perusahaannya mengalami
kekacauan, Knight kembali ke posisinya. Knight memutuskan untuk mendapatkan
kembali posisi produsen sepatu nomor satu melalui kecepatan penjualannya.
Seperti biasanya, Nike memiliki anggaran iklan yang sangat kecil, kebanyakan
dari promosinya dilakukan oleh para pengecernya. Knight sekarang mengubah
pendekatannya dengan kampanye “Just Do It” lewat televisi nasional dan majalah.
Di bawah image baru Knight, superstar seperti Michael Jordan dan Bo Jackson

15 | P a g e
memberi merek sepatunya sendiri, kampanye “Air Jordan” dan “Bo Knows”
menunjukkan pada konsumen bahwa atlet terbaik di dunia memakai Nike.

Bagaimanapun suksesnya Nike, mereka akan selalu menghadapi


kompetisi. Reebok adalah industri nomor dua yang selalu menunggu kesempatan
untuk menjadi nomor satu lagi. Jaringan supply di Asia sekarang digunakan oleh
pesaing Nike, tidak lama setelah perusahaan mendapat keuntungan produksi. Jika
Nike melanjutkan perkembangannya, Phil Knight dan staffnya harus melanjutkan
untuk mengembangkan inovasi sepatu terbaru yang sesuai dengan image atletik.

PERMASALAHAN
Nike adalah produsen sepatu nomor satu di dunia. Dengan permodalan
yang sedikit, Nike tidak mampu untuk membuat iklan untuk produknya. Nike
kemudian hanya menggunakan image dari atlet terkenal untuk menarik minat
konsumen. Selain itu untuk menekan biaya yang besar, Nike membeli sepatu dari
supplier Asia. Para pekerja Asia yang terkenal murah bisa menekan harga yang
ditawarkan supplier sehingga Nike bisa membeli dengan harga yang lebih murah.

Sebagai contoh adalah supplier Nike yang berasal dari Indonesia yaitu
PT.Pratama Abadi Industri. PT. Pratama Abadi Industri adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang manufaktur sepatu lari (running shoes). Perusahaan ini
memproduksi berbagai tipe running shoes dalam berbagai jenis ukuran baik
untuk anak-anak maupun orang dewasa. Spesifikasi dari tiap tipe sepatu telah
diberikan oleh pihak Nike untuk kemudian diproduksi oleh PT. Pratama abadi
Industri sesuai dengan syarat spesifikasi yang telah ada. Hasil produksi yang
telah dihasilkan oleh PT. Pratama abadi Industri, tidak boleh dipasarkan di dalam
negeri. Semua hasil produksi yang telah ada merupakan hak dari pihak Nike yang
ada di Beverton (USA) untuk kemudian akan diekspor lagi ke negara lain,
seperti Perancis, swedia, India, Belgia, Kanada, USA, Afrika
Selatan, Argentina, Uruguay, Chillie.

16 | P a g e
Nike sangat memegang kendali karena mempunyai hak untuk memutuskan
kerjasama bila harga dari supplier terlalu mahal, hal ini bisa berdampak buruk
bagi pekerja karena mereka tidak bisa menuntut kehidupan yang lebih baik
dengan peningkatan tunjangan pekerja otomatis akan menambah biaya produksi
yang mengakibatkan harga yang lebih mahal.Seperti yang terjadi di China,
Vietnam, Indonesia dan Meksiko. Nike dikritik karena berusaha menutupi kondisi
kerja yang buruk serta eksploitasi buruh. Nike juga adalah perusahaan besar yang
tidak memiliki pabrik. Karena mereka lebih senang untuk outsourcing kebutuhan-
kebutuhan mereka terutama kepada sektor informal, ataupun perusahaan lainnya,
sehingga mengefisienkan dan meminimalisir ongkos produksi.

Knight tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik, sehingga di tahun


1983 Nike mengalami kemunduran karena tidak tepatnya perencanaan dari
pelaksana yang dipercaya oleh Knight waktu itu. Waktu itu pengelola yang
dipercaya Knight mengubah image Nike dari sepatu atletik menjadi sepatu kasual.
Padahal saingannya Reebok lebih dahulu mengembangkan sepatu untuk aerobik,
sehingga konsumen lebih percaya pada Reebok. Nike membutuhkan perencanaan
baru untuk mengembalikan posisi Nike sebagai produsen sepatu nomor satu
dengan penjualan yang secepatnya.

