Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Model-Model Pengambilan Keputusan“

Yang Diampu Oleh Bapak H. Moh. Anwar, S.Pd.,M. Pd

Disusun Oleh Kelompok 8 :

1. Nur Rizki Amaliah (T20193134)


2. Gina Nur Hayati (T20193138)
3. Dewi Indriani Agustin (T20193139)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KHAS JEMBER
NOVEMBER
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kitaNabi BesarMuhammad SAW sebagai pembawa kabar gembira
umat yang bertaqwa.

Makalah yang berjudul “Macam Macam Pengambilan Keputusan” disusun


untuk memenuhi tugas matakuliah Teknik Pengambilan Keputusan. Dalam
penulisan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak H.Moh. Anwar, S.Pd. M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Teknik Pengambilan Keputusan
2. Teman-teman yang memberikan dorongan dan juga masukan kepada
penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih belum


sempurna dan banyak kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya mudah-mudahan makalah
ini dapat bermanfaat untuk mengembangan ilmu pendidikan pada umumnya.

Situbondo, 1 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengambilan Keputusan ........................................... 3

B. Model – Model Pengambilan Keputusan ............................................... 3

1. Model Pengambilan Keputusan Kelompok.........................................3


2. Model Pengambilan Keputusa Rasional............................ ..................7
3. Model Pengambilan Keputusan Perilaku.............................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuannya sering


kali masalah juga datang. Karena tidak ada masalah yang tidak terduga dalam
melaksanakan proses untuk mencapai tujuan. Ketika sedang ada masalah harus
bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik. Dapat diselesaikan
melalui komunikasi dan kerja sama yang baik untuk mengambil keputusan
yang tepat. Karena permasalahan yang ada tidak hanya dari internal tetapi juga
ada yang dari eksternal. Ketika menyelesaikan masalah itu juga bisa menjadi
tolak ukur keberhasilan karier manajemen.

Pengambilan keputusan juga termasuk ke dalam cara untuk menyelesaikan


masalah yang terjadi di dalam perusahaan atau organisasi. Di sini seorang
individu harus mampu berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Karena
dalam menyelesaikan masalah sangat dibutuhkan individu yang berpikir kritis
untuk dapat menganalisis masalah tersebut. pengambilan keputusan juga tidak
hanya dipikirkan oleh satu individu saja tetapi juga bisa dalam berkelompok
dengan membangun komunikasi yang baik. Agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan ini di harapkan dapat mengambil
keputusan secepatnya tetapi juga tepat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat diambil beberapa rumusan masalah yang
dapat kita bahas pada penulisan makalah kali ini, seperti:

1. Pengertian Pengambilan Keputusan?


2. Apa Saja Macam Macam Pengambilan Keputusan ?

1
2

C. Tujuan

Dari beberapa rumusan masalah yang telah disebutkan diatas dapat


diambil beberapa tujuan penulisan guna mencapai hasil yang maksimal, seperti:

1. Mengetahui Pengertian Teknik Pengambilan Keputusan


2. Mengetahui Macam Macam Pengambilan Keputusan
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pengambilan Keputusan

Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat


penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu
sendiri merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model
secara tepat. Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara
lain sebagai berikut:1

a) Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-


unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang
akandipecahkan/diselesaikan itu.
b) Untuk memperjelas (secaraeksplisit) mengenai hubungan signifikan
diantara unsur-unsur itu.
c) Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar
variabel.
d) Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

B. Model Model Pengambilan Keputusan

1. Model Pengambilan Keputusan Kelompok


Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang
harus dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan
pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai
pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu.
Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya
terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.2

1
Haudi, Teknik Pengambilan Keputusan , (Sumatera Barat: CV. Insan Cendekia
Mandiri, 2021) ,54.
2
Muhyadi Muhyadi, Teknik Pengambilan Keputusan, Efisiensi - Kajian Ilmu
Administrasi, 2015, III<https://doi.org/10.21831/efisiensi.v3i2.3796>.
4

Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan


berpikir dan hasil dari suatu perbuatan itu disebut keputusan.3 Menurut
Siagian pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan yang
sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.4 Pengambilan keputusan
adalah poses memilihat Atau menentukan berbagai kemungkinan diantara
situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di dalam
situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi kedepan,
memilih salah satu diantaranya.

