Tentang
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 11
1445 H /2024 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang maha agung, maha kasih dan penyayang
kepada segenap mahkluknya. Sehingga dengan rahmat dan izinnya penulis bisa
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, teladan sepanjang
zaman yang telah membawa umat manusia kepada jalan yang benar. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas makalah. Selain untuk menyelesaikan tugas makalah,
tujuan saya dalam penulisan makalah ini adalah untuk mempersentasikan materi ini dengan
jelas dan dapat dipahami.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Jenis-Jenis Keputusan............................................................................................3
B. Model Pengambilan Keputusan.............................................................................4
C. Pengaruh Perilaku Dalam Pengambilan Keputusan..............................................8
D. Pengambilan Keputusan Kelompok.....................................................................10
E. Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok............................................13
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengambilan keputusan merupakan proses kecil biasanya disatukan di bawah
multitingkat, dengan keputusan-keputusan yang lebih keputusan-keputusan yang lebih
besar, dan keputusan- keputusan itu sendiri merupakan bagian dari proyek kelompok
yang lebih besar (McGrath dan Tschan, 2004). “Setiap keputusan akan melibatkan
serangkaian aktivitas dan pilihan yang dikelompokkan di bawah lingkup yang lebih
luas, alih-alih pilihan tunggal sederhana” (Poole dan Hirokawa, 1996). Selain itu,
sering kali satu keputusan akan sulit dipahami tanpa mempertimbangkan isu-isu yang
lebih besar dan keputusan-keputusan sebelumnya, juga tanpa menghadapi batasbatas
isu-isu besar yang relatif kabur (Tracy dan Standerfer, 2002).
2
tanpa kecuali. Karena itu keharusan bisa digunakan untuk sortasi awal terhadap
alternatif-alternatif yang ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis-Jenis Keputusan?
2. Bagaimana Model Pengambilan Keputusan?
3. Bagaimana Pengaruh Perilaku Dalam Pengambilan Keputusan?
4. Bagaimana Pengambilan Keputusan Kelompok?
5. Bagaimana Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Keputusan.
2. Untuk mengetahui Model Pengambilan Keputusan.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Perilaku Dalam Pengambilan Keputusan.
4. Untuk mengetahui Pengambilan Keputusan Kelompok.
5. Untuk mengetahui Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan Kelompok.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis-Jenis Keputusan
Untuk mengambil sebuah keputusan dapat didasari dari berbagai hal.
Pengambilan keputusan dapat dilihat dari pribadi yang melakukannya dapat dibagi
menjadi dua yaitu keputusan bersifat individual dan keputusan yang bersifat
kelompok (Apriliani et al, 2015). Keputusan yang bersifat individual merupakan
sebuah proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemimpin secara sendiri
sedangkan keputusan kelompok dilakukan oleh sekelompok orang melalui
musyawarah dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan
secara berkelompok dapat dibagi menjadi pemgambilan keputusan oleh sekelompok
pemimpin, sekelompok orang bersama pemimpin dan sekelompok orang mempunyai
kedudukanyang sama.
4
Pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas dan berulang-ulang dengan cara
penannggulangan telah ditentukan untuk penyelesaikan masalah melalui:
prosedur (serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus
diikuti oleh pengambil keputusan), aturan (ketentuan yang mengatur yang
harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh pengambil kebijakan),
kebijakan (pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan),
b. Pengambilan keputusan tidak terprogram:
Pengambilan keputusan yang bersifat tidak rutinitas dan digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang tidak berstuktur.
3. Keputusan berdasarkan lingkungan
Keputusan ini dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu:
a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti,
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko,
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti,
d. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik.
1. Model Rasional
5
antara sebuah
6
organisasi dan lingkungannya, mereka harus menganalisa lingkungannya dan
mengenali kesempatan-kesempatan atau ancamannya pada masa sekarang.
b. Para manajer secara individu dan kolektif terus merancang dan mengembangkan
sebuah daftar solusi alternatif dan rangkaian tindakan terhadap masalah yang
mereka identifikasikan. Mereka mempelajari cara- cara untuk mengeksploitasi
ketrampilan organisasi dan sumber daya untuk menanggapi kesempatan dan
ancaman.
c. Para manajer membandingkan konsekuensi-konsekuensi dari masing-masing
alternatif dan memutuskan rangkaian tindakan mana yang menawarkan solusi
terbaik untuk masalah yang telah mereka identifikasikan.
7
Asumsi tersebut yang mungkin untuk mengumpulkan semua informasi yang
diperlukan untuk membuat keputusan terbaik juga tidak realistis. Karena
lingkungannya menurunkan ketidakpastian, setiap alternatif rangkaian tindakan dari
konsekuensinya tidak dapat diketahui Selanjutnya, hanya jika mungkin untuk
mengumpulkan informasi guna menghilangkan semua ketidakpastian, biaya-biaya
untuk pelaksanaan tersebut begitu besar, atau lebih besar daripada beberapa
keuntungan potensial organisasi yang dapat terbuat dari kumpulan alternatif terbaik.
Kemudian tidak ada yang akan dicapai dari informasi tersebut.
3. Kemampuan Manajerial
Model rasional berasumsi bahwa para manajer berbeda mempunyai preferensi dan
nilai yang sama dan bahwa mereka akan menggunakan aturan-aturan yang sama untuk
memutuskan alternatif terbaiknya. Model tersebut juga berasumsi bahwa para manajer
setuju tentang apa saja tujuan-tujuan organisasi yang paling penting, Asumsi
persetujuan ini tidak realistis. Dalam bab sebelumnya, kita membahas bagaimana para
manajer dalam fungsi-fungsi berbeda nampaknya memiliki orientasi subunit berbeda
yang mengarahkan mereka untuk membuat keputusan yang membantu minat-minat
mereka diatas fungsi-fungsi lain, pemegang saham yang lain, atau organisasi secara
keseluruhan.
8
mengansumsikan
9
sebuah tujuan akan dicapai dengan cepat apabila disesuaikan dengan tujuan-tujuan
yang telah digariskan (Hidayati, 2014). Sebuah pencapaian tujuan akan tercapai
apabila disesuaikan dengan garis organisasi dibandingkan mengandalkan orang-orang
tertentu. Selain itu efektivitas organisasi akan lebih menonjol dibandingkan dengan
efesiensi waktu. Selanjutnya, Tipe personal merupakan tipe yang mengansumsikan
bahwa keterlibatan individu lebih dibutuhkan dari pada keterlibatan organisasi dalam
pencapaian tujuan. Artinya bahwa baik maupun buruknya pencapaian tujuan lebih
ditentukan oleh keterlibatan individu dari pada keterlibatan organisasi. Selanjutnya
tipe transaksional (Daswati, 2012). Tipe transaksional merupakan sebuah tipe yang
digunakan sementara yang bertujuan untuk menggapai gaya lain yang disesuaiakan
dengan situasi dan kondisi (Budiwibowo, 2016). Artinya pada tipe ini gaya
kepemimpinan disesuaikan dengan kebutuhan. Ketiga tipe ini memiliki kelemahan
dan kelebihan masing-masing sehingga pemimpin dapat memilih tipe manakah yang
sesuai untuk diterapkan dilembaga pendidikannya. Berdasarkan penjabaran perbedaan
antara kebijakan dan pengambilan keputusan, jenis pengambilan keputusan, tahapan
pengambilan keputusan serta gaya dan model pengambilan keputusan diharapakan
pimpinan lembaga pendidikan mampu untuk mengambil kebijakan yang tepat untuk
lembaga yang dipimpin.
10
Kedua jenis perilaku ini merupakan unsur penting dalam peningkatan
produktivitas kelompok dan setiap analisis yang dilakukan di dalam membahas
masalah kelompok harus membahas kedua unsur tersebut. Jika perilaku kerja dan
perilaku antarpersonal ini dipadukan secara efektif, maka akan dihasilkan efek
gabungan, yaitu suatu hasil kerja atau produk yang lebih baik dari pada hasil masing-
masing individu (Morissan, 2013).
Sebuah model yang dikembangkan oleh Hersey dan Blanchard yang mendukung
gaya kepemimpinan partisipatif itu sendiri. Hersey dan Blanchard dalam Thoha
(2001) didasarkan pada saling berhubungnya hal-hal berikut:
11
yang terjadi di dalam suatu organisasi atau suatu usaha, yang menyebabkan terjadinya
penilaian mengenai studi mana yang benar dan tidak dalam menghasilkan suatu
keputusan.
1. Evaluasi inti diri, meliputi: harga diri, lokus kendali (locus of control), in- ternal,
dan eksternal.
12
2. Machiavellianisme, intinya berkaitan dengan cara mendapatkan dan
menggunakan kekuasaan. Seseorang yang memiliki tipe ini cenderung pragmatis,
mempertahankan jarak emosional dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada
proses.
3. Narsisme, seseorang dengan tipe ini kecenderungan menjadi arogan.
4. Pemantauan diri, yaitu kemampuan seseorang individu untuk menye- suaikan
perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal.
5. Pengambilan risiko, yaitu keberanian seseorang mengambil risiko atas keputusan-
keputusannya.
6. Kepribadian tipe A, keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus menerus
untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit. Sebaliknya,
kepribadian tipe B jarang tergoda oleh keinginan untuk men- dapatkan sejumlah
hal yang terus meningkat. (Robbins, 2007)
13
memprediksikan kinerja kelompok berdasarkan fungsi-fungsi masukan atau proses
(Hollingshead, Wittenbaum, Paulus, Hirokawa, Ancona, Peterson, Jehn, dan Yoon,
2005).
14
Pengambilan keputusan di dalam kelompok kan tujuannya untuk
menyempurnakan ide ide tanpa adanya diskriminasi dari orang tertentu. oleh
karenanya, ide yang di sampaikan tersebut dapat menambah ataupun memperkaya
informasi dalam kelompok.
d. Meningkatkan motivasi berprestasi
Berkumpulnya seseorang dalam suatu kelompok, berpengaruh untuk menjadi
dorongan untuk memikirkan yang terbaik untuk kelompoknya dalam hal ini tidak
lagi mengedepankan pribadi tetapi lebih pada kelompok.
e. Dapat mengubah sikap dan perilaku anggota
Pola pikir dan perilaku erat di pengaruhi dengan apa yang di lihat dan yang ia
dengar di linggkungannya. Kelompok tidak mugkin hanya bergaul dengan
anggota kelompoknya saja tetapi setiap individu berinteraksi dengan anggota
kelompok lain. Maka cara bersikap individu tersebut dapat menjadi cermin untuk
orang lain.kelompok juga dapat memaksakan seseorang untuk berperilaku atau
bersikap tertentu sehingga sikap dan perilaku individu itu bisa berubah. Akan
tetapi Stephen Robbins dalam buku Badeni, mengatakan bahwa kelompok bukan
segala galanya dalam pengambilan keputusan karena prose kelompok juga dapat
memakan waktu banyak, mendorong terjadi tekanan pada anggota untuk memiliki
pemikiran yang sama, dapat di dominasi oleh beberapa anggota, dan tanggung
jawab yang pecah atau tidak jelas.
15
4) Menunjukkan bahwa anda mendukung kelompok muda.
16
cabang mengambarkan kemungkinan keberhasilan sebuah kejadian. Semakin besar
kemungkinan keberhasilannnya akan menjadi pilihan seorang pengambil keputusan.
1. Teknik Partisipatif
Teknik Delphi pertama kali dikembangan kurang lebih tahun 1950 an. Teknik
tersebut baru dipopulerkan akhirkahir ini yaitu awal tahun 2000-an sebagai teknik
pengambilan keputusan kelompok untuk prediksi jangka panjang.
1. Keputusan terprogram:
17
Tradisional:
a. Kebiasaan;
b. Pekerjaan rutin sehari-hari; prosedur operasional yang baku;
c. Struktur organisasi; ada harapan bersama; melalui perumusan sub-sub tujuan;
dengan menggunakan saluran informasi yang terumus dengan jelas.
Modern:
Modern:
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengambilan keputusan
adalah proses membuat pilihan dari sejumlah alternatif untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Keputusan yang diambil dengan menggunakan pendekatan perilaku
organisasi harus menunjukkan hasil yang rasional. Rasionalisasi yang paling sering
digunakan dalam pengambilan keputusan adalah bahwa kesesuaian antara tujuan
dengan rencana yang telah disusun.
B. Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang kurang
dalam penyusunan, dan yakin masih banyak hal yang belum penyusun temukan
19
sehingga pembahasan makalah ini menjadi kurang mendalam. Oleh karena nya
penyusun menyarankan agar pembaca melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal
yang berkenaan dengan pembahasan pada makalah ini, dengan menemukan dan
membaca langsung referensi-referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Rheza, Pratama. (2020). Pengantar Manajemen. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Dicky, Wisnu. (2019). Teori Organisasi Stuktur dan Desain. Malang: UMM Press
J. Salusu. (1996). Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Charle,dkk. (2021). Pengambilan Keputusan Kelompok: Handbook Komunikasi Ilmu. Nusa
Media
Hakim, B Firdayanti, dkk. (2021). Persepsi, Pengambilan Keputusan, Konsep diri dan Values.
Vol.1, No.1
Putra Eka Bayu. (2019). Implementasi Teknik Pengambilan Keputusan Untuk
Mengembangkan Mutu Pendidikan di Sekolah. Artikel Pengambilan Keputusan.
Universitas Negeri Padang
Faturahman Mukhamad Burhanudin. (2018). Kepemimpinan Dalam Budaya Organisasi,
Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan. Vol.10, No.1
Hayati Fitri. (2021). Lembaga Pendidikan: Kebijakan dan Pengambilan Keputusan, Jurnal
Riset Tindakan Indonesia. Vol.6, No.1
Pramiswari Anggi Ayu Dewa & Dharmadiaksa Bagus Ida. (2017). Pengaruh E-Commerce
Dan Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan Untuk
Berwirausaha, Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.20, No.1
Lipursari Anastasia. (2013). Peran Sistem Manajemen (SIM) Dalam Pengambilan Keputusan,
Jurnal STIE Semarang. Vol.5, No.1
Irawan Dede & Venus Antar. (2016). Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Kantor Keluarga Berencana Jakarta Barat, Jurnal Kajian
Komunikasi, Vol.4, No.2
Badeni. (2013). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Ahmad Sudiro. (2018). Perilaku Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Giraldi Enggar Dimas & Maulana Izat. Artikel Peranan Gaya Kepemimpinan Dan
Pengambilan Keputusan Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Kerja Di PT. Kinara
Gilang Semesta, Universitas Narotama