Strategi Nike dalam membuat image yaitu dengan mensponsori seorang


atlet atau suatu klub olahraga sehingga akan timbul image bahwa Nike dipakai
oleh para atlet terkenal, hal ini tidak dilakukan oleh saingannya seperti Reebok
yang justru hanya mensponsori suatu event olahraga saja. Disinilah pembuktian
kekuatan merek dagang. Banyaknya masalah ataupun konflik yang terpublikasi,
tidak akan membuat kosumen beralih ke merek lain. Hal ini karena ikatan
psikologis antara Nike dengan konsumen fanatiknya telah terjadi, selebihnya,
biarlah konsumen yang menilai.

17 | P a g e
Krisis yang dialami Nike pada tahun 1983 tak lepas dari proses
pertumbuhan organisasi. Menurut Lary Greiner ada 5 tahap pertumbuhan
organisasi, 1) kreativitas, 2) pengarahan, 3) pendelegasian, 4) koordinasi, dan 5)
kerja sama. Nike mengalami krisis disaat tahap pendelegasian dimana Knight
tidak melakukan kontrol yang ketat sehingga keputusan bawahannya membawa
dampak bagi Nike. Knight kemudian melakukan terobosan kilat untuk
membentuk kembali brand image dari Nike. Menurut Agyris “intervensi
merupakan suatu aktivitas masuk ke dalam sistem relationship yang berjalan, baik
diantara individu, kelompok, maupun organisasi, dengan tujuan membantu
menuju suatu perubahan yang sukses” Dalam intervensi, terkadang perlu
mendatangkan konsultan dari luar organisasi, tetapi intervensi terbanyak dapat
dilakukan oleh managemen internal. Apa yang dilakukan oleh Knight merupakan
intervensi dari manajemen internal. Marketing differentiation strategy mencoba
menciptakan kesetiaan para pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan tertentu
secara khusus. Organisasi tersebut mencoba menciptakan kesan yang
menguntungkan bagi produk-produknya melalui iklan, segmentasi pasar, dan
harga yang bersaing. Hal tersebut salah satu strategi yang dilakukan oleh Knight
dengan menciptakan produk baru sesuai kebutuhan konsumen yang tidak lepas
dari image olah raga.

Nike sebenarnya memiliki posisi yang sedikit lemah bila dihadapkan


dengan retailer. Keuntungan Nike didapat dari penjualan ke retailer. Retailer
tentunya akan bersaing dengan retailer lain dengan harga termurah, hal ini dapat
mengancam Nike karena dengan hal tersebut maka retailer akan menekan Nike
untuk menjual sepatunya dengan lebih murah.

Etis dan tidak etisnya Nike menggunakan supplier Asia sehingga mereka
saling bersaing tidaklah dapat dipandang dari hanya salah satu sudut pandang saja.
Pada intinya dengan sistem semacam tender ini maka akan tercipta persaingan,
kompetisi untuk menjadi lebih baik sehingga akan meningkatkan motivasi
pekerja. Dengan kualitas yang sama tetapi berbeda harga. Dari sudut pandang

18 | P a g e
pekerja hal ini bisa menjadi sebuah ancaman tersendiri. Pekerja akan dituntut
untuk bekerja lebih giat demi untuk meningkatkan jumlah produksi sehingga bisa
terjadi para pekerja bekerja di luar jam kerja yang semestinya. Dengan adanya
kebijakan dari Nike yang berhak memutuskan kerja sama bila supplier menaikkan
harga terlalu tinggi dapat mengakibatkan supplier menggunakan tenaga kerja
anak-anak agar biayanya lebih murah. Isu ini muncul di Pakistan, bahwa Nike
mengambil sepatu dari Pakistan yang dibuat oleh anak-anak pekerja di bawah
umur.