Menurut Hani Handoko Pengambilan keputusan dapat dilakukan atas


dasar perorangan atau kelompok. Kelompok adalah himpunan, kumpulan,
atau jumlah orang yang dianggap ada hubungannya satu sama lain atau
disatukan oleh ikatan atau kepentingan bersama (Siswanto, 2011).
Keputusan kelompok adalah keputusan yang dibuat oleh sekelompok
orang berdasarkan hasil musyawarah mufakat. Musyawarah seharusnya
menjadi jalan yang ditempuh oleh pengambilan keputusan kelompok
dengan melibatkan semua komponen di dunia pendidikan seperti pendidik,
peserta didik, orang tua dan masyarakat sehingga setiap keputusan yang
diambil dapat diterima dan dijalankan dengan baik oleh semua komponen
tersebut, karena dalam musyawarah terdapat nilai-nilai kebajikan yang
sangat tepat jika diterapkan di dunia pendidikan. Pengambilan keputusan
secara kelompok dapat pula dibedakan kepada beberapa bentuk yaitu:
(1)sekelompok pimpinan, (2)sekelompok orang-orang bersama
pimpinannya dan (3)sekelompok orang yang mempunyai kedudukan
sama.

a. Kelebihan dan Kekurangan Pengambilan Keputusan secara


Kelompok

3
Kuntjojo, Perkembangan Peserta Didik, Universitas Nusantara PGRI KEDIRI, 2010
<https://ebekunt.files.wordpress.com/2011/02/ppd.pdf>.
4
Ahmad Sabri, ‘Kebijakan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Lembaga Pendidikan
Islam’, Al-Ta Lim Journal, 20.2 (2013), 373–79 <https://doi.org/10.15548/jt.v20i2.34>.
5

Beberapa kebaikan dari pengambilan keputusan secara kelompok


adalah:
(1) keputusan dapat lebih cepat ditentukan atau diambil karena
tidak perlu menunggu persetujuan dari rekan lainnya, (2)
memperkecil kemungkinan terjadinya pertentangan pendapat dan
(3) jika pimpinan atau manajer yang mengambil keputusan itu
memiliki kemampuan yang tinggi dan berpengalaman luas dalam
bidang yang akan diputuskan, maka keputusan nya
berkemungkinan besar tepat.
Di samping beberapa kebaikan di atas, terdapat pula
beberapa kelemahan pengambilan keputusan secara kelompok,
yaitu: (1) bagaimana penting nya kepandaian dan kemampuan
pimpinan atau manajer, tetap memiliki berbagai keterbatasan, (2)
keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat
orang lain seringkali kurang tepat dan (3) jika terjadi kesalahan
dalam pengambilan keputusan dapat menjadi beban yang berat
bagi pimpinan itu sendiri.5 Keputusan akan lebih berkualitas
setelah diadakan diskusi kelompok.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Thorn dikeIa
menyimpulkan bahwa pemecahan masalah yang diperoleh dari
keputusan kelompok terbukti lebih efektif. Selain itu, hasil
penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa anggota yang bekerja
sama dalam kelompok nya akan belajar lebih cepat, meminimalkan
kesalahan, mengolah informasi dengan baik, dan menghasilkan
keputusan yang lebih berkualitas dibandingdengan mereka yang
bekerja secara individual. Lalu, apa alasan bahwa keputusan
kelompok lebih efektif dibandingkan keputusan individu?
Alasannya adalah karena didalam kelompok terjadi proses interaksi
antara nggota sehingga sering memunculkan idea atau gagasan

5
Ibid.
6

yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh para anggotanya (Goodwin


Watson).
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Ames dan Murray pada
dua orang anak yang diminta melakukan suatu konservasi.
Kesimpulannya adalah terjadi suatu proses dalam suatu kelompok
karena adanya diskusi yang memungkinkan munculnya ide-ide
yang tidak terpikirkan sebelumnya. Alasan lainnya adalah bahwa
dalam kelompok, pemecahan masalah yang buruk lebih mudah
dikenali dan kemudian ditolak oleh anggota kelompok yang lain.
Dalam kelompok, suatu potensi kesalahan dapat dikoreksi karena
biasanya lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada
kesalahan sendiri.
Alasan ketiga adalah bahwa kelompok mempunyai ingatan
akan fakta dan kejadian yang lebih akurat dari pada perorangan.
Sedangkan alasan yang keempat adalah bahwa anggota kelompok
dapat saling bertukar informasi-informasi unik yang tidak
diketahui oleh anggota kelompok lainnya. Ketika anggota
kelompok saling berbagi informasi dengan bebas, mereka
cenderung menghasilkan keputusan yang lebih baik sehingga
kualitas keputusan kelompok bergantung pada informasi unik yang
dimiliki para anggota. Berikut adalah alasan-alasan lain mengapa
kelompok menghasilkan keputusan yang lebih baik dari pada
individu atau perorangan.
1) Kelompok mempunyai motivasi tinggi
2) Kelompok mengambil keputusan yang lebih beresiko
daripada individu
3) .Keterlibatan dalam pengambilan keputusan meningkatkan
komitmen anggotanya untuk melaksanakan keputusan
kelompok tersebut
7

4) Keterlibatan dalam pengambilan keputusan memungkinkan


terjadinya perubahan sikap dan perilaku anggota yang
diperlukan dalam pelaksanaan keputusan
5) Perbedaan yang ada dalam kelompok merupakan
sumberdaya yang bervariasi
6) Diskusi langsung dapat meningkatkan kualitas dari setiap
argumen dan kreativitas.
2. Model Pengambilan Keputusan Rasional
Kata Rasional dalam kamus bahasa Inggris diartikan sebagai
perwujudan alasan dengan cara cara yang benar, masuk akal, pernuh
pertimbangan serta bijaksana. Sementara menurut Levine (1975)
rasionalitas adalah cara untuk mencapai tujuan, yang terkadang
dihubungkan dengan pemenuhan kepuasan individu secara maksimal. 6
Model rasionalitas memandang pengambil keputusan sebagai
manusiarasional, dimana mereka selalu konsisiten dalam membuat pilihan
pemaksimuman nilai di dalam lingkup keterbatasan-keterbatasan tertentu.7
Menurut Rainey (1991) rasionalitas memiliki arti dan dimensi yang
bermacam-macam, tetapi dalam ilmu-ilmu sosial rasionalitas itu meliputi
komponen-komponen sebagai berikut:
a. Para pembuat keputusan mengetahui secara jelas tujuan-tujuannya
secara relevan.
b. Pembuat keputusan mengetahui dengan jelas kriteria untuk menilai
tujuan-tujuan itu dan dapat menyususn peringkat dari tujuan-tujuan
tersebut.
c. Mereka memeriksa semua alternatif untuk mencapai tujuan
mereka.
d. Mereka memilih alternatif yang paling efisien untuk
memaksimalkan pencapaian tujuan.8

6
Ade Latifa, “Aplikasi Model Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Fertilitas,” Jurnal
Kependidikan Indonesia, vol 5, no 1 (2010) : 63.
7
Agus Prastyawan dan Yuni Lestari, Pengambilan Keputusan (Surabaya : UNESA
UNIVERSTY PRESS, 2020), 40.
8

Dalam sebuah Proses pengabilan Keputusan Atas dasar


Rasionalitas selalu menempatkan penetapan masalah dengan jelas, yang
dipergunakan sebagai langkah awal dalam proses pengambilan keputusan.
Model pengambilan keputusan yang rasional didasarkan pada suatu
pandangan mendasar mengenai konsep optimisasi, pengambil keputusan
diasumsikan akan berlaku optimal ketika membuat keputusan. Konsep
tersebut menyatakan bahwa pemecahan masalah dilakukan dengan
menghasilkan solusi yang terbaik yang paling memungkinkan.Berikut tiga
langkah sederhana dari pengambilan keputusan secara rasional yaitu :

a. Pengambil Keputusan mengindentifikasi sejumlah masalah yang


harus diselesaikan, karena masalah merupakan kesenjangan antara
keadaan yang diharapkan atau diperkirakan dengan kenyataan.
Masalah juga merupakan solusi atas pengambilan keutusan, namun
maslah harus dibedakan dengan gejala pembentuk masalah. Proses
pendefinisian masalah secara tepat merupakan langkah awal/utama
dalam proses pengambilan keputusan.
b. Setelah pengambil keputusan melakukan proses pendefinisian
masalah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan sejumlah
alternatif sulusi terhadap masalah yang dihadapi. Penentuan sulusi
merupakan proses mendesain dan mengembangkan sebuah daftar
alternatif jawaban, penentuan sejumlah tindakan yang akan diambil
dan sekaligus juga menetapkan konsekuensi atas pilihan dan
tindakan yang akan diambil, seuaikan dengan masalah yang telah
didefinisikan.
c. Langkah terakhir merupakan pilihan solusi atas masalah dan
mengimplementasikan solusi tersebut. Langakah ini hanya dapat
dialkukan setelah proses evaluasi (dengan memberikan rating
peringkat terbaik). Pada umumnya pengambil keputusan dalam
langkah ketiga ini akan memilih alternatif dengan nilai rating

8
Nengchia Destika Tindra, “Model-Model Pengambilan Keputusan” (Tesis, Universitas
Negeri Padang, 2019), 5.
9

tertinggi, ang mengacu pada konsep tindakan memaksimalkan nilai


manfaat yang diharapkan dari suatu hasil.9

3. Model Pengambilan Keputusan Perilaku

Mullaly mendefinisikan pengambilan keputusan perilaku sebagai


pemahaman terhadap pengaruh seseorang/pemimpin dalam membuat suatu
pilihan. Dalam teori keputusan perilaku disebutkan bahwa pengambilan
keputusan adalah konteks khusus yang sangat tergantung pada faktor-
faktor seperti kompleksitas keputusan, sifat dan struktur informasi,
keahlian pembuat keputusan, jumlah waktu yang tersedia dan insentif
untuk pemrosesan informasi dengan cermat. Model pengambilan
keputusan perilaku melihat pengambil keputusan hanya bertindak dalam
hal apa yang mereka rasakan tentang situasi tertentu. Karena keterbatasan
kognitif yang memperlambat kemampuan pemrosesan informasi sehingga
bertindak pengambil keputusan dalam model perilaku cenderung memilih
alternatif pertama yang tampak memuaskan mereka. Perilaku dalam proses
pengambilan keputusan dibatasi oleh kemampuan kognitif (kebiasaan,
nilai-nilai, pengetahuan, referansi, dan lain sebagainya) serta batasan dari
aspek eksternal (factor lingkungan) sehingga keputusan yang dipilih tidak
dapat dioptimalkan.

Seorang pemimpin yang mengambil keputusan dengan gaya


perilaku adalah pengambilan keputusan yang menggunakan dasar analisis
terhadap perilaku bawahan atau rekan kerja. Pembuat keputusan gaya
perilaku biasanya memiliki toleransi ambiguitas yang rendah. Pembuat
keputusan biasanya bekerja dengan baik bersama orang lain dalam suasana
keterbukaan dan saling bertukar pendapat. Mereka sangat terbuka terhadap
masukan dan saran serta bersikap sportif dan bersahabat, dan lebih
menyukai informasi yang bersifat verbal dari pada tulisan. Kategori gaya
perilaku dicirikan dengan pengambil keputusan yang bisa bekerja baik

9
Prasetyawan dan Lestari, Pengambilan Keputusan, 43.
10

dengan yang lain. Mereka memperhatikan rekan kerja dan bawahan serta
reseptif terhadap usulan-usulan dari yang lain, sangat mengandalkan
pertemuan untuk berkomunikasi. Gaya manajer ini mencoba untuk
menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.

Pada umumnya para ahli ilmu perilaku mengatakan bahwa manusia


berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan, sehingga
menyebabkan seseorang berbuat untuk mencapainya sebagai suatu obyek
atau hasil. Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari seseorang akan
bermanfaat untuk memahami konsep perilaku seseorang dalam organisasi.
Hal ini dapat dipergunakan untuk memprediksi dan menjelaskan perilaku
yang berorientasi tujuan di dalam kerja sama organisasi. Kebutuhan-
kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing.
Dalam banyak hal seseorang dihadapkan pada sejumlah kebutuhan yang
potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Untuk
menjelaskan hal tersebut dapat dipergunakan teori expectancy, yang
memiliki proposisi sederhana bahwa seseorang memilih suatu perilaku
tertentu karena keyakinannya bahwa hal tersebut dapat mengarahkannya
untuk mendapatkan suatu hasil tertentu. Atau teori ini berdasarkan suatu
anggapan yang menunjukkan bagaimana menganalisa dan meramalkan
rangkaian tindakan apa yang akan diikuti seseorang jika ia mempunyai
kesempatan untuk membuat pilihan mengenai perilakunya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat


penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri
merupakan suatu proses beruntun yang memerlukan penggunaan model secara
tepat.Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus
dihadapi dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau
kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif
atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu
keputusan yang akan diambil.

Keputusan kelompok adalah keputusan yang dibuat oleh sekelompok


orang berdasarkan hasil musyawarah mufakat. Model rasionalitas memandang
pengambil keputusan sebagai manusiarasional, dimana mereka selalu konsisiten
dalam membuat pilihan pemaksimuman nilai di dalam lingkup keterbatasan-
keterbatasan tertentu. Mullaly mendefinisikan pengambilan keputusan perilaku
sebagai pemahaman terhadap pengaruh seseorang/pemimpin dalam membuat
suatu pilihan. Dalam teori keputusan perilaku disebutkan bahwa pengambilan
keputusan adalah konteks khusus yang sangat tergantung pada faktor-faktor
seperti kompleksitas keputusan, sifat dan struktur informasi, keahlian pembuat
keputusan, jumlah waktu yang tersedia dan insentif untuk pemrosesan informasi
dengan cermat.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Destika Tindra, Nengchia. “Model-Model Pengambilan Keputusan.” Tesis,


Universitas Negeri Padang, 2019.

Haudi, Teknik Pengambilan Keputusan. Sumatera Barat: CV. Insan Cendekia


Mandiri, 2021

Kuntjojo, Perkembangan Peserta Didik, Universitas Nusantara PGRI KEDIRI,


2010 <https://ebekunt.files.wordpress.com/2011/02/ppd.pdf>

Kusnadi, Dedek. "Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi". Jurnal


Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 15 no. 2 (2015): 52-62.

Latifa, Ade. “Aplikasi Model Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Fertilitas.”


Jurnal Kependidikan Indonesia, vol 5, no 1 (2010) : 63.
Muhyadi, Muhyadi, Teknik Pengambilan Keputusan, Efisiensi - Kajian Ilmu
Administrasi, 2015, IIIhttps://doi.org/10.21831/efisiensi.v3i2.3796

Prastyawan, Agus, dan Yuni Lestari, Pengambilan Keputusan. Surabaya: UNESA


UNIVERSTY PRESS, 2020.

Sabri, Ahmad, ‘Kebijakan Dan Pengambilan Keputusan Dalam Lembaga


Pendidikan Islam’, Al-Ta Lim Journal, 20.2 (2013), 373–79
<https://doi.org/10.15548/jt.v20i2.34>

Tewal, Bernhard dkk. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Patra Media Grafindo,


2017.

Anda mungkin juga menyukai