Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH KEPEMIMPINAN

DECISION MAKING THEORY


(TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN)

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
1. Aryati saputri (B1B120011)
2. Kadek Sri Hati (B1B120030)
3. La Ode Aji Saputra (B1B120032)
4. Leli Roswita (B1B120035)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr.
Asrip Putera, S.E.,M.Si. Selaku dosen pengampu pada mata kuliah “Kepemimpinan”. Kami
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini .
Tak lupa pula Kami sangat mengucapkan banyak terimakasih dan semoga makalah ini
dapat memberikan dampak positif terhadap para pembaca.

Kendari, 27 Maret 2022

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I Pendahuluan
1.1. latar belakang ................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...........................................................................................................
1.3 tujuan pembahasan ........................................................................................................

BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Decision Making Theory (Teori Pengambilan Keputusan) .........................

2.2 Teori-teori decision making theory (teori pengambulan keputusan) .............................


1. Teori Rasional Komprehensif ..........................................................................................
2. Teori Inkremental ............................................................................................................
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory) .....................................................

2.3 Contoh decision making theory (teori pengambilan keputusan)....................................


 Problem solving...........................................................................................................
 Ctive listening .............................................................................................................
 Penalaran ....................................................................................................................
 Intuisi ..........................................................................................................................

BAB III Putupan


3.1 kesimpulan ..................................................................................................................

Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah lepas dari kegiatan ekonomi. Kegiatan
ekonomi tersebut meliputi produksi, distribusi dan konsumsi. Terlebih lagi konsumsi, tidak
semua orang melakukan kegiatan produksi dan distribusi, tetapi semua orang merupakan
konsumen. Dalam mengkonsumsi suatu produk, baik itu barang maupun jasa setiap orang
memiliki kebutuhan dan pertimbangan masing-masing. Ketika seseorang mempertimbangkan
produk yang akan dikonsumsinya, maka secara tidak langsung ia akan dihadapkan pada
pengambilan keputusan atau disebut dengan Decision Making. Pengambilan keputusan ini
sangat berkaitan erat dengan perilaku para konsumen itu sendiri.
Perilaku konsumen berusaha memahami bagaimana konsumenmencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk.Setiap konsumen melakukan
berbagai macam keputusan tentang pencarian,pembelian, penggunaan beragam produk, dan
merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam keputusan mengenai aktivitas kehidupan
seringkali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap harinya. Konsumen melakukan
keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil
keputusan. Disiplin perilaku konsumen berusaha mempelajari bagaimana konsumen
mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang
terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut.
Tiap-tiap individu dapat memilih berbagai macam keputusanpembeliannya. Keputusan yang
diambil diharapkan adalah keputusan yangtepat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan decision making theory (teori pengambilan keputusan
2. Teori-teori apa saja dari decision making theory (teori pengambilan keputusan)
3. Bagaimana Contoh penerapan decision making theory (teori pengambilan keputusan)

1.3 Tujuan
1. Untuk memehami pengertian decision making theory( teori pengambilan keputusan)
2. Untuk dapat Memehami terori-teori dari decision making theory( teori pengambilan
keputusan)
3. Memehami bagaimana contoh penerapan dari decision making theory (teori
pengambilan keputusan) dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Decision Making Theory (Teori Pengambilan Keputusan)

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi
dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision
Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas
kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya
terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil. J.Reason,
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses
mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara
beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final.

G. R. Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai


pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.3
Sedangkan Claude S. Goerge, Jr Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang
termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O‟Donnell mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti
dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P. Siagian
mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
Tindakan.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil
dari suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam Psikologi
Kognitif difokuskan kepada bagaimana seseorang mengambil keputusan. Dalam
kajiannya, berbeda dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana
sebuah tujuan ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan
menjadi sub tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan
kapan diambil. Pengambilan keputusan juga. Berbeda dengan penalaran yang mana
ditandai dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka
ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.

Menurut Suharnan, pengambilan keputusan adalah poses memilih atau


menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-situasi yang tidak pasti. Pembuatan
keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi
kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, membuat estimasi (prakiraan)
mengenai frekuensiprakiraan yang akan terjadi. Salah satu fungsi berpikir adalah
menetapkan keputusan. Keputusan yang diambil seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-
tanda umumnya antara lain: keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual,
keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan
tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh ditangguhkan atau dilupakan.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


Pengambilan Keputusan (Decision Making) merupakan suatu proses pemikiran dari
pemilihan alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi kedepan. Fungsi
Pengambilan Keputusan individual atau kelompok baik secara institusional ataupun
organisasional, sifatnya futuristik. Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat
tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah lain) Tujuan yang
bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif ataupun tidak
kontradiktif). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk
mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan
lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien.Namun, kerapkali terjadi
hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang harus
dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah tersebut.

2.2 Teori-teori decision making theory (teori pengambulan keputusan)

Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan tertentu yang dilakukan
oleh seorang aktor atau beberapa aktor berkenaan dengan suatu masalah. Tindakan para
aktor kebijakan dapat berupa pengambilan keputusan yang biasanya bukan merupakan
keputusan tunggal, artinya kebijakan diambil dengan cara mengambil beberapa keputusan
yang saling terkait dengan masalah yang ada. Pengambilan keputusan dapat diartikan
sebagai pemilihan alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif yang tersedia. Ada
beberapa teori yang paling sering digunakan dalam mengambil kebijakan yaitu :

1. Teori Rasional Komprehensif


Barangkali toari pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh
banyak kalangan adalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur

a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat


dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah
yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas
masalah)

b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan


sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.

c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.

d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.


e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan
dengan alternatif lain.

f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai,
dan sasaran yang ditetapkan.

Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika)
yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak berhadapan dengan
masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang
kurang tepat terhadap akar permasalahan. Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal
yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil
keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu
meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta
memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang
saling berkaitan. Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara nilai-
nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori ini
mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan dengan mudah,
akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang
ada. Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia untuk
menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan yaitu

 Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai untuk
dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi sebuah keputusan
yang kurang tepat.
 Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara berkembang
ekologi budanyanya berbeda.
 Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional dalam
pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang kebanyakan korup
sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional.

2. Teori Inkremental

Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang
harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat
pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran
sebagai berikut:

a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan
akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan
memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan
dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah.
Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari
kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi
keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.

Karena diambil berdasarkan berbagai analisis maka sangat tepat diterapkan bagi
negara-negara yang memiliki struktur mejemuk. Keputusan dan kebijakan diambil
dengan dasar saling percaya diantara berbagai pihak sehingga secara politis lebih aman.
Kondisi yang realistik diberbagi negara bahwa dalam menagmbil keputusan/kebijakan
para pengambil keputusan dihadapkan pada situasi kurang baik seperti kurang cukup
waktu, kurang pengalaman, dan kurangnya sumber-sumber lain yang dipakai untuk
analsis secara komprehensif. Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan
keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima. Ada beberapa
kelemahan dalam teori inkremental ini keputusan–keputusan yang diambil akan lebih
mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan
sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.

 Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak
memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
 Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental tidak
tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan
mendasar.
 Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan
cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo

3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)


Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang
dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu
(Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat
fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan
arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah
keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat
keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi
yang berbeda-beda. Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan
pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif
dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.
2.3. Contoh decision making theory (teori pengambilan keputusan)

 Problem solving
Contoh skill decision making yang pertama adalah problem solving atau penyelesaian
masalah. Kemampuan problem solving umumnya disebut hanya dibutuhkan oleh para
pemimpin saja. Faktanya, setiap orang perlu memiliki kemampuan yang satu ini karena
sangat dibutuhkan dalam pekerjaan sehari-hari. Saat harus menghadapi suatu masalah tidak
semua orang bisa menghadapinya dengan bijaksana. Karena sering kali emosi ikut ambil
peran saat kita harus membuat keputusan apa pun. Padahal, saat harus menyelesaikan
masalah dan membuat suatu keputusan haruslah selalu berpikiran objektif dan logis tanpa
bias.

 Active listening

Active listening atau kemampuan mendengarkan yang aktif tidak kalah pentingnya dan
sangat berperan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan
tentu saja kita harus selalu menerima masukan dari orang lain. Apalagi jika orang tersebut
memang memiliki kemampuan yang mumpuni. Itulah mengapa kemampuan active listening
ini sangatlah dibutuhkan. Dengan mampu mendengarkan dengan baik, pasti kamu bisa
berdiskusi dan berkolaborasi untuk mengambil suatu keputusan dengan baik.

 Penalaran

Dalam membuat keputusan tentu saja dibutuhkan kemampuan untuk berpikir yang logis
dan melakukan penalaran. Pastikan sebelum memutuskan sesuatu pelajari dahulu semua
informasi yang dibutuhkan. Kemudian coba lakukan penalaran dan cari tahu seperti apa
keputusan yang tepat. Tanpa kemampuan bernalar yang baik pasti akan cukup sulit untuk
mendapatkan suatu keputusan yang objektif.

 Intuisi

Intuisi juga menjadi bagian penting dalam skill decision making karena pada saat
memutuskan kita juga akan bergantung pada insting. Insting biasanya didapatkan dari
pembelajaran atau pengalaman yang pernah didapatkan di masa lalu. Jadi, dalam proses
pengambilan keputusan kamu juga perlu mengolaborasi insting dan data-data yang telah
dikumpulkan.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dari decision making theory yaitu teori ini mekatakan bahwa melakukan suatu
penilain dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa
perhitungan dan pertimbangan alternatif. Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan
atas dua yitu:

1. Tujuan yang bersifat tunggal (terjadi apabila keputusan yang di hasilkan hanya
menyangkut satu masalah)
2. Tujuan yang bersifat ganda (terjadi apabila keputusan yang di hasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah)

keputusan adalah poses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi-
situasi yang tidak pasti. Pembuatan keputusan terjadi di dalam situasi-situasi yang meminta
seseorang harus membuat prediksi kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau
lebih, membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensiprakiraan yang akan terjadi.
Daftar Pustaka

universitas jendaral sudirman, “makalah decision”


https://www.coursehero.com/file/17757803/MAKALAH-DECISION-MAKING-
FIX/,diakses pada 27 maret 2022 pukul 10.13

file:///C:/Users/lelir/Dropbox/PC%20Saya%20(LAPTOP-
4AFTMB1F)/Downloads/Documents/09410127_Bab_2.pdf/di akses pada 27 maret
2022 pukul 13: 27

mulyono, “teori pengambilan keputusan/theory of decision making”


https://mulyono.staff.uns.ac.id/2009/06/08/teori-pengambilan-keputusan-theory-of-
decision-making/, diakses pada 27 maret 2022 pukul 12.38

https://glints.com/id/lowongan/decision-making-adalah/#.YkAM9TURW5d/diakses
pada 27 mare 2022 pukul 13.55

Anda mungkin juga menyukai