Apabila supplier dari Amerika atau Australia. Hal ini bisa berdampak bagi
Nike maupun bagi konsumen. Bagi Nike ini merupakan mimpi buruk karena
tentunya tidak akan ada pekerja yang murah, harga jual dari supplier akan lebih
tinggi karena biaya produksi yang lebih tinggi bila diproduksi di Amerika atau
Australia. Bagi konsumen ada dua kemungkinan yang akan terjadi. Yang pertama,
akan timbul kepercayaan lebih karena produk dibuat di Amerika atau Australia
yang sangat memperhatikan kualitas. Yang kedua, tidak akan terlalu berdampak
karena konsumen percaya pada Nike melakukan kontrol pada supplier Asia
sehingga mutunya akan dianggap sama saja dengan buatan Amerika. Peran Phill
Knight tentunya sangat besar dalam mengembangkan Nike hingga saat ini.
Dengan gaya kepemimpinannya, dengan solusinya yang cepat dan tepat saat
menghadapi krisis Nike di tahun 1983 membuat Nike dapat bertahan dan mampu
menempati posisi nomor satu lagi sebagai produsen sepatu di dunia.
Membicarakan keberhasilan Nike tidak lepas dari Bill Bowerman, co-founder
Nike. Bowerman sangat berjasa dalam mendirikan Nike, ide untuk memberi
semacam karet di sepatu olahraga datang darinya yang disebut waffle sole.
Bowerman jugalah yang memiliki ide untuk memberi karet pada lintasan lari.
Pada awalnya Bowerman beserta Knight menjual sepatu yang dibuat oleh
Bowerman menggunakan latex, leather, glue dan waffle iron istrinya. Saat itu
mereka memproduksi 330 pasang sepatu.

19 | P a g e
Dari definisi pengambilan keputusan diatas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak
boleh sembarangan. Pengambilan keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan
untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah
dengan cara / teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.

Ringkasan
Pada tahun 1983, kepercayaan knight melakukan kesalahan dalam
pengelolaan nike, sehingga berdampak pada 350 karyawan yang ia miliki, oleh
karena itu PHIL sebagai Ketua Dewan Direksi memutuskan untuk mendapatkan
kembali posisi produsen sepatu nomor satu melalui kecepatan penjualannya
dengan konsep "Nike Global Segmentation & Targeting Positioning"
Analisa:
Dari contoh kasus tersebut PHIL selaku Ketua Dewan Direksi mengambil
keputusan dengan tipe keputusan tidak terprogram karena keputusan tersebut baru
dan tidak tersusun. Gaya pengambilan keputusan yang diterapkan adalah manajer
mengambil keputusan sendiri berdasarkan masukan informasi yang diterima.

20 | P a g e
3.1 KESIMPULAN
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan
sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Pengambilan
keputusan itu sendiri suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu
pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara / teknik tertentu
agar dapat lebih diterima oleh semua pihak. Masalahnya telebih dahulu harus
diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus
didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

Sistem informasi manajemen ini juga mempunyai peranan yang sangat


penting di dalam suatu organisasi. Karena sangat mempengaruhi terhadap maju
mundurnya sebuah organisasi. Setiap organisasi baik itu organisasi yang besar
maupun yang kecil pasti mempunyai sistem informasi yang berbeda-beda,
tergantung dari kebutuhan dan masalah yang terjadi pada organisasi tersebut.

Informasi yang tepat, cepat dan akurat akan menjadikan suatu organisasi
menjadi berkembang dengan pesat. Semakin besar suatu organisasi maka semakin
komplekslah pengelolaan sistem informasi, karena data yang diolah menjadi
semakin banyak dan bervariasi.

3.2 SARAN
Saran Pengambilan Keputusan dalam Manajemen menurut hasil diskusi
dari kelompok kami yaitu dengan cara Metode TOPSIS. Metode TOPSIS
adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama
kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang pada tahun
1981. Metode ini merupakan salah satu metode yang banyak digunakan unt
uk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis.
TOPSIS memiliki konsep dimana alternatif yang terpilih merupakan alternatif
terbaik yang memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif dan jarak terjauh
dari solusi ideal negative.

21 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://tam-sky.blogspot.co.id/2015/12/tou-2-strategi-pengambilan-keputusan.html
https://ismaan.wordpress.com/2015/05/19/definisi-dan-dasar-pengambilan-
keputusan/
http://www.seputarilmu.com/2015/11/macam-macam-pengambilan-keputusan-
dalam.html
http://syafriyandika.blogspot.co.id/2012/04/jenis-fungsi-dan-tujuan-
pengambilan.html
http://bramdeco13.blogspot.co.id/2010/01/perananmanfaat-sim-dalam-
pengambilan.html

Koontz dan Weihrich “PERILAKU ORGANISASI” (1990: 108)


Ulbert Silalahi dalam bukunya “Study Tentang Ilmu Administrasi” (1992:
206-207)
Joseph L.Massie & Jhon Douglas “PERILAKU ORGANISASI” (1993: 209)

22 | P a g e
23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai